Menunggumu Kembali - Bab 71 Berharap Kali Ini Kalian lebih Pintar Sedikit!

Perusahaan Tianbai, dikantor Direktur.

Wajah Puspita murung.

Barusan dia menerima panggilan telepon dari bank, pinjaman yang diajukan oleh perusahaan Tianbai tidak disetujui, dan bank telah meminta perusahaan Tianbai untuk mulai mengembalikan pinjaman hipotek sebelumnya, jika tidak dapat dikembalikan dalam waktu yang ditentukan, surat yang digadaikan perusahaan Tianbai akan dilelang.

Berita itu tidak bisa diragukan lagi dan membuat Puspita bingung.

Pertama akan dikeluarkan dari kamar dagang, dan kemudian langsung memutus banyak jalur, sekarang masalah pinjaman bank adalah masalah mendasar bagi perusahaan Tianbai, dapat dikatakan bahwa Puspita tidak memiliki kesempatan untuk bernapas, dan Perusahaan Tianbai sudah dalam bahaya.

Saat itu, panggilan telepon dari Michael masuk.

Puspita melirik ponselnya, seketika dengan penuh harapan mengangkat teleponnya.

Dapat dikatakan bahwa seluruh perusahaan dapat melewati kesulitan atau tidak tergantung pada kerjasama dengan industri bir Sumedang, dia tidak berani membayangkannya sebelumnya, dan juga tidak pernah memikirkannya.

“Michael, bagaimana kabarnya, apakah sudah bertemu dengan Bos Luiz?”

Sebenarnya Puspita juga melihat petunjuk masalah ini, yaitu Bos luiz sepertinya berpikir bahwa Jovitasari memang seperti itu, jadi Puspita meminta Michael untuk membicarakannya, bagaimanapun, seluruh keluarga, mungkin memiliki kesempatan.

“Sudah ketemu sih.”

Ketika Puspita mendengar ini, dia segera menunjukkan sedikit kegembiraannya di wajahnya dan bertanya: “Bos Luis setuju?”

Di sisi lain, Michael yang baru saja keluar dari Xiangjiang Famous club dan menelepon Puspita, mendengar ini dia tersenyum pahit.

“Bos Luiz, sepertinya dia sengaja tidak berbicara denganku tentang kerja sama itu, akhirnya dia hanya mengatakan bahwa aku tidak perlu berbicara tentang masalah ini dengannya lagi, ah, Bu, sepertinya masalah ini sedikit misteri, mungkin kita memiliki beberapa masalah dengan Bos Luiz sebelumnya dan menyinggung perasaannya.”

Wajah Puspita murung.

“Oke lah, kamu pulang duluan sana.”

Setelah mengatakan itu, Puspita menutup teleponnya.

“Bu, Bagaiman, kakak besar sudah pergi negosiasi belum?”

Tepat ketika Puspita menutup telepon, Yusdi baru saja membuka pintu kantor.

“Kelihatannya masalah ini…..kesalahannya sudah mendalam…”

“Bu, apakah Bos Luiz masih belum membicarakannya? Apakah masalah ini harus diselesaikan Jovitasari? Selain itu, bu, kontrakny sudah ditandatangani, jika Bos Luiz menyesali masalah ini, industri minuman keras Sumedang akan menderita kerugian...”

Begitu Yusdi kepikiran dengan apa yang terjadi kemarin sore, hatinya selalu terbakar.

“Bagaimana dengan kontrak yang sudah ditanda tangani? Coba kamu pikir tentang pengaruh industri bir Sumedang, dan industri bir Sumedang tidak ada duanya di Maharayu, menurut kamu Perusahaan Tianbai kita yang kumuh dan tua, dapat bersaing dengan yang lain? Dan seharusnya kamu tidak ikut campur dalam masalah ini, sekarang kamu membuat masalah sendiri!”

Ketika Yusdi mendengar ini, dia segera bergumam: “Bu, bukankah awalnya ini adalah perkataanmu? mengapa kamu menyalahkan aku...”

Puspita mendengar, dan memandangi putranya, yang berusia lima puluh tahunnan itu, seketika diam.

“Yah, tidak ada cara lgi, aku akan menelepon Jovitasari sendiri, masalah ini jelas bahwa Bos Luiz dari industri minuman keras Sumedang hanya bisa berbicara dengan Jovitasari.”

Disaat Puspita berbicara dia mengeluarkan ponselnya.

“Bu, kamu tidak boleh melakukan ini, bukankah kamu sama saja akan tunduk kepada Jovitasari? Dan jika dia yang bertanggung jawab atas proyek ini, maka kita harus mendengarkan perkataannya nanti, bu, coba kamu pikir, Sanfiko berani berkelahi dengan Yogi, aku bukannya berbicara tentang keburukan orang dibelakang, kita semua jelas tahu siapa Sanfiko, dia adalah menantu yang tidak berguna, sekarang dia hanyalah sampah, tidak memiliki status apa-apa dirumah, dia masih berani memukul orang, ini jelas ada seseorang yang mendukungnya. Coba kamu pikirkan siapa orang ini...”

“Dan aku selalu merasa bahwa Sanfiko kelihatannya tidak seperti itu, ika proyek ini benar-benar menjadi tanggung jawab Jovitasari, mungkin nantinya perusahaan Tianbai perlahan-lahan akan dikendalikan olehnya, mungkin saat itu…… masalah ini sudah dibicarakan oleh kaka besar, bisakah pada awalnya kakak besar tidak pergi, dan hanya membantu ibu untuk mengatasinya, lagipula perusahaan kita telah mengakuisisi industri minuman keras Sorgum Sanjaya, mungkin kakak dalam hatinya marah, pada awalnya...”

Puspita menatap putranya dengan dingin.

“Baiklah!”

Puspita berbalik dan berdiri di depan jendela Prancis yang besar yang ada di kantor Direktur Perusahaan Tianbai, memandangi kesibukan Kota Penang yang ada didepannya.

“Lebih baik aku sendiri pergi mencari orang yang bertanggung jawab atas industri bir Sumedang untuk membicarakan masalah ini...”

“Bu, boleh gak aku pergi mencari Bos Luiz untuk membicarakan masalah ini sekali lagi...”

Yusdi dengan segera membuka mulutnya.

Puspita menggelengkan kepalanya, berbalik dan berkata: “siapkan mobil, aku akan pergi sekarang ...”

Kepikiran dengan apa yang terjadi beberapa hari ini, Puspita merasa bahwa perusahaannya itu semakin dalam bahaya, awalnya pengembangan perusahaannya membuatnya sakit kepala, sekarang serangkaian hal telah terjadi, Perusahaan Tianbai sudah mulai memiliki jalan keluar, sekarang bank mulai mendesak untuk pembayaran hutang, jika Perusahaan Tianbai tidak dapat beroperasi dalam waktu singkat, khawatir Perusahaannya ini akan langsung dilelang oleh Bank, dan bila tiba waktunya Perusahaan Tianbai harus menyatakan kebangkrutannya.

Dia tidak akan pernah membiarkan situasi seperti itu.

Setelah selesai berbicara Puspita langsung berjalan keluar dari kantor Direktur.

Sekitar satu jam kemudian, sebuah mobil bisnis BMW mewah berhenti di gerbang “Xiangjiang Famous Club”, dan kemudian Puspita penuh dengan dandanan turun dari mobil.

“Bu, aku temenin kamu masuk kedalam ya!”

Yusdi segera menyatakan kesetiaannya, tetapi pada saat itu Puspita menolak, Yusdi yang belum pernah terlihat sebelumnya, jika kali ini dia membawa Yusdi masuk kedalam, maka pembicaraan ini kemungkinan besar tidak akan dimulai tetapi langsung diakhiri.

Puspita juga adalah seorang yang ahli di pusat perbelanjaan, tentu saja dia juga tahu denagn lika-liku ini, dia segera menyuruh semua orang yang mengikutinya menunggu di luar, dia masuk ke “Xiangjiang Famous Club” sendirian dengan sekretarisnya.

Melihat sosok Puspita masuk kedalam, Rista segera melihat ke ayahnya yang berdiri di samping dan bertanya: “Ayah, apakah menurut kamu nenek bisa melakukannya?”

Yusdi masuk ke mobil dan duduk di kursi pengemudi.

“Aku harap nenekmu bisa bernegosiasi, jika kontrak ini ada perubahan dalam skala besar, tidak masalah jika memberikan keuntungan kepada industri bir Sumedang, lagi pula hanya dengan cara ini kita baru bisa benar-benar dapat memperoleh manfaatnya.”

“Bagaimana kalau nenek tidak berhasil?”

“Jika tidak berhasil, maka kita harus cari Jovitasari lagi, lagipula kontrak ini berhubungan dengan Jovitasari, orang-orang hanya mengenali Jovitasari.”

Mendengar ini wajah Rista seketika murung.

“Kenapa, dia bisa membicarakan ini dengan Jovitasari, Ayah, aku sudah bilang bahwa Jovitasari pasti punya rahasia dengan Luiz, Sanfiko si idiot itu tidak tahu bahwa istrinya tidak setia.”

“Mari kita lihat, tunggu sampai kerja sama selesai baru bicarakan, bagaimanapun ini adalah masalah besar bagi perusahaan kita saat ini, putaran pertama adalah 600 ratus miliar, coba kamu katakan siapa yang bisa hidup tanpa uang, bahkan jika membiarkan Jovitasari membicarakannya dan mengambil alih proyek ini, ada begitu banyak orang dalam keluarga yang ingin memasuki industri minuman keras Sorgum Sanjaya, dan bahkan jika Jovitasari yang bertanggung jawab atas Industri minuman keras Sorgum Sanjaya, dia juga hanya bertanggung jawab untuk pekerjaan eksternal dan hal-hal penting, dalam hal keuangan, nanti lihat kamu memperjuangkannya bagaimana, kamu juga harus belajar akuntansi sendiri.”

“Sudah tahu, Ayah!”

Pada saat ini,ketika Rista mendengar perkataan ayahnya seperti ini, dan dengan segera dia mengerti poin utama dari perkataan ayahnya.

“Hum, Jovitasari, bagaimana kamu bisa membicarakan tentang kerja sama? Dan Ini bukan di bawah kendali kami.”

Saat memikirkan ini, hati Rista mulai bersemangat.

Uang itu, suntikan modal sekitar 600 ratus miliar, bagaimana dirinya bisa mendapatkan 60 miliar dari itu, dan sampai waktunya tidak akan ada vila dan mobil mewah.

Ketika ayah dan anak perempuannya sedng melamun diluar, Puspita yang memasuki “Xiangjiang Famous Club” merasa sangat tidak nyaman.

Menurut pendapatnya, bagaimanapun dia juga adalah Bos perusahaan, dan Luiz hanya orang yang bertanggung jawab atas industri bir Sumedang di Penang, meskipun dia juga wakil direktur industri bir Sumedang, tapi tidak peduli bagaimanapun dia selalu merasa bahwa Luiz harus bersikap sopan kepadanya.

Tapi keadaan sebenarnya tidak seperti itu.

Luiz dengan hati-hati membaca dokumen keseluruhan, dan Puspita memperkenalkan lagi industri minuman keras Sorgum Sanjaya dan sejarah gemilang perusahaan Tianbai yang ada di belakangnya.

“…….Luiz, kerja sama kali ini……..”

Setelah banyak berbicara, Puspita akhirnya berbicara tentang kerja sama.

“Yah, Bos Puspita kamu sudah selesai belum bicaranya?”

Puspita seketika terkejut, ini juga terlalu tidak sopan kepada orang.

Tetapi dia tahu bahwa sekarang dia sedang memohon untuk bekerja sama dengan industri bir Sumedang di belakang Luiz, tidak ada cara lagi dia hanya bisa menerimanya.

“Kalau begitu aku ingin mengatakan sudut pandangku!”

Puspita dengan segera mengangguk.

“Pertama, kerja sama kali ini sebelumnya aku sudah bernegosiasi dengan nona Jovitasari, jadi bukan hanya aku, seluruh industri bir Sumedang hanya mengakui Nona Jovitasari saja sebagai mitra dalam kerja sama ini, aku sudah mengatakan ini dengan jelas, dan di kontrak juga sudah tercantum, Jika Nona Jovitasari tidak sepenuhnya bertanggung jawab atas kerja sama dengan industri minuman keras Sorgum Sanjaya, maka kita harus mengucapkan selamat tinggal pada kerja sama kita, tapi kamu tidak perlu khawatir, untuk kontrak yang ditandatangani, aku akan membayar industri minuman keras Sorgum Sanjaya atau Perusahaan Tianbai uang ganti rugi yang telah ditetapkan dalam kontrak”

“Kedua, perusahaan kami tulus dalam kerja sama ini, dan ketulusan serta ketekunan Nona Jovitasari telah menggerakkan kami, sehingga kami dapat memiliki rencana kerja sama yang bermanfaat bagi industri minuman keras Sorgum Sanjaya, hampir sepenuhnya bebas biaya demi mendukung industri minuman keras Sorgum Sanjaya, tetapi kamu mengganti orang yang bertanggung jawab tanpa sepengetahuan kami, ini pasti membuat perusahaan kami meragukan integritas kalian, dan masalah ini aku belum melaporkannya ke kantor pusat, aku akan memberi kalian kesempatan lagi, tetapi sekarang tampaknya tidak perlu lagi memberi kalian kesempatan!”

“Ketiga, seperti yang aku katakan sebelumnya, orang-orang dengan kemampuan bisnis yang kuat di industri minuman keras Sorgum Sanjaya diperlukan untuk mengambil alih itu, Nona Jovitasari masih oke, adapun Yusdi, dia tidak memiliki kemampuan seperti itu sama sekali, menurut penyelidikan kami, dia tidak ada gunanya, namun karena tubuh Tuan Michael mungkin belum pulih sepenuhnya dalam waktu singkat karena kecelakaan mobil, jadi kami kecualikan. aku tahu Bos Puspita tampaknya lebih menyayangi putra keduanya, tetapi Yusdi benar-benar tidak memiliki kemampuan bisnis, jadi jika Bos Puspita masih terus bersikeras, kita hanya bisa mengucapkan selamat tinggal. Ada banyak orang yang mencari aku dalam proyek ini, dan aku dapat memilih orang yang lebih kuat untuk bekerja sama.”

“Keempat, aku sudah melakukan survei terhadap Perusahaan Tianbai dalam dua hari terakhir, Perusahaan kalian hanyalah perusahaan readymade, jadi aku telah mempertimbangkan untuk tidak bekerja sama dengan industri minuman keras Sorgum Sanjaya lagi, jadi Bos Puspita kedatangan kamu hari ini sebenarnya tidak mempunyai arti apapun.”

Setelah berbicara, Luiz memandang Puspita yang sedikit lamban, dan melanjutkan berkata: “Aku percaya kalau pernyataan aku sudah sangat jelas, dan empat poin ini sudah cukup.”

Ketika Puspita mendengar ini segera mukanya menunjuka ekspresi putus asa, tiba-tiba dia menemukan kesalahan besar terhadap apa yang telah dilakukannya, dapat dikatakan bahwa sejak awal, itu semua disebabkan oleh perkataan dia yang menyuruh Jovitasari harus beristirahat di rumah terlebih dahulu dan membiarkan putranya Yusdi mengambil alih proyek.

“Bos Luiz…”

Pada saat itu, Puspita sudah tidak memiliki rasa superioritas, dan bahkan memohon.

“Ai, sebenarnya Nona Jovitasari mengatakan kepadaku berkali-kali bahwa dia harus bekerja sama dengan industri minuman keras Sorgum Sanjaya, dia juga mengatakan bahwa tidak mudah bagi Bos Puspita untuk mendukung perusahaannya sendirian selama bertahun-tahun, dia berkata bahwa dia berharap nenek dapat memiliki istirahat lebih awal dan menikmati hari tuanya, karena inilah aku memutuskan untuk bekerja sama dengannya.”

“Ah? Apakah Jovitasari benar-benar berkata seperti ini?”

Puspita merasa sedikit tidak menduga.

Luiz menganggukan kepala.

“Begini saja, Bos Puspita, pulang sana dan suruh Nona Jovitasari datang untuk berbicara denganku besok, setelah besok proyek ini harus dimulai, jadi Bos Puspita, aku melihat dari wajah Jovitasari dan baru bisa memberi kalian kesempatan sekali lagi.”

“Bos Luiz….”

Puspita ingin mengatakan sesuatu, tapi dia menelan kembali kata-kata itu sepenuhnya.

“Terima kasih banya Bos Luiz, besok aku akan suruh Jovitasari datang untuk berbicara tentang kerja sama ini.”

Luiz mengangguk, dan kemudian menatap Puspita berjalan keluar dengan sekretarisnya.

Melihat ke luar jendela kearah mobil van bisnis yang sedang menunggu, Luiz menyeringai.

“Berharap kali ini kalian pintar sedikit!”

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu