Menunggumu Kembali - Bab 35 Aku Beri Kamu Dua Pilihan

Kemunculan Sanfiko membuat orang-orang yang hadir agak terkejut.

Lagi pula, bagaimana pun, tidak ada banyak orang di "Golden Sunshine" malam itu, dan hari ini Aji hanya berwaspada pada Zuki, bagaimanapun mereka adalah masyarakat sosial. Aji tahu jika Zuki memiliki kesempatan ia pasti akan melarikan diri.

Sebenarnya, Aji sama sekali tidak ingin memprovokasi Zuki, bagaimanapun, Zuki sangat hebat dalam hal berkelahi.

Justru karena alasan inilah Aji baru memilih hampir seratus anak buah. Selain beberapa puluh orang yang berada di sini, masih ada puluhan orang yang sedang bersembunyi di luar galangan kapal.

Disini orang yang mengenali Sanfiko sangat sedikit, tetapi ada juga beberapa orang yang mengenalinya.

"Anda ... Apakah anda adalah Tuan Sanfiko?"

"Ada apa? Kamu mengenalinya ..."

"Tidak, aku pernah melihatnya sebelumnya ketika mengumpulkan premi di Universitas Penang. Bukankah dia bekerja sebagai penjaga keamanan?"

"Iya, aku juga pernah bertemu dengannya beberapa kali ..."

"Bukankah dia menantu laki-laki keluarga Bai?"

"Apakah di dunia ini ada orang yang memiliki wajah yang begitu mirip?"

"Ssst!"

Pada waktu itu, beberapa preman yang mengenali Sanfiko langsung tutup mulut. Lalu, bos mereka Aji, raja bawah tanah, dengan hormat memanggil ia dengan panggilan hormat Tuan Sanfiko. Apakah mungkin ada yang salah?

Pada saat yang sama, Zuki juga memfokuskan kedua matanya pada pemuda yang tiba-tiba muncul di depannya itu.

Ia terlihat biasa, cara berpakaian, serta barang-barang yang dibawa di tangannya.

Jika tidak bertemu di sini, jika ia berada di kerumunan orang pasti tidak ada yang bisa mengenalinya.

"Siapa kamu sebenarnya?"

Yang lainnya melihat Sanfiko sebagai orang biasa, tetapi Zuki melihatnya berbeda.

Ketika Sanfiko yang tampaknya biasa itu berjalan datang menuju ke arah nya, dia sangat jelas merasakan aura yang berbeda dari pemuda ini, itu membuat Zuki teringat akan orang yang berdiri di lapangan tinju hitam dan menghadapi para petinju hebat waktu itu.

"Hehe, dengar-dengar Aji bilang kamu sangat hebat dalam hal berkelahi?"

Sanfiko tidak terburu-buru untuk menjawab pertanyaan Zuki, ia berdiri pada jarak kira-kira dua meter dari Zuki dan bertanya.

Pada saat ini, hati Aji agak sedikit gugup.

Sebenarnya, dia tidak terlalu mengetahui jelas tentang Sanfiko. Dia hanya tahu bahwa Sanfiko sangat misterius. Ia berasal dari kota Yanjing. Bahkan bosnya yang di kota Rongcheng juga menyuruhnya untuk menarik Sanfiko dengan segala cara.

"Begini saja, aku melihat kamu sepertinya ingin pergi dari sini! Kita bertaruh saja, jika kamu bisa mengalahkan aku hari ini, aku akan membiarkan mu pergi, dan masalah kamu menabrak mertuaku itu aku juga tidak akan mempermasalahkannya lagi, aku masih akan memberimu 6 milyar, untuk megobati penyakit putrimu. "

Ketika yang lainnya mendengar perkataan Sanfiko, mereka semua tercengang.

Sekali membuka mulut ia langsung menawarkan 6 milyar, ia benar-benar kaya.

Tetapi, mereka juga sangat mempercayai Sanfiko, bagaimanapun sikap Aji sudah dapat membuktikan semuanya.

Pemuda yang tampaknya biasa ini jelas memiliki status yang tidak biasa.

"Lalu apa yang harus aku lakukan jika aku kalah?!"

Tentu saja, Zuki sangat percaya diri dengan kekuatannya sendiri. Akankah ia yang bisa bertahan hidup di tanah tinju hitam bawah tanah Huaxia di tahun itu adalah orang biasa?

"Kamu hanya perlu membuat sebuah pilihan!"

"Pilihan apa?"

Zuki bertanya dengan cepat, menatap pemuda yang berjarak kurang dari tiga meter darinya itu, ia tiba-tiba merasa bagaimanpun ia melihatnya, dia tidak bisa melihat jelas pemuda itu.

"Kamu sekarang juga bisa menolaknya, tetapi jika kamu menolak, kamu mungkin akan kehilangan orang yang terpenting dalam hidupmu!"

Apa?

Mendengar ini, Zuki tiba-tiba gemetaran, dan kedua matanya tampak ada aura pembunuhan yang dingin.

Sanfiko juga tidak lagi berbicara, ia hanya melirik ke kejauhan.

Lalu, seorang wanita dengan tubuh yang menawan menggendong seorang gadis kecil yang sedang tertidur lelap dan berjalan keluar.

Di bawah sinar bulan redup, Zuki sekilas melihat wajah mungil kemerahan anak itu.

Milly.

Putrinya adalah nyawanya!

"Kamu ... kamu ... aku ingin membunuhmu!"

Zuki tampak seperti binatang buas, ia tiba-tiba melesat ke arah Sanfiko.

Ia seperti cheetah yang memburu mangsanya, ia menyerang dengan ekstrem.

Orang-orang yang hadir semuanya gemetaran, tetapi yang mengejutkan mereka adalah Sanfiko menghindar dengan mudah.

Dan pada saat ini, Sanfiko berdiri di samping dan berkata dengan santai "Jangan terlalu impulsif, tenanglah sedikit, kamu juga tidak ingin membangunkannya dan membuatnya melihat adegan ini bukan?"

"Kamu, apa sebenarnya yang ingin kamu lakukan?"

Mata Zuki memerah. Melihat pemuda biasa yang berada di depannya itu, ia merasa ingin membunuhnya.

"Sangat sederhana aku sudah mengatakannya sebelumnya, kamu dapat menerima tantangan ini atau pun menolaknya."

Saat ia berbicara, ia melambaikan tangan kepada wanita yang menggendong Milly dikejauhan itu, wanita itu langsung menggendong Milly pergi ke tempat gelap.

"Kamu ... Baiklah, Tuan Sanfiko, aku memilih untuk berkelahi denganmu, tetapi aku juga berharap Tuan Sanfiko akan menepati janjimu. Jika aku melukai atau membunuh anda hari ini, kamu tidak boleh mempersulitku! Kamu harus melepaskan putriku."

Mengatakan sesuatu hal yang terpenting.

Sanfiko sudah melakukannya.

Dan langkah selanjutnya adalah membuat Zuki mengakui kekalahannya!

Melihat Zuki yang berada di depannya, Sanfiko merasa bahwa Zuki sangat cocok untuk melakukan tugas ini.

"Tentu saja, Aji, bawa orang-orang mu mundur, mundur 10 meter jauhnya!"

Setelah Aji mendengarnya, dia segera melangkah maju dan berkata "Tuan Sanfiko ... Dia adalah Zuki ..."

"Baiklah, Tuan Sanfiko, anda harus berhati!"

Melihat Sanfiko membelakanginya dan tidak berbicara, dia langsung menutup mulutnya.

Semua orang melihat adegan ini, mereka sekali lagi merasa penasaran akan identitas Tuan Sanfiko ini.

Tetapi orang-orang yang hadir tidak ada yang berbicara, mereka mengikuti Aji mundur 10 meter jauhnya.

"Danny, Renard, ayo bawa orang-orang untuk mengelilingi galangan kapal ini, dan jika terjadi sesuatu pada Tuan Sanfiko, langsung suruh mereka menerobos masuk! Pastikan keselamatan Tuan Sanfiko!"

Keduanya mengangguk.

Sekarang Aji berdiri di sana, tetapi jaraknya agak jauh, dia tidak bisa melihat apa yang terjadi pada mereka.

"Kak Aji, mengapa Tuan Sanfiko melakukan ini, meskipun aku tahu bahwa Tuan Sanfiko mungkin bukan orang biasa, tetapi Zuki dia..."

Renard memegang parang di tangannya, dan matanya penuh dengan kekhawatiran.

Meskipun dia telah melihat cara Sanfiko menghindar tadi, dia bisa menghindar dalam waktu sekejap, caranya itu jelas tidak sebanding dengan siapa pun di sini, bahkan Kak Aji, yang ia ikuti dengan mati-matian, mungkin juga tidak akan sebanding dengannya.

"Aku juga tidak tahu, mari kita lihat ... Karena Tuan Sanfiko telah memutuskan untuk melakukan ini, dia pasti ada maksudnya sendiri, selain itu Milly ada di tangan kita, jika Zuki berani bertindak sembarang, kita juga hanya akan bertindak tidak adil sekali. "

Ketika beberapa orang sedang merokok sambil berunding dengan khawatir, terdengar suara dari kejauhan sana.

Beberapa orang bergegas berdiri dan berjalan maju ...

Ketika mereka melihat jelas orang yang berada di depan mereka itu, mereka benar-benar terkejut.

Karena orang ini bukan orang lain, ia adalah Sanfiko yang membawa kantong yang agak usang, dan berjalan datang dengan perlahan, di bawah sinaran cahaya lampu mobil, itu terlihat sangat menusuk mata.

"Tuan Sanfiko ..."

"Itu adalah Tuan Sanfiko ..."

Teriak Renard.

Aji juga sedikit tertegun.

Ia maju beberapa langkah, ia tak lupa melirik ke belakang beberapa kali.

Sanfiko yang didepannya itu tidak terluka sama sekali, dan tidak ada seorang pun di belakangnya.

"Tuan Sanfiko, apakah kamu baik-baik saja?"

Sanfiko perlahan menggelengkan kepalanya.

"Pergi dan bantu Zuki, ia terluka agak berat, kalian harus lebih berhati-hati."

Hah?

Orang-orang yang berada disana merasa terkejut, ketika mereka benar-benar melihat Zuki yang berdarah dan terbaring di tanah, mereka benar-benar terkejut.

Apakah ini benar-benar Zuki yang kejam yang tadi hampir saja mematahkan lengan kak Aji?

Dalam waktu sekejap!

Zuki sudah dipukuli seperti ini?

Dan Tuan Sanfiko tidak terluka sama sekali, dan bahkan ia masih memegang kantong plastik di tangannya yang tampaknya tidak pernah disentuh sama sekali.

"Kak Aji, ini ... tulang-tulang nya sudah tergeser semua!"

Pada saat ini, mata Zuki penuh dengan kepanikan, dan ia merasa hampir setengah mati.

"Bawa dia ke Tuan Sanfiko ..."

Melihat Zuki yang sedang dibawa oleh beberapa orang, Aji menjadi gemetaran, dan rokok di mulutnya langsung jatuh ke tanah.

Siapakah Tuan Sanfiko ini sebenarnya?

Pada saat ini, Sanfiko berdiri di samping BMW yang telah menjemputnya, dan Sanfiko yang berada di bawah cahaya lampu masih terlihat polos dan biasa.

Tetapi tidak ada yang akan berpikir begitu lagi sekarang.

"Zuki, sekarang aku memberimu dua pilihan."

"Jika kamu menganggukkan kepalamu artinya kamu akan memberikan sisa hidupmu padaku, jika kamu menggelengkan kepalamu maka aku akan segera menguburmu di sini! ku beri kamu 3 menit untuk berpikir, dan jawab aku ketika kamu selesai memikirkannya!"

Bukan Zuki tidak ingin berbicara, tetapi tulang rahang Zuki sudah tergeser dibuat oleh Sanfiko, dan dia tidak bisa berbicara sama sekali.

Melihat pemuda yang tersenyum tipis itu.

Untuk pertama kalinya, Zuki merasa dirinya seperti berada di neraka.

Akhirnya Zuki menganggukkan kepalanya pada Sanfiko, karena dia tidak punya pilihan lain lagi!

Dia masih mengkhawatirkan seseorang, yaitu putrinya.

Jadi dia tidak boleh mati, dia harus tetap hidup!

Bahkan walaupun kedepannya hidupnya tidak bisa dikendalikan olehnya dirinya sendiri lagi!

Sanfiko berbalik dan membuka pintu BMW.

"Bawa dia pergi berobat, telepon aku ketika ia sudah bisa bergerak!"

Setelah mengatakannya dia langsung masuk ke mobil.

Renard secara otomatis langsung masuk ke mobil dan menyalakan mobil.

Menyaksikan mobil BMW yang menghilang ke kegelapan dalam sekejap, tidak peduli Aji ataupun Zuki yang hampir putus asa pada saat ini, mereka tahu jelas pemuda yang didepan mereka yang tampaknya biasa itu adalah orang sakti.

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu