Menunggumu Kembali - Bab 20 Menghalalkan Segala Cara

Melalui jendela, Jovitasari melihat jalan yang ada didepannya yang familiar dan dia tidak tahu berapa kali dia sudah melewati jalan ini.

Pemandangan di kedua sisi dan mata orang yang lewat dengan keirian dan keherannya, terlebih angin sejuk yang berhembus diwajahnya di bawah matahari terbenam, Jovitasari baru tahu bahwa semua ini begitu nyata.

Sepanjang jalan pulang ke kompleknya, Jovitasari tidak berbicara sepatah katapun.

Ketika sampai dijalan yang ada di luar komplek.

“Berhenti….”

Suara Jovitasari sedikit tidak enak didengar.

“Jovitasari, kenapa?”

“Sudah, cepat kembalikan mobil itu, jika mobil ini lecet, sekarang aku tidak punya uang cadangan untuk memperbaikinya….”

Meskipun wajah Jovitasari seperti ingin marah, tapi suaranya masih tetap tenang.

“Ini……Jovitasari, besok adalah hari ulang tahun penikahan kita yang ketiga, aku mau bilang kalau mobil ini adalah hadiah untukmu, kamu percaya gak?”

Percaya?

Jovitasari menatap muka Sanfiko, dan wajahnya penuh dengan amarah.

“Sanfiko, sebenarnya aku sangat senang seperti ini , senang berada dilubuk hatimu, tapi kita itu harus sadar, dengan kita giat bersama, kita juga bisa membeli mobil seperti ini nantinya.”

Jovitasari tidak ingin berkata lagi, karena dia tidak ingin menyerang Sanfiko.

Dia tahu bahwa Sanfiko sebenarnya adalah orang dengan harga diri yang kuat, Karena inilah dia melihat penampilan Sanfiko hari ini, dia merasa sangat bahagia.

Seperti yang Jovitasari katakan, dia sangat bahagia.

Seorang pria jika memiliki hati suka membandingkan dengan kesombongan, pasti mempunyai ambisi yang tinggi.

Belum lagi itu, besok adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ketiga, dan mobil ini adalah hadiah dariku untukmu.

Setelah Jovitasari turun dari mobil lalu dia mengetuk kaca.

“Sanfiko, buruan kembaliin mobilnya, malam ini aku masak, tolong kamu pulang agak pagian untuk makan.”

Jika Sanfiko biasanya senang mendengar kata-kata ini, tetapi saat ini Sanfiko hanya tersenyum pahit, tentu saja Sanfiko juga senang.

Siapa yang menyuruhmu berbohong sebelumnya, sekarang ini istrimu tidak percaya kalau kamu mampu membeli mobil mewah ini.

Harusnya…...

“Bawa mobil inj pergi, jangan sampai orang lain melihatnya.”

Jovitasari melihat Sanfiko sudah menghidupkan mobilnya, dengan segera dia memperingatinya.

Sanfiko menganggukan kepala lalu dengan segera pergi dengan mobil Bentleynya itu.

Disepanjang jalan Sanfiko memikirkan akan dibawa kemana mobil ini?

Setelah berpikir lama, Sanfiko kepikiran kalau motornya masih ada ditangan Vira, kelihatannya sekarang dia masih belum cocok untuk mengendarai mobil mewah ini, dengan segera dia mengambil ponselnya lalu menelpon Vira.

“Baiklah, kalau begitu aku akan pergi sekarang!”

Begitu dia mendengar bahwa Vira sedang berada di vila yang ada di puncak gunung di sanggit, dengan segera Sanfiko pergi untuk mengembalikan mobil itu padanya terlebih dahulu, tunggu nanti baru dibicarakan.

Sepuluh menit kemudian, di Vila tepatnya di puncak gunung sanggit.

Vira sudah lebih dahulu berdiri untuk menunggu Sanfiko, ketika dia melihat mobil Sanfiko berhenti dengan segera dia menghampirinya.

“Tuan Sanfiko, bagaimana menurutmu dengan mobil ini, kalau gak enak aku ganti dengan merek mobil lain.”

Sanfiko mengayunkan tangannya.

“Mobil itu, sebenarnya sudah ok, hanya saja untuk sementara waktu aku gak mau pakai dulu, aku mau kembalikan ke kamu dulu, tolong kamu kembalikan motorku dulu.”

Vira tersenyum pahit.

Sanfiko benar-benar orang paling aneh yang pernah dia temui.

“Ini…………. Jika Tuan Sanfiko belum ingin menggunakan mobil ini untuk sementara waktu,mobil ini bisa diparkirin di garasi vila anda.” menunjuk ke pintu masuk villa tidak jauh dari situ, di mana ada garasi bawah tanah disana.

“Ya, ini…….oke lah, kamu bantu aku untuk melakukan itu!”

Pada saat berbicara tidak jauh dari situ satpam setengah baya yang menjaga vila tersebut mendorong motor Sanfiko kehadapannya.

“Aku lagi buru-buru pulang kerumah untuk makan, aku jalan dulu ya….”

Sambil berbicara Sanfiko menaiki motornya lalu pergi dengan meninggalkan dua orang dengan wajah heran yang ada divila itu.

“Bos Vira,Sanfiko ini……”

“Tidak apa-apa, ingat setiap hari suruh orang membersihkan Vila ini, dan kebutuhan sehari-hari di dalam villa ini diganti secara teratur. OK, aku mau pergi dulu ...”

Setelah selesai berbicara Virra langsung menuju mobil Mercedes Benz, lalu Vira pergi dengan mobil ini.

……

Pada saat menunggu Sanfiko pulang kerumah dengan menggunakan motornya, Jovitasari berdiri di jendela dapur dan memandang kearah luar jendela.

Meskipun dia tidak tahu darimana Sanfiko merental mobil sport mewah itu, tapi hatinya merasa bahwa suaminya membuat sedikit perubahan, yang merupakan hal yang baik.

Pada malam hari didalam rumah hanya ada mereka berdua.

Makan dan tidur, seperti biasanya.

Di bawah sinar bulan Jovitasari bersandar pada Sanfiko.

“Sanfiko, mau tidak….. kamu naik kasur tidur?”

Hari sudah larut malam, setelah Jovitasari berbicara dirinya merasa bahwa wajahnya memerah.

“Ini, gak mau ah, aku tidur sini aja, aku gak terbiasa tidur disitu.”

Hah?

Tiba-tiba dirinya menjawab pertanyaan ini seperti itu?

Tapi ketika dia menjawab pertanyaan ini Sanfiko merasa ada yang tidak benar.

“Kamu….”

“Apa, Jovitasari, barusan kamu ngomong apa, aku agak kurang mengerti, tolong ulangi sekali lagi?”

Sanfiko mengelus kepalanya, lalu duduk.

"Tidak ada apa-apa, sana tidur agak pagian, besok aku mau bangun pagi untuk membicarakan kerja sama."

Setelah berbicara Jovitasari memejamkan matanya, tetapi di dalam hatinya dia memarahi Sanfiko, dia tidak tahu harus berbuat apa, nanti aku gak akan beri kamu kesempatan lagi,

Bagaimanapun mereka sudah menikah, yang telah hidup bersama selama tiga tahun, mereka hidup di bawah atap yang sama setiap hari, mereka sudah terbiasa dengan itu sejak lama, bohong kalau mereka tidak ada perasaan, dan dari awal Jovitasari tidak pernah membenci Sanfiko.

Dalam hatinya, pria yang memberinya rasa aman, selalu seperti menjadi pria bodoh yang sedang berjaga ditempat tidurnya.

……

Sanfiko merasa tenang disini.

Tetapi di sisi lain ada adegan pesta pora di KTV, meja dipenuhi oleh botol bir, Albet telah memasuki toilet untuk ketiga kalinya, dan kemudian keluar.

Setiap wanita yang sudah dimainin olehnya pasti akan ditinggalkannya, lalu pergi ke yang berikutnya.

Beberapa orang yang duduk di sana tahu apa yang dilakukan Albet hari ini, dan hati mereka tercekik oleh tawa.

Membuat seorang Albet jungkir balik, ini adalah rahasia pribadinya.

Sedikit demi sedikit masalah ini tidak bisa langsung diselesaikan.

“Albet, kamu juga harus lihat kesehatanmu, akan aku kasih tau masalah ini ke saudaramu, akan langsung aku urus masalah kamu dengan anak kecil yang bernama Sanfiko itu.”

Seorang pria paruh baya dengan bekas luka yang mencolok di wajahnya tersenyum lalu memeluk seorang putri muda.

“Oke, maaf merepotkan, tapi sekarang aku tidak hanya mengurus anak itu, aku juga ingin mengurus pelacur itu, aku biasanya dipermalukan oleh pelacur itu, aku sudah membuang banyak tenaga dan menghabiskan begitu banyak waktu, dan semuanya sia-sia?aku bersedia? Apakah kalian bersedia? “

“Pasti lah, kalau begitu besok malam, besok malam kita urus pelacur itu!”

Tiba-tiba pria playboy berbadan besar berkata.

“Akan tetapi masalah ini agak susah….”

“Keluar kalian semua!”

Pada saat ini seorang pria paruh baya yang duduk sambil merokok di samping Albet menyuruh semua wanita keluar, Kemudian dia menatap Albet dan berkata, “Albet, jika kamu benar-benar ingin bertindak ekstrem, untuk mengurus Jovitasari, aku punya cara."

“Andre, kamu yakin, selama kamu melakukan ini untukku, terakhir kali kamu mengatakan masalah tentang kosmetik, aku akan langsung kasih 5% persen sahamku di perusahan IndoBeauty ke nama kamu!”

Menurut Albet, perusahaan Indobeauty tidak ada apa-apanya.

Dia adalah seorang pria muda dari Kota Penang, bagaimana bisa diperlakukan orang seprti ini didepan umum.

Kita harus menemukan tempat ini, kita harus mendapatkannya kembali dengan cara kasar.

“Albet, kamu gak bercandakan?”

Ketika Andre mendengar ini wajahnya tiba-tiba tersenyum.

"Hari ini di hadapan saudaraku, aku bisa bercanda? Semua orang punya kehormatan, bisakah kamu melakukan ini untukku, aku ingin ini tidak mau yang lain."

“Baik, Albet, biar saudaramu yang mengurus masalah ini.”

“Seperti yang dikatakan Albet, sebenarnya masih ada satu kesempatan.”

“Kesempatan apa?”

Albet mulai tertarik, lagipula jika ini berhasil, da langsung mendapatkan wanita ini, lalu semua hal tidak perlu dilakukan, dan Albet akan mempermainkan perasaan ini.

Andre segera berkata: “Industri minuman keras Sorgum Sanja sedang dalam kesulitan besar, mereka sedang krisi keuangan, lagi pula baru-baru ini, industri minuman keras Cakra Surya telah membuat orang-orang di penyulingan mereka hampir kosong, pesanan besar itu tidak dapat diselesaikan sama sekali, mereka harus membayar sejumlah besar kompensasi, sekarang industri minuman keras Sorgum sanjay tidak dapat mengembalikan uang itu, dan sejauh yang aku tahu, salah satu keluarga Bai sudah bersiap untuk mengambil alih. Jadi sekarang pada saat industri minuman keras SorgumSanjaya berada dalam krisis keuangan.”

“Jangn bicarakan yang tidak perlu, langsung katakan……”

“Albet, sejujurnya aku sudah memikirkan jalan ini untukmu sebelumnya, jadi aku membuat janji dengan Jovitasari atas nama perusahaanku saat ini, besok malam, aku bisa membuat janji dengan Jovitasari atas dasar membahas kerja sama dan investasi dalam industri minuman keras, tentu saja aku akan membuat janji dengan KYV kita sendiri, dan kemudian ... “

“Hahaha, itu cara yang baik, Jovitasari selalu merasa tinggi, aku ingin melihat seberapa tinggi dia, pelacur, aku akan mempermainkan keduanya, bermain bersama saudaraku, saudaraku akan menangkap orang bodoh itu, aku akan mendapatkan Jovitasari di depan Sanfiko, pelacur ...”

Sanfiko berkata semakin bersemangat, dia segera membiarkan para wanita yang ada di luar masuk kedalam.

Kemudian albet saputra minum obat, dan kemudian langsung meraih wanita yang anggun dan langsung menekannya di sofa.

“Sekarang kamu dicap sebagai Jovitasari, sudah tahu belum, sekarang dipangill…….pelacur!”

Tiba-tiba suara ** berdering…..

pagi berikutnya Jovitasari keluar rumah agak pagian karena dia ingin pergi ke kilang anggur untuk menangani berbagai hal.

Sanfiko tidak pergi kerja hari ini, tetapi dia keluar rumah lebih pagi, hari ini dia akan menemui kepala tempat penyulingan terkenal di Sumedang yang minumannya dia beli baru-baru ini, Karena dia takut, Sanfiko langsung menelepon Arivin dan memintanya untuk mencari laki-laki untuk menemaninya.

Hari ini adalah ulang tahun ketiga pernikahannya dengan Jovitasari, Karena dia tidak ingin mengirim mobil ke Jovitasari sebelumnya, jadinya sanfiko ingin mengirim kontrak untuk menyelesaikan masalah minuman keras ini.

Dalam tiga tahun terakhir, meskipun Sanfiko tampaknya tidak melakukan apa-apa, tapi pada kenyataannya beberapa eksekutif senior perusahaan yang ada di kota Yanjing mengikutinya ke Sumedang untuk pengembangan, ini dilakukannya secara diam-diam, dan sekarang telah mencapai prestasi yang luar biasa, meskipun mungkin ini tidak sebanding dengan tommy , tapi itu jelas tidak sebanding dengan perusahaan lain.

Pada malam hari setelah pulang kerja, Jovitasari datang ke bisnis KYV bernama "Golden Sunshine" sesuai dengan alamat yang ada diponselnya.

Dia mengerutkan kening, meskipun dia berpikir bahwa mungkin ini tidak akan ada masalah, lagipula dia juga tahu bahwa ayahnya dulu membicarakan masalah bisnis di tempat seperti itu, KTV, klub dan tempat-tempat seperti ini sepertinya telah menjadi tempat yang biasa bagi orang-orang untuk membicarakan bisnis.

Tapi Jovitasari masih ragu, dia ingin menelepon Sanfiko, tetapi dia lagi-lagi ragu.

Jovitasari tahu bahwa hanya ketika dia telah menegosiasikan kontrak ini, dia bisa mendapatkan tambahan modal untuk meringankan situasi perusahannya dalam menghadapi kekerisissan, ayah, ibu, dan saudara perempuannya semuanya pergi ke kota maharayu, untuk meminta bantuan, dan mereka juga harus bekerja keras.

Jovitasari menggigit bibirnya, karena dia sudah mau memasuki “Golden Sunshine”.

Di bawah bimbingan staf layanan yang seksi, Jovitasari memasuki ballroom mewah.

Ballroom itu sangat besar, dan ada beberapa lampu yang membuat orang-orang sangat tidak nyaman dalam gelap.

Ada dua pria yang duduk di matanya, satu adalah Andre yang telah bertemu dengannya sebelumnya, dan satu lagi ada orang dengan kepala botak, merangkul dua putri yang terpapar dari kiri ke kanan, dan ada cerutu besar di mulutnya, asap tebal membuat alisnya mengerut.

“Bos Jovitasari, kamu sudah dating, sini duduklah, Izinkan aku memperkenalkan dia kepadamu, Ini sepupu jauhku, Wendy, Ia mempunyai banyak bisnis di kota maharayu, dia tidak mempunyai hobi apa-apa selain minum minuma alcohol, Jadi ketika dia mendengar bahwa perusahaan Bos Jovitasari memiliki beberapa masalah, dia ingin membantu. “

Jovitasari segera tersenyum.

“Bos Jovitasari halo…..”

Pria botak itu bukan orang lain.,dia hanya seorang gangster dengan wajah penuh bekas luka,, dia segera mengulurkan tangannya.

Jovitasari tersenyum sambil mengulurkan tangannya.

“Halo bos Wendy.”

Tetapi dia segera menarik tangannya kembali, tetapi perasaan itu membuatnya merasa canggung di dalam hatinya.

“Wanita ini benar-benar istimewa, akan tetapi telah dia telah mengabaikan teman kita Albet….”

“Ha ha, barusan mendengar Andre mengatakan kalau Bos Jovitasari sangat istimewa, benar-benar membuat orang-orang membuka matanya dengan leba, ayo, tuangkan air segelas untuk Bos Jovitasari.”

Andre dengan segera menuangkan segelas anggur merah untuk Jovitasari.

Dan Huang Sheng langsung mengangkat gelas bir yang besar dan tertawa: “Bos Jovitasari, karena ini pertama kalinya aku bertemu dengan kamu, maka dari itu aku akan melakukan apa pun yang kamu inginkan.”

“Bos Wendy, aku…..”

Tidak menunggu Jovitasari bicara lagi, Wendy langsung meminum semuanya sekaligus.

“Kenapa, Bos Jovitasari, kenapa kamu tidak minum?”

Andre menyiapkan kontrak lalu mengeluarkannya.

Pada saat ini Jovitasri mengerutkan kening lalu mengigit bibirnya lalu meminumnya sekaligus.

“Hahaha, Bos Jovitasari kamu hebat!”

“Bos Wendy….. maaf merepotkan…”

Pada saat meletakkan cangkirnya, tiba-tiba Jovitasari merasa pusing, dan badannya mulai memanas, Kakinya menjadi ringan, dan dia hampir tidak bisa berdiri dengan stabil.

“Hei……. Bos Jovitasari, kamu sangat cantik!”

Pada saat ini Jovitasari tiba-tiba menyadari sesuatu, dengan segera dia berlari langsung ke arah pintu masuk.

Siapa yang tahu pada saat dia berlari ke pintu dan pintunya langsung terbuka.

“Jovitasari…… aku kembali…..”

Meskipun sedikit kabur, Jovitasari masih bisa melihat dengan jelas orang yang membukan pintu itu, ternyata bukan orang lain tapi itu Albet.

“Kamu, kamu lepaskan aku….”

“Jovitasari, aku benar-benar mencintaimu, kemari, mari kita melakukannya! Hahaha ..."

Sambil berkata dia langsung merangkul Jovitasari membawanya pergi ke sofa.

“Lepaskan aku, bajingan, kamu….”

Pada saat ini Jovitasari menggigit bibirnya, lalu mengulurkan tangan mengambil botol bir, lalu memukul kepala Albet dengan seluruh kekuatannya.

Aaaa!

Kemudian Jovitasari langsung berlari ke toilet, karena saat ini hanya pintu toilet yang terbuka.

"Sialan, Pelacur, masih berani kamu memukulku, hari ini aku akan mendapatkanmu..."

Dengan segera berbalik badan dan pergi ke toilet.

Pada saat itu Jovitasari mencoba untuk mengunci pintu, dan kemudian dia merasa lemah dan merasa kepanasan.

Perasaan semacam itu, seperti dirinya berada di kapal uap, sangat ingin melepas bajunya…..

Dengan segera dia menelpon Sanfiko.

“Sanfiko, aku….. aku di Golden Sunshine, aku dalam bahaya, buruan kemari tolong aku…….wuuuuuu…..”

Pintu toilet ditendang dengan keras, yang membuat Jovitasari menjerit, dan ponselnya jatuh ke bawah.

Dan sekarang Sanfiko sedang dalam perjalanan pulang.

“Jovitasari, Jovitasari……”

Anak muda yang sedang mengendarai mobil dengan segera bertanya: “Tuan Sanfiko, ada apa?”

“Putar balik, pergi ke Golden Sunshine!”

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu