Menunggumu Kembali - Bab 54 Tuduhan

Perusahaan Tianbai.

Pada pukul delapan pagi, suasana di ruang konferensi agak sedikit serius.

Kepala keluarga Bai, Puspita, sedang duduk di kursi utama, menyaksikan anggota keluarga Bai bermalas-malasan dan menguap, ia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum pahit.

Meskipun Jovitasari minum alkohol kemarin, dia sudah bangun di pagi buta, karena kemarin dia terlambat datang ke rapat, neneknya sangat tidak puas, jadi hari ini Jovitasari tiba di ruang konferensi lebih awal.

Meskipun Industri Sorgum Sanjaya sekarang telah secara resmi menjadi industri di bawah Perusahaaan Tianbai, untuk Jovitasari, Industri Sorgum Sanjaya merupakan hasil dari kerja keras ayahnya, dan tentu saja iya tidak akan membiarkan keluarga lainnya sembarangan menjual industri ini.

Ini sangat mungkin, Perusahaaan Tianbai dulunya juga pernah mengalami kasus seperti ini. Bahkan bisnis farmasi keluarga Bai sampai dijual kepada orang lain. Sekarang Perusahaan Tianbai adalah salah satu perusahaan yang menjalankan ekonomi kota Penang, sekarang keluarga Bai yang merupakan perusahaan tas kulit, jika bukan karena mereka memiliki simpanan yang besar dulu, mungkin saja Perusahaaan Tianbai telah mengalami kebangkrutan.

Industri Sorgum Sanjaya sekarang telah ditarik ke dalam industri keluarga, dan tentu saja orang-orang akan melihatnya lagi. Lagi pula, mereka itu bukan orang bodoh. Meskipun Industri Sorgum Sanjaya sedang dalam masa krisis, tetapi Industri Sorgum Sanjaya selalu menjadi top 10 perusahaan terbaik di Kota Penang, bahkan industry Cakra Surya juga tidak dapat dibandingkan dengannya.

Jika bukan karena masalah yang terjadi saat ini, tidak akan ada kemungkinan Industri Sorgum Sanjaya dimasukkan ke dalam industri keluarga.

"Katakan, Toni, sampai mana kalian telah bicarakan tentang masalah ini? Apa yang dikatakan oleh penanggung jawab dari Industri sumedang?"

Bagaimana mungkin Puspita tidak tahu keadaan yang sebenarnya, tetapi dia ingin membuat orang-orang yang hadir ini mendengar.

Karena bagaimanapun, Industri Sorgum Sanjaya sebelumnya beroperasi di tangan putra sulungnya, lalu cucunya, Jovitasari mengambilnya alih. Jika dilihat, ada dokumen tertulis, tetapi di dalam benak semua orang Industri Sorgum Sanjaya masih milik Jovitasari.

Jadi jika ingin benar-benar menguasai industri Sorgum Sanjaya, Puspita hanya dengan cara ini.

Bagaimanapun, ia memiliki keegoisannya sendiri.

"Bu, awalnya kami sudah bernegosiasi baik kemarin. Meskipun tuan Luiz dari Industri sumedang mengajukan beberapa syarat yang relatif ketat, tapi ... ketika kita sudah membicarakannya bagus-bagus, tiba-tiba Jovitasari datang, dan akhirnya negosiasi ini jadi tidak berhasil. "

"Itu, nenek, jika bukan karena Jovitasari kemarin, tuan Luiz pasti sudah menandatangani kontrak dengan kami, dan meskipun kondisi tuan Luiz agak keras, bagaimanapun, Sorgum Sanjaya adalah industri yang akan bangkrut, jika dapat memaksimalkan profit itu sudah bagus. Tapi Jovitasari langsung tidak setuju, dia juga mengatakan bahwa Industri Sorgum Sanjaya bangkrut pun ia tidak ingin bekerja sama dengan yang orang lain. Pada akhirnya, mereka putus dengan tidak bahagia ... "

Rista berbicara sambil menunjuk marah pada Jovitasari yang duduk di sudut.

Saat pertemuan keluarga Bai, Jovitasari selalu duduk di sudut belakang, bukan karena orang lain. Lagi pula, di mata banyak orang, Jovitasari adalah putri yang sudah menikah, dan yang lebih parahnya, Jovitasari bukan memilih putra yang kaya atau bangsawan, tetapi malah memilih pria kayu limbah yang bukan apa-apa. Jika ia menjadi menantu, dia hanya bisa mencuci dan memasak di rumah sepanjang hari. Benar-benar hanya menghabiskan persediaan beras saja.

Ini membuat keluarga Bai kehilangan harga diri.

Justru karena inilah keluarga Bai selalu ingin sepenuhnya mengusir keluarga Michael dari keluarga Bai.

Dan tidak hanya itu, tetapi juga industri Sorgum Sorgum Sanjaya sepenuhnya berada di tangan oleh keluarga.

Membuat keluarga Michael keluar dari keluarga ini.

Inilah yang dipikirkan orang-orang itu.

"Kalian ..."

"Apa yang salah dengan kami, Jovitasari, jika bukan karena kamu, kami sudah berhasil menegosiasikan kontrak sepenuhnya ini kemarin. Mungkin kita sudah mengerjakan proyeknya hari ini. kamu lah yang mengacaukan kerja sama ini dan menyinggung tuan Luiz. "

Yogi tidak memberi Jovitasari kesempatan saat ini.

"Itu, Jovitasari, kamu sudah bukan lagi orang yang bertanggung jawab atas Industri Sorgum Sanjaya, untuk apa kamu ikut campur!"

"Industri Sorgum Sanjaya sekarang membutuhkan proses panjang jika hanya mengandalkan dana dari keluarga saja. kamu benar-benar ingin mendorong seluruh keluargamu bersama masuk ke dalam lubang api!"

"kamu telah menyinggung tuan Luiz dari Industri sumedang, bahkan jika Sorgum Sanjaya kembali lagi di masa depan, akan sulit untuk membuat banyak kemajuan!"

"Hei ... Masalah ini sudah terjadi!"

Setelah mendengar ini, Jovitasari terdiam.

Jelas, ayah kedua, Tonni Bai, menipu tuan Luiz ke industri Sorgum Sanjaya, yang membuat Luiz marah. Mereka tidak berpikir untuk bekerja sama lagi dengan industri Sorgum Sanjaya, Sekarang mereka jauh lebih baik dan memberi tanggung jawab padanya.

"Toni, tindakan perbaikan apa yang belum kamu lakukan sekarang? Masalah ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, tidak peduli seberapa banyak kesempatan Industri sumedang, kita harus berjuang untuk itu, Jika tidak Industri Anggur Sanjaya akan bangkrut, berurusan dengan orang sebesar itu, kami Perusahaaan Tianbai takut kalau kami akan tersandung. "

"Ya, Benaar ..."

Saat itu, banyak orang mengangguk dan berkata ya.

"Nenek, karena Jovitasari mengacaukan hal ini, kupikir biarkan dia yang bernegosiasi lagi, apa yang membuatnya berpikir begitu!"

Ketika Rista berbicara, dia menatap dingin ke Jovitasari, matanya penuh provokasi.

Puspita jelas tahu tentang hal ini dari awal, kemudian dia menghela napas panjang, dan kemudian melihat Jovitasari yang memerah duduk di sana: "Jovitasari, bagaimana menurutmu tentang masalaah ini?"

Puspita berbicara, dan semua mata beralih ke Jovitasari.

saat itu wajah Jovitasari sangat suram.

Dia melihat ayah kedua, Toni, membuat hatinya menjadi semakin marah.

Awalnya Jovitasari tidak ingin datang ke pertemuan hari ini, tetapi Toni menelponnya untuk membuatnya yakin untuk datang. Sekarang industri Sorgum Sanjaya telah dimasukkan dalam industry keluarga, yang berarti mereka akan kembali ke keluarga Bai. Maju dan mundur bersama, dan sekarang semua penghasilan mereka berasal dari keluarga.

Keluarga mereka membutuhkan kehidupan.

Jovitasari terpaksa datang, tapi dia tidak menyangka akan dipojokkan sepertii ini.

"Nenek, walaupun aku tidak tahu bagaimana ayah kedua dan Rista berbicara dengan tuan Luiz kemarin, yang aku tahu adalah bahwa tuan Luiz awalnya datang ke Sorgum Sanjaya untuk berkenalan dengan Tuan Sanfiko. Hasilnya, Mereka ayah kedua semua bahkan tidak kenal Tuan Sanfiko, itu sebabnya tuan Luiz marah. Dan Sekarang ayah kedua menunjukku untuk semua tanggung jawab atas kegagalan kontrak ini. Aku benar-benar tidak menyangka. "

"Namun tidak peduli bagaimanapun, Aku orang yang paling tahu situasi Sorgum Sanjaya dibanding semua orang yang duduk di sini, jadi Aku yang akan menegosiasikan kontrak ini."

Jovitasari benar-benar tak bisa terima, ia langsung meludah cepat.

"kamu ... Jovitasari, apa yang kamu bicarakan? lucu. kamu memperlakukan Tuan Luiz seperti orang bodoh, dan kamu bisa berbohong padanya untuk datang ke Perusahaan kita. Dan siapa itu Tuan Sanfiko, sungguh lucu, dan kamu bilang lagi tuan Luiz datang ke sini untuk memperkenalkan Tuan Sanfiko, Kapan Industri Sorgum Sanjaya mengenal Tuan Sanfiko? oh Ya, Aku baru ingat, sepertinya marga suami mu adalah Chen. Apakah itu Tuan Sanfiko itu suami sampahmu itu? "

Rista segera menyangkal, dan tidak melanjutkan mengejek.

"Itu ... Saudaraku, jangan katakan itu, mungkin saja Tuan Sanfiko yang mencuci pakaian di rumah. Belum menunjukkan sisi aslinya, itu mungkin saja!"

"kamu berbicara yang tak masuk akal, apa yang Tuan Sanfiko, tuan Luiz tidak menyebutkan apa pun tentang Tuan Sanfiko kemarin, Jovitasari, jika kamu ingin berbicara tentang kerja sama ini, bicarakan saja. Jika tidak, yasudalah. kamu tidak perlu mengacaukan tanggung jawab orang. Ini bukan sebuah lelucon. "

Toni berkata dengan sungguh-sungguh dan tatapan itu adalah seperti ekspresi kebencian.

Jovitasari bisu sejenak, dan hatinya tertekan.

"Sudah, jangan dibicarakan lagi, tidak peduli siapa yang bertanggung jawab, tujuan hari ini adalah untuk membicarakan tentang kerja sama ini sesegera mungkin, dan membicarakan tentang negosiasi agar keuntungan kita tidak turun berlebihan."

Puspita melihat ke arah Jovitasari sambil berbicara.

"Nenek, aku akan menegosiasikan kontrak ini!"

Ketika Jovitasari menggertakkan giginya, memikirkan ketidakadilan yang baru saja diterimanya, hatinya menjadi semakin dan semakin tertekan, dan dia akhirnya membuka mulutnya.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu