Menunggumu Kembali - Bab 89 Akan kuhajar jika bicara sembarangan lagi

"Apa yang kamu katakan?"

Wajah Jovitasari segera berubah, dan dia melangkah maju dan menatap Rista dengan dingin.

Karena masih banyak anggota keluarga di sini, yang tujuan masuk ke perusahaan hanya untuk mendapatkan keuntungan, setelah mendapat suntikan dana ratusan miliyar, selama mereka dapat menempati posisi itu, mereka dapat mengambil keuntungan darisana, dan tidak begitu banyak yang harus diurus, hanya perlu disana dan melihat-lihat.

Namun, tidak ada dari mereka yang maju untuk menjadi penengah, mereka sering menggatungkan masalah, mereka hanya menganggap tidak terjadi apa-apa.

Namun, Rista sama sekali tidak takut pada Jovitasari, dan dia tidak diberikan posisi di Perusahaan Sorgum Sanjaya oleh neneknya. Dia tahu semua ini dikarenakan Jovitasari yang menjadi penanggung jawabnya. Tentu saja, Rista sangat tidak rela.

"Apa kubilang, jangan kira semua orang tidak tahu sesuatu yang kalian lakukan. Alasan megapa Tuan Luiz, penanggung jawab Industri Bir Sumedang mentandatangani kontrak ini, dan hanya ingin berdiskusi dengan satu orang, semuanya coba pikir baik-baik apa alasannya ? "

Saat berbicara, Rista melihat Angggota keluarganya di sekitarnya yang sering mengenakan celana panjang dengannya.

Jelas inilah yang ingin diketahui oleh orang-orang. Yusdi dan bahkan wanita tua itu pergi untuk menegosiasikan langsung, tetapi pihak mereka hanya ingin bekerja sama dengan Jovitasari. Pasti ada sesuatu diantara mereka.

" Ha Ha , jangan-jangan karena kamu ...."

"Diam kamu!"

Saat itu juga, Jovitasari melangkah maju , dan ingin mengangkat tangannya untuk menampar Rista.

Tapi Rista awalnya seorang gadis kecil yang sering bergaul diluar seperti Nusrini. Tentu saja, itu tidak sebanding dengan seorang gadis yang berdedikasi seperti Jovitasari. Dia mengulurkan tangannya dan megambil tangan Jovitasari.

"Kenapa, Jovitasari, setelah kuberitahu kebusukanmu, lalu kamu emosi? Apa kamu merasa jengkel?"

Melihat pemandangan ini, para kerabat yang berada disana memasang muka berpikir, Rista tersenyum melihatnya, Menurutnya, dia sekarang sedang dalam posisi dominan, meskipun dia tidak bisa bekerja di INdustri Sorgum Sanjaya, tetapi sekarang ayah dan kakaknya semua sudah bekerja di sana, dan Yusdi juga menjadi wakil manajer umum, jadi ada banyak ruang untuk beroperasi.

Cepat atau lambat dia pasti akan memiliki kesempatan, sekarang tinggal mengusik Jovitasari, lalu membuatnya tidak betah di kantor.

Dan Sanfiko, yang berdiri di samping saat itu, sudah tampak suram. Dia tidak menyangka keluarga Yusdi menjijikkan seperti ini.

Selain itu, semua kerabat yang ada disana hanya menonton pemandangan itu.

Sanfiko sebelumnya juga sudah tahu pasti istrinya tidak akan disukai di kantor, awalnya ia berpikir setelah Jovitasari menjadi kepala Industri Sorgum Sanjaya, maka orang-orang itu akan berhenti karena, semua kekuasaan berada di tangan Jovitasari. Tapi tampaknya itu tidak sesederhana seperti yang dia bayangkan. Orang-orang di keluarga Bai telah mencapai titik di mana sudah tidak bisa obati lagi.

"Kamu ..."

Jelas, Jovitasari tidak memiliki pengalaman dalam menangani masalah seperti ini.

"Ha ha ha, Jovitasari, kamu tidak punya apa-apa untuk dikatakan. Kamu pikir nenek akan mendukungmu. Kamu salah. Nenek selalu mencintai keluarga kami."

Ia melepaskan tangan Jovitasari dengan keras selesai berbicara, Sanfiko dengan cepat melangkah maju untuk menahan Jovitasari, dan kemudian berbisik, "Apa kau baik-baik saja?"

"Sanfiko, aku tidak tahu, kamu tahu."

Sanfiko mengangguk, tidak ada yang tahu lebih banyak tentang kebenaran masalah ini dibanding dia.

Segera ia menatap Yusdi, lalu melirik ke arah wajah Yogi, dan terakhir berhenti di wajah Rista.

"Apa yang kau lihat, sampah, jangan pikir kamu telah masuk ke perusahaan, dan menjadi asisten Jovitasari, berarti kamu adalah orang perusahaan. Idiot, semua orang sudah tahu bagaimana Jovitasari menegosiasikan kontrak, hanya kamu saja yang tidak tau, dasar idiot! "

Rista berbicara saat ini semakin bersemangat, dan dia sangat senang melihat Jovitasari yang menderita.

Dan sekarang semua orang melihat mereka berdua.

Mereka harus tahu bahwa Jovitasari adalah orang yang bertanggung jawab atas Industri Sorgum Sanjaya, tetapi jelas karena Yusdi bergabung, semua beban keluarga Bai semua diberikan pada Yusdi.

Bagaimanapun, menurut mereka, Jovitasari hanya seorang wanita, dan Michael yang sudah lama tidak dianggap serius lagi, bahkan tidak menghadiri rapat pertemuan pagi ini.

Dan kali ini wanita tua itu langsung mengangkat Yusdi sebagai pimpinan kedua. Tujuannya sangat jelas, sebagai anggota keluarga di keluarga Bai, hati mereka sama seperti kaca.

Bagaimanapun, Yusdi adalah anak didik wanita tua itu yang akan menjadi penerus perusahaan itu.

"Hahaha, Dasar lumut! Rista, analogi mu benar-benar tepat!"

Yogi tidak bisa menahan tawanya saat ini.

Ia tahu bahwa Sanfiko yang menendangnya dulu, hatinya penuh kebencian terhadap Sanfiko. Mendengar kata-kata saudara perempuannya, dia tidak bisa menahan tawa.

Wajah Jovitasari hampir membeku pada saat itu.

Tetapi dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Lagi pula, dalam keluarga ini biasanya nenek yang memutuskan semuanya, dia hampir lupa bahwa sekarang dia adalah pimpinan Industri Sorgum Sanjaya, dia bisa langsung meminta penjaga keamanan untuk mengusir Rista secara langsung.

"Yusdi, apakah ini anak gadis didikanmu yang tidak berguna?"

Saat Rista sedang tertawa, Sanfiko melihat ke arah Yusdi, dan kemudian bertanya dengan dingin.

Wow!

Apa?

Orang-orang yang hadir semuanya melihat ke arah Sanfiko yang sedang berdiri depan Jovitasari.

Yogi lah yang pertama bereaksi, ia langsung menatap Sanfiko dengan ekspresi marah, dan kemudian berteriak, "Sanfiko, kau brengsek ..."

Bummmm!

Tanpa banyak bicara, Sanfiko langsung menendang perut Yogi.

Saat itu juga, Yogi terbang seperti bola dan sampai menabrak dinding, dan kemudian terbaring di tanah dengan keras, sambil memegangi perutnya untuk waktu yang lama tanpa mengatakan apa-apa, dan keringat dingin keluar dari dahinya.

"Yogi ..."

Melihat kejadian ini, Yusdi beberapa langkah berjalan ke arah Yogi dan mengulurkan tangan untuk mengangkat Yogi.

"Kamu, Sanfiko, sampah ini, beraninya kamu memukul saudaraku ... kamu ..."

Plakkk!

Di hadapan semua orang sekali lagi, Sanfiko menampar keras wajah sombong dan arogan Rista

"Ah ... kauu ... beraninya kau memukulku ... aku ... aku menghajarmu..."

Plakkk!

Tamparan itu dilayangkan sekali lagi. Kali ini, Rista kurang beruntung, ia langsung terbanting oleh tamparan Sanfiko. Kepalanya terbentur di kursi dan tergores, menyebabkan darahnya tak berhenti mengalir.

"Ah ..."

Rista segera berteriak.

Semua orang di tempat itu benar-benar terkejut, mereka semua hanya menonton, suami Jovitasari yang dimata mereka hanyalah seseorang yang lemah dan lembek, tetapi mengapa hari ini tiba-tiba menjadi kuat, ia dapat menghajar Rista dan Yogi sekaligus.

"Sanfiko, apakah kau cari mati?"

Yusdi memandang Yogi, yang terbaring di tanah kesakitan, tidak bisa membuka mulutnya, lalu melihat kearah Rista yang berjongkok sambil menutupi darah di wajahnya. Dia benar-benar sangat emosi.

Putra dan putrinya sendiri, bahkan dia sendiri belum pernah dihajar separah itu.

Tak disangka sampah seperti ini, bisa datang dan menghajar orang tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan juga ini masih di dalam ruang rapat.

"Aku adalah orang yang tidak suka bicara omong kosong. Saat mereka bilang begitu, aku tidak bisa menghentikannya, tetapi jika aku ingin memukul seseorang, mereka hanya bisa menerimanya!"

"Ayah, wajahku, wajahku, akankah wajahku menjad jelek ..."

Pada saat ini, Rista hanya merasakan pipinya yang bengkak dan sakit, dan tangannya dipenuhi darah yang keluar dari dahinya.

"uhh ... Ayah, sakit, Rista sakit ..."

"Ayah ..."

Yogi, yang tidak bisa berbicara pada saat ini, ia hanya bisa merintih kesakitan, kedua pandangannya tertuju pada Sanfiko, ia sangat emosi, pandangannya seolah-olah ingin segera membunuh Sanfiko.

"Panggil ambulans, cepat panggil ambulance!"

Yusdi dengan cepat memeluk putrinya, menekan luka di dahinya, dan berteriak pada para orang di sekitar.

Segera ada seseorang yang mengambil telepon, dan menelepon 911.

"Sanfiko, bagaimana kamuu ..."

Jovitasari benar-benar terkejut, dia tidak pernah berpikir bahwa Sanfiko akan langsung turun tangan, meskipun dia juga sangat ingin menampar Rista yang sering bicara sembarangan, tetapi dia tidak berani.

Sanfiko langsung tersenyum: "Tidak apa-apa, bukankah mereka orang uar yang masuk ke kantor membuat keributan? Aku akan segera memanggil petugas keamanan dan mengusir mereka!"

Setelah itu, Sanfiko langsung mengambil telepon genggam nya dan menelepon petugas keamanan.

"Kakak Li, cepat datang ke sini. Ada yang membuat masalah di sini ..."

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu