Menunggumu Kembali - Bab 223 Bahkan Mama sendiri dilawan

“Ohya..... Sanfiko, kemarin malam setelah itu bagaimana? “

“Kamu setelah itu bagaimana perginya? Dan lagi kemarin malam kamu pergi kemana? Semalaman tidak mengaktifkan telepon genggam, kamu tahu gak seberapa khawatirnya aku?”

Pada saat ini Jovitasari baru membicarakan kekhawatirannya semalam.

Sanfiko chen pelan-pelan menepuk-nepuk pundak Jovitasari sambil berkata :“Telepon genggamku habis baterainya, nanti tidak akan kuulangi lagi.”

Melihat Jovitasari, pemimpin perusahaan yang terkenal dingin didepan orang lain , dan melihatnya bagai seorang gadis kecil yang seperti tidak mempunyai prioritas yang berbicara dengannya barusan , Sanfikopun makin menyayangi isterinya.

“Oh iya, Sanfiko, pagi ini Porsche yang kamu bawa bagaimana itu? Seingatku bukankah kemarin malam karena tabrakan sudah hancur?”

“Kalau aku bilang semalam kamu sedang bermimpi, apa kamu percaya?”

Jovitasari memutarkan bola matanya, lalu melihat Sanfiko chen dengan senyum jahat terpoles diwajahnya Ia pun cepat-cepat meraih telinga Sanfiko chen dan meremasnya berkata : “Ayo cepat bilang......”

“Aduuh, istriku..... iya iya, aku bilang.....”

Sanfiko chen juga tidak tahu sejak kapan Jovitasari menguasai jurus ini, Ia pun terkagum-kagum.

“Tadi pagi aku beli satu lagi, yang kemarin malam langsung dibuang saja ya?”

Ha?

Mendengar ucapan Sanfiko chen, mata Jovitasari seketika diliputi rasa kaget lalu menatap Sanfiko chen sambil berkata : “Kamu bohongi aku lagi?”

Sanfiko chen cepat-cepat menghindar dari Jovitasari yang hendak mencengkeram telinganya lagi, lal mengibaskan tangannya sambil berkata : “aku benar-benar tidak membohongimu, aku beli mobil, mobil elektriknya kuparkir dulu di toko Porsche 4s, kalau kamu tidak percaya nanti sepulang kerja kita sama-sama pergi ambil.”

“ Satu mobil itu saja harganya sudah 2 Milyar lebih rupiah, darimana kamu punya uang sebanyak itu? ”

“ Sebenarnya, Jovita, aku mempunyai satu rahasia yang selalu ingin kukatakan padamu, tapi aku takut kalau kuberitahu nanti kamu kaget sampai pingsan.”

Sanfiko chen perlahan menyisir rambutnya dengan tangannya, Ia mengatakannya dengan serius.

Ia sebenarnya ingin sekali memberitahu Jovitasari bahwa ia adalah Tuan Muda Chen dari kota Yanjing, lalu Ia sendiri memiliki banyak perusahaan yang semuanya masih beroperasi, diluar negri juga masih ada perusahaan dengan saham bernilai tinggi yang masih beroperasi.

“Baiklah, katakanlah.... aku mendengar.”

Jovitasari dengan serius berkata.

“Jovita, aku sebenarnya adalah Tuan Muda yang kaya, sebenarnya aku mempunyai banyak sekali uang, mobil seperti itu aku asal beli!”

Pfffft.

“Hahahahaha......”

“Jovita, kamu kenapa ketawa, aku serius.”

Jovitasari sontak menahan tawanya lalu mengangguk-anggukkan kepala, Ia menahan hingga wajahnya tampak merah.

“........”

“Baiklah, aku mempercayaimu, aku tahu kamu punya rahasiamu sendiri, karena kamu tidak ingin membicarakannya mulai saat ini aku juga tidak akan menanyakannya padamu lagi, namun kamu harus ingat, Sanfiko, hubungan antar manusia tidak ada yang abadi, kita sendiri tetap harus mempunyai kemampuan, barulah orang lain dapat menghargai kita.”

Sanfiko chen melihat Jovitasari yang menasihatinya dengan serius, terpaksa hanya bisa menangguk-anggukkan kepala.

Awalnya Ia masih berpikir ingin memberi Jovitasari kartu debit banknya, namun setelah dipikir-pikir takutnya nanti isterinya menyangka Ia tidak memercayainya.

Seketika Ia melepaskan pegangannya terhadap kartu debit banknya, lalu menatap Jovitasari yang berwajah serius sambil berkata : “Jovita, kamu tenang saja, aku akan bekerja keras untuk menjadi supir yang baik untukmu.”

“Pfffftt......”

Jovitasari yang tak kuasa menahan tawanya, akhirnya tertawa terbahak-bahak.

……

Dapat dibandingkan ketenangan Sanfiko chen dan Jovitasari.

Disisi lain, Rita dan teman-teman Nusrini yang sedang sibuk mengurus kepindahan rumah, penat hingga keringat membasahi punggung.

Namun ketika Natasha mengetahui hari ini Rita mau pindah rumah, Ia segera mengirim 5 hingga 6 orang yang membawa mobil untuk membantunya, sehingga kira-kira sebelum jam 12 siang semua barang rata-rata sudah dipindahkan ke dalam villa yang baru, dan sudah dirapikan.

Lagipula awalnya villa Xianjiang Property ini sudah direnovasi menjadi villa yang sangat mewah, dapat dibilang bawa tas saja sudah bisa tinggal, tetapi Rita tetap bersikeras memindahkan barang-barang dari rumah lamanya, jadi dapat dibilang ada sedikit percampuran dari gaya kuno dan modern, namun orang-orang juga tidak berani berbicara apa-apa.

“Ma, malam ini mau makan dimana, kita sekarang sudah tinggal di villa, mama tidak undang orang untuk makan bersama......”

Hary yang menjadi representatif grup pindahan sedang membereskan kamar untuk Nusrini, dan menyapu seluruh villa.

Nusrini tidak dapat menahan perkataannya mengatakan hal tersebut pada Rita yang sedang duduk rehat sejenak.

“Benar juga.... Kalau kamu tidak bilang aku pasti lupa!”

Seketika Rita mengambil teleponnya dan mulai menelepon.

“Kakak Zhang....Iya, iya...haha...tempo hari tempat yang kamu sebutkan itu namanya apa ya, yang sangat berkelas itu....Hotel Grandhatika, em, oke oke.... kalau begitu nanti malam datang lebih awal ya.....”

“Kakak Li ya... iya, malam ini di hotel Grandhatika, datang lebih awal ya.....”

“Kakak Han, hahaha, kupegang omonganmu, malam ini harus datang ya.”

“Monika, aku pindah rumah, hari ini pindahnya, malam ini harus datang ya, hotel Grandhatika, nanti ajak saja anak laki-lakimu, sekalian ajak pacarnya datang juga ya....haha....”

Setelah menutup telepon Rita sontak tertawa.

“Pada awalnya si Monika ini bilang kalau aku tidak akan mungkin mampu membeli villa mewah ini, masih bersikeras ingin menjual kepada si siapa itu? Davis, kali ini aku harus menunjukkan padanya bahwa aku sudah pindah dan tinggal disini, buat dia kesal!”

Nusrini yang duduk disamping mendengar Ibunya sendiri telepon, benar-benar merasa canggung.

“Ma, mama mau mengundang semua teman-teman mama, termasuk yang baik dan jahat kah?. Dan juga, Mama mungkin tidak tahu hotel Grandhatika.....bukanlah tempat biasa, makan sedikit saja harganya sudah jutaan.... Mama, mama tidak bermaksud untuk traktir sampai milyaran hanya untuk traktir kan? “

Mendengar perkataan Nusrini, Rita yang hendak mau menelepon langsung menutup teleponnya.

“Apa katamu? Semahal itu? ”

Rita merasa sesak berkata : “Tapi kemarin sepertinya Kakak Zhang ada mengatakan sesuatu tentang kartu VIP, jadi bisa di diskon, sangat murah lho. Mereka sudah kuundang, sekarang sudah tidak bisa dibatalkan, lagipula ini kan pesta atas kepindahan rumah, mereka tidak mungkin datang dengan tangan kosong, nanti kita bisa menerima uang, bahkan siapa tahu kita bisa ada laba, seingatku terakhir kali Kakak Zhou mengadakan pesta kepindahan rumah dia dapat laba banyak sekali, sampai 20 jutaan lho.”

“Ma, tetap saja tidak bisa pergi ke hotel Grandhatika..... lagipula kita juga tidak punya kartu VIP, hotel Grandhatika pasti semuanya menggunakan kartu VIP.”

Ditengah-tengah berbicara, tiba-tiba Nusrini terpikirkan sesuatu.

“Ohya, ma, aku dapat ide, seingatku Sanfiko chen mempunyai kartu VIP deh, terakhir kali ketika temanku merayakan ulang tahunnya di hotel Grandhatika aku bertemu Sanfiko chen, waktu itu pinjam kartu VIPnya, harganya turun banyak, dan tempatnya tidak perlu di pesan dulu, langsung makan di meja khusus restoran.”

“Benarkah?”

Setelah mendengar perkataan Nusrini, Rita yang dari setadi panik dan sesak sontak sorot matanya bercahaya dan bertanya pada Nusrini.

“Benar, kalau tidak percaya sekarang langsung telepon Sanfiko chen saja.”

Rita langsung mengeluarkan telepon genggamnya dan menelepon Sanfiko chen.

Pada saat ini Sanfiko chen sedang menyetir mobilnya dengan Jovitasari untuk mengurus prosedur kontrak kerjasama dengan Industri Cakra Surya, dan melihat Industri Cakra Surya kini kondisinya pulih hingga seperti apa.

Karena dulunya berperang secara tidak adil dengan Industri Sorgum Sanjaya, bisa dibilang seperti membunuh musuh 800 namun rugi 1000, jadi seandainya benar-benar ingin menggunakan semuanya, masih dibutuhkan pengecekan dan pemulihan, untuk itu, perlu waktu.

Tepat ketika segera tiba, telepon dari Rita masuk.

“Siapa telepon?”

“Mama yang telepon.”

“Tidak usah diangkat, pasti suruh kamu pulang untuk bantu pindah rumah.”

Jovitasari pada saat ini kembali pada muka serius dan dingin seorang pemimpin perusahaan, Sanfiko chen yang melihatnya tertawa.

Seketika diterimanya.

“Kamu.....”

“Ma, ada apa?”

“Apa? Oh sepertinya aku punya satu....”

“Seharusnya tidak masalah, tapi tidak bisa mengundang terlalu banyak orang, lagipula meja khusus hotel Grandhatika juga tidak banya, nanti...”

Namun Sanfiko chen belum selesai berbicara, telepon sudah ditutup.

“Mama bilang malam ini Dia mau mengundang tamu, pesta kepindahan rumah, Dia menyuruh kita malam ini pulang lebih awal, tempatnya di hotel Grandhatika.”

Jovitasari yang mendengarnya sontak kaget.

“Pesta kepindahan rumah di hotel Grandhatika? Si Mama kepikiran saja tempat itu, gawat deh. Dan lagi hotel Grandhatika harus seminggu sebelum pesan tempatnya dulu, Mama sudah pesan? ”

Sanfiko chen menggelengkan kepalanya.

“ Kalau begitu, ini bukannya bercanda? “

“Jadi Mama minta aku untuk pesankan! “

“Ha?”

Jovitasari seketika terdiam, lalu mengambil telepon genggamnya hendak telepon kembali.

“Baiklah, masalah ini sekarang langsung kuselesaikan.... kamu pergi inspeksi saja, sudah sore jadi nanti aku tidak jemput ya, kamu bawa mobil saja ya, mobilnya aku tinggal disini, ini kuncinya.”

“Sanfiko, kamu bagaimana pesannya.... hotel Grandhatika bukan tempat biasa....”

Sanfiko chen tersenyum tipis berkata : “aku akan memikirkan jalan keluarnya, seandainya benar-benar tidak bisa aku akan meneleponmu.”

Jovitasari mendengar ini mengangguk-anggukkan kepala lalu berkata : “Kalau begitu kamu cepat lihat, kalau tidak bisa langsung telepon aku, nanti aku bilang mama untuk ganti hari.”

Sanfiko chen mengangguk-anggukkan kepala lalu ???? pergi.

Didalam villa pribadi properti XianJiang.

“tak disangkan Sanfiko chen benar-benar memiliki kartu VIP hotel Grandhatika, aku sudah suruh dia untuk pesankan tempatnya! “

Rita kemudian melanjutkan teleponnya.

Nusrini yang sedang duduk disamping, wajahnya penuh dengan rasa puas, rencananya berjalan dengan mulus. Karena pada kenyataannya Ia tahu bahwa kartu VIP yang Sanfiko chen punya adalah palsu, bahkan resepsionis tidak mengenali kartunya, waktu itu Ia hanya berniat untuk mempermalukan Sanfiko chen, jika nanti malam muncul masalah, nanti lihat saja bagaimana dia mempertanggungjawabkannya.

Terpikirkan Sanfiko chen yang nanti malam dimaki-maki orang banyak, dan yang lebih penting diomeli habis-habisan oleh Mama, Nusrini tidak sabar menunggu, Ia ingin sekali malam hari cepat-cepat datang....

Untuk sebuah pertunjukkan yang bagus, harus naik panggung dan tampil!

Nusrini pada saat itu juga mengeluarkan telepon genggamnya lalu mulai menggemparkan orang ......

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu