Menunggumu Kembali - Bab 45 Kalian Ingin Bekerja Sama?(1)

Malam itu sangat tenang.

Jovitasari duduk di sana, ia melihat informasi dari banyak mantan mitra, ia ingin mencari beberapa peluang kerja sama.

Adapun berita mengenai orang yang bertanggung jawab atas Industri perhotelan Sumedang akan datang ke kota Penang besok, dia tidak tahu sama sekali, hari ini dia tidak keluar rumah.

Sanfiko Chen sedang berbaring di tempat tidur militer, dia tidak bisa tertidur, tetapi dia juga tidak tahu apakah harus mengatakan itu kepada Jovitasari atau tidak.

Begitu keesokan harinya, Jovitasari bangun pagi-pagi, sarapan sedikit lalu pergi ke perusahaan. Bagaimanapun, ia harus melakukan pekerjaan serah terima Industri Sorgum Sanjaya, meskipun Jovitasari sangat tidak mau, tetapi dia hanya seorang wanita, Industri Sorgum Sanjaya sekarang benar-benar memasuki jalan buntu.

Begitu Jovitasari keluar, Sanfiko Chen berdiri dan ingin mengikutinya.

"Berhenti."

Adik iparnya duduk di sana makan dan berteriak pada Sanfiko Chen.

"Apakah ada sesuatu?"

"Apa yang ingin kamu lakukan? Jangan pergi!"

Sanfiko Chen berbalik, memandang ke Nusrini dan berkata "Aku mau pergi bekerja. Setelah kamu makan letakan saja di situ, aku akan kembali untuk membersihkannya di siang hari."

Setelah berbicara, dia berbalik dan keluar, ia tidak mempedulikan teriakan Nusrini di belakangnya.

"Sialan, Sanfiko Chen, kamu berani-beraninya tidak mendengarkan aku. Aku pasti akan memberikanmu pelajaran!"

Pada saat ini Sanfiko Chen pun sudah meninggalkan rumah, ia berpikir mungkin orang yang diatur Doeby tidak akan datang sepagi ini, mungkin ia akan datang di malam hari, karena dia berpikir bahwa malam hari baru ada dia, dia berpikir untuk menjadi tuan rumah, dan mentraktirnya makan, kemudian mengatur pekerjaan selanjutnya.

Setelah memikirkannya, Sanfiko Chen mengendarai sepeda listrik dan menuju ke hotel grandhatika.

Dia merenungkan bahwa dia memiliki kartu emas berlian di hotel grandhatika, dan masakan di tempat itu juga lumayan enak, rasanya lebih ringan, tempat itu juga cocok untuk membicarakan pekerjaan. Ia berpikir untuk memesan sebuah kamar di hotel grandhatika.

Kali ini Sanfiko Chen sangat lancar, karena kali ini ketika Sanfiko Chen masuk, ia bertemu dengan manajer yang menerimanya pada saat itu, dan ia segera memesankan sebuah kamar tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Adapun biaya lainnya, ia juga tidak menyebutkannya sama sekali, ia hanya mengatakan akan mengaturnya dengan baik.

Sanfiko Chen tidak banyak bertanya, karena ponselnya berdering pada saat itu. Terdengar suara seorang pemuda di telepon sana, mengatakan ia dipanggil Luiz, ia adalah muridnya Doeby.

Sanfiko Chen juga tidak sungkan dengan manajer diHotel grandhatika, dan langsung pergi ke stasiun dengan mengendarai sepeda listriknya.

Sekarang kereta berkecepatan tinggi sangat enak, dan Doeby tahu bahwa Sanfiko Chen adalah orang yang sangat rendah hati, jadi tentu saja dia tidak mengirim mobil untuk menjemput Luiz.

Luiz, tiga tahun lalu ketika Doeby baru mendirikan perusahaan ia adalah anak lulusan baru yang direkrut olehnya, ia telah bersama Doeby selama 3 tahun terakhir, dan baru-baru ini menjabat sebagai wakil presiden di perhotelan Sumedang. Kali ini ia datang ke kota Penang untuk membahas bisnis kerjasama, ini adalah untuk pertama kalinya ia meninggalkan pekerjaan di Rongcheng.

Karena itu, Luiz menaruh perhatian besar pada kerjasama ini. Kemarin, ia bersama dengan bos serta mentornya, Doeby, ia mengetahui dari Doeby tetang orang yang bahkan Doeby sendiri pun merasa ia adalah orang yang legendaris.

Yang lebih penting adalah Doeby memberi tahu Luiz bahwa pemegang saham utama Perhotelan Sumedang yang akan segera ia temui, bos besarnya adalah seorang pria muda seusianya.

Dia mengenakan setelan jas dan sepatu kulit, sepatunya dipoles dengan sangat terang, ia membawa tas bermerek yang baru saja dibelinya.

Bingkai kacamatanya setengah lingkaran, ia memakai jam tangan Longines.

Luiz berpikir bahwa tampilannya tampan dan keren. Dia akan bertemu dengan pemegang saham besar perhotelan Sumedang, Sanfiko Chen, dia merasa dia harus memberi perhatian yang khusus.

Luiz sangat gugup ketika berbicara di telepon tadi, tetapi untungnya Luiz telah mengikuti Doeby dalam 3 tahun terakhir dan telah melihat banyak pasar, hanya saja Sanfiko Chen ini, karena Doeby dan identitas misteriusnya itu, membuatnya merasa sangat stres.

Kereta berkecepatan tinggi berhenti di Stasiun Kereta Penang.

Dengan memakai pakaian formal, Luiz yang tampak keren ketika turun dari kereta menarik perhatian banyak orang. Bagaimanapun, Luiz baru lulus selama 3 tahun. Dia memiliki prestasi seperti itu, ia dapat dianggap sebagai orang yang sukses.

Dan tepat ketika Luiz hendak meninggalkan stasiun, dia dipanggil oleh seorang wanita seksi dan menawan dengan pakaian profesional.

"Maaf, Apakah Anda adalah Tuan Luiz?"

Luiz mengangguk, ia agak menyipitkan matanya. Bagaimanapun, di bawah pelatihan Doeby selama 3 tahun ini, Luiz tidak memiliki kebiasaan buruk sedikitpun.

"Aku, maaf kamu ..."

Luiz berpikir dalam hatinya apakah Sanfiko Chen yang legendaris itu sudah datang ke stasiun? Jangan-jangan ...

"Halo, Tuan Luiz, aku adalah vira dari Perusahaan Shen, dan Tuan Kevin memintaku untuk menjemputmu ke rumahnya."

Luiz sedikit mengerutkan alisnya, rumahnya Kevin Wijaya?

Luiz yang sudah memiliki pemahaman umum tentang kota Penang sebelum dia datang, tentu saja, tentang Kevin wijaya sebagai orang terkaya di kota Penang, ia juga memahaminya. Jika ia adalah Luiz yang dulu, mungkin ia tidak akan ragu untuk pergi ke rumah Kevin Wijaya dan bertemu dengannya terlebih dahulu.

Bagaimanapun, di depan Kevin Wijaya, Luiz tampak masih sangat kecil.

Tetapi hari ini, Luiz menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dan berkata: "Nona vira , aku datang ke kota Penang untuk melakukan hal-hal lain, maaf sudah merepotkan kalian. Aku akan mengunjungi rumah Tuan Kevin lain kali, hari ini aku harus mengunjuingi Industri Sorgum Sanjaya. "

Setelah mengatakan itu, Luiz telah melihat dua papan nama diangkat tidak jauh dari sana.

Salah satunya adalah Industri Sorgum Sanjaya, dan yang satunya lagi adalah Industru Cakra Surya.

Luiz tahu Tuan Sanfiko lebih penting, dan sebelumnya ia telah tahu bahwa tuan Sanfiko Chen berada di Industri Sorgum Sanjaya. Secara alami, Luiz berjalan langsung menuju seorang wanita ramping yang memegang papan nama Industri Sorgum Sanjaya.

vira awalnya ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia tiba-tiba teringat sesuatu.

Industri Sorgum Sanjaya?

Arti dari pernyataan ini tampak jelas. Benarkah Perhotelan Sumedang telah memutuskan untuk menginvesasikan modal untuk membeli Industri Sorgum Sanjaya?

Apakah mungkin seseorang telah mengatur semua ini?

Memikirkan perubahan ekuitas besar yang terjadi di Industri perhotelan Sumedang di kota maharayu, bahkan desas-desus internal mengatakan bahwa industri bir Sumedang telah dibeli orang, dan setelah itu mereka telah mendirikan varietas baru, dengar-dengar Variasi baru ini benar-benar akan membuka pasar Huaxia, dan kemudian juga ada kemungkinan itu akan dikembangkan sampai ke luar negeri.

Industri perhotelan Sumedang baru saja mengalami guncangan besar, dan langsung mengirim wakil presiden langsung ke Penang.

Dan langsung diarahkan ke Industri Sorgum Sanjaya ...

Di antara ini ... Tiba-tiba vira memikirkan satu kemungkinan, sesosok orang muncul di benaknya, Tuan Sanfiko Chen, seorang misterius yang mengendarai sepeda listrik dan mengenakan seragam petugas keamanan itu.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu