Menunggumu Kembali - Bab 401 Sebuah Panggilan yang Selamanya Tidak Akan Pernah Bisa Terhubung

Buzz!

Diikuti dengan diamnya ruangan terdengar suara, pintu di atas panggung tempat laboratorium ruangan kapsul berenergi itu tiba-tiba terbuka, pada saat yang bersamaan Jenny yang awalnya sedang berbaring dengan kedua mata tertutup perlahan-lahan membuka matanya, tapi di dalam kedua matanya terlihat seperti agak kosong, penuh dengan rasa dingin, selanjutnya tubuhnya yang awalnya lemah itu saat ini langsung terdiam dan langsung melompat keluar dari tempat kapsul berenergi itu dan bangun, hanya dalam sekejap sudah langsung sampai di depan Santina Du.

“Ibu......”

Santina Du segera menganggukkan kepalanya, di wajahnya penuh dengan ekspresi senang, dan langsung tangannya perlahan-lahan membelai-belai rambut panjang Jenny.

“Sini ikut aku.“

Selanjutnya Santina Du berbalik dan sekalian membawa Jenny berjalan menuju ke koridor yang sangat panjang yang tidak jauh dari sana.

Jay yang sedang berdiri saat ini memandang ke arah Jenny yang keseluruhan badannya penuh dengan rasa dingin yang tinggi tepat di depan matanya, dalam hatinya merasakan sebuah penyesalan, terutama di saat kedua matanya melihat ke arah mata Jenny yang awalnya gesit dan cantik itu, saat ini malah sudah benar-benar berubah seperti terlah terjadi suatu perubahan, dalam kedua sorotan matanya penuh dengan pandangan seperti orang bodoh dan kosong, sepertinya Jenny yang baru saja mulai bangun dari kapsul berenergi itu hanya sudah memiliki badannya Jenny, terlepas dari semua ini sudah tidak ada komponen apapun dari Jenny lagi.

Berdiri di samping, Jay dengan langsung melihat langkah demi langkah Jenny yang berjalan melewatinya, yang mengikuti Santiana Du di belakang sama seperti seseorang dari awal yang tidak mengenalinya.

Mendesah dengan penuh penyesalan, Jay tidak pergi mengikutinya, malahan menggeleng-gelengkan kepalanya, dan sekalian meninggalkan ruangan laboratorium itu.

Dan di sisi lain, Santina Du berdiri di pintu masuk pegunungan yang sangat besar, disini sudah ada dua prajurit yang berbadan tinggu dan kuat yang menjaga disini.

“Masuklah......Jenny, aku ingin kamu keluar hidup-hidup.”

Santina Du tidak berbicara terlalu banyak, meskipun Jenny adalah anaknya, tetapi di saat seperti ini dalam pandangannya Jenny hanya sebuah percobaan saja.

Sama persis seperti pada tahun itu dia dengan sendirinya mengirim ayah kandungnya dan suaminya sendiri ke dalam kapsul berenergi itu.

Dalam pandangan beberapa dokter yang gila ini, sebenarnya setiap penelitian hanya ada satu terobosan yang akan membuatnya merasakan semangat yang seperti itu.

“Aku tahu, bu.”

Selesai berbicara Jenny tidak ada keraguan apapun, terhadap ibu yang ada di depan matanya ibu yang sudah membuatnya dia sedikitpun tidak ada keraguan apapun, dengan selangkah dia langsung sudah masuk ke dalam sebuah jalan yang tidak dia ketahui di sebuah pegunungan.

Pulau Hoi Sham memiliki banyak gunung di dasar laut, tapi gunung-gunung di dasar laut ini semuanya telah sepenuhnya dibangun oleh Keluarga Du dengan menghabiskan banyak tenaga yang dibuat menjadi sebuah tempat latihan di bawah laut, bisa dibilang hanya bagian komponen dari Pulai Hoi Sham, dalam hal ini tidak peduli laboratorium NASA di Gunung Pangrango Yanjing ataupun istana inti di kedalaman Gunung Qinling semuanya memiliki tempat latihan pelatihan simulasi seperti ini.

Tentu saja beberapa tempat ini semuanya sudah mengalami desain dan perubahan dari mereka, setiap kali tempat ini dibuka semua tempat adalah tempat pembunuhan berdarah dan sangat kejam, sama halnya dengan beberapa tempat ini yang para gen pemenang melakukan percobaan disini, dalam analisis akhir sebenarnya ada banyak orang yang bisa dengan santai menjadi seorang gen pemenang, bahkan ada beberapa orang yang meninggal, semuanya bisa melewati proses penuangan obat genetika, yang bisa membuat tubuh manusia yang awalnya adalah seorang mayat sekali lagi berubah menjadi “hidup kembali” menjadi pemenang gen. Tapi dalam pemenang gen ada berbagai nilai dan peringkat, pemenang gen yang benar-benar kuat bisa dibunuh oleh seratus orang musuh, dan pemenang gen biasa semuanya bisa dibunuh oleh para prajurit biasa.

Dan tempat seperti Pulau Hoi Sham ini awalnya tidak membutuhkan pemenang gen yang lemah seperti ini.

Sebelum kembali ke layar besar pusat kendali laboratorium, disini sudah ada banak pekerja karyawan yang megontrol keseluruhannya.

Santina Du perlahan-lahan datang ke depan tempat pengontrolan utama, gambar utama langsung ditransfer ke Jenny yang baru saja masuk ke dalam, meskipun Jenny saat ini adalah sebuah percobaan, tetapi di dalam hati Santina Du dia adalah sebuah percobaan yang benar-benar sangat penting, dalam semua ini gen dan penelitian memorinya yang selama bertahun-tahun ini semuanya telah dia berikan ke tubuh anak perempuan kesayangannya ini.

Dia percaya kalau anaknya sendiri akan menjadi sebuah percobaan gen yang paling berhasil di Pulau Hoi Sham ini, karena dia tahu kalau anaknya sudah melewati penilaian dari semua wilayah, dia pasti akan bisa menjadi seseorang yang ada dan paling kuat di pulau Hoi Sham, menjadi seseorang parjurit ber gen yang asli.

Pada saat yang bersamaan Santina Du melihat laboratorium di sebelah, kapsul berenergi di beberapa laboratorium itu semuanya secara berturut-turut satu persatu terbuka, diantara beberapa pejuang gen yang agak kuat itu saat ini sedang mulai dengan gila menyerang pintu besar laboratorium, bahkan mulai diantaranya bertarung membunuh satu sama lain.

Tidak ada cara lain Santina Du yang langsung memberikan sebuah perintah aneh ke dalam kapsul energi tempat mereka tidur didalamnya, tapi kurang lebih perintahnya adalah pergi ke sekitar seorang wanita yang bernama Jenny dan membunuhnya.

Jadi di antara beberapa laboratorium ini secara berturut-turut baru terbuka satu per satu.

Melihat Jenny yang saat ini yang sudah dengan sekali melihat bisa langsung menangkap seekor kepala ular yang tiba-tiba muncul dengan seluruh badannya berlumuran darah, lalu seperti dengan tidak melihatnya dia langsung menekan dan menghancurkan kepala ular itu, Santina Du sudah tahu kalau sebuah percobaannya ini sudah mulai masuk ke dalam metode yang telah ditetapkannya sebelumnya.

Lagipula terhadap penelitian ini, dalam seluruh Huaxia, Haidu Keluarga Du bisa dibilang adalah tidak ada duanya.

Jadi terhadap tindakan berbagai perintah ke penanaman dalam tubuh manusia ini, ingatan dan yang lainnya semuanya sama sekali tidak akan ada kesalahan apapun.

“Buka pintu laboratorium nomor 3!”

Melihat tubuh Jenny yang berkedip dan ternyata langsung hilang di antara hutanlebat itu, Santina Du perlahan-lahan mengeluarka perintah.

Segera setelah itu seorang dokter setengah baya yang tidak jauh dari sana dengan cepat memasukkan kata sandi, kemudian di layar besar para pejuang gen dari laboratorium pintu nomor 3 seperti sedang berkedip-kedip satu per satu, tidak sampai tiga menit ada lebih dari 1.000 orang pejuang gen yang langsung masuk ke dalam pangkalan pelatihan di hutan yang berhujan yang telah disimulasikan.

Santina Du saat ini perlahan-lahan melihat ke arah yang mana saat ini seperti kera raksasa yang sedang memanjat ke atas, beberapa dari mereka sudah ada yang melompat sampai ke atas pohon yang sangat besar, dan juga dilihat dari kejauhan gunung-gunung yang luas sekali ini, Santina Du melihat kedua pasang mata Jenny, saat ini sudah tidak sama seperti Jenny yang seblumnya keluar dari kapsul bernergi dengan kedua mata yang kosong tanpa jiwa, sekarang sudah mulai dengan perlahan-lahan kembali tersadar, tetapi dari waktu ke waktu bisa membawakan sedikit keraguan, ataupun penanikan, tapi perubahan perasaan seperti ini dari kedua sorotan matanya jelas sangat terlihat, yang membuat ekspresi wajah Santina Du penuh dengan kesenangan.

“Buka Laboratorium Genetika Hewan!”

Setelah 3 menit membuka laboratorium nomor 3, Santina Du lagi-lagi memberikan perintah lagi.

Dan saat ini di sebuah hutan yang sangat lebat Jenny sedang berdiri di atas sebuah cabang pohon yang sangat tinggi, dia melihat pegunungan yang sangat luas di depannya, dalam hatinya muncul banyak bayangan-bayangan, dia merasa kepalanya sakit, tapi di saat ini dia tidak seperti seorang gadis kecil yang memegangi kepalanya yang sakit.

Berdiri disana, dia bisa merasakan kalau dirinya sendiri memahami banyak tentang semua ini, terlebih lagi dia tahu kalau misinya datang kesini adalah untuk membunuh sampai bersih setiap orang ataupun hewan yang akan muncul disini.

Melihat telapak tangannya yang sudah terpenuhi dengan darah segar, tidak disangka Jenny bahkan tidak merasakan mual sedikitpun.

Terhadap perintah dan misi tugas ini Jenny tidak ragu sama sekali, alasan dia berdiri di tempat tinggi seperti ini hanya karena ingin dengan tenang berpikir-pikir mengenai bayangan siapa sebenarnya yang muncul di dalam pikirannya itu, tampaknya ada suara yang sangat lemah memberitahunya, bayangan yang samar-samar ada di dalam pikirannya itu adalah orang yang paling dia cintai.

Tapi apa itu cinta?

Tanpa disangka tiba-tiba Jenny bertanya kepada dirinya sendiri dengan pertanyaan seperti ini!

Roar roar......

Di saat Jenny yang dalam keadaan linglung, seekor burung aneh dengan tubuh sangat besar yang memiliki kuku-kuku yang sangat panjang langsung menyambar ke kepalanya, dengan menakjubkan membawanya, dan tampaknya dia sebentar lagi akan mendarat.

Dengan segera Jenny menarik kembali pikirannya, menginjakkan kakinya dengan kuat dan tiba-tiba cabangnya patah, badannya jatuh ke bawah dengan cepat.

Tetapi di saat jatuh, Jenny melihat beberapa bayangan yang dari jauh dengan sangat cepat mendekatinya.

Ini adalah keadaan krisis disemua sisi, tapi dalam menghadapi situasi keadaan seperti ini Jenny bahkan sama sekali tidak takut, wajahnya penuh dengan ketenangan, bahkan mulutnya muncul sebuah senyuman yang dingin......

……

Masalah apa yang terjadi di bawah laut Samudra Pasifik di dunia ini hampir tidak ada satupun orang yang tahu, siapa yang akan bisa mengira kalau di bawah Samudra Pasifik yang jauh dari pandangan mata ini ternyata ada tempat misterius seperti ini.

Saat ini, di saat yang bersamaan di sebuah vila yang berpemandangan laut di tepi laut, seorang wanita yang cantik dengan mengenakan gaun putih panjang sedang berdiri di depan jendela, tangannya memegang sebuah ponsel, dia ingin menelepon ke nomor itu, memberitahu kepadanya kalau dia sudah aman sekarang.

Tapi bahkan dia agak ragu-ragu, karena selama ini dia sudah tahu banyak masalah tentangnya, terlebih lagi tahu apa yang sedang dia pikul di bahunya, dia yang ada di sebelahnya hanya akan menyeretnya, dan membuatny khawatir.

Begitu tiba di pantai dia memberi kabar kepada ibunya, memberitahu kalau dia baik-baik saja, pada awalnya saat itu dia ingin sekali menelepon seseorang yang ada di dalam hatinya itu dan memberitahunya kalau dia tidak apa-apa, tetapi dengar-dengar dia sudah meninggalkan Kota Sumedang, jadi langsung dengan sepenuhnya membatalkan niatnya untuk meneleponnya itu.

Karena dia tidak ingin menjadi beban untuknya.

Dia hanya ingin dengan sangat tenang di sebuah tempat menunggunya menyelesaikan seluruh masalahnya, lalu kembali pulang.

Tapi melihat permukaan laut yang jauh dari jendela ini, dalam hatinya penuh dengan kesedihan.

Tanpa disadari diantara semua ini ternyata dia tidak bisa menahan untuk tidak menekan tombol panggilan!

Dan juga di saat dia menekan tombol panggilan itu, tiba-tiba pintunya terbuka, seorang laki-laki yang mengenakan pakaian kuliat berwarna hitam dengan ekspresi wajah yang dingin berjalan masuk, aku dari awal tidak berbicara banyak dengannya, begitu selangkah maju langsung sampai di depannya, tangannya langsung mengarah ke lehernya yang putih mulus itu dan menekannya.

“Kamu......”

Hanya mengatakan satu kata, seketika dia hanya merasakan lehernya sendiri tiba-tiba menjadi sangat sakit, selanjutnya matanya dengan cepat langsung menjadi buram, seluruh badannya juga dengan cepat langsung kehilangan tenaga.

Ponsel yang dia pegang di tangannya langsung bersuara pang jatuh ke bawah lantai!

Nomor telepon di layar ponsel yang sudah ditelepon itu menampilkan dengan layar panggilan “Sanfiko”......

Tuk tuk......

Pada saat ini tampaknya suara telepon itu sangatlah keras, terus menerus bergema di telinga Jovitasari.

Ditengah kebingungannya, dia tampak seperti mendengar telepon itu terhubung, dan terdengar suara yang membuatnya menangis.

“Sanfiko......”

Ketika seluruh matanya benar-benar menjadi gelap, di dalam benaknya pada akhirnya muncul sebuah suara!

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu