Menunggumu Kembali - Bab 367 Kemarahan Yang Meledak

Saat Sanfiko Chen membuka matanya sekali lagi, dia sudah bisa merasakan dirinya di dalam kamar pasien.

Memakai baju pasien, hanya bergerak sedikit saja dia sudah bisa merasakan kesakitan badan yang jelas, terutama punggung dan kedua kakinya.

Dapat diketahui saat ruang operasi meledak, Sanfiko Chen mendorong semua dokter dan perawat ke sisi lain, lalu menggunakan punggungnya menghalang ledakan mengerikan itu. Luka yang karena serpihan ledakan yang menusuk punggung dan kedua kaki Sanfiko Chen, dokter menggunakan waktu 2 jam untuk membersihkannya.

Hanya saja mungkin tidak ada orang yang percaya jika Sanfiko Chen bisa sadar secepat ini.

Sanfiko Chen perlahan berdiri, sebenarnya luka dan kesakitan seperti ini bukanlah masalah baginya.

Saat ini Hati Sanfiko Chen sangat tersakiti.

Sinar matahari menembus jendela, Sanfiko Chen perlahan berjalan ke samping jendela rumah sakit. Tampak jelas ini adalah kamar VIP, Sanfiko Chen yang berdiri di samping jendela melihat langit yang memerah karena sinar matahari terbenam.

Hatinya tidak sengaja teringat perempuan yang menceritakan pengalamannya dengan dirinya.

Eca Zhou, jika Sanfiko Chen teringat dengan nama ini, hatinya selalu dipenuhi dengan rasa bersalah.

Seharusnya dia lebih awal menyadari kepingan bertenaga ini tidak segampang ini.

Sinar matahari terbenam memenuhi seluruh kamarnya.

Sanfiko Chen berdiri di depan jendela tanpa berkata apapun.

Dia berdiri sangat lama hingga pintu kamar pasian terbuka, lalu Ketua Morgan berjalan masuk.

Saat Morgan melihat Sanfiko Chen yang sudah sadar, ekspresinya dipenuhi dengan kejutan, kemudian dia bisa merasakan gairah hebat dari anak muda yang di depan matanya ini, tubuhnya yang terluka begitu parah, tidak disangka bisa sembuh secepat ini. Kecepatan sembuhnya luka Sanfiko Chen berada di luar dugaannya.

"Aku mengambil pemantauan, lihat jelas. Barang yang di dalam otak Eca Zhou ini dipasang alat ledak."

Dalam keheningan ini terdapat rasa kasihan yang banyak, karena masalah ini juga termasuk masalah besar bagi rumah sakit.

Melihat Sanfiko Chen tetap melihat keluar tanpa berbicara apapun, Morgan menghela nafas panjang dan berkata: "Aku punya tanggung jawab besar atas masalah ini. Karena aku melakukan operasi kraniektomi sebelum jelas mengetahui barang di dalam otaknya."

"Haeh....."

Sanfiko Chen perlahan melihat ketua rumah sakit yang sudah berumur di atas 60 tahun dan rambut yang putih. Dia dengan suara yang berat berkata: "Masalah ini tidak ada hubungan dengan Ketua Morgan, Eca Zhou sekarang..."

"Dia sedang di kamar pasien sebelah, pergilah melihat jika kamu ingin melihatnya. Mungkin jika lebih lama lagi dia sudah akan diantar ke krematorium."

Setelah mengatakannya, Ketua Morgan tanpa mengatakan apapun langsung berjalan keluar dari kamar pasien.

Sanfiko Chen sekali memandang ke pemandangan di luar.

Matahari terbenam yang indah hanya bisa dilihat saat menjelang petang!

Dia menghembuskan nafas yang panjang lagi, Sanfiko Chen perlahan berjalan ke samping kamar pasien, lalu menggantikan baju sebelumnya. Walaupun badannya memiliki luka yang baru diobati, tapi bergerak sedikit saja juga bisa merasakan kesakitan. Tetapi kesakitan ini bukanlah masalah besar bagi Sanfiko Chen, hingga tidak dipikirkan Sanfiko Chen sedikitpun.

Dia selalu ragu, dia memikirkan bagaimana menemui pasangan suami istri Bayu Zhou.

Tapi di saat terakhir, Sanfiko Chen tetap berjalan keluar.

Tidak ada satupun orang di lorong kamar pasien ini, angin yang dingin perlahan memasuki tubuhnya Sanfiko Chen. Dia dapat dengan jelas merasakan rasa seperti ditusuk oleh pisau, dia membalikkan badan lalu perlahan membuka pintu kamar pasien.

Pasangan suami istri Bayu Zhou duduk di samping mayat anaknya.

Walaupun setelah masuk, Sanfiko Chen juga hanya perlahan menaikkan kepalanya, kemudian dia langsung berdiri terbegong melihat perempuan yang terbaring di atas tempat tidur.

Eca Zhou sudah dibereskan, di wajahnya juga terdapat riasan yang tipis. Yang awalnya wajahnya pucat sekarang sudah tampak cerah, dan dilihat dari jauh tampak seperti sedang tidur. Tetapi Sanfiko Chen tahu jika perempuan yang kemarin masih menceritakan kesadisan dan keseraman Kelompok Zongheng karena dengan tidak kemanusiaan membuat eksperimen obat genetika terhadap tubuh perempuan yang kuat ini, hari ini malah sudah terbaring menjadi mayat.

Dan dialah yang membawanya ke rumah sakit, lalu dengan kedua matanya melihat kepala wanita ini terbuka, dan melihat kepingan sinar merah yang tiba-tiba meledak...

Semua ini tidak bisa dipisahkan dengan dirinya.

Dapat dikatakan jika kematian Eca Zhou punya hubungan dengannya.

"Maaf...."

Akhirnya Sanfiko Chen mengatakan 1 kata itu terhadap pasangan suami istri Bayu Zhou dengan berat.

Eca Zhou adalah semangat terbesar mereka, adalah harapan mereka.

Dari kecil dia belajar sampai besar, lalu tamat kuliah dan bekerja... sampai saat anak perempuannya sekarang adalah harapan terbesar mereka, tapi mereka tidak menyangka jika anak perempuan mereka malah mengalami hal sial saat bekerja.

Semua ini karena Kelompok Zongheng, saat ini Sanfiko Chen tiba-tiba timbul sebuah ide, yaitu Kelompok Zongheng harus tanggung jawab!

"Sanfiko Chen, aku tahu kamu sudah berusaha, masalah ini tidak menyalahkanmu!"

Suara Bayu Zhou tidak memiliki tenaga!

Bagi Bayu Zhou dan Nita, mereka sudah sangat lelah saat anak perempuan mereka menggila, kali ini mereka sangat sakit hati saat mengetahui anak perempuan mereka sudah pergi dari dunia ini.

"Paman Bayu..."

"Sanfiko, mungkin inilah takdir hidup Eca kita!"

Setelah mengatakannya, Bayu langsung pergi ke sisi lain, melihat anak perempuannya yang tampak seperti sedang tidur, air matanya sudah berubah menjadi darah.

"Paman bayu, kalian tenang, aku akan bantu Eca untuk balas dendam!"

Selesai mengatakannya, Sanfiko langsung berjalan keluar dari kamar pasien tanpa menghentikan langkah kakinya.

Detik ini dia merasa hatinya sangat penuh tekanan, hingga dia merasakan sulit untuk bernafas.

Melihat pasangan suami istri Bayu Zhou yang sangat sedih, Sanfiko Chen semakin merasa keluarga yang besar ini, perusahaan yang besar ini, semua yang dilakukannya adalah eksperimen sadis yang tidak berkemanusiaan. Kelompok Zongheng, betul Kelompok Zongheng!

Ibu sendiri juga karena eksperimen ini.

Di bawah sinar matahari terbenam, langit di luar jendela tiba-tiba menjadi gelap.....

Saat Sanfiko Chen duduk di dalam kamar pasien dan setelah menghubungi Jovitasari, Sanfiko Chen tiba-tiba mendengar suara keributan dari kamar pasien, hingga ada suara tangisan dan jeritan, lalu suara itu....

Sanfiko Chen langsung berdiri, dan saat dia membuka pintu kamar pasien, dia langsung melihat bayangan hitam yang sudah menghilang di depan lift.

"Sanfiko, Sanfiko..."

"Mereka, mereka merebut mayatnya Eca... mereka ini, Eca sudah meninggal, kenapa mereka masih tidak membiarkan Eca kita!"

Nita langsung berlutut di depan Sanfiko Chen, kondisi Nita sekarang sudah sampai keadaan menggila, dan Bayu Zhou sudah terpingsan di lantai.

"Bibi Nita, kamu jangan panik. Aku tidak akan membiarkan mereka merebut Eca."

Saat berbicara, Sanfiko Chen langsung membuka jendela, lalu kedua matanya hanya menatap luar, dan langsung melompat ke bawah....

"Sanfiko Chen.... Sanfiko Chen...."

Tindakannya kali ini mengejutkan Nita, saat dia berdiri, dia merasakan kedua kakinya sangat lemas, kemudian kepalanya terbanting di dinding, kemudian pingsan dan meninggal.

Selama ini pasangan suami istri ini dari awal sudah sangat lelah dan kesehatan mereka sangat buruk karena masalah Eca Zhou. Kematian Eca Zhou membuat mereka kehilangan semangat hidup, dan saat ini mayat Eca Zhou malah direbut lagi dan semakin mematikan harapan terakhir mereka!

Tangan Sanfiko Chen sekarang dengan kuat menggenggam batu bata yang dingin, dia tidak mempedulikan darah merah yang mengalir, kemudian dengan susah payah akhirnya dia sampai di lantai 1.

Kebetulan dia bertemu dengan pria berbaju hitam yang membawa mayat Eca Zhou.

"Berhenti!"

Suara jeritan Sanfiko Chen yang kuat, dia langsung muncul di depan pria berbaju hitam itu, tapi saat Sanfiko Chen sedang menggenggam lengannya Eca Zhou, tiba-tiba sebuah pisau tajam yang muncul di depannya dan menusuk ke lengan Sanfiko Chen....

Ah!

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu