Menunggumu Kembali - Bab 348 Pindah ke Rumah Baru

Malam sangat sunyi.

Lampu pun bernyala terang di dalam kediaman rumah keluarga Bai yang terletak di Kota Penang.

Puspita duduk di meja makan dengan raut yang sudah tenang kembali. Dia pun sudah tahu apa tujuan Michael sekeluarga datang kemari saat ini.

Dia sudah tahu mengenai apa yang terjadi di villa Xianjiang Property pada sebelumnya. Bahkan Puspita yang mengira bahwa dirinya mengalami kehidupan yang tidak stabil ini sangat terkejut.

Semenjak dia meninggalkan Perusahaan Tianbai, Puspita pun telah mulai menjalani kehidupan lansianya dan dia juga merasa sangat puas.

Apalagi Perusahaan Tianbai yang saat ini telah berkembang dengan sangat pesat. Mau itu adalah Industri Sorgum Sanjaya atau lahan Tianbai, jika perkembangan ini diteruskan, maka pastinya bisa menjadi industri terbesar pada peringkat pertama di Kota penang. Namun, Puspita juga tahu bahwa dibelakang ini semua berkat si Sanfiko chen. Selain itu, semenjak dia mengetahui identitasnya Sanfiko chen, Puspita pun menjadi semakin terkejut. Dia pun juga telah mengesampingkan semua konflik yang terjadi diantara keluarga Bai dengan keluarga martin dan juga dengan sekeluarga putra keduanya, Yusdi.

Puspita juga telah tahu mengenai rencana selanjutnya pada perusahaan ini dan juga keberangkatan pagi hari sekeluarga ini dari Kota Penang ke suatu tempat yang tidak diketahui.

Dia sudah tua dan juga tidak bisa mengurusi masalah ini. Selain itu, matanya saat ini sudah terbuka dengan sangat jelas dan pada saat bersamaan juga sangat menghormati keputusannya Jovitasari.

“Kenapa Sanfiko hari ini tidak datang kemari?”

Puspita yang duduk di kursi utama pun bertanya dengan penasaran.

“Nenek, Sanfiko untuk sementara waktu sangat sibuk. Dia mungkin agak malam akan datang kemari.”

Jovitasari segera menjelaskannya dan Puspita pun mengangguk kepalanya.

Meskipun pada saat ini identitasnya Sanfiko Chen mungkin masih tidak diketahui oleh banyak orang di Kota Penang, anggota keluarga Bai pun bahkan hanya beberapa orang yang berada ditempat ini yang menggetahuinya.

Tapi orang-orang yang mengetahui identitas Sanfiko Chen pun adalah orang-orang yang sudah berada pada lingkaran sosial Sanfiko Chen selama tiga tahun di Kota Penang ini.

Disaat sekeluarga ini sedang makan dengan gembira, Sanfiko Chen pun telah tiba di Kawasan Hutan.

Di dalam puri tersebut, Kevin Wijaya dengan sekelompok orang yang kapanpun terlihat layak dan memiliki kemampuan ini sudah tiba dari awal dan sedang menunggunya disini.

Meskipun nama Perusahaan Tianbai telah mulai masuk kembali ke Perusahaan Group Shen, tapi semua perkembangan Perusaaan Tianbai untuk kedepannya berkat manipulasinya Sharley. Setidaknya untuk beberapa tahun kedepannya, Perusaaan Tianbai akan tetap berada.

Setelah memberikan sekali pesan, kak Aji dan Sharley menetap disana.

“Tuan Sanfiko, pesan yang kamu minta sebelumnya telah kuselesaikan semuanya. Di daerah pegunungan Kota Guangyuan pada daerah Sumedang terdapat sebuah Desa Fugui. Di dalam Desa Fugui ini terdapat sekeluarga orang bermarga Zhou dan kebetulan si petani bermarga Zhou ini memiliki seorang adik perempuan bernama Rita, dimana nama dan marga ini mirip dengan bibi Rita. Selain itu, si Rita di Desa Fugui ini dari kecil sudah diadopsi oleh orang. Bagaimanapun juga, zaman waktu itu sangat miskin dan orang-orang kami selama beberapa hari ini juga telah menyelidiki kejadian yang terjadi pada tahun itu. Rita di Desa Fugui telah meninggal tiga tahun lalu di sebuah desa terpencil yang terletak di Haidu. Data ini telah kami pastikan dengan berbagai perangkat dan pastinya tidak akan ada kesalahan.”

“Iya, apakah kamu sudah menyelesaikannya dengan pemukiman setempat itu?”

Sanfiko Chen berdiri di luar Kawasan Hutan. Dia pun melihat langit-langit yang penuh dengan bintang dari jendelanya. Tampaknya langit pada malam ini akan dipenuhi oleh berbagai bintang.

“Semuanya sudah selesai dilakukan dan pasti tidak akan ada kesalahan kecilpun. Hanya saja tuan Sanfiko…”

Ketika Sharley akan mengatakan sesuatu, Sanfiko Chen pelan-pelan melambaikan tangannya dan berkata, “Aku hanya takut pada orang di keluarga Long atau orang lain yang menyukai dan mengikuti Jovitasari akan mengalami situasi yang merugikan mereka. Asalkan aku dapat meninggalkan Kota Penang, aku pun percaya bahwa mereka akan menaruh segala perhatian mereka padaku.”

Kak Aji dan Sharley tidak berkata apa-apa. Pada saat ini, Sanfiko Chen sedang menatap langit malam berbintang itu sambil menghirup dan menghembuskan napas sedalam-dalamnya.

“Aji, besok cukup kamu yang mengantarku saja. Setelah aku meninggalkan Kota Penang, aku akan menaruh orang untuk kurang lebih menetap setahun di Kota Penang. Jika ada orang datang ke Kota Penang untuk menyelidiki segalanya mengenaiku, kalian pun tidak perlu mempedulikannya. Aji, kamu pergi dulu untuk menyiapkannya ya…”

Sanfiko Chen pun pun pelan-pelan tersenyum melihat Kak Aiji yang telah membalikkan badannya.

“Tuan Sanfiko, tolong izinkan aku untuk ikut bersamamu ke Desa Fugui, aku…”

Sanfiko Chen menggelengkan kepalanya.

“Aku sendiri telah merencanakan yang lainnya. Tunggu sampai kami pergi, Perusahaan Tianbai akan mengubah Namanya menjadi Perusahaan Jovita. Aku tahu bahwa kamu adalah si jenius bisnis didikan si ke-tujuh yang memiliki dukungan dari Xiaodong di Kota Sumedang. Aku berharap ketika bertemu denganmu lagi, kamu sudah berhasil membuat Perusahaan Jovita menjadi terkenal di seluruh negara Tiongkok.”

Setelah mengatakannya, Sanfiko Chen membalik badan dan pergi meninggalkan Kawasan Hutan.

Sharley yang berdiri didepan pintu merasa sangat hampa ketika melihat sosok pria misterius- sederhana ini menghilang dengan mengendarai mobilnya. Tapi dia juga tahu bahwa dirinya hanyalah orang yang di didik menjadi bidak catur dan sekarang Sharley tiba-tiba merasa dirinya seakan dari awal sudah mau dibuang oleh Sanfiko Chen.

Namun, Sharley tidak akan menyerah.

Dia pun memikirkan kembali perkataan terakhir yang diucapkan Sanfiko Chen sebelum pergi. Sharley pun mengepalkan tangannya dan wajahnya pun menjadi penuh denga kegigihan.

……

“Ayah, ibu… apakah kita beneran besok pagi akan pergi meninggalkan Kota Penang?”

Nusrini yang duduk di atas sofa terlihat sedikit tidak bersedia untuk pergi. Wajahnya pun juga masih belum sepenuhnya sembuh.

Michael mengangguk pelan kepalanya.

“Kita sudah tidak bisa menetap lagi di Kota Penang. Orang keluarga Long di Kota Yanjing itu pasti akan datang kemari untuk balas dendam dengan keluarga, makanya kita harus pergi meninggalkan tempat ini. Nusrini, jika kamu beneran tidak ingin meninggalkan Kota Penang, aku bisa menghubungi bibi kedua untuk bantu menitipmu bersama dengannya.”

“Tidak, aku baru tidak mau.”

Nusrini yang marah pun segera masuk ke kamarnya.

Sisa tiga orang yang duduk di sofa pun terdiam. Hati mereka sebenarnya juga merasa sedikit sulit. Bagaimanapun juga, mereka sudah tinggal begitu lama di Kota Penang dan pasti akan merasa sedikit tidak rela untuk segera meninggalkan kota ini. Tapi mereka juga tahu bahwa jika mereka tidak pergi, mereka pasti akan mati jika ada beberapa orang keluarga Long yang datang ke depan pintu mereka.

Mereka pun menjadi ketakutan ketika terpikir kejadian mengenai apa yang terjadi di villa Xianjiang Property itu.

Apa yang lebih berharga disbanding hidup di dunia ini?

Ada yang membuka pintunya, yaitu Sanfiko Chen yang telah pulang ke rumah. Jovitasari langsung cepat berjalan kesana.

Sanfiko Chen duduk di sofa dan menceritakan mengenai tujuan kepergiannya dan rencanya yang telah dipersiapkannya sebelumnya. Tentu saja semua orang pun terkejut ketika mendengarkannya, bahkan Nusrini yang menguping dari kamarnya pun telah dibuat kejut oleh rencana Sanfiko Chen yang besar ini.

Tidak disangka di dunia ini terdapat sebuah kebetulan seperti ini.

“Jika memang begitu, maka Desa Fugui ini pastinya adalah sebuah tujuan pergi yang lebih bagus.”

Michael yang selesai mendengarnya pun mengangguk kepalanya.

Sanfiko Chen juga mengangguk kepalanya dan berkata, “Sudah ya ayah dan ibu, kalian pergi beristirahat dulu saja. Besok pagi-pagi kita harus berangkat”

Michael dan Rita mengangguk kepala mereka.

Walaupun hatinya Rita sedikit tidak rela untuk pergi ke desa, tapi dalam situasi saat ini, ini sudah merupakan cara yang paling bagus. Bagaimanapun juga, nyawa itu jauh lebih penting.

“Baiklah, ayo kita juga pergi beristirahat…”

Sanfiko Chen pelan-pelan membelai rambutnya Jovitasari dan mengulurkan tangannya untuk menariknya berdiri.

Jovitasari pun mengangguk kepalanya. Walaupun hatinya merasa agak tidak rela, tapi begitu dia terpikir bisa bersama dengan Sanfiko Chen, keluhan dihatinya pun menghilang lagi.

“Sanfiko… kamu tunggu dulu. Ibu mau katakan sesuatu kepadamu…”

Disaat kedua orang ini akan berjalan ke kamar mereka, Rita tiba-tiba mengatakannya dengan raut sedikit canggung.

“Kamu masuk dulu, aku nanti akan kembali lagi…”

Sebelum Rita dapat menyelesaikan perkataannya, Sanfiko Chen pelan-pelan berjalan ke hadapan Rita yang masih terlihat sedikit takut.

“Ibu ada perlu apa?”

Sanfiko Chen pun tersenyum lebar. Sebenarnya dia dari awal sudah tidak lagi membenci ibu mertuanya ini.

Rita pada saat ini malah terlihat kaku. Dia bahkan dengan sedikit takut, pelan-pelan mengambil keluar kotak kayu kuno yang sudah diperbaiki dan sebuah buku tabungan lama dan memberikan kepada Sanfiko Chen dengan melalui tangannya yang bergemetaran itu. Kemudian dia dengan perasaan bersalah berkata, “Itu, Sanfiko… maaf ibu sebelumnya telah memperlakukanmu dengan buruk dan seharusnya tidak…aku sebelumnya tidak tahu bahwa ini adalah monumen peninggalan ibumu. Aku… aku sudah pergi mencari tukang paling ahli memperbaiki di Kota Penang.”

Rita sambil mengatakannya, sambil meletakkan kotak kayu dan buku tabungan ke tangannya Sanfiko Chen. Kemudian sebelum Sanfiko Chen dapat mengatakan sesuatu, dia segera membalikkan badannya dan berlari kembali ke kamarnya.

Sanfiko pun tidak dapat menahan diri untuk tersenyum tipis ketika melihat ibu mertuanya yang masih merasa sedikit ketakutan.

Dia perlahan-lahan membuka kotak kayu yang sudah diperbaiki itu. Ketika Sanfiko Chen mengeluarkan gelang giok sederhana yang telah dihubungkan kembali dengan tatahan emas di kedua sisinya, Sanfiko Chen langsung tersenyum pahit sambil pelan-pelan menyentuh gelang giok itu. Bulan yang dibawah gelang giok ini masih menunjukkan penampilan ibunya, hanya saja sedikit terlihat samar dan tidak sejelas sebelumnya...

Sanfiko Chen memasukkan gelang giok ke dalam kotak, kemudian diam-diam berjalan menuju ke kamarnya.

Hatinya pun merasa sangat lega.

Alangkah baiknya jika kehidupannya bisa berjalan dengan begitu tenang. Namun sayangnya semuanya ini mulai dari besok sudah tidak lagi miliknya…

Dia pun membuka pintu kamar. Jovitasari yang telah selesai mandi sedang berbaring di atas ranjang. Rembulan bulan pun telah menyinari ranjang yang besar itu. Pada saat itu, Jovitasari seakan seperti bidadari yang jatuh dari surge itu terlihat sangat suci. Sanfiko Chen yang melihatnya menjadi tergila-gila.

“Untuk apa kamu terbengong disana… Cepat pergi mandi, lalu istirahat pagian. Besok kita masih harus pergi jauh loh…”

Setelah selesai mengatakannya, Jovitasari dengan malu membalikkan badannya, dimana punggungnya yang lembut dan halus itu menghadap Sanfiko Chen!

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu