Menunggumu Kembali - Bab 328 Katakan Yang Sebenarnya
“Bu, apakah kamu benar-benar memberi kakak minum obat aborsi?”
Saat ini Nusrini sepertinya bereaksi, dia menatap Rita yang berada di depannya dengan perasaan curiga, dia sama sekali tidak percaya ibunya melakukan ini.
“Aku, aku tidak melakukannya, kalian jangan dengarkan Sanfiko, dia memiliki motif tersembunyi, Sanfiko, apa maksudmu? Mengapa kamu menjebakku? Jovitasari menjadi seperti ini apakah kamu tidak akan mempertanggungjawabkannya? Kamu Sekarang malah menyalahkanku...”
Ketika Rita berbicara, dia menjadi semakin bersalah, bagaimanapun dia benar-benar melakukan hal ini.
“Michael, jangan melihat aku seperti ini, apakah kamu tidak percaya padaku? Coba kamu pikir, bagaimana mungkin aku bisa membahayakan putriku sendiri?”
Hati Michael penuh penyesalan saat ini, dia secara alami mengenal Rita, kemampuan Rita untuk berbohong tidak baik sama sekali, pada saat ini Rita mulai melangkah mundur sambil berbicara, sangat jelas bahwa dia sangat ketakutan.
“Ibu, kamu belum menjawab pertanyaanku!”
Sanfiko tidak mengatakan hal lain saat ini, tetapi perlahan berkata.
Pada saat ini matanya mulai menjadi lebih dingin, dan kemarahan yang dia tekan mulai keluar dari kendali.
Melihat Jovitasari berbaring di tempat tidur, Sanfiko benar-benar tidak bisa memikirkan kenapa Rita sekejam ini memberikan obat aborsi kapada putrinya, dan masih bilang dia tidak akan membahayakan putrinya, demi putrinya sendiri.
Hari ini, jika ketua Filbert Xu dan Senior Feng tidak segera menemukannya, dan senior Feng mengetahui obatnya, hari ini anak yang ada di dalam perutnya tidak akan mampu bertahan, bagaimanapun dai awalnya nyawa anak ini sangat rapuh.
“Jawab aku!”
Suara Sanfiko tiba-tiba meninggi, dengan suara marah, beberapa orang di ruangan itu benar-benar ketakutan, terutama Rita yang hampir tidak bisa berdiri dengan stabil dan langsung terduduk di kasur rumah sakit itu.
“Kamu... Apa yang ingin kamu lakukan, Sanfiko… kuberi tahu kamu… aku ibumu!”
“Beraninya kamu meneriaki aku seperti ini? Percaya atau tidak, aku akan menyuruh Jovitasari untuk menceraikanmu!”
Pada saat ini, Sanfiko perlahan tersenyum.
Pada saat yang sama, ponselnya berdering.
Telepon tersambung.
“Tuan Sanfiko, semuanya sudah diselidiki dengan jelas, ini adalah obat yang dibawa mertuamu dari apotek di jalan Merdeka.”
“Baik, aku tidak ingin melihat apotek ini lagi besok, selain itu, segera bawa dokter yang memberikan obat kepada ibu mertuaku!”
“Baiklah!”
Pada saat ini Sanfiko mulai memperingatinya, saat berbicara dia tidak bersembunyi sama sekali.
Awalnya, Sanfiko ingin menjalani kehidupan yang tenang di kota Penang.
Tapi sekarang sepertinya sudah tidak mungkin.
Menutup telepon, tidak ada yang berani bicara, pada saat ini Nusrini menatap ibunya dengan heran.
Sanfiko perlahan menatap Rita dan berkata: “Bu, aku akan memberimu kesempatan lagi, dan jelaskan mengapa ini terjadi dan mengapa kamu melakukannya!”
Pada saat ini, Rita sangat tertekan sampai tidak bisa bernapas.
Tapi hatinya sangat marah, meskipun dia takut dia merasa bahwa hari ini Sanfiko benar-benar berbeda dari biasanya, tetapi bagaimanapun juga, yang lebih menakutkak daripada Sanfiko adalah Nona tertua keluarga Long, jadi pada saat ini Rita tiba-tiba berdiri dengan menggertakan giginya.
“Sanfiko, sangat bagus, kamu menyalahkanku dan menyakiti Jovitasari, aku sudah bilang aku tidak akan menukar Joviatasri, keluar dari sini dan jangan pernah muncul di keluarga kami lagi, selain itu besok aku akan pergi untuk membantu kamu dan Jovitasari untuk mengajukan sertifikat perceraian, lalu saat itu kamu dan keluarga Bai kami tidak akan memiliki hubungan sama sekali lagi!”
Dengan marah Rita berteriak kepada Sanfiko.
“Karena kamu ingin mengusirku dari keluarga Bai, kamu ingin membunuhku dan anak dari Jovitasari? Kamu pikir ini akan membuatku dan keluarga Bai tidak ada hubungannya satu sama lain?”
“Ya! Sanfiko, jika bukan karena kamu, keluarga kami tidak akan seperti ini, ini semua salahmu!”
“Kamu yang melakukan ini semuanya!”
Saat ini Rita menunjuk ke arah Sanfiko dan berteriak.
Pada saat ini Jovitasari menatap Rita yang berdiri di samping tempat tidurnya, dan wajahnya penuh dengan air mata.
“Bu, apakah kamu benar-benar ingin membunuh anakku?”
Suara Jovitasari sedikir bergetar, dan matanya penuh dengan ketidakpercayaan.
“Tidak, aku tidak melakukannya, Jovitasari, aku benar-benar tidak tahu, seseorang pasti sengaja melukaimu, besok ibu harus pergi ke pengobatan tradisional Tiongkok dan memintanya untuk memberikan cara agar anakmu selamat. Pasti... Kamu harus percaya pada ibu, ibu benar-benar tidak akan menyakitimu, ibu sangat baik kepadamu.”
Pada saat ini, pintu bangsal terbuka, Aji berjalan kehadapannya, Denny membawa pria tua yang kurus masuk ke bangsal.
Setelah sampai di bangsal, Denny langsung meninggalkan lelaki tua itu di samping.
“Berlutut!”
Orang tua itu sudah ketakutan, pada saat ini dia berlutut dan bergetar.
“Tuan Sanfiko, kakek inilah yang memberikan obat itu!”
Sanfiko mengangguk, lalu menatap pria tua itu dan berkata: “lihat ke atas apakah kamu yang memberikan obat ini kepadanya?”
Mana berani orang tua itu menjadi sembrono, dia segera melihat Rita, lalu mengangguk.
Pada saat ini Rita melihat orang tua itu, dengan segera dia bergetar, karena pada saat itu dia pergi untuk mengambil obat, sangat jelas orang tua ini yang memberikan obat ini kepadanya, awalnya, dia tidak ingin memberikannya, dia mengatakan itu berbahaya bagi orang-orang, kemudian RIta langsung melepmarkan tumpukan 10.000 lembar uang di atas meja dan lelaki tua itu memberikan obat itu kepadanya, akhirnya Rita diberi lima tonik, tapi kemudian Beberapa obat langsung dibuang ke tong sampah oleh Rita.
“Obat apa yang kamu berikan?”
Suara Sanfiko sepertinya tidak memiliki ekspresi apa pun.
“Strychnine, rhizoma alismatis, radix aconiti, Mao Shu …”
Dokter yang kurus itu langsung mengatakan serangkaian nama obat yang di berikannya.
Semakin dokter tua itu berkata wajah Sanfiko menjadi semakin suram dan mengerikan, dia mengambil kerah Dokter itu dan berkata dengan suara dingin: “tidak tahukah kamu, bahwa obat-obatan ini bisa membuat wanita hamil menjadi keguguran? Kamu tidak punya etika medis!”
Suara Sanfiko sangat dingin, pada saat ini bahkan Danny yang berdiri di sampingnya sudah bersiap untuk memukul pria tua itu.
“Aku... aku... aku sudah bilang jangan diambil, tetapi dia bersikeras untuk membelinya, dan dia juga mengatakan bahwa aku tidak perlu bertanggung jawab atas masalah apapun, oh iya dia memberiku uang sekitar 20 jutaan, sebagai uang tutup mulut, ternyata hari ini aku juga dibawa. Aku juga tahu itu tidak benar, jadi aku kemudian memberikan lima tonik, untuk kesehatan.”
Saat berbicara, dokter tua itu mengambil uang 20 juta di sakunya dan menyerahkannya kepada Sanfiko.
“Bohong, ini semua bohong, aku sama sekali tidak mengenalnya!”
Pada saat ini, Rita hampir panik dan berlari ke samping Michael, kemudian dia meraih lengan Michael dan berkata: “Michael, aku tidak kenal orang ini sama sekali, Sanfiko pasti menyuruh seseorang untuk menyalahkanku, itu pasti… Jovitasari, jangan percaya Sanfiko, si penipu ini, dia memiliki hati yang buruk.”
Tetapi pada saat ini, Jovitasari tidak melihat Rita sama sekali, dia perlahan menoleh dan wajahnya penuh dengan kekecewaan.
“Dia bilang dia tidak kenal kamu, apa yang kamu katakan?”
Sanfiko sangat kesal dengan ibu mertuanya saat ini.
“Aku tidak kenal orang tua ini sama sekali, Sanfiko kamu ingin menyakitiku, dan mencari seseorang yang bisa berbohong dengan bijak, selain itu, kamu segera keluar dari sini, kamu tidak diperlukan di sini!”
Terhadap teriakan Rita, tidak ada orang yang memperhatikannya, sebaliknya pada saat ini, dokter tua itu sangat marah.
“Aku... Anton seumur hidupku sudah melihat semua sakit, meskipun aku mengakui bahwa aku suka serakah, dan secara tidak langsung melukai banyak orang, tapi aku belum pernah melihat wanita yang tak tahu malu seperti kamu, kamu membawa daftar obat aborsi untuk mendapatkan obatnya, aku sudah berikan kepadamu, kamu malah bilang tidak mengenaliku sama sekali, oke, kita bisa pergi ke tempatku dan lihat cctv dan kita lihat apakah itu kamu!”
Pada saat ini, Dokter itu langsung memisahkan diri dari Sanfiko dan kemudian ingin berbalik dan pergi.
Saat Rita mendengar CCTV, dengan segara tubuh Rita bergetar, dan denga erat memegang lengan Michael, tepat ketika dia ingin membuka mulut untuk berdebat, tanpa mengatakan apa-apa Danny langsung berdiri mengarah ke Dokter yang berjalan menuju pintu.
Pangg!
Aaa!
Tiba-tiba terdengar suara, dokter Anton ditendang, kepalanya langsung menabrak dinding yang ada di koridor, dan segera darah mengalir, tetapi ini belum selesai karena pada saat ini, Danny langsung keluar, lalu menariknya masuk dan melemparkannya ke bahwa, lalu langsung menutup pintu.
“Kalian, apa yang ingin kalian lakukan, aku masih punya urusan di toko, aku pulang untuk memberikan kalian CCTV, aku benar-benar...”
Plakk!
Pada saat ini Danny secara alami memainkan peran untuk menghajar orang.
Dan Danny tidak berbicara sama sekali dan langsung memukul, memukulnya dengan tangan dan kaki, segera kepala dokter tua itu bedarah dan dia ditendang sampai terbaring di sudut.
“Tidak perlu pulag, mari kita perjelas di sini, toko obatmu sudah ditutup sejak malam ini.”
Aaa?
Wajah Anton segera berubah, dan kemudian dia mulai berbicara tetapi ketika dia ingin berbicara, Danny mengangkat tangannya dan Anton terdiam, dia telah tinggal di Penang selama bertahun-tahun, Danny secara alami kenal, tetapi Jovitasari tidak berani menyinggung dia.
Pada saat ini, Anton mana berani bergerak, dia menyembunyikan wajahnya yang berdarah di sudut dan gemetaran.
Nusrini benar-benar terpana, dari saat Danny masuk, dia benar-benar tidak berani untuk berbicara. Apalagi kekuatan Danny, Danny langsung membuat wajah Dokter yang menjual obat ini kepada ibunya berdarah.
Dan tidak peduli bahwa Dokter itu sudah menjadi orang tua yang lemah, dan langsung memukulnya dengan keras, dan Danny ini bahkan membungkuk di depan Sanfiko, yang membuat Nusrini merasa bahwa Sanfiko benar-benar berbeda dari sebelumnya.
Teringat dengan perkelahian Sanfiko di Bar Hegel sebelumnya, dan mengalahkan Davis di villa lalu balapan mobil di gunung Sinabung.
Apakah Sanfiko benar-benar masih memiliki identitas tersembunyi?
Melihat Sanfiko yang berdiri tidak jauh darinya, saat ini wajah Nusrini penuh dengan keraguan, tetapi dia juga marah, dia marah karena Sanfiko selalu menyembunyikan dirinya, bahkan Danny sangat menghormatinya, jadi posisinya di Penang pasti tidak sesederhana yang dibayangkan.
Pada saat ini Rita melihat Sanfiko menatapnya, dan segera merasa semakin gugup.
Pada saat ini, dia tidak searogan sebelumnya, dan terus bersembunyi di belakang Michael.
“Katakan, siapa yang memberimu resep itu?”
Sanfiko tidak akan pernah sopan lagi, saat berbicara dia melihat Aji, Aji sudah berdiri di samping Rita.
“Michael, aku sangat takut, aku benar-benar tidak melakukan apa-apa, aku benar-benar hanya demi kebaikan Jovitasari... Kamu harus percaya padaku… Percayalah padaku!”
Pada saat ini Rita masih menolak untuk mengakui kesalahannya.
“Sanfiko sedang bertanya padamu, bicaralah, jika bukan kamu yang melakukan, kamu katakan saja apa yang kamu tahu!”
Pada saat ini Michael secara alami tahu bahwa saat ini dia benar-benar menyentuh garis bawah Sanfiko, sebelumnya sudah menghancurkan peninggalan ibu Sanfiko, dia masih cukup untuk menahannya, tetapi pada saat ini, dia bahkan tidak menyangka bahwa istrinya telah membuat hal yang begitu kejam dan jahat, Michael benar-benar ingin menampar wajah Rita.
“Aku ... Michael, salahkan Sanfiko atas semua ini, semuanya salah Sanfiko!”
“Sampai saat ini kamu tidak tahu bagaimana harus bertobat, kamu...”
Saat berbicara Michael langsung mendorong Rita, dan kemudian melangkah keluar dan meninggalkan Rita.
“Michael, kamu harus lihat bahwa Sanfiko menyalahkanku dan menindasku... kamu”
Saat ini Sanfiko tidak tahu bagaimana menggambarkan ibu mertuanya, dia perlahan berbalik dan melihat bekas air mata di wajahnya, dia berbalik dan tidak melihat ibu Jovitasari dan berkata dengan lembut: “Aji, maaf merepotkan!”
Beberapa kata keluar, tiba-tiba Aji langsung mengangkat tangannya.
Dalam sekejap, Rita merasa gemetar di seluruh tubuhnya, dan matanya penuh air mata.
Karena pada saat ini, moncong pistol hitam telah mengarah ke belakang kepala Rita, yang membuat Rita tidak bisa berdiri dengan stabil.
“Aku menyarankan kamu untuk diam, karena senjataku tidak stabil, bibi Rita.”
Aaa?
Pada saat ini, dengan tercengan Michael dan yang lainnya melihat Rita yang ditunjuk dengan pistol.
Bahkan Jovitasari tiba-tiba menoleh, melihat Rita yang gemetaran dan sedikit bergerak, secara naluriah hatinya juga ikut bergetar.
Dan Nusrini yang melihat adegan ini berteriak, lalu buru-buru dan dengan takut bersembunyi di belakang ayahnya Michael.
“Sanfiko…”
Michael segera berkata.
Tapi tanpa menunggu Michael berbicara, Sanfiko perlahan melambaikan tangan dan menyuruh Aji menghentikan tindakannya.
“Aku tahu kamu tidak berani melakukan ini, aku akan memberimu satu kesempatan terakhir untuk mengatakan siapa yang menyuruhmu melakukan ini!”
Novel Terkait
Mr Huo’s Sweetpie
EllyaTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniHusband Deeply Love
NaomiUnperfect Wedding
Agnes YuHabis Cerai Nikah Lagi
GibranMenunggumu Kembali×
- Bab 1 Ketidak pedulian ditengah Hujan yang Deras
- Bab 2 diam diam menerima hinaan
- Bab 3 Kehangatan yang Tak Terkatakan
- Bab 4 pria sampah, sudah siapkah untuk menerima tamparanku?
- Bab 5 Teman Baik yang Dulu sudah Kembali
- Bab 6 Hanya ingin hidup dengan tenang
- Bab 7 Orang hebat sangat merendah
- Bab 8 Sederhana, mewah tetapi bermakna
- Bab 9 Orang banding orang benar-benar sangat mengesalkan
- Bab 10 Ketulusan hati yang asli dan palsu
- Bab 11 Keberuntungan Semata
- Bab 12 Menyimpan Rasa Dendam
- Bab 13 Kamu Masih Punya Muka Datang ke Rumah Sakit!
- Bab 14 Siapakah Orang Muda yang barusan itu?
- Bab 15 Keluarlah, Rumah Ini Tidak akan Menyambutmu Lagi!
- Bab 16 Aku punya kartu VIP disini
- Bab 17 Kamu benar-benar membuly!
- Bab 18 Adegan Melamar Dengan Mobil Mewah
- Bab 19 Kamu Seorang Bajingan
- Bab 20 Menghalalkan Segala Cara
- Bab 21 Datang si pengacau
- Bab 22 Kau tidak seharusnya mencari masalah denganku
- Bab 23 Pelopor
- Bab 24 Penggal!
- Bab 25 Tunggu Ayahku Datang Membunuhmu
- Bab 26 Satu Tendangan buatmu mandul
- Bab 27 Kemalangan terjadi satu per satu
- Bab 28 Cepat panggil 110
- Bab 29 Tidak Dimengerti
- Bab 30 Terlalu Berlebihan
- Bab 31 Keras Kepala
- Bab 32 Air Mata Yang Seperti Turunnya Air Hujan
- Bab 33 Hal Yang Tidak Bisa diperlihatkan
- Bab 34 Aku Mau Pergi, Tidak Ada Yang Bisa Menghalangiku
- Bab 35 Aku Beri Kamu Dua Pilihan
- Bab 36 Adik Ipar Yang Jahat
- Bab 37 Aku Berharap Tidak Mempergunakanmu Lagi
- Bab 38 Memaksa Perceraian
- Bab 39 Ibu, Bisakah Kau Berhenti Membuat Kekacauan?
- Bab 40 Aku Tidak Setuju
- Bab 41 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 42 Apakah Kamu Ingin Melawak Disini?
- Bab 43 Apakah Aku Bisa Percaya Kamu?
- Bab 44 Berita Yang Sangat Bagus!
- Bab 45 Kalian Ingin Bekerja Sama?(1)
- Bab 45 Kalian Ingin Bekerja Sama?(2)
- Bab 46 Tuan Chen? Tuan Chen Yang Mana?
- Bab47 Bekerja Sama Denganmu!
- Bab 48 Jovitasari mabuk
- Bab 49 Jovitasari tertimpa masalah
- Bab 50 Kamu ingin mati dengan cara seperti apa ?
- Bab 51 Tidak ada orang, Aku tidak berani untuk menyinggung
- Bab 52 Bawa Pulang Guci Abu Jenazah ke kota Maharayu
- Bab 53 Wanita cantik dibawah sinar rembulan
- Bab 54 Tuduhan
- Bab 55 Berhasil membuatnya menurut
- bab 56 Ibu mertua yang kasar
- Bab 57 kamu menyukainya itu sudah cukup
- Bab 58 Sanfiko, Terimakasih
- Bab 59 Malam ini tidurlah di ranjangku
- Bab 60 Maaf, Telah Membuatmu Menunggu!
- Bab 61 Kamu Telah Membuatku Menunggu!
- Bab 62 Terlalu Buruk Untuk Dicerna
- Bab 63 Imaginasi Itu Sangat Mengagumkan!
- Bab 64 Situasi Serius Yang Tidak Terduga
- Bab 65 Malam Ini, Apakah Kamu Ingin Tidur Di Tempat Tidur?
- Bab 66 Orang Tidak Berguna, Berani-beraninya Kamu Menutup Teleponku
- Bab 67 Harus Bersombong Sedikit
- Bab 68 Apakah Kami Sekeluarga Mati Kamu Baru Akan Merasa Senang?
- Bab 69 Kalian pergi saja sendiri, Aku Tidak ingin pergi!
- Bab 70 Selamanya Aku Dan Sanfiko Tidak Akan Bercerai
- Bab 71 Berharap Kali Ini Kalian lebih Pintar Sedikit!
- Bab 72 Suka Yang Mana, Aku Akan Membelinya Untukmu!
- Bab 73 Masalah Adik Ipar
- Bab 74 Aku Kasih Kamu, Kamu Berani Ambilnya?
- Bab 75 Tangguh Untuk Sekali !
- Bab 76 Jovitasari, Nenek Datang Melihatmu!
- Bab 77 Berlutut Tetap Harus Berlutut
- Bab 78 Malam ini, Biarkan Kamu Makan Lagi
- Bab 79 Keterbukaan
- Bab 80 Kuijinkan kamu tidur diatas ranjangku
- Bab 81 Menilai orang dari pakaian
- Bab 82 Pembayaran berhasil
- Bab 83 Bukalah dan lihat
- Bab 84 Manusia berprilaku anjing
- Bab 85 Lepaskan Jam Tangan Kasih Ayahmu Pakai
- Bab 86 Kalau Kamu Menyebutnya Seperti Ini Aku Akan Melawanmu!
- Bab 87 Sebenarnya Siapa Kamu?
- Bab 88 Masa Lalu Ayah Mertua Yang Tidak Diketahui Orang
- Bab 89 Akan kuhajar jika bicara sembarangan lagi
- Bab 90 Aku pasti akan membunuhmu
- Bab 91 Melangkah Mundur Untuk Kebaikan
- Bab 92 Keputusan Yang Tidak Terduga
- Bab 93 Tamparan Di Wajah
- Bab 94 Ada Orang Yang Ingin Menghabiskan Uang untuk Membeli nyawamu
- Bab 95 Benar-benar Cari Mati
- Bab 96 Magang Di Posisi Ketua Perusahaan Terlebih Dahulu
- Bab 97 Bos Besar Dari Kota meka
- Bab 98 Saranin Kamu Untuk Bersikap Baik
- Bab 99 Aku Sedikit Haus
- Bab 100 Orang Belakang Yang Hebat.
- Bab 101Tidak ada yang perlu ditakutkan
- Bab 102 Rahasia dibalik Buku Daftar Keluarga Sanfiko
- Bab 103 Michael Yang Ingin serius Menjaga Pabrik
- Bab 104 Agresifnya Kepala Keluarga Bai
- Bab 105 Kaki Ketiga
- Bab 106 aku Ingin Sanfiko Chen mati!
- Bab 107 Keputusan Untuk Menarik Investasi
- Bab 108 Kamu Sangat Membuatku Malu
- Bab 109 Maaf Kamu Aku Pecat!
- Bab 110 Malam ini, sulit untuk siapapun!
- Bab 111 Kembalikan sertifikat tempat tinggal kepadaku
- Bab 112 Hidup Ini Tidaklah Mudah!
- Bab 113 Kak, Jangan Kamu Jatuh Cinta Sungguhan!
- Bab 114 Jovita, Selamat Ulang Tahun
- Bab 115 Kami Sangat Bahagia
- Bab 116 Lebih Baik Naik Mobil Aki Tertawa Bahagia
- Bab 117 Ciuman Tanpa Sadar
- Bab 118 Wanita Yang Paling Bahagia
- Bab 119 Aku Mencintaimu Sanfiko
- Bab 120 Sisi Kelembutan Rita
- Bab 121 Ibu, Ini Kunci Rumah
- Bab 122 Sanfiko, Ayok Kita Punya Anak
- Bab 123 Cerita Apa Yang Kamu Miliki Sebenarnya
- Bab 124, Bu, Kamu yakin Kamu Bukan Bermimpi
- Bab 125 Sanfiko, Buruan Kamu Kemari
- Bab 126 Pertunjukkan yang Puas
- Bab 127 Sanfiko Chen, Kamu Telah Menyakiti Kami
- Bab 128 Bersujud Dan Panggil Aku Kakak!
- Bab 129 Harga Kursi Ini Adalah Sembilan Belas Juta Enam Ratus
- Bab 130 Siap Untuk Bertindak!
- Bab 131 Ubah Nama Kepemilikkan Rumah Ini Menjadi Namaku
- Bab 132 Ma, seharusnya mama bisa memegang omonganmu sendiri
- Bab 133 Tunggu saat malam, aku akan membereskanmu!
- Bab 134 Awal Mula Kehancuran Perusahaan Tianbai
- Bab 135 Yusdi telah diculik?
- Bab 136 Michael, Sekarang Hanya Bisa Berharap denganmu
- Bab 137 Rista yang Sudah Menggila
- Bab 138 Apakah Benar-benar tidak Ada Satupun Harapan?
- Bab 139 Hadiah pertunangan berharga tinggi keluarga Martin
- Bab 140 sudah menemukan titik balik?
- Bab 141 Berita Yang Bagus
- Bab 142 Security juga memiliki cinta
- Bab 143 Kamu yakin mau bermain dengan seperti ini?
- Bab 144 Sangat Terkejut
- Bab 145 Kekhawatiran Rita
- Bab 146 Baiklah, Aku Jujur!
- Bab 147 Serahkan Kartu ATM!
- Bab 148 Siapapun akan Gila Memiliki Ibu Seperti Dirinya
- Bab 149 Keputusan Rapat Perusahaan
- Bab 150 Rista yang Banyak Cakap
- Bab 151 Kesedihan Michael
- Bab 152 Sanfiko adalah Pembohong!
- Bab 153 Jadilah seorang putri yang patuh
- Bab 154 Masalah ini menjadi sangat menarik
- Bab 155 Memang Kamu adalah seekor rubah yang ingin merayu Billy kami!
- Bab 156 Kamu Adalah Direktur Bank ?
- Bab 157 Kalian Pergi Minta Maaf Kepada Jovitasari!
- Bab 158 Terjun Dalam Fantasi
- Bab 159 Ibu, Kamu Jangan Rewel, Inilah Sisa Uangnya
- Bab 160 Lagipula Hatinya Masih Lembut
- Bab 161 Jika Tahu Aturannya, Biarkan Mereka Hidup
- Bab 162 Ini Karena Kalianlah yang Duluan Tidak Jelas!
- Bab 163 Ini Kesempatan Terakhirmu, Semoga Kamu Dapat Menghargainya!
- Bab 164 Bibit Kebencian
- Bab 165 Aku Akan Membeli Semua Saham Kalian
- Bab 166 Kebahagian Dan Kegembiraan Sementara
- Bab 167 Drama Berbalik Dengan Cepat
- Bab 168 Persaingan yang Mengerikan Dimulai
- Bab 169 Tidaklah Mudah Untuk Berbalik Badan!
- Bab 170 Bertemu dengan adik ipar saat melihat mobil
- Bab 171 Membuat onar
- Bab 172 Rencana kejam
- Bab 173 Sanfiko Chen, kamu tidak bisa menyelamatkan istrimu!
- Bab 174 Sekarang kamu bisa mengatakannya!
- Bab 175 Semoga tidak terjadi apa-apa!
- Bab 176. Maaf, aku telat datang
- Bab 177 Kamu sangat terhormat karena aku yang langsung menganugerahkan kematianmu !
- Bab 178. Takdir keluarga ayah dan anak Li
- Bab 179 Orang Itu Tidak Mati?
- Bab 180 Apa Dia Mendengarnya?
- Bab 181 Jovitasari, Ayo Naik Mobil
- Bab 182 Wajah Cantik Juga Baik Hati
- Bab 183 Kota Penang, Aku Datang
- Bab 184 Apa ini artinya sudah membeli Industri Cakra Surya?
- Bab 185 Panggalin Darurat Dari Ibu Mertua
- Bab 186 Kalau Tidak Punya Kemampuan Jangan Berpura-Pura
- Bab 187 Apakah Kamu Tahu Bahwa Kamu Telah Membuat Kesalahan Besar
- Bab 188 Menjauhlah, kamu sudah menghalangi jalan!
- Bab 189 Kamu bukan tuan Sanfiko, untuk apa Berlagak?
- Bab 190 Perubahan ekspresi yang lebih cepat dari membalikkan buku
- Bab 191 Menantu mengajari kamu cara menjadi orang
- Bab 192 Aku Tidak Akan Memberinya Kesempatan Lagi!
- Bab 193 Kenapa Kamu Mengendarai Mobil Ini?
- Bab 194 Mendapatkan Secara Illegal?
- Bab 195 Inilah Hariku Rista Berubah
- Bab 196 Martin, Akhirnya Kamu Datang
- Bab 197 Kemaluan yang Datang Begitu Cepat
- Bab 198 Tunanganku Bernama Jovitasari
- bab 199 Hari ini, Aku Harus Membawanya Pergi!
- Bab 200 Diam Kamu, Wanita Sialan!
- Bab 201 Salah Bicara, Memberimu Tamparan
- Bab 202 Maaf, sudah Geram
- Bab 2013 Mulailah Kalian Meminta Maaf !
- Bab 204 Aku Adalah Orang Yang Tidak Bisa Kamu Singgung
- Bab 205 Pria Misterius Yang Mengendalikan Semuanya Dari Belakang
- Bab 206 Dendam Ini Pasti Akan Ku Balas!
- Bab 207 Harus Menanyakan Sanfiko Chen dengan baik
- Bab 208 Penangkapan Yang Bodoh
- Bab 209 Yogi, Ibu Anak yang Menggila
- Bab 210 Perasaan Puspita yang Membeku
- Bab 211 Kalian dihukum mati, dan aku sendiri yang akan mengeksekusinya
- Bab 212 aku tidak membunuhmu karena kamu adalah nenek Jovitasari
- Bab 213 Sanfiko Chen awalnya sampah
- Bab 214 Jalan Keluar Satu-satunya yang Dapat Dipilih
- Bab 215 Siapapun Yang Berani Menyakiti Anak Johanes, Akan Mati!
- Bab 216 Sebuah Panggilan Telepon
- Bab 217 Segeralah meminta maaf kepada tuan Chen
- Bab 218 Pisau tajam yang tergantung di belakang punggung
- Bab 219 Dengar-dengar, kamu ingin bertemu dengaku?
- Bab 220 Kamu cari mati?
- Bab 221 Kesempatan belum datang!
- Bab 222 Hati terasa berat
- Bab 223 Bahkan Mama sendiri dilawan
- Bab 224 Di buku tamu tidak ada namamu, cepat pergi
- Bab 225 Apakah kamu sengaja?
- Bab 226 Sungguh buat malu!
- Bab 227 Aku Tidak Rela!
- Bab 228 Bahaya yang mengintai dalam kegelapan
- Bab 229 Sebenarnya Siapa yang Menolong Yusdi?
- Bab 230 Hanya Seorang Menantu Laki-Laki, Menantang Apa Kamu!
- Bab 231 Berkelahi Denganku, Sangat Tidak Berpengalaman
- Bab 232 Akibat suka Pamer
- Bab 233 Perbuatan Joy yang Sembarangan
- Bab 234 Berlututlah!
- Bab 235 Tidak tenang!
- Bab 236 Tidak masuk akal
- Bab 237 Sanfiko, aku harap kamu lebih pintar lagi
- Bab 238 orang jahat akan dijahatin orang juga
- Bab 239 Kehidupan normal akhirnya telah dihancurkan
- Bab 240 Di jalur yang tepat
- Bab 241 Sebenarnya apa tujuannya?
- Bab 242 Panggilan Dari Adik Ipar
- Bab 243 Berlutut Dan Aku Akan Biarkan Kamu Pergi
- Bab 244 Bagaimana Kalau Aku Jadi sopir cadangan Kamu?
- Bab 245 Cari mati
- Bab 246 Memecahkan Rekor Sendiri Sekali Lagi
- Bab 247 Jangan Pukul Lagi, Aku Mengaku Kalah
- Bab 248 Dasar Pria Brengsek
- Bab 249 Wanita Cantik Yang Sulit Disingkirkan
- Bab 250 Kakak, Kamu Jangan Ditipu Oleh Dia
- Bab 251 Acara Ulang Tahun Teman Baik
- Bab 252 Tuan Jacky Bersulang Karena Tidak Merendahkan Mu
- Bab 253 Tidak Terkejut Dengan Hinaan Dan Pujian?
- Bab 254 Hubungi Pengawal mu!
- Bab 255 Tidak Mengerti Aturan Makan Di Hotelku?
- Bab 256 Kebisingan
- Bab 257 Tidak Tenang
- Bab 258 Bunuhlah dia, bunuh dia
- Bab 259 Oke, kalau begitu kamu tembak saja!
- Bab 260 Meminta Tuan Sanfiko untuk melepaskan anak itu
- Bab 261 Masih melakukan hal bodoh
- Bab 262 Diikuti orang lain
- Bab 263 Nasib yang Diatur
- Bab 264 Sanfiko Chen sedang Berkencan dengan Wanita Cantik
- Bab 265 Salah paham
- Bab 266 Sudah Menggangguku
- Bab 267 Aku Adalah Calon Istri Sanfiko Chen
- Bab 268 Aku Tidak Setuju!
- Bab 269 Cari Mati!
- Bab 270 Jangan Mendesakku Untuk Membunuhmu
- Bab 271 Jauhkan Tangan Kotormu itu
- Bab 272 Sepertinya Hari Ini Kamu Benar Benar Ingin Membuat Onar Disini
- Bab 273 Kalau Begitu Aku Akan Semakin Mematahkannya
- Bab 274 Orang Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 275 Sudah 3 Tahun, Saatnya Kamu Membalas budi
- Bab 276 Aku Hanya Mau Telinga
- Bab 277 Jovitasari Yang Marah
- Bab 278 Hal Yang Sangat Baik
- Bab 279 Harus Menyembunyikan dari Sanfiko Chen
- Bab 280 Bayi yang ditinggalkan dulu telah tumbuh besar
- Bab 281 Apa kedudukanmu? Berlutut dan Katakan
- Bab 282 Dua Ratus Juta untuk Biaya Pengobatan Dua tamparan
- Bab 283 Semua ini adalah salah Sanfiko Chen!
- Bab 284 Sebuah Tamparan
- Bab 285 Memperingatkan
- Bab 286 Area Terlarang
- Bab 287 Siregar dan Nuri
- Bab 288 Menenangkan
- Bab 289 Jika bertemu, Apakah Kamu Masih Ingat Aku?
- Bab 290 Terlalu Arogan
- Bab 291 Mengadu domba
- Bab 292 Persetujuan Kekeluargaan
- Bab 293 Kelembutan
- Bab 294 Tidak Seharusnya Kamu Datang Ke Kota Penang
- Bab 295 Memaksa Membawa Pergi
- Bab 296 Penolakan
- Bab 297 Aku Akan Balas Dendam
- Bab 298 Aku Beri Kamu Kesempatan
- Bab 299 Kamu Yang Tidak Belaskasih Jangan Salahkan Aku
- Bab 300 Jangan Ganggu
- Bab 301 Diberi hal yang baik tidak mau, malah melakukan hal yang merugikan diri sendiri
- Bab 302 Sekuntum bunga yang tidak bisa jatuh
- Bab 303 Beri Aku Pelukan Boleh Tidak? Aku Sangat Kedinginan!
- Bab 304 Telepon Justin Untuk Mengambil Mayat Putranya
- Bab 305 Suasana Tenang Yang Aneh
- Bab 306 Dibuang Seperti Anjing Mati
- Bab 307 Siapapun Yang Berani Maju Akan Mati!
- Bab 308 Ini Masih Tidak Cukup
- Bab 309 Tolong, Ada Orang Yang Ingin Membunuhku
- Bab 310 Guncangan yang besar
- Bab 311 Kepala Juru Bicara
- Bab 312 Beri Kamu Satu Kesempatan Terakhir Lagi!
- Bab 313 Ibu Minta Maaf Kepadamu
- Bab 314 Aku Tidak Ingin Ada Orang Yang Berbicara Lagi
- Bab 315 Kamu mau membunuhku, tapi Aku tahu Kamu tidak Berani!
- Bab 316 Sanfiko Chen, biarkan kamu hidup beberapa hari lagi!
- Bab 317 Bertindak
- Bab 318 Penyelidikan Yang Paling Cerdas
- Bab 319 Siapapun Yang Menghentikannya Akan Mati!
- Bab 320 Kuil Yang Hancur, Paman Buta Yang Tak Terawat
- Bab 321 Aku sudah harus pergi, kamu juga pulanglah!
- Bab 322 Gelang yang berharga
- Bab 323 Sanfiko Chen, beraninya kamu memukulku!
- Bab 324 Ibu mengaku bersalah
- bab 325 Jovitasari jatuh pingsan
- Bab 326 Berani mencelakakan anakku, kau cari mati!
- Bab 327 kamu tidak pantas jadi ibu
- Bab 328 Katakan Yang Sebenarnya
- Bab 329 Kemarahan Sanfiko
- Bab 330 Isabella Mengetuk Pintu
- Bab 331 Perlawanan Yang Hina
- Bab 332 Di mataku, Sanfiko adalah seekor anjing!
- Bab 333 Putera yang di buang dari keluarga Chen
- Bab 334 Masih Tidak Berlutut Kepada Nona isabella
- Bab 335 Inilah Sanfiko Chen yang Sesungguhnya
- Bab 336 Wanita Angkuh yang Tidak Takut Mati
- Bab 337 Dirinya Tidak Tahu Bahwa Dia Akan Mati
- Bab 338 Kamu tahu bagaimanapun? aku tetap tidak ingin dengar
- Bab 339 Senjata Yang Mematikan
- Bab 340 Dia Ditakdirkan Untuk Menjadi Luar Biasa
- Bab 341 Keluarga Long Dalam Bahaya
- Bab 342 Punya Pemikiran Sendiri
- Bab 343 Aku Sudah Terbiasa Memasak
- Bab 344 Ketika Kamu Ingin Pergi Kabari Aku
- Bab 345 Cari Masalah!
- Bab 346 Dia Sudah Lama Tidak Membunuh Orang
- Bab 347 Aku Bersedia Menyerahkan Semuanya
- Bab 348 Pindah ke Rumah Baru
- Bab 349 Penduduk Desa yang Sederhana
- Bab 350 Gadis Gila di Desa Fugui
- Bab 351 Alasan Sebenarnya Menjadi Gila
- Bab 352 Tidak Takut Bermong Kosong
- Bab 353 Memanfaatkan Kesengsaraan Orang Lain
- Bab 354 Datang cari untung malah dipukul
- Bab 355 Tidak Tahu Aturannya? Pukul!
- Bab 356 Ada Masalah
- Bab 357 Bajingan!
- Bab 358 Pria berkacamata ini, sangat hebat!
- Bab 359 Kelompok Zongheng,Kamu tidak mampu menyinggung!
- Bab 360 Sebenarnya apa yang telah terjadi dengan dirimu?
- Bab 361 Kekuatan yang ada dibelakangnya ternyata mereka
- Bab 362 Sulit dipercaya
- Bab 363 Rahasia Grup Zongheng
- bab 364 Hentikan !
- Bab 365 Jika tidak bisa dikendalikan, hancurkan !
- Bab 366 Kematian Wanita Cantik yang Tidak Berdaya
- Bab 367 Kemarahan Yang Meledak
- Bab 368 Menerobos
- Bab 369 Ada Penyusup!
- Bab 370 Tuan Muda Sandy
- Bab 371 Sudah 3 Tahun, Kamu Semakin Tidak Seperti Orang Lagi!
- Bab 372 Effendy Yang Berubah Menjadi Monster
- Bab 373 Sebatang Jari
- Bab 374 Berita Misterius yang Mengejutkan
- Bab 375 Semoga Tidak Ada Yang Terjadi
- Bab 376 Hal Sangat Menyengsarakan
- Bab 377 Satupun Tidak Boleh Tertinggal !
- Bab 378 Aku Kehilangan Keseluruhan Dunia
- Bab 379 Memberikan Pesan
- Bab 380 Lalat tanpa kepala!
- Bab 381 Dia tidak akan datang ke Haidu
- Bab 382 Angin gelap malam memasuki Kota Yanjing
- Bab 383 Cepat juga dia datang!
- Bab 384 Keluarga Chen mengundang.
- Bab 385 Karena mengundang, kalau begitu berlutut dan katakanlah!
- Bab 386 Siapa Orang ini?
- Bab 387 Ini Adalah Kesempatan Terakhirmu!
- Bab 388 Kekuatan Sanfiko Chen
- Bab 389 Rahasia Tubuhmu
- Bab 390 Ini Adalah Barang Peninggalan Ibumu!
- Bab 391 Rahasia yang Sangat Mengejutkan
- Bab 392 Tugasmu sudah selesai!
- Bab 393 Sanfiko Chen sudah mati?
- Bab 394 Merebut Orang
- Bab 395 Terkejut!
- Bab 396 Ingin Menangkap Seseorang Sedang Lengah?
- Bab 397 Hadinata Long Melarikan Diri
- Bab 398 Ini Kesempatan Terakhirmu, Hadinata long
- Bab 399 Bangun
- Bab 400 Ambisi Keluaga Du
- Bab 401 Sebuah Panggilan yang Selamanya Tidak Akan Pernah Bisa Terhubung
- Bab 402 Sebenarnya kenangan-kenangan apa yang bukan milikku itu?
- Bab 403 Pada Akhirnya, Tidak Mungkin akan Menjadi Biasa Lagi!
- Bab 404 Semua pihak berkumpul
- Bab 405 Kakak ketiga keluarga Long
- Bab 406 Kompetisi antar keluarga besar
- Bab 407 Tatapan semua orang
- Bab 408 Sanfiko terkepung
- Bab 409 Katakan Padaku!
- Bab 410 Bunuh Ketiga Anak Keluarga Long!
- Bab 411 Prajurit Genetik?
- Bab 412 Mati Saja, Menjijikan!
- Bab 413 Hari Ini, Singkirkan Pikiranmu Untuk Lari Dari Keluarga Long!
- Bab 414 Di Mana Orangnya?
- Bab 415 Ayo! Kita Bunuh Anak Sombong Ini
- Bab 416 Pemberontakan Terakhir Keluarga Long
- Bab 417 Kemampuan Hadinata
- Bab 418 Jika Mati Maka Harus Mati Besama!
- Bab 419 Pertumbuhan tulang tangan yang gila
- Bab 420 Kamu tidak bisa membunuhku, tidak bakal bisa!
- Bab 421 Saatnya Bertindak
- Bab 422 Sebuah Pedang
- Bab 423 Dari Balik Tirai Muncul Seseorang
- Bab 424 Enggan Untuk menutup Mata
- Bab 425 Aku Ingin Bawa Dia Pergi!
- Bab 426 Masing-masing Memainkan Perannya Sendiri
- Bab 427 Gunung Wolong
- Bab 428 Caspian
- Bab 429 Organisasi yang paling misterius di Huaxia, Naga Sakti!
- Bab 430 Spider
- Bab 431 Ini Akan Menjadi yang Paling Dekat dengan Kebenaran
- Bab 432 Jovitasari Ada Dimana?
- Bab 433 Mencari Masalah dengan Keluarga Du?
- Bab 434 Kesedihan
- Bab 435 Pulau Terpencil
- Bab 436 Egois!
- Bab 437 Memasuki pulau Hoi sham
- Bab 438 Tidak ada banyak omong kosong
- Bab 439 Kekacauan di pulau Hoi Sham
- Bab 440 Pentingnya Pembongkaran dengan Kekerasan
- Bab 441 Lokasi, Koordinat
- Bab 442 Jovitasari, Kamu Harus Menunggu Aku
- Bab 443 Sakit Hati yang Tidak Dapat Dijelaskan!
- Bab 444 Ayah? Siapa Ayahmu?
- Bab 445 Kamu Sudah Terlambat
- Bab 446 Jejak wanita itu
- Bab 447 Memori Jovitasari sudah diambil orang!
- Bab 448 Perubahan Asep
- Bab 449 Mari Tenggelam Bersama!
- Bab 450 Ledakan Besar Dasar Laut
- Bab 451 Seperti Apa Dunia Bawah Laut Yang Dalam Ini?
- Bab 452 Kekacauan Di Laboratorium NASA
- Bab 453 Sandy Kembali
- Bab 454 Apakah rumor itu benar?
- Bab 455 Profesor Nangong yang masih muda
- Bab 456 Bangun
- Bab 457 Apakah Kamu Benar-Benar Ingin Melihatku?
- Bab 458 Ingatan yang Misterius
- Bab 459 Langit Cemburu
- Bab 460 Pasukan Empat Orang
- Bab 461 Apakah Ada Orang yang Datang Untuk Membuat Kegaduhan di Pulau?
- Bab 462 Bunuh saja, Jangan Menghabiskan Waktu Kami!
- Bab 463 Ular Python yang Menjaga Saluran
- Bab 464 Disini, dulu sebenarnya Negeri yang macam apa!
- Bab 465 Melatih Tangan!
- Bab 466 Menginjak punggungku dan mengantar kalian keluar!
- Bab 467 Begitu Aku Menginjakkan Kaki Dan Menjadi Mangsa ?
- Bab 468 Tidak Tahu Hidup atau Mati ?
- Bab 469 Apa Yang Kamu Hitung ?
- Bab 470 Jendral Guicha
- Bab 471 Serangan Ular Python!
- Bab 472 Berkepala manusia tapi punya badan ular(1)
- Bab 473 Berkepala manusia tapi punya badan ular(1)
- Bab 474 Welly Zhou yang tiba-tiba terangkat
- Bab 475 Mulai perlawanan
- Bab 476 Kalian tidak bisa membunuhku! (1)
- Bab 477 Kalian tidak bisa membunuhku! (2)
- Bab 478 Pulau Emas Yang Misterius
- Bab 479 Apakah Ini Mau Mati Bersama?
- Bab 480 Aula Emas Memang Emas Asli!
- Bab 481 Sudah Ketahuan!
- Bab 482 Karena sudah datang, Maka Tinggallah
- Bab 483 Masih belum sampai batas? (1)
- Bab 484 Masih belum sampai batas? (2)
- Bab 485 Enam Jenderal Yaksha menyerang bersama!
- Bab 486 Lemah? Harus mati?
- Bab 487: Kekuatannya Benar-benar Tak Terkalahkan
- Bab 488 Kekuatan Alam yang Super
- Bab 489 Pembuluh Darah sedang Bangkit
- Bab 490 Dewa?
- Bab 491 Di Dunia ini Tidak Ada Orang Yang Bisa Menghianatiku
- Bab 492 Caspian, Tidak Tahu Apakah Kamu Masih Hidup?
- Bab 493 Ini Bukan Lagi Pertempuran Yang Dapat Kalian Ikuti!
- Bab 494 Aku Datang, Hanya Demi Kamu!
- Bab 495 Akhirnya Tiba Di Wilayah Kelompok Orang Ini
- Bab 496 Gunung Wolong, Terus Maju Pantang Mundur (1)
- Bab 497 Gunung Wulong, pertempuran tanpa akhir (1)
- Bab 498 Gunung Wulong, pertempuran tanpa akhir (2)
- Bab 499 Sanfiko, mari kita pulang
- Bab 500 Aku adalah Dewa
- Bab 501 Mencegah Kehancuran (1)
- Bab 502 mencegah kehancuran (2)
- Bab 502 Sekeluarga Bertiga (1)
- Bab 502 Sekeluarga Bertiga (2)
- Bab 503 Menjadi Diri Sendiri! (Bab terakhir 1)
- Bab 503 Menjadi Diri Sendiri (Bab terakhir 2)