Menunggumu Kembali - Bab 34 Aku Mau Pergi, Tidak Ada Yang Bisa Menghalangiku

Huhu…..

Setelah menghembuskan nafas yang panjang, Sanfiko mengambil piring dan sumpit yang sudah siap dipakai berjalan keluar kamar pasien.

Melihat bayangan belakang Sanfiko Chen berjalan keluar.

Rita menjadi emosi.

“Barang tidak berguna, beneran tidak bisa ditolong lagi…..”

“Sudahlah, bisakah mulutmu berhenti sebentar, aih…..”

Walaupun Michael tidak begitu suka dengan menantunya, tetapi sebagai pria, Michael sebenarnya kasihan dengan Sanfiko Chen.

Dan sebelumnya diacara ulang tahunnya, sebenarnya Michael merasakan sedikit kagum dengan menantu yang tidak begitu diperhatikan selama 3 tahun.

Pastinya rasa itu hanya sekilas saja, lagipula karena anak perempuannya yang begitu baik, jadi Sanfiko Chen masih tidak bisa dilihat dengan baik.

“Aku agak diam? Kamu kira ini demi aku, aku begitu karena kasihan dengan Jovita kita, kamu katakan keadaan keluarga kita sekarang, jika saat itu pria yang Jovita cari adalah pria yang hebat, maka tidak perlu begitu lagi!”

“Tidak bisa, aku harus membuat Jovita dan barang tidak berguna ini cerai!”

“Jovita kita memiliki persyaratan yang sangat baik, dari kecil dia begitu pandai, kenapa…. Kenapa dia harus bersama bocah bodoh ini, dan juga sudah 3 tahun. Jika tidak cerai dalam usia muda, dan sekarang masih belum punya anak, maka jika ditunggu lagi akan menjadi semakin rumit. Saat itu usia Jovita kita sudah besar, maka dia tidak akan mendapatkan pria yang memiliki persyaratan baik lagi!”

“Kamu sehari saja….. aih!”

Walaupun Michael tidak bisa bergerak dan terbaring ditempat tidur dan memiliki pikiran yang jelas, tetapi dia tidak memiliki daya untuk melawan.

Dia juga tahu keadaan sekarang, tetapi sekarang yang bisa dilakukannya hanyalah mengkhawatirkan.

Keadaan krisis Industri Sorgum Jaya susah untuk diselesaikan.

Michael tahu jika adiknya sendiri pasti akan menggunakan kesempatan ini, melanjutkan perusahaannya dan mengusirnya sekeluarga keluar dari rumah.

Lagipula mereka adalah 2 bersaudara yang bersama-sama dari kecil, Michael sangat jelas dengan adiknya yang menganggur ini.

Tetapi ibunya sendiri, begitu menyayangi anaknya yang paling kecil.

Jika saat itu bukan karena dendam bertahun-tahun, sifat seperti Michael tidak mungkin bisa begitu keras dengan ibunya, lalu keluar dari villa besar keluarga Bai dan pindah ke sebuah rumahan yang dibeli sementara.

Sebenarnya yang ditaruhkan adalah semangat.

Tetapi sekarang…..

Semangat ini sudah hampir menyusut!

“Kamu tidak perlu memedulikan masalah ini, intinya aku akan membuat Jovita cerai dengan sampah itu, kalau tidak walaupun rumah kita tidak tumbang kali ini, kedepannya pasti akan tumbang juga!”

Saat berbicara, Rita membalikkan badannya kearah kamar pasien yang tidak jauh dan pergi kesana, dia mau mencari anak perempuannya membahas siasat.

……

Setelah keluar dari rumah sakit, Sanfiko Chen melihat langit sudah menjadi gelap.

Dia langsung menghubungi Jovita mengabarin akan lebih lama pulang malam ini, dan langsung menelpon ke Piter untuk menjemput dirinya.

Kota Penang pada awalnya adalah kota di pinggiran sungai.

Makanya dulu banyak pabrik yang membuat kapal, tetapi karena mengikuti perkembangan zaman, pengiriman dari air menjadi menurun, jadi pabrik kapal yang berada dikota kecil pinggiran sungai ini pun bangkrut.

Tetapi jika pabrik kapal ini mau dibeli kembali lagi, pastinya adalah sebuah sampah, jadi area ini pun menjadi seperti area terbengkalai.

Tetapi semua tempat ini menjadi tempat orang meluapkan emosi mereka.

Didalam gudang pembuatan kapal yang ada dibagian selatan kota Penang.

Kali ini, tanah kosong yang dipenuhi dengan rumput liar panjang yang terhenti sederet mini bus, mobil itu menerangi pabrik kapal yang terbengkalai ini.

Dan tempat yang disinari itu, muncul 3 orang secara bersamaan.

2 orang memakai pakaian kasual menahan seorang pria paruh baya dengan badan kekar yang terdapat borgol ditangannya.

Pria paruh baya ini walaupun dia memakai sebuah kaos yang longgar, tetapi tidak bisa menutupi ototnya yang menyeramkan itu, walaupun terdapat luka diwajahnya, tetapi tidak mempengaruhi tatapannya yang dingin itu.

Rambut yang pendek, celana bercorak tentara, dan memakai sepasang sepatu kulit yang tua.

Dalam mini bus, tiba-tiba turunlah satu per satu anak muda yang membawa pisau parang, lalu ada Danny yang membawa tongkat tenis besar berjalan dipaling belakang.

Dari kejauhan datanglah sebuah mobil hummer yang dengan cepat datang kemudian berhenti dengan sangat keren, dan membuat percikan tanah batu.

Cahaya terang dari mobil yang besar tampak seperti 2 mata sapi yang melotot besar, terlihat sangat menarik.

Pintu mobil baru terbuka, turunlah seorang Piter yang juga memiliki badan kekar, lalu dengan cepat berjalan kearah 3 orang itu.

Saat ini Danny bersama beberapa orang berdiri dibelakang Piter.

“Bang Piter, aku serahkan orangnya padamu, disini tidak perlu aku lagi kan?”

Piter menganggukkan kepala dan berkata pada Danny: “Atur lah beberapa orang mengantar mereka 2 pulang, dan beri sedikit imbalan.”

Danny langsung menganggukkan kepala dan mengurusnya.

“David, kamu sungguh hebat, maksudkku jika kamu memerlukan uang, aku bisa memberikan untukmu, kenapa kamu membunuh orang demi 2 milyar?”

Dalam beberapa jam, Piter sudah mencaritahu jelas seluruh masalah ini.

Ternyata karena anak nya David yang bernama Michelle terserang penyakit leukimia, jadi dia perlu operasi sumsum belakang.

Tidak bahas tentang mencari sumsum yang cocok, hanya sebuah biaya pengobatan saja sudah nominal yang banyak, yang paling penting adalah Michelle berada di Rumah Sakit Rakyat Kota Sumedang, jadi waktunya tinggalnya pasti perbulan atau pertahun, tentunya itu bukan nominal yang kecil.

Dan kali ini karena kondisi Michelle yang semakin kritis, rumah sakit sudah memberitahu David jika sudah menemukan sumsum yang cocok di kota Guang Zhou, tetapi perlu biaya yang sangat besar.

David yang melihat adanya harapan, dia langsung tidak peduli dengan segalanya.

Hanya saja dia tidak menyangka, kali ini dia begitu sial.

“Aih, jika bukan karena Tuan Chen, aku males memedulikanmu!”

Piter berdiri disekitar David, sebenarnya saat Piter mengetahui semua ini, dia juga merasakan sedikit sulit karena orang yang begitu hebat, kenapa bisa menjadi begitu.

“Tuan Chen? Tuan Chen yang mana?”

“Kamu sungguh monoton, otak yang bodoh, kamu menabrak sekeluarga mereka, kamu masih bertanya Tuan Chen yang mana?”

Tatapan David menjadi ragu.

Walaupun sebelumnya dia tidak tahu kenapa ada orang yang bisa membawanya keluar, tetapi sekarang setelah melihat Piter, dia kemungkinan besar sudah menebaknya.

“Kalau begitu, apakah Tuan Chen itu ingin balas dendam demi keluarganya?”

Tatapan David tiba-tiba menjadi dingin.

Tampak jelas David tidak tahu jika orang yang ditabraknya sudah tidak masalah lagi.

“Balas dendam? David, kamu sudah terlalu percaya diri, jika Tuan Chen mau mematikan orang seperti kamu, hanya memakan waktu permenit saja! Sebentar lagi Tuan Chen datang, aku sarankan kamu lebih patuh lagi. Karena jika Tuan Chen tidak menghabisimu, aku juga tidak akan memaafkanmu, kamu juga tahu kita yang bekerja dialiran ini, semua itu dapat dilakukan!”

“Kamu berani!”

Walaupun Piter berkata begitu, tetapi itu hanyalah sebuah ancaman untuk David, dan memberitahunya jika dia berani macam-macam, maka aku Piter tidak akan memikirkan peratuan apapun lagi.

“Sudahlah David, apa hak mu sekarang untuk jerit padaku, tidak menerima kekalahan? Sekarang kamu ada ditanganku, jadi patuhlah sedikit.”

David menatap Piter didepannya.

Ini bukan pertemuan pertama mereka dua.

David pastinya tahu orang seperti Piter, biasanya sanggup melakukan apapun, karena jalan yang mereka jalan itu sama.

Dulu David juga begitu, tidak tahu darah berapa orang yang sudah terciprat ditangannya.

Jadi dia yang sudah bertobat karena takut dirinya terkena karma, jadi dia tanpa memedulikan segalanya ingin menyelamatkan anaknya, dapat dikatakan anak perempuannya paling penting baginya sekarang.

Siapa yang berani menyentuh anaknya, tidak peduli siapapun itu, David tidak akan sungkan padanya.

Karena dia dari awalnya sendiri, jadi pastinya dia tidak merasakan ketakutan.

“Piter, aku tidak menerima kekalahan? Kamu kira semua orang ini bisa menghalangi ku?”

“Apakah kamu bisa menahanku jika aku mau pergi?”

Saat berbicara, David menggerakkan tangannya, tiba-tiba borgol yang ditangannya seperti adonan yang tiba-tiba terpecah.

“Apa yang mau kamu lakukan!”

“Bang Piter, mundur…..”

David tidak percaya jika sekumpulan Piter akan dengan mudah membiarkan dia pergi begitu saja, jadi dia tidak akan diam-diam saja, jika orang-orang ini menyentuh anaknya, maka dia harus menangkap Piter dahulu untuk dijadikan barang tahanan saat pergantian nanti.

Saat Danny menjerit, David tiba-tiba mengulurkan tangannya.

Kemudian David langsung menghentakkan tangannya kearah David.

Boom!

Walaupun Piter tahu jika David adalah orang yang sadis, tetapi dia juga raja bawah tanah kota Penang, jadi bukanlah orang yang sederhana.

Saat itu tiba-tiba sekilas menerima sebuah pukulan.

Dilanjutkan lagi dengan 2 pukulan yang bersatu.

Qia!

Piter tidak bisa menahan, dia lalu berjalan mundur beberapa langkah sambil menyeret tangannya dan mengigit bibirnya.

“Apaan, sudah gila kamu David?”

“Kali ini karena tuan Chen mencari mu, kalau tidak aku tidak akan memedulikanmu lagi…..”

“Beraninya kamu melukai abang Piter, habiskan dia!”

Danny menjadi panik, dia melambaikan tangannya lalu beberapa junior mereka membawa pisau parang beramai-ramai keluar dari dalam mobil.

Kali ini David merasa kekacauan.

Ibu mu, walaupun dia sangat lihai dalam berkelahi, tapi dia juga harus mengalah karena begitu banyak orang didepannya yang membawa pisau parang.

Tetapi dia tetap teguh, menguatkan genggaman tangannya, melihat Piter yang berdiri dibelakang Danny.

“Aku tidak gila, aku begitu karena dipaksa kalian, karena dipaksa oleh kalian….”

Saat menjerit, David sudah bersiap-siap untuk langsung menangkap Piter!

Karena ini adalah sebuah kesempatan satu-satunya.

“Tidak ada orang yang memaksamu, jika kamu melakukannya malam ini, kamu akan menjadi salah satu mayat di sungai Santana, pastinya disisi mu juga ada yang lebih kecil.”

Disuasana yang begitu panik ini, tiba-tiba terdengar sebuah suara.

Sanfiko Chen yang membawa bungkusan kotak makan,piring dan mangkuk, perlahan berjalan keluar dari kegelapan.

“Tuan Chen…..”

Piter tanpa memedulikan rasa sakit ditangannya, langsung mengarah kedepan.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu