Menunggumu Kembali - Bab 92 Keputusan Yang Tidak Terduga

“Impulsif?”

Puspita menatap wajah serius Michael dan bertanya: “Martin, pemuda yang kamu temui dengan Grecia terakhir kali, bagaimana?”

Michael sedikit terkejut, dan kemudian dengan cepat menjawab: “Bu, keluarga Martin ada di purwokerto, dan kepala keluarganya adalah Johanes, bahkan lebih kuat dari Kevin, selain itu kami tidak melihat Johanes terakhir kali ketika kami pergi ke Purwokerto, Martin lah yang menyambut kami sepanjang kami disana, tahun kemarin Martin baru pulang dari luar negeri, aku mendengar bahwa saat dia sekolah diluar negeri dia sudah memiliki perusahaan sendiri, bahkan laba bersih perusahaan yang ada di luar negerinya mencapai lebih dari sepuluh miliar dolar per tahun. Dia pulang hanya untu menyelesaikan pertunangan dengan keluarga kita, dan mengambil alih peruahaan besar keluarga Martin.”

“Martin adalah pemuda yang sangat oke, dia sangat sopan kepada kita, dan dia juga dengan inisiatif sendiri untuk datang ke penang, tapi ...”

Berbicara Sampai sini, Michael tiba-tiba menutup mulutnya.

“Iya, kenapa?”

Puspita jelas menyadari perubahan ekspresi putranya.

“Itu, karena pada saat itu perjanjian pernikahan yang diajukan oleh ayahku dan Johanes, adalah menikah dengan kakak tertua kita Jovitasari, dan Martin mengatakan bahwa dia telah bertemu Jovitasri ketika dia masih kecil, dia telah menunggu Jovitasri selama bertahun-tahun, pada saat itu, aku tidak mengatakan apa-apa, lagi pula, pernikahan Jovitasari hanya sedikit orang yang mengetahuinya, dan yang lain tidak mengetahuinya, secara alami berita ini tidak sampai ketelinga keluarga Martin.”

“Masalah ini sulit untuk dipecahkan. Rista adalah putrimu, dan Martin yang kamu temui terakhir kali, selama kita bisa berhubungan dengan keluarga Martin dan melakukan pertunangan ini, keluarga kita tidak harus bergantung pada industri minuman keras Sumedang, pengaruh keluarga Martin pada real estat hanya bisa ditandingi oleh Kevin.”

“Dan jovitasari telah menikah selama tiga tahun, meskipun pertunangan dibuat oleh tuan, tapi persahabatan antara kedua keluarga masih ada, jadi pertunangan masih bisa dibuat. Aku akan pergi untuk memberi tahu Johanes tentang masalah ini sendiri.”

Michael mengangguk kepala.

“Bu, jadi kita harus bagaimana?”

“Kamu siap untuk pertunangan, dan mengatakan bahwa Rista lah yang betunangan, lagi pula mereka belum bertemu satu sama lain, sekarang hanya kamu dan aku yang tahu tentang ini, ketika keluarga Martin datang ke Penang, segera mnyambutnya dengan hangat. Secara alami semuanya akan lancar...”

Meskipun Michael sedikit khawatir, dia pikir seharusnya tidak ada masalah dalam masalah ini, bagaimanapun, pertunangan diputuskan oleh ayahnya dan Johanes, kepala keluarga Martin, karena itu, masalah ini harus dilakukan dengan cara apa pun, sebagai penerus pemimpin keluarga Martin nantinya, masa depan Martin sangat menjanjikan, dengan kata lain, selama Rista menangkap menantu kura-kura emas itu, keluarga Bai akan bangkit, dan ketua perusahaan sudah siap. Adapun Jovitasri pada waktu itu, hum……

Sambil berpikir, Michael telah memiliki rencana racun di hatinya.

“Meskipun keluarga Bai belum banyak bergerak dengan keluarga Martin dalam beberapa tahun terakhir, tapi aku sudah melakukan kontak dengan istri Johanes, aku akan berbicara dengannya tentang masalah ini terlebih dahulu, seharusnya tidak akan jadi masalah.”

“Adapun wakil direktur industri minuman keras Sorgum Sanjaya, kamu tidak hanya ingin menjadi, tetapi juga aku akan membuat kamu duduk di manajer umum sesegera mungkin. Jovitasri benar-benar berpikir bahwa ia benar-benar dapat mendominasi seluruh perusahaan jika ia memegang kekuatan kerjasama dengan industri minuman keras Sumedang? Dia terlalu muda, sebelum Martin tiba, aku harus mengusir keluarga mereka sepenuhnya, Michael adalah seorang anak yang telah berjalan di luar sejak dia masih kecil, ketika dia pulang, dia membantahku, dari dia masih kecil aku tahu bahwa dia adalah seorang pemberontak, dan tidak bersahabat!”

“Bu, kakak juga tidak seperti itu…….. Dan sekarang kita tidak bisa mengeluarkan Jovitasri ...”

Puspita melambaikan tangannya dan berkata: “Aku telah membuat keputusan tentang masalah ini, paling lambat, besok, saya akan membuat keputusan, jika aku membuat keributan, aku akan mengancam wanita itu!”

Saat berbicara Puspita langsung mengeluarkan ponsel….

Pada saat itu, meskipun tidak ada ekspresi di wajah Michael, tapi hatinya dipenuhi dengan kesombongan.

Bahkan, terakhir kali dia dan Grecia pergi ke Purwokerto dengan tenang dia sudah memikirkannya masalah ini dihatinya, pada saat itu, mereka tidak punya waktu untuk berbicara dengan Martin, bagaimanapun, mereka bertemu untuk pertama kalinya. Tapi kali ini, wanita tua itu mengambil inisiatif sendiri, selain hubungan antara kedua orang tua, Michael percaya bahwa keluarga Martin tidak akan lepas tangan, selama keluarga Martin mengambil inisiatif, tidak masalah jika industri minuman keras Sumedang menarik investasinya.

Pada saat itu, keluarga kakak tidak akan memiliki apa-apa!

Dan Yusdi tidak bisa menunggu selama itu, untuk memberantas masalah di masa depan, ia telah memutuskan untuk bekerja keras.

Bukankah Martin dari Purwokerto datang untuk menemui Jovitasri? Pada saat itu, jika keluarga kakak tertua menghilang, Martin hanya dapat memilih Rista.

Dia tahu bahwa hal yang paling penting untuk keluarga besar dan perusahaan seperti itu adalah tradisi dan martabat, bahkan jika hal seperti itu terjadi, kamu hanya bisa menderita bisu di latar belakang yang kuat, adapun bagaimana kehidupan putrinya di masa depan, itu tidak lagi berada dalam ruang lingkup pemikiran Micahel.

Sanfiko yang tidak peduli tentang itu, sekarang berada di sebuah kafe yang sunyi.

Di seberangnya duduk seorang wanita dengan pakaian yang elegan, sosok seksi, wajah halus, ditambah dengan sepasang mata dengan kebijaksanaan dalam kedamaian, yang telah menarik perhatian banyak orang.

“Tuan Sanfiko, percayalah, aku akan menyelesaikan maslaah ini untuk kamu,tTiga hari kemudian, kawasan hutan, akan memberikan kak Jovitasri memori yang tak terlupakan yang dia tidak pernah miliki.”

Sanfiko mengangguk, lalu berkata: “jangan terlalu boros, sederhana saja, dan letakkan piano di posisi yang menonjol.”

Mendengar ini Vira merasa heran dan berkata: “Tuan Sanfiko bisa bermain piano?”

Sanfiko tidak mengatakan apa-apa.

“Apakah kamu perlu aku untuk mengatur seorang pianis untuk Tuan Sanfiko?”

Sanfiko menggelengkan kepala, lalu berkata: “Tidak perlu.”

Saat mengaduk kopi, Sanfiko juga memikirkan bagaimana mengatur Jovitasari untuk pergi ke kawasan hutan.

“Ngomong-ngomong, dan bagaimana menyuruh Jovitasri pergi ke kawasan hutan tanpa dia sadar, tolong kamu atur.”

“Baik, Tuan Sanfiko!”

Pada saat itu ponsel Sanfiko bordering.

Melihat itu Jovitasri, dengan segera dia mengangkatnya.

Namun, ketika dia mengangkat telepon, sepertinya dia mendengar tangisan Jovitasari.

“Jovitasari, kenapa kamu?”

“Sanfiko, kamu dimana? Aku sedkit tidak enak…”

Dengan segera Sanfiko gemetar dan bertanya: “Kamu di perusahaan? aku akan segera kembali.”

Saat dia berbicara dia tidak bertanya apa-apa lagi, langsung berdiri dan meninggalkan kafe kopi.

Melihat penampilan cemas Sanfiko, Vira yang duduk di kedai kopi yang hampir tidak punya waktu untuk berdiri, tiba-tiba menjadi cemburu pada wanita beruntung yang telah disimpan dalam kegelapan.

“Jovitasari, aku benar-benar iri sama kamu!”

Melihat melalui kaca kedai kopi melihat Sandiko yang bergegas naik ke taksi, tiba-tiba Jovitasri memikirkan wanita cantik dari Yanjing yang tinggal di villa Kevin.

“Sanfiko, kamu sebenarnya siapa?”

“Kenapa, kamu begitu tidak dikenal di Penang yang kecil ini.”

“Apakah demi dia?”

Pada saat menunggu Sanfiko sampai ke kantor, hari sudah mulai sore.

Jovitasari sedang berbaring di sofa lembut di kantor manajer umum, seperti anak kucing yang terluka.

“Jovitasari…”

Sanfiko berjalan kehadapan Jovitasari, dan berlutut.

“Sanfiko, dari mana saja kamu? Aku pergi ke rumah sakit dan Bibi Vina bilang kamu tidak pergi ke rumah sakit.”

“Aku….”

“Sanfiko, kamu tahu? Kali ini, kamu benar-benar dalam masalah, dan kamu melibatkan aku dan ayah.”

Meskipun Jovitasari merasa sedih dan bingung, dia tidak menyalahkan Sanfiko, dan dia marah di pagi hari, meskipun Sanfiko memukul orang yang salah, tapi dia tidak berpikir itu semua adalah salah Sanfiko.

“Ada masalah apa yang terjadi, muka kamu kenapa?”

Ketika Jovitasri melepaskan tangannya dari wajahnya, Sanfiko melihat tanda merah di wajahnya yang putih.

Dengan segera wajah Sanfiko tiba-tiba menjadi dingin.

“Wajahku? Tidak apa-apa……… Sanfiko, ini tidak penting, nenek telah mencabut posisi manajerku, selain itu, dia juga meminta ayah untuk sementara beristirahat dirumah, dan mengatakan bahwa perusahaan tidak membutuhkan kita sekarang.”

Sanfiko tidak peduli, tetapi menatap wajah Jovitsari dan bertanya lagi: “siapa yang memukulmu?”

“Sanfiko…..”

“Aku Tanya kamu siapa yang pukul?”

“Iya….. ibu kedua yang pukul.”

Ketika Jovitasari mengatakan ini, dia mengatakan dengan suara kecil, jelas bahwa dia sangat kesal.

Sanfiko menganggukan kepala, lalu berdiri berjalan menuju luar.

Melihat Sanfiko berdiri dan pergi, Jovitasari tahu apa yang akan dilakukan Sanfiko, teringat kejadian dipagi hari tidak ada orang yang berani melawannya, Jovitasari dengan cepat berdiri dan meraih Sanfiko.

“Sanfiko, jangan, ngapain kamu pergi!”

“Jangan membuat masalah lagi, dokumen-dokumen itu diharapkan untuk segera diantar ke perusahaan, ayah sudah pulang, ayo kita pulang dulu.”

Sanfiko melihat mata Jovitasari yang memerah, dia segera menganggukan kepala.

Menglurukan tangan dan menyentuh pipi Jovitasari yang habis dipukuli.

“Sakit tidak?”

Jovitasari menggelengkan kepala.

Dalam perjalanan pulang, keduanya tidak mengatakan sepatah kata pun.

Sanfiko terkejut bahwa wanita tua itu tiba-tiba akan membuat keputusan ini, tetapi itu tidak penting bagi Sanfiko, kesapakatan besar ditarik pabrik itu akan tutup, dia hanya membiarkan Luiz untuk membelinya sepenuhnya, bahkan Perusahaan tianbai dapat membelinya, masalah itu sangat sederhana baginya.

Dibandingkan dengan Sanfiko masalah ini, dia lebih peduli tentang cedera di wajah Jovitasari.

Wanita bernama Grecia ini berani memukul Jovitasari, bagus bagus…. Dalam hati Sanfiko dia telah memasukan wanita ini dalam daftar kematian……

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu