Menunggumu Kembali - Bab 90 Aku pasti akan membunuhmu

Mendengar kalimat itu.

Semua orang terkejut, pria yang dihidupi wanita seperti dia, hari ini tiba-tiba menjadi begitu kuat, apakah karena ia baru saja memakai obat terlarang?

Itulah yang ada dipikiran mereka.

Jovitasari memegangi pakaian Sanfiko dengan erat, tentu saja, dia belum pernah melihat kejadian seperti itu, belum lagi Yogi dan Rista yang sangat arogan. Di dalam keluarga ini, mereka jugalah orang yang paling arogan dan pendendam.

Sanfiko yang sehari-hari terlihat lembut dan sopan, hari ini tiba-tiba langsung berdiri dan menghajar mereka.

Sangat tidak terduga!

"Sanfiko ..."

"Jovitasari, ini orang yang kamu bawa masuk ke perusahaan? Ia benar-benar seorang maniak!"

Jovitasari tidak berbicara sama sekali saat ini, wajahnya memerah, dan dia meraih pakaian Sanfiko dengan gugup.

Paru-paru Yusdi serasa akan meledak. Dia memandang Sanfiko yang terlihat tidak peduli berdiri disana, lalu berteriak, "Sanfiko, apakah kamu tahu bahwa kamu telah melukai orang? Percayalah atau tidak, aku akan membuatmu masuk penjara, kamu ...... "

Saat Yusdi berbicara, pintu ruang rapat didorong dan terbuka. Seorang pria paruh baya berbadan kekar bergegas beserta empat lima penjaga keamanan yang mengenakan seragam dan memegang tongkat karet.

"Siapa, siapa yang membuat masalah di sini?"

"Dia ..."

Namun sayangnya, ketika Yusdi hendak berbicara, Sanfiko langsung memotong.

"Kakak Li, kedua orang ini, mereka punya maksud jahat pada manager umum. Saya sudah mencegahnya!"

Kepala penjaga keamanan yang kekar itu memandangi Yogi yang terbaring di lantai dan Rista yang sedang menutupi wajahnya, dengan ekspresi serius ia berkata: "Berani membuat masalah di Industri Sorgum Sanjaya, berarti tidak ingin hidup lagi."

lalu dia berjalan langsung menuju Yogi.

"Orang jahat!"

" Pergi kau. Kau adalah satpam buruk. Pergi ke departemen keuangan, ambil gaji terakhirmu dan pergi dari sini!"

Saat itu Yusdi berdiri tiba-tiba dan berteriak pada penjaga keamanan.

"Siapa kamu dan apa yang kamu teriakkan?"

Penjaga keamanan kekar itu dengan cepat datang ke Yusdi dan bertanya.

"Sial, masih bertanya siapa aku, aku adalah wakil manajer umum Industri Sorgum Sanjaya, kau masih bertanya lagi siapa, keluar kau, kau sialan sama saja seperti si sampah ini!"

Yusdi benar-benar marah dan tidak punya tempat untuk mengeluarkannya.

"Wakil manajer umum, eh, bagaimana dengan dia?"

"Dia adalah putriku!"

"Bagaimana dengan dia?"

"Dia adalah putraku!"

"Sialan, sulit sekali berkomunikasi denganmu, aku tanya apa posisinya di perusahaan ini?"

saat itu juga, Sanfiko langsung tersenyum, dan kemudian berkata, "Kakak Li, wanita ini adalah pembuat onar. Dia orang luar yang masuk ke ruangan rapat dan membuat masalah. Anda tahu ada beberapa orang yang suka berbicara sembarangan. Tak ada pilihan lagi, saya harus turun tangan."

"Um, aku mengerti!"

"Kalian berdua, seret wanita ini keluar, ia bukan orang yang bekerja di perusahaan!"

Setelah berbicara, dia menoleh ke arah semua orang dan berkata, "Sudah tidak apa-apa, maaf mengganggu, silakan lanjutkan rapat nya lagi.”

Kemudian dua penjaga keamanan menyeret Rista keluar dari situ.

"Ah ..."

"Ayah, ayah ... mereka, mereka ... lepaskan aku!"

Yusdi marah pada saat ini, dan menunjuk langsung ke Sanfiko: "Kamu, sialan tunggu aku, aku akan membunuhmu!"

Selesai bicara, ia langsung membantu Yogi yang sedang kesakitan untuk berdiri, dan dengan cepat keluar dari ruangan.

Melihat beberapa orang telah pergi, Sanfiko pun menghela napas panjang.

Orang yang masih ada di ruangan, semua diam tercengang.

Situasi macam apa ini?

"Pergi, ikut aku ke kantor!"

Jovitasari tidak tahan melihat tatapan dari orang-orang ini, ia pun menarik Sanfiko ke kantor.

Setelah berjalan ke kantor, Jovitasari dengan cepat menutup pintu.

"Sanfiko, kamu, bagaimana bisa kamu memukul mereka, ini akan membuat masalah besar ..."

Meskipun Jovitasari merasa kemarahannya sedikit tercurahkan, tetapi ia tahu masalah ini pasti sulit untuk diselesaikan.

"Tidak, mereka bicara sembarangan tentang mu, memfitnah kamu, aku tidak tahan, maka aku ..."

Jovitasari segera duduk di sofa sambil mengkerut, tapi hatinya sangat kacau.

"Jovitasari, apakah kamu menyalahkan aku?"

"Aku yang tidak baik, aku seharusnya tidak terlalu berlebihan..."

"Atau aku akan segera meminta maaf pada mereka dan membiarkan mereka menampar dan menendangku."

Jovitasari segera menggelengkan kepalanya, menatap Sanfiko dan berkata, "Tidak, Sanfiko, ayah kedua lah yang terlalu arogan di perusahaan ini. Bahkan nenek kadang tidak mempedulikan mereka. Hari ini kamu membuatnya menerima kekalahan yang telak di hadapan banyak orang, aku tahu ayah kedua, adalah orang yang pendendam, dia pasti akan membalas perbuatanmu, ayahku pun tidak ingin berurusan dengan dia, mempermainkan hati orang, baru meninggalkan keluarganya. "

"Dia tidak akan membiarkanmu pergi kali ini, mungkin dia akan membalaskan dendamnya pada orang keluarga kita."

Sanfiko sedikit mengernyit, dan kemudian berkata, "Jadi bagaimana?"

"Aku akan buru-buru mencari ayahku untuk menjelaskan situasinya, kamu pergilah dulu ke rumah sakit untuk melihat situasi!"

Sanfiko mengangguk.

Melihat Jovitasari yang cemas, Sanfiko juga tidak bisa apa-apa, tetapi dalam hatinya dia telah bertekad, jika Yusdi berani balas dendam padanya, maka itu adalah akhir dari keluarga mereka.

Ia pun mengikuti Jovitasari keluar dari kantor.

"Jovitasari, mengapa kamu terburu-buru, aku baru melihat ..."

Vina segera maju dan buru-buru bertanya tentang kejadian yang baru ia lihat tadi diatas.

"Bibi Vina, aku tidak punya waktu untuk menjelaskan. Itu adalah perbuatan Sanfiko. Kamu dan Sanfiko pergilah dulu mengikuti ayah kedua ke rumah sakit untuk melihat situaisi. Aku akan pergi menemui ayahku untuk membahasnya, dan lihat bagaimana cara menjelaskan masalah ini pada nenek."

Vina mengangguk dengan cepat.

Ketika Jovitasari bergegas ke tempat pembuatan bir, Sanfiko berjalan perlahan ke arah bibi Vina.

"Bibi, ayo ... Ayo kita ke rumah sakit ..."

Vina mengangguk, dan mengikuti Sanfiko dari belakang.

Namun, dia tahu Sanfiko dan Danny saling mengenal, orang seperti ini sangat misterius, bahkan bos dari kota Maharayu berani datang untuk berkelahi, Yusdi sama-sekali bukan apa-apa.

"Yah, Sanfiko, bagaimana kalau aku saja yang pergi. Kamu baru saja memukul mereka, mereka pasti tidak akan menyambutmu."

Kata Vina saat sedang berjalan turun.

Sanfiko juga berpikir, dan segera mengangguk, "Kalau begitu, maaf merepotkan bibi."

Vina menggelengkan kepalanya, berjalan keluar dari kantor selesai bicara, memesan mobil dan pergi langsung ke rumah sakit.

Sanfiko pun pergi ke ruang keamanan dan mengetuk kaca.

"Sanfiko, kamu benar-benar galak, aku dengar-dengar itu siapa wakil manajer umum, kamu datang dan memukul anaknya, kamu sungguh sadis."

Petugas keamanan kekar itu berkata sambil tertawa.

"Tidak ada. Mereka yang memarahi istriku duluan. Siapa lagi yang akan kuhajar jika bukan mereka ..."

"Tapi apa tindakan kita tadi yang tidak memberi muka pada Wakil manajer umum, akan berakibat buruk pada kita?"

Sanfiko menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak apa-apa, istriku adalah manajer umum, takut apa pada mereka, jika masih berani berbuat seperti itu lagi, maka aku akan menghajarnya lagi!"

"Hahaha ... Galak sekali!"

Kak Li mengacungkan jempolnya.

"Kakak Li, kalau begitu aku duluan ya."

Sanfiko sama sekali tidak peduli pada masalah ini, akhir-akhir ini dia punya hal yang lebih penting untuk dilakukan.

Beberapa penjaga keamanan dsana pun mengangguk dengan senang.

Mereka semua dipekerjakan saat Jovitasari menjabat sebagai manajer umum, mereka semua dulunya adalah penjaga keamanan di sekolah Sanfiko, dan memiliki hubungan baik dengan sanfiko, Sanfiko jugalah yang mengenalkan mereka pada Jovitasari.

Bekerja sebagai penjaga keamanan di Industri Sorgum Sanjaya, dengan upah yang tingi dan lebih bergengsi.

Otomatis, beberapa orang tidak ragu untuk berganti pekerjaan, dan mantan ketua keamanan Rinardo Kristin ingin ikut, tetapi sayangnya Sanfiko menolaknya, Rinardo dan temannya pun hampir menangis saat makan.

Bagi kak Li, Sanfiko bisa disebut sebagai orang yang berkemampuan, memiliki istri kaya yang mencintainya. Mereka sangat iri padanya.

Namun, Sanfiko yang sudah berkembang, tidak melupakan mereka. Otomatis mereka akan selalu membantu Sanfiko jika ada masalah.

Begitu Sanfiko keluar dari kantor, dia menelepon Vira Saphira langsung dan berkata dia perlu menemuinya.

Vira Saphira sekejap langsung meninggalkan pekerjaanya, dan memesan tempat, kemudian bersiap meluncur kesana.

Setelah apa yang terjadi semalam, Sanfiko semakin memutuskan ia harus belajar dari ayah mertuanya, tidak peduli seberapa indah pemandangan itu, ia harus memberikan kehidupan yang terbaik pada orang yang paling ia cintai dan melakukan yang terbaik untuknya.

Meskipun obrolannya semalam dengan dengan Michael tidak begitu menyenangkan, Sanfiko bisa merasakannya, ayah mertuanya begitu melindungi istrinya.

Pada perayaan tiga tahun pernikahan, dia tidak percaya dia mengiriminya mobil sport Bentley, dan Sanfiko juga sedikit merasa berlebihan, tetapi sudah tiga tahun, Sanfiko ingin memberi Jovitasari pernikahan yang meriah, pernikahann mereka sebelumnya terlalu buruk, Sanfiko tidak ingin Jovitasari menyesal di kemudian hari.

"Beberapa hari ini Jovitasari berulang tahun, aku ingin memberinya kejutan besar."

...

Di sisi lain, di rumah sakit.

Setelah mendengar berita itu, Grecia melihat putra dan putrinya terbaring di tempat tidur, wajah putih dan cantik putrinya memerah dan bengkak, dahinya dijahit sebanyak dua jahitan dan ditutupi kain kasa.

"Siapa, yang berani, berani memukul putriku ..."

"Bu ..."

Saat itu, ketika Rista melihat ibunya datang, air mata keluar.

"Siapa?"

"Itu Jovitasari, suami sampah Jovitasari lah yang menghajarku seperti ini ..."

"Bu, bagaimana jika wajahku cacat, aku tidak bisa hidup!"

Saat ini, Rista merasa sangat dirugikan. Sejak kecil sampai besar ia dipukuli begini oleh orang, dia menangis sedih, ia ingin melampiaskan semua keluhan yang dia derita.

"Apa?"

"Sampah itu yang menghajarmu?"

Grecia menatap Yusdi dengan dingin.

Yusdi mengangguk, wajahnya suram!

"Yusdi, kamu juga sampah, menonton putra dan putrimu dipukuli, kamu sialan tidak bisa menghajar balik si sampah itu?"

"Saat itu ..."

"Aku tidak ingin mendengarkan penjelasan apa pun. Aku hanya ingin tanya padamu apa yang akan kamu lakukan sekarang?"

Grecia juga sangat emosi.

Putrinya dipukuli seperti ini, dan putranya dipukuli kedua kalinya oleh orang yang sama hingga masuk rumah sakit.

Bahkan dia tidak ingin memukuli putrinya, sekarang putrinya dihajar hingga mukanya merah dan bengkak, jiwa membunuhnya seketika keluar.

"Aku akan segera menelepon Kak Bin. Kali ini, aku tidak hanya akan membunuh sampah itu, tetapi juga akan menghancurkan reputasi Jovitasari!"

Yusdi juga sudah sangat kesal, dan kali ini dia harus membunuh si sampah, Sanfiko. Dia tahu untuk membunuh orang di jalan itu mahal harganya, tetapi ketika dia melihat putrinya yang terbaring di tempat tidur dan putranya yang dihajar, ia sudah tidak banyak pikir lagi...

Bukankah itu uang?

Dia juga telah mengumpulkan banyak uang tahun ini. Selama Sanfiko terbunuh dan reputasi Jovitasari benar-benar hancur, berapa banyak uang pun itu akan sepadan!

"Oke, cepat kamu telepon, berani memukul putri Grecia. Aku akan membuatnya tidak bisa melihat matahari besok pagi!"

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu