Menunggumu Kembali - Bab 160 Lagipula Hatinya Masih Lembut

“Sanfiko…”

Seketika masuk ke ruangan, Jovitasari yang masih memakai baju piyama, segera memeluk Sanfiko Chen dari belakang.

Dia yang pada saat ini tidak tahu harus mengatakan apa untuk menghibur Sanfiko Chen. Dia tahu bahwa ibunya terlalu keterlaluan, tetapi dia juga tidak tahu harus bagaimana melawan ibunya. Bagaimanapun juga, dia adalah ibunya, sehingga dia juga tidak bisa melakukan banyak hal.

“Hu hu hu…”

Ketika memeluk Sanfiko Chen, Jovitasari juga merasakan kepedihan di hatinya. Air matanya pun tidak bisa berhenti mengalir ke bawah dari matanya.

Walaupun hatinya Sanfiko Chen juga sangat marah, tapi saat dia melihat istrinya sendiri telah dibuat ibunya kesal dan menangis, hatinya yang kesal karena merasa ibu mertuanya biadab dan tidak masuk akal itu menjadi reda.

Sesaat dia membalikkan badanya, kemudian perlahan-lahan mengulurkan tangannya dan menghapus air matanya Jovitasari yang mengalir di pipi dengan lembut.

Jovitasari sungguh sangat cantik, bahkan dia tidak perlu berdandan dan sudah bisa sebanding dengan para artis yang telah berdandan.

“ Jangan menangis, gadis bodoh, tidak ada apa-apa…”

Sanfiko Chen melihat Jovitasari yang sedang menangis tanpa hent dihadapannya, hatinya pun menjadi sakit dan dia pun segera menghiburnya.

“Masih tidak apa-apa… ibu sungguh keterlaluan, bagaimana mungkin dia bisa memperlakukanmu seperti ini, Sanfiko…”

Sanfiko Chen perlahan-lahan menggelengkan kepalanya. Bagaimana dia bisa tahu apa yang sedang dipikirkan Rita, tetapi asalkan ibu mertuanya tidak menyentuh garis dasarnya, dia pun tidak akan keberatan.

Dia pun tidak perlu marah dengan ibu mertuanya hanya karena masalah uang yang sedikit ini.

“Tidak apa-apa… sudahlah, bukankah kamu bilang bahwa hari ini kamu akan pergi ke bank untuk melakukan prosedurnya, bukan? Cepetan pergi… jangan membiarkan direktur Thomas lama menunggumu…”

Setelah mendengarkan perkataan Sanfiko Chen, Jovitasari pun segera kepikiran bahwa dia telah berjanji untuk ketemu dan membahas masalah pinjaman uang ini dengan direktur Thomas pada hari ini. Meskipun perusahaan memperlakukan mereka seperti itu, tetapi seperti yang dikatakan Michael, bagaimanapun juga dia sendiri juga bermarga Bai.

Dapat membantu persuahaan tersebut atau ingin membantunya.

Makannya kemarin, Jovitasari telah berbicara banyak masalah mengenai pinjaman uang ke perusahaan dengan direktur Thomas. Sekarang pun hanya perlu pergi ke perusahaan untuk mendapatkan hak propertinya Industri Sorgum Sanjaya, dan kemudian baru bisa mengambil hak tanggungan dari bank tersebut.

Meskipun harus sekali lagi menghadapi nenek mereka orang membuat Jovitasari merasa sakit kepala, tetapi Jovitasari yang saat ini juga tidak memikirkan terlalu banyak.

Apa yang dikatakan Michael ketika dia kemarin kembali dari perusahaan sebenarnya sangat menyentuh hatinya Jovitasari. Sebagai seorang anak perempuan, Jovitasari pun dapat merasakan perasaan ayahnya yang ingin membantu perusahaan tersebut tetapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Makannya Jovitasari baru bisa pergi dan membuat janji dengan direktur Thomas, sehingga masalah peminjaman uang ini akhirnya dapat diselesaikan dan juga meminta peminjamannya secepat mungkin.

Tentu saja semua hal ini telah disetujui oleh Thomas, karena tidak ada alasan untuk menolaknya. Lagipula, masalah ini sama sekali tidak ada hubungan yang besar baginya. Bagaimanapun juga, dengan adanya Kevin Wijaya di belakangnya, pinjaman dua ratus miliar rupiah pun akan menjadi sangat mudah.

Tapi ketika Jovitasari baru sedang menggantikan pakaiannya untuk pergi keluar, ada yang mengetok pintu kamarnya.

Michael pun membuka pintunya.

“Ibu, mengapa kamu kemari…”

Tampaknya Puspita semalaman tidak tidur dengan nyenyak, ditambah dengan masalah perusahaan yang membuatnya sangat cemas selama akhir-akkhir ini, makannya dirinya pun terlihat sangat tua dan matanya pun memerah.

“Michael, di rumah ya…”

Puspita pun masuk kemari.

Michael pun segera mengangguk kepalanya dan kemudian menutup pintunya.

“Apakah Jovitasari berada di rumah?”

Jovitasari pada saat ini telah mendengarkan suara neneknya dan dia pun juga segera berjalan cepat ke ruang tamu.

“Nenek, kamu sudah datang…”

Walaupun Jovitasari Bai tidak memiliki banyak kenangan baik dengan neneknya, tetapi juga tidak bisa dikatakan bahwa mereka saling membenci. Lagipula, Jovitasari dari kecil tidak memiliki begitu banyak interaksi dengan neneknya. Dia hanya tahu bahwa neneknya adalah wanita yang sangat hebat dan kuat, dimana dia adalah orang yang bertanggung jawab atas Perusahaan Tianbai dengan memiliki banyak kata.

“Jovitasari…”

Puspita pun melihat wajah polosnya Jovitasari yang berada di depannya, dan tidak dapat menahan diri untuk tersenyum kecil.

“Jovitasari, nenek sebenarnya datang untuk bertemu denganmu…nenek…”

Ketikia berbicara sampai di sini, suaranya Puspita pun mulai tersedak. Puspita semalaman memikirkannya dan banyak masalah telah dipecahkannya. Tapi bagaimanapun juga, dia adalah pemimpin keluarga Bai pada saat ini, dan sekarang putra bungsunya pun telah disandera oleh orang lain. Tepat di pagi ini, lagi-lagi sebuah rekaman telah dikirimkan ke ponselnya. Sekujur tubuhnya pun merinding setelah dia menontonya.

Putranya sendiri kenapa bisa menerima kesalahan seperti ini. Jika hari ini tidak dapat menemukan cara untuk mengumpulkan seratus miliar rupiah, Yusdi kemungkinan besar akan disiksa hingga mati oleh orang-orang ini.

Dia sudah tidak menginginkan posisi direktur di perusahaan tersebut, dan bahkan Puspita yang berkunjung saat ini pun ingin menyerahkan seluruh perusahaan tersebut kepada Jovitasari. Dia hanya membutuhkan Jovitasari agar dapat mengumpulkan seratus miliar rupiah pada hari ini supaya Yusdi dapat ditebus dan diselamatkan.

Saat ini, dia sudah tidak memiliki pilihan lain!

“Nenek…”

Jovitasari melihat neneknya yang tua ini. Tiba-tiba dia tidak tahu apa tujuan neneknya datang kemari.

Puspita dengan wajah tegasnya terlihat telah membuat beberapa tekad.

Tiba-tiba, Puspita pun berkata: "Jovitasari, sebelumnya nenekmu telah memperlakukanmu dengan tidak baik, aku terlalu menyayangi sekeluarga ayah keduamu. Kamu jangan marah ya. Jovitasari, kamu tidak sedang marah dengan nenek, kan ..."

Jovitasari tentu saha merasakan amarah dalam hatinya, tetapi dia tidak kesal dengan neneknya. Dia kesal dengan sekeluarga ayah keduanya. Dia kesal dengan Rista, dengan Yogi…

“Jovitasari, nenek bahkan akan berlutut ke kamu. Sekarang kamu pun sudah tahu situasi perusahaannya, dan ayah keduamu sekarang… sekarang telah disandera oleh orang lain. Hari ini adalah batas waktunya, jika kita tidak menyerahkan uangnya, mereka bilang bahwa mereka akan langsung membunuh ayah keduamu. Jovitasari ... Bahkan jika nenek yang memohon kepadamu, sekarang yang dapat menyelamatrkan keluarga Bai hanyalah dirimu!"

Jovitasari yang mendengarkannya, seketika raut wajahnya berubah dengan drastis.

Selain itu pada saat ini, Puspita mengatakannya dan beneran berlutut di hadapan Jovitasari.

Michael yang sedang berdiri di sebelas pada saat itu, dengan cepat berjalan mendekat dan membantu untuk mengangkat badannya Puspita.

“Ibu, apa yang sedang kamu lakukan…”

“Michael, ibu minta maaf atas perlakuan ibu yang sebelumnya ke kalian. Tetapi kalian juga sudah tahu situasi saat ini, hanya Jovitasari yang dapat menyelamatkan Yusdi…”

Wajah tua Puspita yang saat ini telah mengalir dengan air mata.

Tapi Jovitasari memandang Puspita dengan tidak percaya dan bertanya, "Nenek, apa katamu? Ayah kedua, dia..."

Pada saat itu, MNichael mendesah dan berkata, "ayah keduamu telah disandera. Ini adalah masalah dua hari yang lalu. Mereka meminta nenekmu untuk menyerahkan seratus miliar rupiah sebagai penebusannya, jika tidak mereka akan membunuhnya."

“Apa, seratus miliar rupiah?”

Sekujur tubuhnya Jovitasari pun merinding setelah mendengarkan jumlah angka ini.

“Iya, Jovitasari, ini sudah merupakan hari terakhir. Jika malam ini kita tidak mengumpulkan seratus miliar rupiah, pada saat itu mereka akan membunuh sanderanya.”

"Nenek…. apakah kita hanya dapat duduk begitu saja dan menunggu hingga ajal tiba, apakah kamu tidak melaporkan ke polisi?"

“Tidak, kita tidak boleh melaporkan polisi. Jovitasari, orang ini adalah orang jalanan. Bisa jadi ketika kita melaporkan polisi, orangnya tidak akan ditemukan dan yang ditemukan malah mayat ayah keduamu!”

Puspita pun terburu-buru mengatakannya.

“Tetapi seratus miliar rupiah, seratus miliar rupiah, dimana kita bisa megumpulkannya?”

Setelah mendengarkan perkataan ini, Puspita pun segera menggenggam tangannya Jovitasari dan berkata: "Jovitasari, makanya semuanya hanya dapat bergantung kepadamu. Bukankah kamu sudah mendiskusikannya dengan direktur Thomas, coba lihat apakah dia bisa langsung memberi pinjamannya, bahkan jika itu satu bagian dari itu, bahkan jika kita harus menyerahkan semua saham Perusahaan Tianbai sebagai jaminannya, aku pun bersedia. "

“Ini…”

"Betul sekali, Jovitasari, dengarkanlah nenekmu. Jika kamu bisa melakukannya, kamu langsung saja pergi dan berbicara dengan direktur Thomas. Lagi pula, menyelamatkan nyawa orang itu jauh lebih penting dari apapun."

Pada saat ini, Sanfiko Chen yang telah selesai membersihkan tugasnya juga keluar dari dapur, dia pun dapat mendengarkan semua masalah ini dengan jelas dari dapur. Awalnya, dia berpikir bahwa Puspita dapat menanganinya, tetapi sekarang dilihat-lihat dia sepertinya tidak bisa menanganinya.

"Bukankah aku dengar-dengar bahwa Rista telah bertunangan dengan keluarga Martin yang berada di Purwokerto. Mereka pun telah mengirimkan hadiah pertunangan yang mahal itu, apakah tidak bisa membiarkan keluarga Martin yang menanganinya?" Perkataan Sanfiko Chen ini langsung membuat ketiga orang tersebut memandangnya.

Tentu saja yang paling tidak bahagia di hatinya adalah Puspita. Dia melihat Sanfiko Chen dengan senyum tipis di wajahnya, dan kemudian mendesah dan berkata, "Bagaimana mungkin bisa begitu mudah menjadi anggota keluarga Martin yang berada di Purwokerto, selain itu… Oh, lupakanlah. Jovitasari, sekarnag kamu jangan terlalu memikirkannya banyak hal. Ketika kita mengadakan pertemuan rapat besok, aku akan mengumumkan bahwa kamu adalah wakil direktur Perusahaan Tianbai, dan siapapun tidak akan ada yang menggantikannya. Industri Sorgum Sanjaya pun akan kukembalika kepadamu dan kamu yang akan memegang kendali. Nenek sudah tua , dan tidak pantas untuk menduduki posisi direktur. Untuk kedepannya, kalian para generasi muda akan terus melanjutkannya! "

“Nenek, kamu jangan berkata demikian, kamu masih sangat muda!”

Pada saat ini Jovitasari menggenggam tangannya Puspita, dan dia pun merasakan ketulusan hati neneknya.

Dia awalnya bisa tidak mempedulikan masalah perusahaan kerluarga tersebut. Bahkan jika Industri Sorgum Sanjaya akan mengalami kebangkrutan pada kali ini. Sejak itu, sudah tidak ada yang namanya industri Industri Sorgum Sanjaya , dia sendiri dengan ayahnya juga bisa mendirikan ‘Industri Sorgum Sanjaya ‘ yang baru.

Tapi bagaimanapun juga dia masih marga Bai, dan di tubuhnya mengalir darah keluarga Bai.

Melihat neneknya yang tua itu masih khawatir dengan urusan usaha keluarga Bai, dia pun kasihani nenek tua itu.

“Oh iya, Nenek, jika aku pergi ke bank untuk meminjam uang, aku membutuhkan beberapa data perusahaan.”

Puspita pun mengangguk kepalanya dan berkata, “Semuanya ini aku sudah selesai menyiapkannya ketika kamu pertama kali memberitahuku mengenai masalah ini. Atau tidak, kamu naik mobilku dan kita sama-sama pergi ke bank…”

Jovitasari pun melihat Sanfiko Chen yang sedang berdiri di satu sisi.

Raut matanya pun terlihat meminta sedikit permohonan.

Karena inilah mengapa Puspita tidak secara langsung mengabaikan perkataannya Sanfiko Chen, karena dia menyadari bahwa Sanfiko Chen, yang dianggap sebagai sampah di pandangan semua orang, terlihat tidak begitu mudah, setidaknya cucu cantiknya terlihat sangat mendengarkan perkataannya.

“Pergilah…”

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu