Menunggumu Kembali - Bab 14 Siapakah Orang Muda yang barusan itu?

Kota Yanjing, Arivin yang sedang mengemudi ke sebuah vila simpel dan elegan yang terletak di puncak bukit, melihat bahwa dia mendapat panggilan dan dengan cepat menyambung ke ponselnya.

“Sanfiko Chen… …”

“Arivin, tolong segera membantuku mencari tahu siapakah si dokter terkenal dari kota Yanjing yang datang ke Rumah Sakit Rakyat di Penang. Apakah kamu bisa menyusun waktu dia untuk mengobati ayah mertuaku?

Arivin yang sedang duduk di dalam mobil mendengarkannya dan segera membalas: “Sanfiko Chen, ini tentu saja bukan masalah yang besar. Kamu tunggu sebentar ya.”

Sanfiko Chen pun tidak banyak berbicara dan mematikan ponselnya.

Disaat ini, Sanfiko Chen dengan cepat berjalan menuju Jovitasari yang sedang duduk di kursi yang terletak tidak jauh darinya.

“Jovitasari, ayah kami pasti akan baik-baik saja.”

Jovitasari mengangguk, tapi dia melihat Sanfiko Chen yang mengenakan pakaian satpam sedang berdiri di hadapannya, dan juga tahu bahwa Sanfiko Chen sama sekali tidak dapat membantu apa-apa.

“Kamu pergi kerja duluan saja, aku cukup menetap disini, kamu disini… …”

Jovitasari pun tidak mengatakan kata selanjutnya, tapi Sanfiko Chen yang saat ini mengetahuinya dan segera membalikkan badannya tanpa mengatakan sepata kata pun, karena ponselnya pada saat ini telah bordering.

Melihat Sanfiko Chen berjalan lurus, hatinya Jovitasari tiba-tiba merasa kecewa.

Walaupun dia benar-benar tidak menginginkan Sanfiko Chen disini, bagaimanapun juga sekarang ibunya telah menyalahkan penyebab ayah jatuh ke koma dan penyakit lamanya kambuh itu ke Sanfiko Chen. Dan walaupun Sanfiko Chen adalah satpam kecil disini, apa yang bisa dia lakukan jika makanan dan tempat tinggal pun ditanggung keluarga kami?

Apakah mungkin dirinya salah?

Dan sekarang di sisi lorong yang satu lagi.

“Bibi, kamu tenang saja, aku pasti akan memikirkan caranya, aku sekarang akan pergi meneleponnya.”

“Kak, Sanfiko Chen pergi kemana… …”

Melihat Jovitasari berjalan balik, Nusrini pun segera bertanya kepadanya. Biasanya dia tidak menyukai kakak ipar yang hanya hidup bergantung keluarganya, secara otomatis Nusrini juga tidak akan semudah itu membiarkan Sanfiko Chen begitu saja.

“Dia, dia sudah pergi… …”

“Pergi?”

Setelah Nusrini mendengar perkataan ini, dia pun segera menyeringai

“Kak, lihatlah apa yang ku katakana, Sanfiko Chen ini adalah sampah. Ayah kami jika bukan karena dia yang mengasih arak itu semalam, tidak akan menjadi seperti ini bukan? Aku mau berkata bukankah akan lebih baik meminum anggur merah yang diberi Albet Saputra semalam, setidaknya penyakit ayah tidak akan kambuh kan. Sekarang ayah kami masih belum bangun. Dia si pelaku pengacau segalanya. Dia menganjung-nganjung dan sekarang dia telah kabur?”

“Nusrini… …”

“huh, jangan katakan lagi. Kejelekan Jovitasari telah kukatakan dari awal. Jikalau ayah kamu kali ini tiba-tiba meninggal, aku pastinya tidak akan mengampuni si sampah itu. Jikalau ayah kamu kali ini baik-baik saja, aku juga mau kamu segera pulang ke rumah dan langsung menceraikan si sampah itu, langsung cerai, kemudian menikah dengan Albet Saputra. Bagaimana bisa si sampah itu dapat dibandingkan dengan Albet Saputra?”

“Ibu… …”

Rita melambaikan tangannya

“Jangan berkata apapun lagi. Dalam beberapa tahun ini, aku dan ayahmu sudah terlalu memanjakanmu. Jika tidak, bagaimana mungkin kami bisa jatuh hingga ke lobang ini!”

Albet Saputra yang baru saja selesai mengangkat teleponnya, berjalan kemari dan mendengar perkataan ini. Hatinya tidak perlu dikatakan lagi sangat senang. Namun, wajahnya masih penuh dengan kekhawatiran.

“Bibi, Jovitasari, kalian juga jangan terlalu cemas. Aku sudah menelepon ayahku, dan ayah berkata bahwa dia akan segera menanganinnya. Aku yakin nanti dokter terkenal dari kota Yanjing akan dengan sendirinya datang untuk mengobati paman Michael.”

Walaupun dia berkata demikian, Albet Saputra tidak memiliki kepercayaan mengenai masalah ini.

“Kali ini aku benar-benar tidak tahu bagaimana caranya berterima kasih kepadamu, Albet, kamu tenang saja, kali ini asalkan paman Michael dapat diselamatkan, bibi sebagai penanggung jawabnya akan membuatmu bersama dengan Jovitasari kami saat pulang nanti.”

Diantara percakapan ini, dia mengulurkan tangannya Jovitasari dan menaruhnya di tangannya Albut Saputra

Jovitasari ingin menarik kembali tangannya, tapi tangannya telah di genggam erat oleh ibunya sendiri. Pada saat itu, seluruh tubuhnya Jovitasari pun meluap dan wajahnya terlihat semakin malu dan juga marah.

Namun, Jovitasari yang seperti ini malahan dapat menggairahkan satu sisi tubuhnya Albet Saputra.

Walaupun Albet Saputra tidak mengetahui beberapa wanita yang telah dipermainkannya, dan bahkan juga telah mempermainkan wanita bule saat dia sedang belajar di luar negeri. Namun, Novitasari sungguh menawan. Bentuk tubuhnya dan wajahnya semuanya kelas atas, dan dia memiliki pesona yang sangat menggodakan, ini juga mengapa Albet Saputra tidak ragu-ragu mengambil kesempatan untuk mendapatkan wanita ini.

Mengenai Sanfiko Chen, setelah Albet Saputra mendapatkan infomasinya, dia selalu memperlakukan Sanfiko Chen bagaikan udara.

Dia bahkan mengetahui dari Nusrini bahwa selama tiga tahun ini, walaupun Novitasari dan Sanfiko Chen telah tinggal dalam satu rumah, mereka tetap tidur terpisah, dan bahkan Novitasari pun juga tidak menginginkan tangannya dikontaminasikan.

Pada saat itu, dia menggenggam erat jari tangannya yang penjang dan lembut itu. Perasaan ini tentu saja sudah jelas.

“Sanfiko Chen, kamu si sampah yang bodoh. Sekarang aku akan merampas istrimu dan aku akan segera menidurinya. Apa yang bisa kamu lakukan kepadaku?”

Melihat dihadapannya pipi memerahnya Jovitasari yang seakan-akan sedang malu dan juga marah, Albet Saputra merasa bahwa jarak menuju tujuannya telah mendekat selangkah.

Dan disaat itu, Sanfiko Chen yang telah meninggalkan rumah sakit, berbicara di ponselnya: “Baiklah, kalau begitu kalian yang urusin ya, Tapi… … ahh, ya sudah lah.”

Sanfiko Chen kemudian mematikan ponselnya, menoleh kebelakang dan melihat bangunan darurat yang berada di belakangnya. Setelah itu dia menggelengkan kepalanya dan berjalan keluar rumah sakit.

Namun, Sanfiko Chen tidak menduga bahwa saat Sanfiko Chen sedang menggendarai motor listriknya dan bersiap-siap untuk pergi, dia pun diberhentikan oleh suara yang familiar itu.

Saat membalikkan badannya, dia pun melihat seserang mengenakan baju kantoran dengan satu set atasan dan bawahan rok hitam. Vira saphira dengan aura wanita berkelas berjalan menghampiri dia.

“Si cantil Vira Saphira? Bagaimana bisa kamu berada disini?”

“Ooh, ini… …tuan Kevin bilang bahwa ada pasien penting yang meminta aku datang ke rumah sakit untuk mengatur jadwalnya terlebih dahulu.

“Ooh, kalau begitu kamu urusinlah dulu dan aku sekarang pamit dulu ya!”

Vira Saphira pun terdiam sesaat, dan dia penasaran mengapa Sanfiko Chen berpakaian demikian. Dirinya jelas-jelas memiliki nilai ratusan milliar rupiah, dan bahkan tuan Kevin memperlakukannya dengan hormat. Namun, dia masih saja sepanjang hari mengenakan pakaian satpam yang lusuh itu , kemudian mengendarai motor listrik yang bagian depannya telah beberapa kali ditabrak, apakah ini tidak terlalu rendah?

“Itu… …”

Tapi Sanfiko Chen sama sekali tidak memberi Vira Saphira kesempatan, dan Sanfiko Chen sedikit marah dengan Vira Saphira mengenai minuman keras yang sebelumnya diberi oleh Vira Safira.

Barusan setelah dia mendengarkan perkataan para dokter, dia pun menyadari dan menduga bahwa Micharel sebelum memiliki penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular. Semalam, dia meminum arak dengan kadar alkohol yang sangat tinggi, dan juga ayah mertuanya itu tidak berhenti minum untuk sementara waktu, jadi sekarang hal-hal yang baik pun telah menjadi hal-hal buruk.

Jika dikatakan sejujurnya, dia sungguh-sungguh sangat kecewa

“Tuan muda Chen, pamit dulu… …”

Di dalam hatinya Vira Saphira, dia bergumam bahwa aku sama sekali belum mengatakan bahwa aku datang ke rumah sakit ini untuk mengurus ayah mertuamu. Dia pun langsung mendengar suara yang sedang terburu-buru di belakangnya.

“Tuan Kevin, mengapa kamu berada disini?”

“Masalah ini berhubungan dengan ayah mertuanya tuan muda Chen. Apakah aku tidak diperbolehan kemari? Dan apakah kamu tahu mengapa penyakit lamanya Michael kambuh lagi?

Vira Saphira hanya menggelengkan kepalanya.

“Kamu ini, kamu… …mengapa tidak menyelidikinya dengan benar? Semalam kamu mempersiapkan hadiah untuk tuan muda Shao, minuman keras itu, kadar alkoholnya terlalu tinggi. Selama perjalananku, aku sudah menelepon direktur Rumah Sakit Rakyat. Direktur pun telah memberitahukan perincian konsultasinya. Walaupun Michael tidak memiliki banyak masalah, tapi masalahnya terletak pada minuman keras itu.”

Setelah Vira Saphira mendengarnya, wajahnya pun berubah drastic.

“Aaa? Pantasan barusan Sanfiko Chen terlihat seakan-akan ingin mengabaikanku, mungkinkah dia sekarang sedang marah?”

“Kamu ini ya… … Kamu sebaiknya jangan membuat tuan muda Chen membenci kita. Aku telah menyelidikinya, Tommy yang datang kemari beberapa hari yang lalu, memiliki perusahaan multinasional yang besar dan aku mendengar-dengar bahwa ini merupakan bisnis yang dangkal. Hei… … Nanti kamu beri tuan muda Chen mobil, ingatlah mana yang lebih mahal dan jangan pelit, mengerti?”

“Mengerti, tuan Kevin, aku akan melaksanakannya dengan baik!”

Kevin Wijaya pun segera membalikkan badannya setelah dia melihat Sanfiko Chen yang telah menghilang dari pandangannya.

“Segera menelepon dokter Hendra… …”

……

Di koridor rumah sakit, direktur Rumah Sakit Rakyat secara pribadi mengambil beberapa dokter tua yang terkenal di Rumah Sakit Rakyat untuk memeriksa tubuhnya Michael dan kemudian berjalan keluar dari kamar sakit.

“Direktur Xu, paman Michael-ku… …”

Filbert Xu mengangkat kepalanya dan sekilas melihat Albet Saputra. Dia terlihat sama sekali tidak memperhatikannya. Kemudian dia melihat kearah Rita, yang sedang tidak sabar memandangnya.

“Jangan khawatir, kondisi tuan Michael pada dasarnya stabil, tidak ada masalah yang besar, tapi dia memerlukan pengobatan yang sederhana. Mengenai masalah komanya adalah karena konsentrasi minuman kerasnya terlalu tinggi, sehingga menyebabkan reaksi neurologis yang terputus-putus. Istirahat beberapa hari pun akan cukup… …”

Mendengar perkataan direktur yang berada dihadapannya, Rita pun menghela napas lega.

“Jadi berapa lama diperlukan agar Michael kami terbangun?”

Filbert Xu tersenyum dengan pelan dan berkata: “Tuan Michael ini mabuk, dan dia telah minum terlalu banyak. Kemungkinan dia akan mabuk selama beberapa hari ini. Tapi berikutnya, dokter Hendra yang berasal dari kota Yanjing akan bergegas kemari untuk memberi tuan Michael beberapa jahitan, dan kemungkinan dia akan terbangun.”

“Baiklah, baiklah, terima kasih direktu Xu, aku tidak tahu harus bagaimana berterima kasih kepadamu.”

Disaat ini, sebuah pria tua dengan pakaian tradisional tiongkok telah berjalan cepat kemari.

“Tuan Hendra, kamu pun sudah tiba… …”

Melihat Hendra Kusuma dengan pakaian tradisional tiongkok bergegas kemari, Filbert Xu pun segera menghampirinya.

Beberapa orang dan Jovitasari pun terkejut.

Tentu saja dimata mereka mengira bahwa semua ini berkat usahanya Albet Saputra.

“Hehe, tidak masalah. Mari kita melihatnya.”

Sebenarnya hari ini Hendra Kusuma akan pulang ke kota Yanjing, tapi dia berhasil menerima dua panggilan telepon. Yang pertama dari Kevin Wijaya, sebenarnya kesan dia dengan Kevin Wijaya lumayan baik, namun dia tetap tidak akan mengubah tujuan awalnya walaupun itu Kevin Wijaya yang memintanya.

Disaat dia akan menolaknya,dia pun mendapatkan satu telepon masuk lagi.

Telepon yang berasal dari kota Yanjing, dan telepon yang masuk kali ini datang langsung dari presiden Asosiasi Pengobatan Tiongkok

Dengan Tang Feng, seorang dokter terkenal asal kota Yanjing, Michael pun membuka kedua matanya dalam waktu sepuluh menit. Meskipun penglihatannya sedikit buram, namun dia sudah cukup terbangun .

“Michael, Michael… …”

“Ayah… …”

“Paman Michael… …”

Beberapa orang pun segera memanggilnya.

Michael mengangguk-angguk kepalanya.

“Terima kasih dokter, aku sungguh-sungguh berteri makasih kepadamu… …”

Pada saat ini, air mata Rita pun mengalir keluar.

Hendra Kusuma dengan ringan menggelengkan kepalanya dan berkata: “Tidak masalah, aku sebenarnya diminta seseorang untuk melakukannya. Dan karena dia sudah terbangun, aku akan segera pamit. Dan satu hal, si pasien masih memiliki penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular yang cukup serius. Saya sarankan untuk rawat inap di rumah sakit selama beberapa hari ini, mengawasi dia saja sudah cukup.”

“Baiklah.”

Rita pun segera membalasnya.

Disaat ini, 1 sejenak tersenyum dan berkata:

“Rumah sakit kami telah mempersiapkan kamar sakit VIP. Kalian pun juga sudah dapat kembali ke pekerjaan masing-masing. Disini sangat praktis dan akan terdapat suster untuk menjaga tuan Michael.”

Setelah Jovitasari mendengarkannya, dia pun segera ingin menanyakannya , tapi pertanyaannya malah disela oleh Filbert Xu : “Semua biayanya telah ditanggung.”

“Baiklah, kalian beristirahatlah dengan cukup. Nanti aku akan mengirim seseorang untuk membawamu ke kamar sakit VIP.

Setelah selesai berbicara, Filbert Xu dengan beberapa orang pergi meninggalkan kamar sakit.

“ Terima kasih direktur Xu.”

Albet Saputra dengan segera membawa Filbert Xu dengan beberapa orang keluar dari kamar sakit. Namun, Filbert Xu dan beberapa orang tersebut seakan sama sekali tidak mempedulikannya.

Ketika dia berjalan keluar kamar sakit, Filbert Xu bertanya kepada dokter muda yang berada di sebelahnya: “ Siapakah orang muda yang barusan itu?”

Beberapa orang menggelengkan kepalanya.

Sudah terlihat jelas bahwa mereka sama sekali tidak mengenalinya…

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu