Menunggumu Kembali - Bab 234 Berlututlah!

" kalian....."

Jovitasari marah dan wajahnya sangatlah merah.

" Joy, Tante, kalian sungguh keterlaluan. kalau bukan karena anak sialanmu itu pergi menganggu orang lain, apakah orang lain akan mencarinya hinnga kesini?"

" Jovita.... kenapa kamu berkata seperti itu?"

" sh*t! diamlah!"

wajah Lewis menjadi murung ketika mendengar ini dan dia langsung mendaratkan tamparannya diwajah Ratih tanpa berkata apa apa.

" aku akan memberi waktu sepanjang batang rokok ini untuk memikirkan semua ini. silahkan memilih untuk memberiku 6 miliar atau kalian dua memilih untuk menemaniku minum bir disini!"

setelah mengatakan itu, Lewis lalu menarik sebuah kursi dan duduk disana. bawahannya pun menghidupi rokok yang telah dipegangnya.

disaat ini, Jovitasari seketika menghela nafas melihat kedua ibu dan anak itu. dia sangatlah merasa dendam.

" sh*t!"

sebelum dia mengatakan itu, sebuah tendangan kembali mendarat di tubuh Joy.

" ah... jangan pukul aku lagi kak. aku ada kunci mobil BMW yang seharga 2miliar lebih...."

Joy sambil mengeluarkan kunci mobil ketika dia mengatakan itu.

boom!

sebuah tendangan kembali mendarat!

" sh*t. apakah kamu mengira kamu bisa menipuku dengan kunci palsu ini!"

ah....

" tidak usah habiskan waktu lagi. cepatlah pilih, atau aku akan kembali menghajarmu!"

mendengar ini, Ratih menutup wajahnya dan berkata dengan wajah yang penuh airmata :" kakak, cepatlah bujuk Jovitasari dan Nusrini untuk menemani dia makan. menemani dia makan tidak akan membuat mereka kehilangan daging dari tubuhnya juga kan. lagi pula kalau tidak begitu, kiita juga tidak memiliki uang sebesar 6 milair kan!"

disaat ini, Rita sudah sangat ketakutan mendengar perkataan Lewis dan dia hanya duduk diam sambil memegang erat Michael.

"Jovitasari, telepon Sanfiko dan suruhlah dia datang kesini untuk menyelesaikan ini semua."

" ayah, Sanfiko..."

ketika Jovita ingin mengatakan sesuatu, dia teringat akan Sanfiko yang membantunya menyelesaikan masalah di bar itu kemarin. meskipun suaminya sangatlah ahli dalam berantem, namun Jovita khawatir dan tidak tahu apa yang harus ia perbuat sekarang.

" untuk apa kamu menelepon sampah itu, dia hanya bisa memperburuk keadaan!"

kata Rita ketika dia mendengar suaminya berkata untuk menelepon Sanfiko.

" makanya... kak, kamu sebaiknya bujuk Jovita dan Nusrini... ataupun kalian juga boleh memilih untuk mengeluarkan uang 6miliar. kalau tidak, kita semua tidak akan bisa pergi dari sini hari ini...."

air mata Ratih kembali terjatuh ketika mengatakan itu.

mendengar ini, wajah Michael semakin cuek dan dia tidak lagi menunggu Jovitasari untuk menelepon. dia langsung mengambil ponselnya dan menelepon Sanfiko.

" Sanfiko, terjadi sedikit masalah di hotel Central. cepatlah kemari..."

Michael langsung menutup telepon setelah mengatakan itu. dia lalu berkata kepada Lewis yang duduk disebrang sana yang sedang merokok :" menantuku segera membawa uang kesini. tunggulah beberapa saat lagi!"

Lewis menghembuskan asap rokoknya dan dengan cueknya berkata :" menantumu.... hahaha, aku malah mengira sampah inilah menantumu? namun aku sudah mengatakannya tadi, aku akan membantu kalian memilih ketika rokok ini habis.... hehe, jangan salahkan aku nanti....."

dia sambil memandang wajah dan tubuh Jovitasari yang indah ketika mengatakan itu.

disaat ini, Ratih juga memandang Jovitasari dan dia pun berkata :" pakaianmu terlalu norak, tidak heran kalau kamu ditandai. mampus!"

" segera ke hotel Central!"

setelah menerima telepon itu, Sanfiko merasa tidak tenang. kali ini dia menerima telepon dari mertua laki lakinya sendiri.

dia langsung menuju kearah hotel Central.

disini...

didalam ruangan ini tidak ada lagi suara apapun. mereka hanya memandang Lewis dengan hening. Lewis pun membuang puntung rokoknya ke lantai lalu menghembuskan asap dengan perlahan. setelah itu dia bangkit dengan pelan dan berkata :" kalau begitu, aku terpaksa membantu kalian untuk memilih...kalian berdua seretlah pria bodoh ini dan hajarlah dia. dan kalian berdua temanilah aku malam ini. apakah kalian mengerti!"

ah!

" ibu... tolong aku..."

" kamu, ingkar janji. kenapa kamu masih menghajar anakku padahal kedua kakak beradik itu sudah menemanimu... kamu....."

namun Lewis tidak memberikan kesempatan kepada Ratih untuk berbicara dan langsung maju untuk menangkap Nusrini yang berusaha lari.

ah.....

dia lalu menangkap Jovitasari.... pastinya dia tidak akan bermain diruangan ini.

namun disaat ini, pintu ruangan itu tiba tiba ditendang oleh seseorang!

ketika Michael hendak keluar, seorang pria berbadan kekar pun langsung bergegas menuju kearah Lewis dan langsung mendaratkan tamparan yang kuat kewajahnya yang genit itu.

tamparan itu membuat Lewis menjadi oleng dan tubuhnya yang besar itu pun terjatuh diatas meja. makanan yang tersisa diatas meja itu pun mengotori tubuhnya.

ah?

terkejut!

semua orang yang ada disana terpana.

apalagi Ratih, dia langsung menarik Joy kearah luar ketika melihat Sanfiko yang memiliki kekuatan besar itu. namun dia kembali dihalangi oleh Renard yang baru saja masuk dan dia dengan cepat kembali kesudut ruangan.

" sh*t..... siapa yang berani memukulku!"

Lewis merasa pusing dan dia ingin membalas pukulan itu ketika dia bangkit. namun dia tak berdaya dan hanya bisa ditopang oleh bawahannya. dia juga mendengar sesuatu.

" ayah ibu, pergilah duluan. serahkan padaku!"

" aku tidak perduli siapa dia... aku akan mematikan orang yang berani memukul aku, Lewis!"

mendengar ini, Ratih langsung menarik Joy kearah luar. saat ini Renard tidak lagi menghalanginya. Rita memandang sebentar kearah Sanfiko dan langsung membawa Jovitasari beserta Nusrini keluar...

" Sanfiko...."

" ibu.. jangan tarik aku."

" pergillah. bawalah ibu dan ayah pulang. aku akan segera pulang juga."

Sanfiko pun mendorong pundak Jovitasari dengan pelan setelah mengatakan itu.

" tenang saja. aku baik baik saja..."

Jovitasari memandang Sanfiko dengan wajah yang penuh kekhawatiran dan berkata :" Sanfiko, aku menunggu kepulanganmu."

Sanfiko pun mengangguk.

setelah menunggu mereka semua pergi, Sanfiko lalu memandang pria berbadan kekar itu sambil bertanya :" kamu ingin mematikanku?"

nada suaranya sangat datar namun kedengarannya sangat mengancam.

perbedaan dalam waktu yang sebentar ini membuat Lewis mengerutkan keningnya.

......

" cepat pergi... kalau tidak kita semua akan mati jika mereka mengejar kita...."

disaat ini,, Ratih dan sekeluarga pun masuk kedalam sebuah mobil BMW dan Joy pun duduk ditempat duduk supir.

" cepatlah kendarai mobil ini... cepat...."

kata Ratih kepada anaknya dengan panik.

" apakah kita tidak perlu menunggu kakak Jovita?"

" untuk apa ditunggu, kita juga tidak akan dihajar hingga begini kalau bukan karena ulah Jovitasari..."

kata Ratih dengan penuh amarah. dia pun tetap menutup wajahnya yang penuh amarah itu.

" haizz... benar benar membuatku emosi..."

Nusrini pun menghentakkan kakinya ketika melihat mobil BMW yang ada didepan mereka sudah pergi jauh.

" ibu, lihatlah keluarga tante itu, orang seperti apa mereka? kalau bukan karena Joy menganggu mereka, mereka juga tidak akan mencari kita. semua ini seharusnya keluarga mereka lah yang bertanggung jawab!"

" sudahlah.... ayuk pergi..."

saat ini, Rita hanya ingin segera meninggalkan tempat ini dan pulang kerumah. ini semua akan semakin rumit jika Sanfiko gagal menahan mereka dan mereka mengejar kita.

" ibu, tunggulah Sanfiko...."

Jovitasari pun menghalangi bagian depan mobil.

" kakak, cepatlah naik.... Sanfiko sendirilah yang sok kuat.. untuk apa kamu khawatirkan dia!"

" memang, cepatlah naik Jovita dan duduklah dibelakang, cepatlah... kita pasti dianggap tidak menghargai kebaikan Sanfiko jika kita dikejar dan ditangkap kembali oleh mereka.... cepatlah naik!"

" Jovitasari, naiklah.. Sanfiko pasti baik baik saja."

Michael tahu jelas kemampuan Sanfiko. semua orang itu layaknya sampah bagi Sanfiko. namun dia tahu kalau mereka tidak akan percaya apapun yang dikatakannya sekarang.

" ayah..."

" cepatlah naik!"

disaat ini, Rita langsung menarik Jovita masuk kedalam mobil lalu berkata :" Nusrini, cepat kendarai mobil ini...."

.....

didalam ruangan itu.

" siapa sebenarnya kamu?"

Sanfiko tersenyum datar dan langsung mendaratkan sebuah tendangan di bagian perut Lewis. Lewis pun tidak sanggup menghindari tendangan itu karena terlalu cepat. beberapa bawahan yang awalnya sedang menopang Lewis pun terjatuh.

ketika mereka ingin bangkit, mereka pun ditahan oleh Renard dan dua orang lainnya.

" sh*t..."

Lewis merupakan seorang preman yang sangat terkenal dan dia tidak pernah merasakan kesakita seperti ini. kedatangannya kali ini ke kota Penang juga karena ditugaskan kesini. dia tidak menyangka kalau kejadian seperti ini akan menimpanya.

tidak menunggu dirinya bangkit, Lewis pun merasa sebuah barang yang dingin menimpa diatas kepalanya.

" katakan siapa kamu? dari mana kamu berasal?"

terdengar sebuah suara yang cuek.

Sanfiko berdiri disamping Lewis yang belum bangkit. dia semakin merasa ada yang aneh pada kejadian hari ini.

kak Aji pernah memperingatinya kemarin. kemunculan Lewis terlalu tiba tiba dan wajahnya terlalu asing. dia belum pernah menjumpai Lewis di Penang. Kak Aji bisa dibilang merupakan orang yang bekerja dibidang itu. bahkan kak Aji sendiri pun tidak pernah melihat Lewis.

ini membuat mereka harus semakin berhati hati!"

" berlutulah!"

Lewis bangkit perlahan. namun kak Aji langsung menendang betisnya dan mengarahkan sebuah pistol hitam keatas kepala Lewis.

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu