Menunggumu Kembali - Bab 37 Aku Berharap Tidak Mempergunakanmu Lagi

Setelah semuanya selesai, hari sudah larut malam.

Ketika tiba di rumah sakit, Rita sengaja memanggil Billy datang, selain menyalahi Sanfiko, dia masih mengatakan padanya untuk sadar diri dan mengajukan perceraian.

Sanfiko hanya berdiam saja, sebelum Jovitasari menyelesaikan segala prosedurnya, Sanfiko sudah diusir oleh Rita.

Sanfiko yang telah meninggalkan rumah sakit, awalnya ia ingin berpamitan dulu pada Jovitasari, tetapi Jovitasari sekarang mungkin juga sudah salah paham pada dirinya, jadi lebih baik ia menenangkan diri terlebih dahulu.

Memikirkan sikap ibu mertuanya dan adik iparnya malam ini ketika mereka sampai di rumah, Sanfiko sebenarnya juga tahu akan tujuan mereka.

Di mata mereka, ia hanyalah seseorang yang tidak berguna. Di keluarga Bai ia hanya menyulitkan Jovitasari, hanya membuat keluarga Bai semakin direndahkan orang.

Saat berjalan menuju ke jalan Binjiang, Sanfiko memikirkan kehidupan selanjutnya akan bagaimana.

Tiga tahun lalu, Sanfiko tidak pernah berpikir bahwa suatu hari teman-temannya akan berkumpul kembali semuanya.

Pada waktu itu, ia pergi ke kota Yanjing sendirian, bahkan para bos pun jadi mulai bergerak karena dia.

Kejadian ini juga membuat ia dikeluarkan dari rumahnya.

Termasuk Isabella Long, yang sudah memiliki kontrak pernikahan dengannya saat itu.

Di kota Yanjing ada seorang nona yang memiliki reputasi baik, bahkan ia juga mulai diam-diam menyusun rencana untuk bertindak padanya. Apa tujuannya sebenarnya, Sanfiko juga tidak mengetahuinya.

Awalnya tiga tahun terakhir ini, Sanfiko sudah mulai terbiasa dengan kehidupannya yang seperti itu, hidup bersama Jovitasari, dan diam-diam berkorban untuk keluarga Bai.

Meskipun ia telah mengalami perlakuan yang tidak adil yang tak terhitung jumlahnya dan sering kali mengalami pelecehan dan ejekan yang tak terhitung jumlahnya, Sanfiko tidak peduli akan itu, dibandingkan dengan apa yang ia derita dalam keluarganya sejak kecil, sekarang yang ia alami itu tidak seberapa.

Jika tidak ada kejadian waktu itu, mungkin orang-orang di seluruh kota Yanjing akan berpikir bahwa Sanfiko adalah anggota keluarga Chen yang paling memalukan, benar-benar tidak berguna. Bagaimanapun, ia adalah anak haram yang tidak dianggap di keluarganya ...

Tetapi tiga tahun kemudian, Isabella Long datang mencarinya dan teman-temannya sudah mulai berpulangan.

Sanfiko tahu bahwa mustahil baginya untuk lolos dari bencana ini.

Bagaimanapun, dia masih harus kembali ke kota Yanjing, Seperti yang dikatakan Tommy, dia sudah berada di pusaran itu sejak awal. Bahkan jika dia ingin melarikan diri, dia juga tidak akan pernah bisa keluar dari pusaran itu.

Kecuali suatu hari nanti ia benar-benar dapat merusak pusaran itu.

Tetapi betapa sulitnya itu!

Pria muda sepertinya itu sangat impulsif sehingga ketika dia melihat lawannya dengan jelas, itu sudah terlambat.

Ini adalah penggambaran Sanfiko yang sebenarnya.

Karena itu, di kota Penang, Sanfiko adalah orang biasa, seorang menantu yang rendahan.

Ketika Sanfiko berdiri di tepi Sungai Xiangjiang, menyaksikan Sungai Xiangjiang mengalir dalam kegelapan di depannya, tiba-tiba ponselnya berdering.

"Tuan Sanfiko, Zuki sudah pulih."

Ini adalah suara Aji. Sejak kejadian terakhir kali, Aji sudah semakin menghormati Sanfiko. Sikapnya ini bahkan lebih baik daripada sikapnya pada bosnya di Rongcheng.

"Baiklah, antarkan dia ke sungai Xiangjiang. Aku akan menunggunya di sini!"

"Baiklah, Tuan Sanfiko."

Ketika angin malam di Xiangjiang bertiup, Hummer yang menderu berhenti di Jalan Penang. Di bawah lampu jalan, Hummer seperti harimau yang tertidur pulas dan berbaring di tanah.

"Tuan Sanfiko ..."

Ia berdiri di sisi jalan Binjiang, Aji tidak turun.

Zuki berjalan ke depan Sanfiko.

Di malam hari, Zuki hanya bisa melihat bagian belakang Sanfiko, yang di bawah sinar bulan tampak sangat tinggi itu.

"Zuki, sekarang kamu bisa katakan, sebab musabab masalah nya ..."

Zuki tahu bahwa Sanfiko pasti akan menanyakan hal ini, tetapi sekarang bukan apa-apa lagi baginya, dan dia pasti tidak akan menyembunyikan apa pun.

Dan dia tahu bahwa orang-orang seperti Sanfiko, jangankan keluarga Bai di kota Penang, bahkan orag-orang yang memilikI pangkat besar di kota Sumedang pun tidak akan berani berurusan dengannya.

"Tuan Sanfiko, aku, bisakah aku bertemu dengan Milly dulu? Aku sudah 3 hari tidak bertemu dengannya, dan aku sangat mengkhawatirkan keadaannya."

Sanfiko tidak menoleh, ia mengatakan sepatah kalimat dengan santai.

"Apakah kamu sedang membicarakan persyaratan denganku?"

Saat mengatakan ini, suara Sanfiko agak sedikit dingin.

"Tidak, aku ... Baiklah, Tuan Sanfiko masalahanya seperti ini ..."

Kemudian Zuki menjelaskan secara rinci serangkaian hal tentang mengapa dia menabrak Michael dengan mobil.

"Tuan Sanfiko ... hanya itu yang aku tahu. Jika bukan karena untuk mengumpulkan biaya operasi Milly, aku jugs tidak akan pernah melakukan hal seperti itu, dan kali ini aku juga tidak berpikir aku bisa keluar. Demi ini aku sebenarnya sudah mengatur semuanya untuk Milly. "

Sanfiko berbalik perlahan.

Di bawah sinar bulan, ekspresi wajahnya tidak bisa terlihat jelas, tetapi Zuki yang berdiri di sana, ia bisa merasakan detak jantungnya yang tiba-tiba semakin cepat.

Dia sangat ingat tiga hari yang lalu, ia berkelahi sengan pemuda ini.

Hampir dalam sekejap mata, dia telah kehilangan daya perlawanannya. Dalam pandangan Zuki, kekuatan Sanfiko setidaknya terhitung raja absolut di pasar tinju hitam bawah tanah.

Tetapi kenapa orang seperti itu bisa bersembunyi di tempat seperti kota Penang.

Meskipun banyak dugaan yang tak terhitung jumlahnya di pikiran Zuki, tetapi ia tidak akan menanyakannya.

Karena setiap orang memiliki rahasianya sendiri yang tersembunyi di hati mereka.

"Aku sudah menyuruh orang untuk mengantarkan Milly ke kota Yanjing untuk melakukan perawatan tiga malam lalu. Ketika aku tahu tentang penyakit Milly, aku langsung meminta temanku yang berada di kota Yanjing untuk mencarikan sumsum tulang yang cocok untuknya. Mungkin operasinya akan dilakukan pada beberapa hari ini, kamu bergegas pergi mungkin masih keburu. Temani Milly untuk menyelesaikan operasinya. "

Terdengar suara tangisan ...

Air mata ...

Zuki, yang tidak pernah menangis, saat ini ia tidak bisa menahan air matanya.

"Tuan Sanfiko ... aku ..."

Zuki langsung berlutut di depan Sanfiko.

Pria tidak mudah untuk berlutut.

Zuki tidak pernah berlutut kepada orang lain selain orang tuanya.

Bagaimanapun, dia juga pernah menjadi seorang raja, dan memiliki martabatnya sendiri.

Tetapi pada saat ini, dia dengan tulus berlutut di depan Sanfiko.

Ia berlutut demi putrinya, dan juga demi dirinya sendiri.

"Tuan Sanfiko, kelak nyawaku ini adalah milikmu!"

Sanfiko tersenyum ringan: "Tiga hari yang lalu, ketika kamu mengangguk, nyawamu memang sudah menjadi milikku!"

Zuki mengangguk dengan cepat, air matanya masih terus mengalir.

"Bangunlah!"

Sambil berbicara, Sanfiko mengulurkan tangannya dan menyerahkan kertas kepada Zuki.

"Kamu pergi ke sini dan telepon ke nomor ini. Akan ada seseorang yang akan mengatur mu untuk bertemu dengan putrimu. Selain itu, ketika kamu ke kota Yanjing ubahlah namamu. Aku sudah mengatur semuanya untukmu. Kamu bisa pergi malam ini."

"Baiklah, Tuan Sanfiko!"

Zuki mengambil kertas itu dan melihat alamat yang tertulis di atasnya, hatinya tiba-tiba gemetaran.

Tetapi dia tidak mengatakan apa-apa.

Aji, yang dikejauhan sedang merokok, saat ia melihat Zuki berlari ke sisi lain dengan kencang dalam kegelapan, dan langsung pergi ke jalan Binjiang, ia agak merasa curiga.

Saat dia ingin turun dari mobil dan pergi untuk melihat, sebuah suara terdengar di telinganya.

"Ayo pergi, orang yang bernama Zuki tidak akan ada lagi di kota Miancheng!"

Hah?

"Tuan Sanfiko ..."

Tetapi ketika Aji masih ingin mengatakan sesuatu, dia tiba-tiba menutup mulutnya. Kalimat Sanfiko sudah mengungkapkan informasi lainnya.

"Aji, kamu harus mengawasi gerak-gerik Industri Cakra Surya akhir-akhir ini, tetapi jangan bertindak dulu, selain itu bantu aku menyelidiki seseorang."

"Siapa?"

"Yusdi!"

Ketika Sanfiko mengatakan nama itu, dia merasa nama itu sangat asing.

Meskipun mereka sama-sama keluarga Bai, tetapi "ayah kedua" nya ini tidak pernah memandangnya, dan mungkin bahkan ia tidak pernah menganggap keberadaannya.

"Baiklah, Tuan Sanfiko."

"Ayo, Tuan Sanfiko, hari sudah larut malam, aku akan membawamu pulang."

Sanfiko menggelengkan kepalanya dan perlahan berkata "Kamu pergi saja dulu. Aku ingin berjalan sendiri."

Awalnya, Aji masih ingin mengatakan pada Sanfiko untuk berhati-hati, tetapi setelah memikirkannya, dia merasa kata-kata itu sepertinya tidak perlu, lalu ia menelan kembali kata-katanya.

"Baiklah, Tuan Sanfiko, aku akan menelepon mu ketika sudah ada berita nanti."

Sanfiko mengangguk, lalu ia menyaksikan Hummer melaju kencang, dan menghilang seketika.

Ia berbalik dan memandangi Sungai Xiangjiang yang gelap di depannya itu, ia memikirkan kota Yanjing yang penuh dengan bunga tetapi dipenuhi juga dengan asap yang tak terlihat.

"Zuki, aku harap kamu tidak mengecewakanku, dan aku juga tidak ingin mempergunakanmu lagi ketika aku kembali ke kota Yanjing nanti!"

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu