Menunggumu Kembali - Bab 185 Panggalin Darurat Dari Ibu Mertua

Sanfiko tidak mengendarai Porsche merah yang terparkir di lantai bawah, tetapi memilih untuk naik motor listriknya yang sudah using, tidak ada cara menyuruh Sanfiko mengendarai Porsche merah sendirian keluar, dia akan merasa aneh dan tidak wajar.

Pada saat menunggu Sanfiko menyelesaikan masalah ini, hari sudah menunjukan jam tiga sore.

Ketika Sanfiko mengendarai motor listrik untuk pulang, ia menerima telepon dari ibu mertuanya.

“Bu… ada apa?”

Sanfiko merasa gak enak, ketika dia mengangkat panggilan telepon dari ibu mertuanya, karena ibu mertuannya tidak pernah menelpon Sanfiko, terlebih akhir-akhir ini, Rita benar-benar menaruh semua pikirannya di villa, selain itu, perusahaan sangat sibuk akhir-akhir ini, dan Sanfiko jarang bertemu dengan ibu mertuanya, dan tentu saja jarang juga bertengkarnya.

Namun, Sanfiko sangat tidak menduga ketika dia menerima panggilan telepon dari ibu mertuanya.

“Buruan Kemari, gedung olahraga, buruan...”

“Saat ini…”

“Ngerti tidak? Sanfiko, aku ingin kamu segera menghampiriku, selain itu, jangan kasih tahu Jovitasari, buruan ya kemari...”

Suara di telepon sangat bising, tampaknya ada banyak orang di sekitar ibu mertuanya, mendengar suara Rita seperti terburu-buru, dengan segera Sanfiko tanpa pikir panjang, dia bilang iya lalu menutup telepon.

Kemudian langsung mengendarai motor listrik ke gedung olahraga yang dikatakan ibu mertua di telepon.

Pada saat ini, di bawah gedung kantor di Central Plaza Penang, ada banyak paman dan bibi berdiri di sini, Rita tampak lebih muda berdiri disini.

Tapi sekarang wajahnya tampak jelek.

Karena “Mahkota” yang ia beli sebelumnya, awalnya bilang hari ini akan ada potongan harga, tetapi hari ini tidak ada seorang pun, di kantor hanya ada beberapa satpam yang berbadan besar dan dua anggota staf, dan staf ini tidak tahu apa-apa sama sekali, kelihatannya seperti staf baru.

Rita berdiri di luar kerumunan dan melihat sekeliling, akhirnya, dia melihat motor listrik usang tidak jauh dari sana, Sanfiko yang mengenakan pakaian biasa memarkirkan motor listriknya di bahu jalan, setelah menunggu Sanfiko memarkirkan motornya dibahu jalan, dia melihat Rita menghampirinya dengan wajah marah.

“Kenapa kamu baru datang… Sudah lebih dari 20 menit!”

Rita menahan amarah di hatinya, ketika dia melihat Sanfiko, dia tidak peduli tentang hal lain, biarkan dulu.

“... ayo jalan, kamu jangan bicara disini, cukup ikuti saja aku, satu lagi jika kamu berani pulang dan memberi tahu Jovitasari dan ayahmu, kamu dalam masalah… sudah ingat belum?”

Tanpa menunggu Sanfiko berbicara, Rita langsung berjalan di depan, lalu sambil menasehatinya.

Sanfiko merasa curiga, apa yang terjadi sebenarnya?

Begitu banyak bibi dan paman berkumpul di sini.

“Bu…”

Pada saat ini, Rita mengabaikan Sanfiko, dan segera mengikuti paman dan bibi ini untuk mulai berteriak pada penjaga yang menghentikan mereka.

Sanfiko yang berdiri di tengah orang banyak masih bingung, tetapi perlahan-lahan tahu apa yang terjadi di sini.

Ternyata disini ada perusahaan investasi bernama Mahkota jaya.

Selama kamu menaruh uangmu di sini, tingkat bunga jauh lebih tinggi daripada bank, dan apa yang dikatakan kepada mereka di awal adalah ini nol risiko, investasi rendah dan pendapatan tinggi.

Mendengar bibi-bibi dan paman-paman ini juga memiliki masalah ini, selain itu, perusahaan mahkota jaya sudah mengatur perawatan anak, yang membuat mereka merasa bahwa mereka tidak akan rugi banyak dengan investasi tahap pertama.

Kemudian pada investasi putaran kedua, bibi dan paman ini tidak ragu lagi, mereka langsung mengambil tabungan dan aset mereka lalu menginvestasikan semuanya di perusahaan bernama Mahkota jaya ini. Hari ini pada saat mau pemulihan pertama kali, tetapi mereka datang lebih pagi, pintu perusahaan ditutup, dan mereka tidak pernah melihat bos perusahaan lagi.

Jelas bahwa ini adalah penipuan publik, terutama menipu uang pria dan wanita tua ini.

Sanfiko segera berpikir bahwa jika ibu hanya menginvestasikan sedikit uang dan kehilangan itu tidak maslah, tapi terlalu banyak, khawatir itu tidak akan kembali sama sekali.

Segera Sanfiko bertanya: “Bu, berapa banyak yang kamu investasikan?”

Rita menatap Sanfiko dan berkata: “Aku telah menginvestasikan semua uang yang kamu berikan kepadaku… lalu, lalu bangunan kita itu!”

Aaa!

Mendengar ini, seluruh tubuh Sanfiko tiba-tiba bergetar.

“Bu, apakah kamu menginvestasikan rumah dan uang disini?”

Sanfiko sama sekali tidak menyangka, menurutnya, ibu mertuanya adalah pecandu uang, tidak menduga mneginvestasikan semua uang disini.

“Jangn kencang-kencang, bukankah itu cukup memalukan? Aku suruh kamu membantuku berteriak, kamu seperti kayu, sungguh!”

“Bu... tidak ada gunanya berteriak seperti ini? Ini adalah perusahaan penipuan penggalangan dana illegal, orang-orang itu pasti sudah melarikan diri...”

“Tutup mulut, kamu berdiri di sini dan terus berteriak, aku akan segera menelepon, ya, aku akan menelpon Billy, dia adalah bos perusahaan dan mengenal banyak orang, mungkin dia bisa membantu!”

Sambil berbicara dia menatap Sanfiko dengan marah.

Rita tentu saja tidak berani memberi tahu putri dan suaminya tentang hal ini, awalnya dia melakukan investasi ini secara diam-diam, dia berpikir bahwa jika dia dapat menghasilkan banyak uang dari itu, tidak ada orang yang berani tidak mendengarkannya di rumah, jadi setelah mendengar tentang manfaat kebijakan yang dibelinya, ia langsung menginvesatikan rumah dan uang 2 miliar rupiah.

Tetapi dia tidak menduga bahwa dia akan menghadapi hal seperti itu, sekarang dia sangat menyesalinya, sekarang dia juga tahu bahwa mungkin dia telah ditipu, tetapi karena begitu banyak uang yang diinvestasikannya, hati Rita menjadi kacau.

Melihat wajah Rita yang panik saat menelpon, Sanfiko seketika terdiam.

Ibu mertuanya benar-benar tidak memperhatikan dirinya, dirinya tidak bertanya apakah Sanfiko punya cara atau tidak, tetapi lebih memlih untuk bertanya kepada Billy.

“Teriak, kamu bisu ya...”

Sanfiko benar-benar tidak bisa berkata apa-apa kepada ibu mertuanya, tetapi sekarang dia juga ingin melihat bagaimana ibu mertua memecahkan masalah ini, segera dia mengikuti ibu dan paman itu berteriak.

“Benar-benar tidak ada harapan...”

Rita melihat Sanfiko berteriak, dan kemudian perlahan menghela napas, merasa sedikit lebih baik.

Lalu teleponya terhubung ke Billy.

“Billy, apakah kamu ada waktu kosong sekarang? Bibi ada masalah di sini, bisakah kamu datang ke alun-alun sekarang?”

“Em, oke oke… bibi menunggumu di sini… hati-hati dijalan!”

Rita yang menutup telepon berjalan kedapan, menghampiri saudara perempuannya yang membeli “mahkota” bersama dengannya dan berkata: “jangan khawatir semuanya, Billy akan segera datang, ketika Billy datang, masalah ini bisa teratasi.”

Sanfiko yang berdiri di samping, dalam hatinya tertawa.

Jika masalah ini begitu mudah dipecahkan, maka tidak akan banyak orang yang ditipu.

Tapi sekarang Sanfiko tidak berbicara, dia benar-benar ingin melihat bagaimana Billy menyelesaikan masalah ini ketika dia datang nanti.

“Rita, yang kamu bilang Bos billy kan yang membeli Indo beauty?”

Rita segera menganggukan kepala.

“Iya dia… Iya dia, dia dan putriku adalah teman sekolah sebelumnya, setalah pulang dari luar negeri dia mengunjungi rumahku dan membelikanku banyak barang.”

“Billy adalah orang kaya, aku yakin dia bisa menyelesaikan masalah ini.”

“Iya, iya, Rita, semua ini akan bergantung pada Billy!”

“Iya, nanti Billy akan datang, Rita kamu bersedia membuat semua uang kami kembali!”

“Benar, Rita, sudah berapa lama putrimu menikah dengan Billy...”

“Iya, Rita, aku dengar bahwa Billy sudah ada uang, jika putrimu bersamanya, maka sepanjang hidupnya akan menjadi baik, dan kamu akan menjadi wanita tua yang kaya...”

Semua orang saling berkata, mendengar itu wajah Rita menjadi senang.

Harus tahu bahwa orang-ornag ini biasanya tidak menyanjungnya seperti ini, sekarang mereka menyanjungnya seperti ini, yang membuat Rita menjadi tidak nyaman.

“Aii, aku pikir, bukankah ada sampah di keluarga kita?”

Awalnya Sanfiko tidak mengatakan sepatah kata pun, tetapi dia langsung dibuat marah oleh ibu mertuanya, semua yang ada disitu segera menatap Sanfiko, wajah mereka penuh penghinaan.

“Oh, Rita, apakah ini menantu kamu? Cukup miskin ya...”

Tiba-tiba, seorang wanita berpakaian cantik terlihat menghina, tetapi dia menutupi hidungnya, seolah-olah seluruh badan Sanfiko bau sampah.

“Iya, jika aku memiliki menantu seperti itu, aku akan benar-benar kehilangan muka...”

“Sayang sekali gadis yang baik seperti Jovitasari!”

Sanfiko yang berdiri di sana, dia merasa tertekan ketika mendengar komentar para bibi dan paman di sekitarnya.

Rita awalnya sangat senang, sekarang dia menatap Sanfiko dan matanya penuh amarah.

“Sanfiko, agak jauhan dariku, setiap kali aku melihatmu aku pengen marah!”

Rita segera menunjuk Sanfiko dan berteriak.

Sanfiko menggelengkan kepala.

Dia sudah terbiasa kepada ibu mertuanya seperti ini.

Dalam menghadapi cibiran orang-orang ini, ia hanya menertawakannya, tidak perlu memiliki pemahaman yang sama dengan orang-orang ini. Paman dan bibi ini semua adalah orang malang yang telah ditipu atas sebagian besar tabungan hidup mereka…

Hanya saja orang-orang ini menaruh semua harapan mereka pada Billy?

Berpikir bahwa ketika Billy datang bisa mengembalikan uang dan rumah mereka?

Sanfiko perlahan tersenyum, dan tidak menjelaskan, dia berpikir untuk melangkah lebih jauh dari orang-orang yang mencibir ini, lagi pula orang-orang ini telah memanggil Billy untuk menyelesaikan masalah ini, dan dia tidak akan terlibat di dalamnya, dia akan berdiri disamping dan menonton pertunjukan ini.

Tetapi ketika Sanfiko berjalan menuju bahu jalan, sebuah mobil Maserati mewah berhenti di sampingnya dengan knalpot racing.

Pada saat ini, Sanfiko tidak menyadarinya, Rita dan sekelompok bibi berjalan kearah mobil Maserati didekatnya.

Melihat Billy keluar dari pintu mobil, Rita terkejut dan berteriak: “Billy, bibi ada di sini.”

“Untunglah, Billy datang, ada solusi untuk masalah ini.”

Sekarang Rita berjalan menuju Billy dengan langkah cepat, sambil jalan dia berkata dengan bangga.

Adapun Sanfiko yang langsung diabaikan, bahkan didorong ke samping oleh paman dan bibi yang berjalan kearahnya…

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu