Menunggumu Kembali - Bab 17 Kamu benar-benar membuly!

Hah?

Apa?

Ketika semua orang mendengar perkataan Sanfiko, semuanya terdiam, kemudian terdengar suara Nusrini.

“Sanfiko, bukannya aku sudah suruh kamu keluar? Kenapa kamu masih disini……”

Tapi Sanfiko tidak menghiraukan Nusrini, dan dia melihat nona yang ada di meja resepsionis dan bertanya: “coba tes bisa gak pakai kartu ini?”

Sanfiko berpikir bahwa kartu ini dikasih oleh bos pemilik hotel ini, harusnya tidak akan menjadi masalah.

Tapi nona yang ada direspsionis itu mengambil kartu itu dan melihatnya, dan mengerutkan keningnya…..

“ayo akting lagi, aku ingin melihat bagaimana kamu lanjutin ekting kamu?”

Orang lain tidak tahu, apakah Nusrini masih belum tahu berapa banyak yang dimiliki Sanfiko.

“Tidak bisa, Nusrini, kakak iparmu tidak akan bisa menipu orang dengan kartu palsunya?”

“Kamu lihat muka wanita resepsionis itu, Ah, dari situ bisa diketahui, kamu melihatnya berdiri di sini dengan mengenakan pakaian Satpam, Jika Nona Nusrini tidak mengatakan bahwa dia adalah kakak ipar mereka yang sampah, aku hanya mengira dia adalah seorang satpam Hotel Grandhatika. "

“Lalu….”

“aku pernah mendengar bahwa kakak ipar Nona Nusrini ini hidup dari seorang wanita, tidak kepikiran kenapa dia masih bisa berpura-pura seperti itu!”

“Hati ini tidak cukup besar…..”

Seketika pria dan wanita yang mengikuti Nusrini mulai mengejek Sanfiko.

Tapi mendengar perkataan ini Sanfiko tidak merasa tersinggung atau apapun, tetapi Nusrini merasa sangat malu.

Awalnya Nusrini adalah bos dari orang-orang ini, awalnya dia tahu masalah hari ini pasti akan membuat dirinya malu, tapi yang tidak terpikirkan oleh dia adalah Sanfiko saat ini membuat masalah, membuat dia bertambah malu.

“Ini…..”

Muka wanita resepsionis itu sedikit malu.

Dia Sebelumnya melihat prajurit rendahan menggunakan seragam Satpam ini masuk dan disambut dengan hormat oleh orang-orang, dan kartu ini terlihat sangat berharga, tetapi ini bukan kartu VIP Hotel Grandhatika.

Ini tidak dapat dihindari dan membuat dia sangat malu.

“Kenapa? Bukannya kartu ini palsu?”

Tidak menunggu nona resepsionis itu berbicara, seorang pria muda yang berada disebelah Nusrini bertanya.

Tapi meskipun itu bertanya, tapi perkataan itu seperti mengejek.

Dan sekarang tampaknya orang-orang ini telah sepenuhnya memindahkan ketidakbahagiaan mereka sebelumnya kepada Sanfiko yang mengenakan pakaian Satpam.

Bagaimanapun, meskipun mereka semua adalah gangster kecil di jalanan, mereka tidak berani membuat ulah di Hotel Grandhatika, karena ini bukan hotel seperti biasanya, dan ini adalah tempat yang sangat berkelas di kota Penang.

“Kartu ini, sebenarnya bukan punya kami!”

“Akan tetapi ada kemungkinan Tuan ini adalah member istimewa kami, aku pergi sebentar untuk mencari Manajer kami.”

Wanita yang ada direspsionis itu memandang Sanfiko dan sedikit minta maaf lalu segera pergi untuk mencari manajernya.

“Apa?”

“Kakak Nusrini, kakak iparmu lucu ya?”

"Ya, seorang Satpam yang bau masih saja ingin menipu orang, dan dia tidak melihat tempat apa ini?"

"Kakak nusrini, ayo cepat kita keluar, Jelas sekali kalau kartu itu palsu, resepsionis itu lagi cari manajernya, Mungkin kita tidak akan bisa pergi dengan mudah nanti, Ayo cepat buruan..."

Seorang gadis yang khawatir dan berkata, segera berdiri di depan Nusrini dan juga mengerutkan keningnya.

Kemudian dia memandang Sanfiko dengan kejam, yang berdiri di sampingnya dengan seragam satpam, bahkan dirinya sangat marah.

"Sanfiko, apa yang ingin kamu lakukan? Kamu tidak ada gunanya, Aku sudah bilang untuk keluar dari sini, apa lagi yang ingin kamu lakukan disini."

Nusrini mengambil ponselnya lalu menelpon albet.

Kebetulan Albet sedang makan di Hotel Grandhatika, akan tetapi dia tidak sendirian, dia makan di dalam ballroom dengan seorang siswi dan beberapa mitra bisnisnya, memainkan berbagai permainan yang ambigu.

Saat mendengar panggilan telepon dari Nusrini, segera sosok Nusrini yang bangga dan mempesona muncul dibenakku, meskipun tidak bisa dibandingkan dengan Jovitasari, tapi sebenarnya perbandingannya tidak terlalu jauh.

Dan untuk buaya darat seperti Fang Shihua, wanita adalah mainan menurutnya.

Mendengar apa yang terjadi Nusrini , itu membuat orang ketawa.

Ternyata bukan orang lain yang menempati ballroom mereka tetapi Albet, akan tetapi Albet secara alami tidak bisa memberitahunya, dengan keadaan seperti ini Albet secara alami pergi keluar untuk melihatnya, terlebih lagi dia dapat menginjak-nginjak Sanfiko, hanya untuk bersenang-senang.

Dengan suasana hati seperti itu, Albet dan beberapa mitra bisnisnya berjalan menuju aula.

Ketika mereka datang ke aula, mereka melihat bahwa manajer hotel ini telah menyerahkan kartu itu kepada Sanfiko, karena letaknya agak jauh, mereka tidak bisa melihatnya dengan jelas.

Tepat ketika manajer gemuk itu ingin berkata, terdengar suara yang tidak harmonis, dan bau bir, yang mambuat orang terganggu.

“"Oh, ini benar-benar aneh, Satpam Sanfiko, aku bisa bertemu denganmu di mana-mana, Katamu kita benar-benar ditakdirkan!"

Tepat setelah Albet selesai berbicara, seorang pria botak setengah baya yang gemuk berdiri di samping Albet lalu memicingkan mata dan bertanya, "Bos Albet, dia adalah ..."

"Yah, tuan, aku ingin memperkenalkannya kamu, dia adalah pesaing kamu, dia adalah menantu Michael bos dari industry sorgum sanjaya, akan tetapi, dia adalah menantu sampah.”

Tuan yang ada disampingnya berkata sambil tertawa: "baik, ha ha, aku ingin melihat menantu Michael kalau dia hanyalah sampah…....."

Mendengar perkataan itu beberapa orang tertawa terbahak-bahak.

Orang-orang muda di sisi Nusrini ini semuanya merasa malu, mereka semua menjauh dari Sanfiko.

Nusrini buru-buru melangkah maju kedepan, dengan wajah penuh senyum. "Albet yang tampan, kamu bisa membantuku hari ini, Sekarang kamu dan kakakku sudah tenang, ngapain kamu masih mempedulikan orang idiot ini, dan teman-temanku semuanta memperhatikan, aku ... "

Nusrini memandangi anak muda yang ada didekatnya ketika dia berbicara.

Albet berkata sambil tersenyum: "tidak masalah, kamu akan menjadi adik iparku kedepannya, akan aku simpan masalah ini dihatiku."

Begitu dia berbicara, dia pergi menuju manajer yang sedang berdiri.

Sanfiko memandang manajer yang ingin berbicara dan berkata, "jangan peduliin aku, kalian siapin untuk mereka saja, aku kirim salam untuk bos Wijayanto ."

Suaranya kecil, tapi Manajer itu mendengarnya dengan jelas.

Orang yang mempunyai jabatan manajer di Hotel Grandhatika ini secara alami pasti memiliki visi ini.

Pria rendahan ini dengan kartu istimewa kota Penang, Dia tidak bermaksud untuk menyinggung, Dan dia tidak akan mempertanyakan keaslian kartu ini lagi, Karena kartu ini sangat istimewa, Dan pemuda rendahan yang mengenakan seragam Satpam itu baru saja masuk dan disambut, jadi ini masih bisa dibilang palsu?

Orang lain tidak tahu siapa yang ada di dalam ballroom sebelumnya, dan manajernya juga tidak tahu?

Segera menganggukkan kepala.

"Manajer Vira, ini semua adalah temanku, kasih mereka ballroom yang agak mendingan."

Pada saat ini Albet membuka mulutnya dengan senyum di wajahnya.

Manajer Vira memandang Sanfiko, yang berdiri di sana tanpa mengatakan sepatah kata pun, mengangguk kepada pelayan di sampingnya dan berkata: "segera bersihkan ballroomnya dan bikin untuk pesta ulang tahun.

Mendengar perkataan ini semua orang yang ada disitu kaget.

Orang-orang muda ini semuanya adalah lelaki tampan yang melihat pembukaan ini dan mengatur "Ballroom mewah" untuk mereka, Ada beberapa gadis ekstrovert yang melihat Albet.

Nusrini juga kaget.

Segera pergi ke manajer dengan sedikit malu dan berkata: "Atur Ballroom biasa….”

“Tidak apa-apa, Nusrini, cukup bikin kamu senang, kami akan mengatur Ballroom yang istimewa!”

Bahkan, Albet sedikit bingung, apakah dirinya mempunyai martabat.

Tanpa berpikir banyak, dia berkata.

“Ini……”

“Terima kasih banyak, kakak Albet yang ganteng…..”

Nusrini merasa lebih puas dari sebelumnya.

Albet melihat sekeliling semua orang yang ada disekelilingnya merasa iri dan memujanya, dan dia langsung puas.

Di matanya, Albet harus seperti ini, Orang-orang ini harusnya menyembah dan mengagumi diri mereka sendiri.

Sekarang Sanfiko terdiam, dia berbalik badan dengan senyum pahit dan dia bersiap untuk pergi.

Tapi saat dia berbalik, Albet menghampiri Sanfiko.

"Aku berkata, apa? Satpam Sanfiko, barusan kamu berpura-pura menjadi pria sejati, Sekarang kamu ingin melarikan diri?"

“aaaaa…, beberapa orang baru saja menemukan kartu yang patah di resepsionis tidak tahu dari mana asalanya, sekarang bagaimana menyingkirkannya?"

"Benar-benar belum pernah melihat orang gengsi seperti itu!”

"Ah, sampah, seperti yang dikatakan kakak kita Nusrini, sampah adalah…….masih ingin jadi sok jagoan disini !"

……

Itu semua keputusan, Lagi pula jika tidak enak untuk didengar katakan saja, sekarang Sanfiko diam, dia melewati Albet karena dia ingin pergi, ini sangat berantakan, dia tidak ingin orang-orang ini mengatakan apa-apa lagi, Karena Sanfiko ingin mengatakan itu adalah kartu istimewa, akulah yang memesan ballroom istimewa itu, Sanfiko khawatir tidak akan ada orang yang akan percaya sama sekali, dan dia akan dihina lagi oleh orang-orang.

Dan dia pikir itu tidak perlu!

"Sanfiko, berhenti, Jangan biarkan aku melihatmu di tempat seperti ini, Ini sangat memalukan, persetan dengamu!"

Nusrini mengehela nafas dan berteriak dengan marah kepada Sanfiko.

sanfiko tidak mengatakan apa-apa dan berjalan keluar dari Hotel Grandhatika.

Di belakangnya masih terdengar suara ejekan.

Ketika Sanfiko ingin mengendarai motor listriknya, manajer Vira berlari keluar.

"Tuan Sanfiko, bisakah aku mengatur kendaraan khusus untuk kamu?"

Karena Vira pergi untuk menyiapkan ballroom sebelumnya, dia tidak mendengar kalau orang-orang mengejek Sanfiko, Tetapi ketika dia kembali ke respsionis, dia mendengar orang-orang sedang membicarakan situasi saat itu, Dia marah, tetapi dia tidak mengerti dengan sifat rendah hatinya Sanfiko.

“Tidak perlu….. aku lebih suka naik motor listrikku, makasih banyak penawarannya, kamu kembali kerja sana!”

Kemudian Sanfiko mengendarai motor listriknya meninggalkan Hotel Grandhatika dengan senyum di wajahnya.

Berdiri di sana mencoba untuk mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak tahu bagaimana mengatakannya, manajer Zhou tidak bisa menahan nafas: "Orang terpandang adalah orang terpandang, Mungkin dia tidak memperhatikan orang-orang lain sama sekali, Itu benar-benar rendah diri! Tampaknya kamu harus menghormati Tuan Sanfiko pada saat bertemunya... "

Bahkan bosnya sendiri sangat sopan dengan orang, masih sangat mudah didekati, sulit dibayangkan……

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu