Menunggumu Kembali - Bab 16 Aku punya kartu VIP disini

Meskipun nyatanya Sanfiko tidak ada apa-apa, dia masih bisa tersenyum, tapi pada saat melihat kebelakang dia langsung sedih.

Dirinya tidak memiliki kedudukan apa-apa dirumah ini, dan Sanfiko tidak berharap untuk jatuh ke titik ini.

Tampaknya uang benar-benar penting.

Sebenarnya Sanfiko tidak menyalahkan Rita, apalagi istrinya.

Sebaliknya, dia berterima kasih kepada keluarga Jovitasari.

Dia benar-benar mencintai istrinya Jovitasari.

Jika sebelumnya Sanfiko tidak berpikir bahwa dia tidak akan menemukan cintanya di Yanjing, tapi dalam tiga tahun terakhir di kota penang, dia telah merasakan apa arti cinta.

Berawal dari keberanian Sanfiko menyelamatkan Jovitasari, Sanfiko sangat mengingat wanita ini.

Bahkan kemudian wanita ini dan Sanfiko menjadi sepasang suami istri.

Meskipun Sanfiko tahu pada saat itu Jovitasari sebenarnya demi menghindar dari pernikahan bodoh yang dibuat keluarganya, tapi Sanfiko sangat serius dari awal hingga akhir.

Walaupun sulit untuk memulai dari awal, tapi Sanfiko tidak peduli itu.

Sanfiko menggunakan 3 tahunnya, untuk memperkaya dirinya, jadinya dia tidak peduli dirinya hanya seorang satpam, tukang bersih-bersih di sebuah supermarket.

Dimarahin dan dicaci maki orang-orang.

Apa yang bisa dilakukan Sanfiko, Sanfiko tidak terlalu mempedulikan semua ini, dia hanya peduli dengan Jovitasari.

Melihat cahaya di lantai atas, sosok Jovitasari terlihat jelas berdiri di jendela.

Meskipun Sanfiko tidak terlalu jelas melihat muka Jovitasari, tapi dia cukup bisa membaca isi hati Jovitasari.

“Jovitasari, jangan khawatir, aku bisa memberimu sebuah kejutan.”

Sanfiko berbalik badan dan langsung mengendarai motor listrik keluar dari komplek pergi ke hotel Grandhatika.

Sanfiko bukan orang asing ditempat ini, meskipun pada saat siang hari Kevin bilang Hotel Grandhatika kualitasnya agak jelek, tapi menurut sepengetahuan Sanfiko, tempat ini kualitasnya sangat bagus.

Makanan apapun disini semuanya vegetarian, dan setidaknya menghabiskan uang belasan juta untuk makan disini, dan itu tidak termasuk Ballroom, kalau duduk dibalkon harganya beda.

Tentu saja Sanfiko hanyalah seorang satpam yang miskin di mata semua orang, tapi dia sering melihat kondisi beberapa pasar disini.

Karena Vira lebih awal sudah menunggu Sanfiko di depan pintu, jadinya ketika motor listrik Sanfiko datang, pegawai hotel datang untuk memarkirkan motor Sanfiko, dan dengan hormat menyambut Sanfiko masuk kedalam Ballroom hotel.

Meskipun beberapa pegawai merasa terkejut, tapi melihat sifat mulia Vira dan melihat dia mengenakan pakaian yang menawan, semuanya tidak berani berkata apapun, hanya bisa menelan semua keraguan kedalam perut.

Begitu dia memasuki Ballroom, Kevin segera berdiri untuk menyambutnya.

Hendra kusuma yang mengenakan cheosam disampingnya, juga ikut berdiri dan tersenyum.

“Sanfiko, ini adalah dokter Hendra, Hendra ini berasal dari kota yanjing, dan dia juga salah satu member dari komunitas pengobatan tradisional cina, dia memiliki keterampilan medis yang luar biasa. Pada pagi hari dia telah menyembuhkan penyakit tuan bai.”

Mendengar Kevin wijaya memperkenalkan Hendra, Sanfiko bergegas berjalan menuju kedepan Hendra dan meraih tangan Hendra.

“Terima kasih banyak dokter Hendra, ini benar-benar merepotkanmu.”

Hendra terkejut ketika dia melihat Sanfiko pada saat pertama kali bertemu, tetapi ketika Hendra melihat Sanfiko datang untuk berjabat tangan dan berbicara dengan sopan kepadanya, Hendra tahu bahwa pemuda itu tidak biasa.

"Gak lah, Tuan Sanfiko terlalu rendah hati, itu hal yang biasa."

“Haha, duduk, Vira, suruh pelayan menghidangkan makanan…….”

Vira mengangguk kepala dengan segerea berjalan keluar.

Ada tiga orang yang duduk di meja makan besar.

Dengan segera, sepiring lauk yang dibuat secara khusus dibawa dan diletakkan di atas meja satu persatu, dan ketiga orang itu mengobrol sambil makan.

Terutama ketika Sanfkio berbicara tentang pengobatan tradisional Cina, dan sekarang Sanfiko belajar dan bertukar pandangan satu sama lain dengan dokter Hendra, Terlebih lagi Hendra adalah seorang dokter Tiongkok tua yang telah berpraktik pengobatan selama beberapa dekade yang membuat orang-orang tercengang.

Dan berbicara dengan Kevin wijaya tentang pola ekonomi kota Penang di masa depan, dan juga bagaimana metodenya, dan tidak sedikit mengajukan saran konstruktif.

Vira terkejut di tempat.

Jika Vira sebelumnya berpikir bahwa Sanfiko sangat dihormati oleh tuan Kevin, itu dikarenakan latar belakang Sanfiko, tapi sekarang Vira tampaknya mengerti sesuatu……

Saat itu ada orang yang mengetuk pintu.

“Masuk….”

Kevin berkata, dan segera membukakan pintu, Seorang pria paruh baya yang tegap masuk kedalam.

“Tuan Kevin, jika tahu kamu akan dating, aku akan menyiapkan tempat meeting yang mewah untukmu.”

“Tidak apa-apa”

Pria kekar setengah baya itu menuangkan segelas jus, karena Sanfiko ingin minum jus segar.

“Tuan Kevin, ini orang…..”

Sanfiko duduk di kursi untuk orang yang biasanya mempunyai jabatan, wajahnya tidak ada ekspresi sedikitpun.

“Oh iya, Sanfiko ini adalah pemilik hotel Grandhatika, dia melakukan ketering besar-besaran di kota Penang, hampir semua saham restoran kelas atas di kota Penang dimiliki oleh Bos Wijayanto. "

Kemudian Kevin perlahan berdiri dan menatap pria paruh baya di depannya, Lalu dia berkata, "Bos Wijayanto, ini Tuan Sanfiko, dia adalah tamuku."

Pria paruh baya yang kekar itu dapat melihat secara alami bahwa identitas pemuda yang mengenakan seragam satpam itu tidak biasa, jika tidak orang seperti Kevin tidak akan pernah begitu rendah hati kepada.

Dengan segera mengangkat jus yang ada ditangannya.

“Halo tuan Sanfiko, nama saya Wijayanto. Saya pembisnis kecil.”

Sambil berkata dengan hati-hati kemudian cheers dengan Sanfiko lalu meminumnya.

“Bos wijayanto, sangat senang bertemu denganmu.”

Sanfiko tersenyum, lalu menenggak minuman itu.

Kemudian beberapa orang bertukar salam, dan pada saat Wijayanto keluar pintu ia memberikan kartu VIP kepada Sanfiko, dan mengatakan bahwa kartu ini hanya bisa dipakai di rumah makan kelas atas yang ada di kota Penang, cukup menggesek kartunya saja.

Sanfiko tidak nyaman untuk menerimanya, akhirnya Sanfiko mengambil kartu itu dan menyimpannya.

"Sanfiko, Wijaya ini dulunya adalah gangster besar di kota Penang, Kemudian dia menjadi orang biasa, Dia mulai bangkit, dia senang menjadi seperti manusia biasanya, membicarakan tentang kesetian, dan Wijayanto juga mengerti aturan-aturan di kota Penang."

Sanfiko mengangguk, dia tidak peduli dengan itu, Karena Sanfiko tidak berpikir dia akan mengenal dirinya sendiri di kemudian hari, hari ini dia sangat sopan pada dirinya sendiri, dan kartu VIP yang diberikan itu, karena Sanfiko duduk disebelah Kevin.

Beberapa orang mulai membicarakannya lagi, butuh waktu dua jam untuk makan lalu pergi.

“Kalian jalan dulu, aku mau ke WC dulu, tidak perlu tunggu aku, aku akan segera mengendarai motor listrikku untuk pulang.”

“Ok, Ok Sanfiko, nanti kalau ada masalah apa kasih tau aku, aku akan segera datang jika di kota Penang.”

Sanfiko mengangguk dan kemudian pergi ke kamar mandi.

bisa dikatakan bahwa makan malam ini sangat nyaman, Sanfiko dan keduanya mengobrol dengan perasaan bahwa mereka menyesal tidak bertemu dari awal.

Bukan kebetulan, kalau Kevin bisa menjadi orang terkaya di Penang.

Pada saat menunggu Sanfiko keluar toilet, beberapa orang sudah duluan pergi.

Ketika Sanfiko melewati resepsionis, dia mendengar pertengkaran, dan suaranya sangat familiar.

"Aku bilang bagaimana bisa kalian membuat masalah, Kami telah memesan sebelumnya, Bagaimana bisa kalian kasih ballroom ini dengan orang lain?"

Nusrini sangat tertekan, Hari ini adalah hari ulang tahun sahabatnya, Nusrini telah menghabiskan banyak uang untuk memesan ballroom di Hotel Grandhatika, tapi semenjak dia dating dan sudah mau setengah jam, Nusini baru tahu ternyata ballroom itu dikasih ke orang lain.

“Nusrini, mau tidak kita jalan…”

"Nusrini, Kita bisa makan apa saja, Lalu kita juga bisa makan kue di KTV."

Seorang gadis manis dan berpakaian bersih berbisik.

"Nana, bagaimana bisa, hari Ini adalah hari ulang tahunmu yang kedelapan belas, Aku sudah berjanji untuk merayakannya."

Kemudian Nusrini memandang ke meja depan dan berkata: "jika kamu tidak memberi aku alasan yang tepat hari ini, aku akan menuntut kalian!"

Orang resepsionis itu mungkin ini yang pertama kalinya dia menghadapi situasi seperti itu, tetapi masih dengan sangat sabar menjelaskan: "Nona, ini adalah peraturan kami di sini, kamu hanyalah tamu biasa, kami lebih mengutamakan member VIP."

“Kalian sudah pesan ballroom ini, tapi karena kalian barusan tidak datang, jadinya sesuai aturan kami berikan ruangan ini kepada member VIP kami.”

"Apakah harus menjadi member VIP? Aku juga bisa melakukannya!"

Pada saat ini, seorang pemuda datang dan berteriak.

"Ini…… Kita disini setidaknya perlu menghabiskan 600juta baru bisa untuk menjadi anggota junior."

Wajah pemuda itu memerah.

Mereka semua adalah gangster, Jangankan 600juta, Mungkin 200juta susah, Dalam perlindungan mereka kondisi keluarga Nusrini sedikit lebih baik.

Pada saat ini, Nusrini menolehkan kepalanya dan melihat Sanfiko.

“Kamu bagaimana bisa disini?”

Nusrini menunjuk langsung ke arah Sanfiko yang sedang berjalan dengan tenang.

“Aku….”

"Yah, aku sudah tau, Apakah kamu dikeluarkan dari sekolah dan datang ke sini untuk mencari pekerjaan?"

Dikeluarkan?

Sanfiko sampai mengagumi pemikiran kakak iparnya.

“Nusrini, bagaimana bisa kamu kenal dengan satpam disini?”

Tiba-tiba, seorang pria muda dengan rambut jambul maju ke depan dan dengan tidak sopan berkata.

"Aku kasih tahu kalian dia adalah kakak iparku!"

“Itu dia?”

“Persis dengan yang kamu katakan.”

Sanfiko memperhatikan anak-anak muda ini, dan akhirnya pandangan dia tertuju pada Nusrini dan berkata, "kenapa, sudah tidak ada ballroom lagi?"

"Yah, aku marah dengan ini, Kami awalnya sudah memesan ballroom, tetapi mereka akhirnya kasih ke orang lain, Ngomong-ngomong, apa gunanya aku bicarakan ini sama kamu, Keluar dari sini, Ini bukan tempat yang harus kamu amankan. "

Kemudian dia berbalik dan berjalan ke depan meja resepsionis, berusaha mencari fakta yang sebenarnya kenapa ini bisa terjadi.

Sudah jelas bahwa Sanfiko itu sampah di mata Nusrini, ketika dia keluar disini itu seperti menghilangkan martabat Nusrini.

Lalu wanita yang ada di meja resepsionis itu mengenali sanfiko dengan sekilas. Bagaimanapun Sanfiko menjadi titik fokus ketika dia masuk, dia ingat bahwa pria muda yang mengenakan pakaian keamanan itu adalah seorang pria muda misterius dengan profil rendah hati.

“Nona, kalau kalian tidak ada kartu member VIP, mohon untuk menunggu, atau tidak silahkan keluar.

Sikapnya jelas-jelas sangat kaku.

“Aku…..”

Pada saat itu Nusrini tidak berkata apapun, tetapi dia ditarik oleh gadis manis yang berdiri di belakangnya.

“Kakak Nusrini, kita jalan yuk, jangan makan disini, makanan disini sangat mahal.”

Nana menarik Nusrini, sambil berkata.

"Tidak, aku mau makan di sini hari ini, Hum, apakah harus menggunakan kartu VIP? Aku akan segera menelepon seseorang untuk mengantarnya kesini!"

Nusrini pikir Albet pasti punya kartu VIP di sini.

Tapi ketika dia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon, dia mendengar suara di belakangnya.

“Aku disini ada kartu member VIP…..”

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu