Menunggumu Kembali - Bab 4 pria sampah, sudah siapkah untuk menerima tamparanku?

setelah makan obat itu, dia pun berangkat ke tempat kerjanya dengan sepeda listrik miliknya.....

ketika dia baru saja sampai didepan pintu pos satpam, dia mendengar beberapa satpam sedang berunding dan mereka pun memberhentikan pembicaraannya setelah melihat kedatangan Sanfiko.

" kenapa, apakah ada yang aneh diwajahku?"

Sanfiko merasa aneh ketika melihat rekan kerjanya yang memandang dirinya dengan tatapan yang aneh.

" untuk apa kalian memandangku begitu?"

seorang satpam yang kurus mengulurkan tangannya lalu memegang dahi Sanfiko.

" bukan begitu Sanfiko, kamu tidak sakit kan?"

" tidak, kenapa rupanya? kalian sangatlah aneh...."

Sanfiko merasa beberapa orang ini sangatlah aneh. mereka tidak seperti itu biasanya.

" apakah semalam kamu pergi menjemput istrimu di Perusahaan beauty sheng?"

" memang, apakah mereka semua mengatakan otakmu rusak?"

beberapa satpam itu mulai berunding kembali dan akhirnya Sanfiko mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh mereka.

" itu bukan aku. aku semalam sudah pulang lebih awal. kalian mendengar itu dari siapa!"

Sanfiko merasa sangat malu dan dia tersenyum pahit.

meskipun dia menikah dengan Jovitasari sudah selama 3 tahun, namun hanya sedikit orang yang mengetahui hal itu. jadi para satpam ini sama sekali tidak tahu kalau Sanfiko memiliki seorang istri yang cantik.

" kalian sedang buat apa, tidak perlu bekerja kah?"

ketika mereka ingin kembali berunding, tiba tiba terdengar sebuah suara yang sangat serius. tiba tiba masuklah seorang pria paruh baya yang memakai seragan satpam kedalam ruangan itu.

dia adalah Rinardo Kristin, pemimpin satpam di Universitas Penang.

" haiyo, ini bukankah orang yang semalam kehujanan dan pergi ke perusahaan beautysheng untuk mengantarkan payung kepada Jovitasari kan. kenapa masih ada waktu untuk bekerja hari ini? apakah istrimu yang cantik itu tidak mengenalimu?"

Sanfiko kehabisan kata kata. hujan deras semalam membuat Sanfiko harus pergi mengantar payung untuk Jovitasari dan sekalian pulang lebih awal. dia tidak menyangka kalau Rinardo dapat mengetahui hal ini dengan cepat.

ini terlalu aneh kan?

" kenapa, tuan Sanfiko Chen, apakah kakmu tidak bermesraan dengan istrimu yang cantik itu?"

Rinardo yang berpakaian satpam itu tertawa dingin.

ini sangat jelas adalah sebuah hinaan.

" ketua Rinardo, Sanfiko sudah bilang kalau orang itu bukanlah dia. apakah ada yang salah melihat?"

beberapa satpam itu mulai penasaran kepada Rinardo dan hinaan itu sangat jelas ditujukan kepada Sanfiko.

" bukan dia? tidak mungkin. Sanfiko Chen, kenapa kamu tidak mengakui kalau kamu telah pergi ke perusahaan Indobeauty dan sembarangan memanggil seorang gadis cantik sebagai istrimu? dulunya aku tidak sadar kalau pria lemah seperti mu masih memiliki sedikit mental...."

Rinardo merasa lucu ketika melihat Sanfiko yang berdiri didalam pos satpam.

wajahnya penuh penghinaan dan dia berpikir untuk mengusir pria ini dari sini. berani beraninya dia merebut gadis milik tuan Albet. benar benar memiliki keberanian yang besar.

namun ketika Rinardo menerima kabar ini, dia juga berpikir bahwa orang sejujur Sanfiko ternyata memiliki rahasia sedalam ini.

dari dalam telepon, dia mendegar jelas semua perkataan Albet.

namun dia juga tidak bisa berbuat apa apa. Sanfiko hanyalah seorang satpam biasa. dia tidak bisa membandingkan dirinya dengan direktur perusahaan Indobeauty itu. bukankah itu sama saja ingin membunuh dirinya sendiri?

" hal ini, benar benar....."

mendengar perkataan Rinardo, beberapa satpam itu pun menatap ke arah Sanfiko dengan pandangan yang aneh.

Sanfiko tahu kalau Rinardo sudah tidak suka pada dirinya dari awal. hal kali ini pastilah Rinardo yang mengumbarnya. namun dari mana Rinardo mengetahui hal ini?

itu tidak berdampak baginya. namun dia khawatir jikalau hal ini semakin menyebar, itu pasti akan mempengaruhi Jovitasari.

Sanfiko pun berkata kepada Rinardo :" kamulah yang mengumbar cerita ini kan?"

itu juga tidak bisa disembunyikan karena semenjak kedatangan Rinardo keruangan itu, dia langsung mengarah ke arah Sanfiko.

" aku yang mengumbar? apakah hal ini perlu aku yang mengumbarnya? bagaimana boleh tuan Sanfiko menuduhku. aku saja sudah sangat dendam melihatmu."

Rinardo tertawa ketika melihat Sanfiko yang berada didepannya sudah mulai marah dan menggepalkan tangannya.

melalui sebuah penelitian, Rinardo sudah bisa mengenal Sanfiko dengan sangat dalam. dia adalah seorang menantu yang di pinang oleh keluarga Bai, namun hampir semua anggota keluarga Bai tidak mengakuinya. kalau tidak, bagaimana mungkin dia bisa menjadi seorang satpam disini?

" pergilah, Sanfiko. kita masih perlu bekerja,.... ayuk. pergi...."

seorang satpam yang kurus menepuk pundak Sanfiko dan menariknya keluar dari ruangan itu.

para rekan kerjanya itu tahu kalau Rinardo sengaja ingin memarahi Sanfiko dan mereka tidak berharap kalau Sanfiko menerima semua hinaan itu. dia lalu mencari alasan untuk membawanya pergi dari ruangan itu.

" hehe, kalian boleh pergi bekerja. namun dia harus tinggal disini!"

Rinardo tidak melewatkan kesempatan ini untuk langsung memecat Sanfiko. dengan begitu dia akan lebih cepat menerima uang bayaran dari tuan Albet.

ini adalah hal yang gampang bagi Rinardo. pamannya adalah penangung jawab disekolah ini, dia bisa memecat siapapun dengan gampang.

Rinardo menunjuk Sanfiko ketika berbicara dan bisa dikatakan bahwa didalam pandangannya, Sanfiko sudah bukanlah seorang manusia lagi.

" kenapa kalian berhenti disana? cepat pergi, apakah kalian tidak ingin bekerja lagi?"

mendengar perkataan itu, para rekan kerja Sanfiko mulai berpikir kalau Rinardo benar benar sangat membenci Sanfiko.

mereka semua menggelengkan kepala dan keluar dari pos satpam itu.

ketika ruangan itu hanya tersisa mereka berdua, Rinardo kembali memanaskan badannya dan berjalan kedepannya.

" aku sama sekali tidak menyangka kalau bocah seperti kamu ternyata adalah menantu keluarga Bai. aku juga tidak mengerti kenapa gadis cantik seperti Jovitasari ingin menikah denganmu? ini benar benar mengejutkan."

ketika mengatakan itu, Rinardo pun memejamkan matanya sebentar dan mulai mengegrakkan lengannya yang kekar itu. dia sepertinya akan mulai memukul orang.

" dari mana kamu tahu semua ini?"

Sanfiko merasa aneh dan dia kembali memikirkan beberapa orang yang menemui dirinya. khususnya semalam.

dia tidak terlalu perduli dengan hal ini. namun dia hanya khawatir hal ini akan berpengaruh kepada Jovitasari jika tersebar luas.

dia boleh dipermalukan dan dihina oleh semua orang, namun Jovitasari tidak boleh.

Jovitasari sudah cukup mendapat hinaan dari anggota keluarganya bahkan teman baiknya sendiri. sekarang seorang pemimpin satpam pun mulai menghina Jovitasari. dia tidak tahan akan hal itu....

" jujur aku katakan kepadamu. Sanfiko, ada orang yang membayarku untuk menghajarmu dan mengusirmu dari sini."

Rinardo tidak ingin ingin berhubungan lagi dengan Sanfiko. ketika berbicara, dia pun menampar pipi Sanfiko lalu merekam eskpresi wajahnya yang sedang kesakitan itu dan mengirimnya kepada tuan Albet. dengan begitu masalah ini sudah selesai.

" direktur Albet dari perusahaan Indobeauty yang menyuruhmu untuk melakukan ini semua?"

suara Sanfiko terdengar dingin.

" hehe, tampakknya tuan Sanfiko tidaklah bodoh. benar, tuan Albet lah yang menuyuruhku melakukan ini. kamu melakukan banyak kesalahan padanya dan itu membuatmu harus menanggung banyak resiko. aku menasehatimu untuk berdiri dengan baik disini. aku akan menamparmu beberapa kali lagi agar tugasku bisa selesai."

Rinardo memasang ekspresi wajah yang sombong dan dia berpikir bahwa setelah selesai menghajar pria sampah ini, dia akan mendapatkan sejumlah uang pada malam ini dan dia bisa langsung pergi berfoya foya. dia sudah tidak tahan jika memikirkan gadis gadis yang ada dibar yang terletak di dekat sungai pada Penang.

Sanfiko merasa lucu ketika mendengar perkataan Rinardo.

" tadinya aku masih merasa aneh kenapa kamu bisa mengetahui hal ini dalam waktu yang cepat. ternyata Albet lah dibalik semua ini. bagus! sangat bagus!"

" bagus? ini benar benar bagus. bersiap siaplah. aku akan kembali menamparmu. bagaimana ya, sebenarnya aku juga sangat kasihan kepadamu. namun aku telah menerima uang dari tuan Albet dan aku harus menyelesaikan segala permintaannya. ini hanya bisa menyalahkan kamu yang sedang sial."

Rinardo merasa puas ketika melihat wajah Sanfiko yang sedih itu.

didalam padangannya, Sanfiko hanyalah seorang satpam yang bisa dia gunakan untuk melampiaskan semua emosinya.

dia langsung mengangkat tangannya dan langsung menamparnya.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu