Menunggumu Kembali - Bab 122 Sanfiko, Ayok Kita Punya Anak

Hmm?

Saat melihat bungkusan kertas itu, mereka tiga sekejap terkejut.

Terutama mendengar yang dikatakan Sanfiko Chen, tatapan mereka bertiga terhenti di bungkusan kertas yang indah itu, ini memang bungkusan khusus yang sangat indah, diatasnya juga terteta nama Villa tunggal di Xianjiang Property .

“Haha, Sanfiko Chen.. apakah kamu mengira Jovitasari selalu membelamu, jadi kamu bisa memamerkan didepanku, villa tunggal Xianjiang Property, atau renovasi yang sudah hampir selesai, dan yang tersisa adalah furnitur, sungguh seperti nyata.”

“Orang sepertimu? Sanfiko Chen, aku pernah berkata jika kamu sanggup membeli sebuah rumah, tidak perlu villa terbesar, apartemen biasa di Xianjiang Property saja, aku bukan hanya tidak akan mengatakan perceraian ini lagi, malah akan menjunjung dirimu seperti dewa, kamu adalah tuan besar dirumah…. Tetapi kamu hebat ya, sampah seperti kamu….”

“Ibu, didalam ini beneran ada sketsa villa dan kontrak pembelian, dan ada kunci….”

Rita yang belum selesai berbicara, Nusrini yang disebelahnya sudah membuka bungkusan yang indah itu.

Saat membukanya dia melihat sebuah kotrak dan sketsa villa dan lain-lain…

Eh?

Rita juga terkejut melihat segumpalan kunci yang berada ditangan anak perempuan kecilnya.

Saat mengambil sketsa itu, dan dilihat dengan detil, itu memang villa terbesar Xianjiang Property yang ditunjuknya kemarin, walaupun dia tidak berani membayangkan properti ini, dan tidak melihatnya dengan teliti, tetapi sketsa aula villa yang indah itu adalah villa terbesar yang dikelilingi oleh taman bunga yang tidak terhitung.

“Ini…”

Melihat nama yang tertulis dikontrak itu adalah nama Sanfiko Chen, ekspresi Rita dipenuhi dengan tidak percaya.

“Ibu, kemarin kamu sudah mengatakan,jika aku membeli properti ini, kamu tidak akan membahas masalah perceraian ku dengan Jovita lagi, kamu harus menaati yang kamu katakan!”

Melihat ekspresi mertua yang tidak percaya, Sanfiko Chen tertawa.

Kali ini, Nusrini yang berada disamping berkata: “Ibu, ini pasti semua bohongan yang dibuat oleh Sanfiko, dan kakak pasti sudah tertipu.”

“Kamu pikir saja, berapa harga villa ini, apalagi ini adalah villa terbesar di Xianjiang Property, walaupun kaya juga belum tentu bisa membelinya, apalagi orang seperti Billy saja belum tentu bisa mendapatkannya. Jangankan dia, ini pasti pemalsuan, semua barang ini gampang untuk di cetak, dan juga kunci ini, sangat murah ditempat percetakan kunci.”

Nusrini semakin berbicara semakin menganggap dirinya benar, karena eskpresi Sanfiko Chen yang menjadi buruk.

Ekspresi Sanfiko Chen ini juga terlihat oleh Rita.

Awalnya dia melihat ekspresi Sanfiko Chen yang tampak serius, dia dalam hati berpikir sejak kapan Sanfiko Chen ini menjadi begitu hebat, dan setelah melihat kontrak dan kunci itu menjadi semakin curiga.

Dalam hati berpikir, Sanfiko Chen selama ini semua berharap dengan rumah, dan berharap dengan Jovita, mana mungkin dalam sekejap bisa membeli villa terbesar seharga puluhan milyaran.

Mendengar perkataan anak perempuannya, lalu melihat Sanfiko Chen yang pelan-pelan menunduk padanya, membuatnya merasakan jika Sanfiko Chen sedang membujuk dengan membohonginya.

“Sanfiko Chen, kamu jujur saja, apakah semua ini pemalsuan!”

Ekspresi Rita pelan-pelan memburuk, tatapannya seakan-akan seperti ingin menelan Sanfiko.

Michael yang duduk disamping juga mengambil korannya, tetapi sebelum dia berbicara, Nusrini malah lanjut menyudutkannya.

“Ibu, dilihat dari gayanya sudah bisa ditebak jika sisampah ini sedang membohongi kita, jika dia begitu kaya dan sanggup membeli villa di Xianjiang Property, apakah dia masih bisa berdiri disini?”

“Huh! Sanfiko Chen, dasar penipu!”

Nusrini melemparkan kunci itu dimeja lalu menghentakkan nafas.

“Sanfiko Chen, kamu sedang menghiburku ya?”

Eskpresi Rita semakin menyeramkan, dia tidak menyangka jika Sanfiko Chen seberani ini dan berani membohongi dia didepan matanya untuk menghibur.

“Ibu, terserah kamu percaya atau tidak, yang penting aku sudah membelikan villa yang kamu mau, jika kamu tidak percaya, besok boleh pergi melihatnya…”

Setelah mengatakannya, Sanfiko Chen membalikkan badan dan balik ke kamar.

Dia beneran kehilangan kata melihat mertua dan adik nya yang sangat tidak percaya dengan dirinya.

Tetapi setelah dipikirkan, Sanfiko Chen menjadi sedikit lega, lagipula karena dirinya yang sangat terserah, dan dirumah tidak melakukan apapun, dalam sekejap membeli sebuah villa yang begitu besar, jadi mereka tidak percaya juga tidak aneh.

Tetapi Sanfiko Chen tidak ingin mempermasalahkan masalah ini, karena kenyataannya hanya menunggu mertua pergi ke Villa terbesar di XianJiang Property yang sedang renovasi saja.

“Kamu berhenti!”

“Sanfiko Chen, siapa yang mengizinkanmu masuk ke kamar Jovita, kamu cepat keluar dari rumah ini, tinggallah di villa yang sudah kamu beli, jangan tinggal dirumah kita lagi!”

Rita merasakan sikap Sanfiko yang semakin tidak baik terhadapnya membuatnya semakin tidak sabar lagi.

Sanfiko Chen membalikkan badannya melihat Rita yang sedang berdiri: “Ibu, aku benar tidak membohongimu, besok kamu dan ayah pergi melihat saja, itu adalah villa yang sebelumnya kamu tunjuk untuk kubeli, beberapa hari lalu aku dan Jovita ada pergi melihatnya, tanyalah Jovita jika kamu tidak percaya.”

Saat inilah Jovita juga mendengar suara marah ibunya, dia langsung membuka pintu.

“Ibu, itu benar, jika kamu tidak percaya Sanfiko, setidaknya kamu percaya aku kan. Semalam aku dan Sanfiko pergi melihat keadaan renovasi, dan kita memesan beberapa furnitur, mungkin besok atau lusa akan datang.”

“Kak, obat apa yang diberikan sampah ini untukmu, kenapa kamu bisa bersama dia membohongi kita!”

“Bukankah kamu sedang membohongi untuk menghibur ibu?”

Nusrini dengan ekspresi marah menatap kakaknya.

Jovitasari dengan cuek melihat sekilas Nusrini.

“Masalah tadi siang aku belum memperhitungkannya denganmu, Sanfiko adalah kakak iparmu, apa yang kamu maksud dengan sampah? Kedepannya aku akan memukulmu jika kamu sembarangan berbicara lagi….”

Saat berbicara, dia juga melakukan gaya yang heboh.

Nusrini pun bersembunyi ke belakang Rita, saat ini Rita dengan tatapan dingin melihat dua orang yang berada didepannya.

“Jovitasari, apakah kamu masih anak perempuanku? Kenapa kamu ikut orang luar membohongiku, kamu masih menganggap semalam aku belum cukup memalukan?”

“Ibu… kenapa ibu tidak mengerti!”

“Terserah kamu percaya atau tidak, kuncinya disini, kamu pergi melihat saja!”

Setelah mengatakannya, dia langsung menarik Sanfiko Chen balik kekamar dan menguncinya.

“Haeh… memang perempuan yang sudah besar tetap membela orang luar, emosi sekali….. Nusrini, jika kamu kedepannya begitu, aku akan mematahkan kakimu.

Michael baru melihat kontrak itu dan menaruhnya dimeja.

Menarik nafas yang panjang.

Dalam hatinya memang sangat terkejut, Rita dan Nusrini mungkin asing dengan kontrak, tetapi Michael tidak asing, dan kontrak ini ada stempel dari properti perusahaan Shen, dan harga villa ini tidak hanya 20 milyaran, tetapi 60milyaran rupiah. Memang sudah termasuk dengan renovasi, dan ada mobil porsche yang akan diberhentikan digarasi saat pembayaran.

Michael melihat jam tangan longines ditangannya.

Hatinya tiba-tiba lega.

“Kamu sedang menghentakkan nafas apa, tadinya Sanfiko dan Jovitasari yang membohongiku, kenapa kamu tidak membela atau mengatakan apapun, apakah kamu sudah bisu tuli!”

Emosi Rita yang belum reda melampiaskannya ke Michael.

“Kamu memang, suka mendengar perkataan orang, Nusrini kamu juga.”

“Ayah, kenapa denganku…”

Michael melihat dua wanita ini lalu menggelengkan kepala: “Kalau yang dikatakan Sanfiko itu benar gimana? Bagaimana jika dia beneran membeli villa terbesar di XianJiang Property?”

“Orang seperti dia? Huh….”

“Memang, ayah hari ini kenapa, kenapa ayah terus membela Sanfiko Chen?”

“Nusrini, jangan dengarkan ayahmu, tidak perduli benar atau palsu, besok kita pergi melihatnya. Jika itu benar, maka aku akan memaafkannya sekali, jika itu palsu, tidak perduli apapun aku akan menyuruh mereka dua langsung cerai. Aku tidak percaya jika aku Rita tidak bisa mengurus Sanfiko Chen itu!”

Tatapan Rita dipenuhi dengan kemarahan.

“Ibu, jika kita beneran pergi melihat, inilah yang dibohongi oleh Sanfiko si sampah itu, bukankah sangat memalukan jika kita pergi….?”

“Memalukan, tetapi aku mau melihat apakah dia membohongiku, jika Jovita dan Sanfiko membohongiku, aku akan memberinya pelajaran saat pulang. Jangan kira sudah dewasa tidak akan dihukum seperti masa kecil. Aku adalah ibunya, jika dia berani membohongiku, aku akan memberinya pelajaran!”

“Jika itu asli, apakah kamu mau pindah tinggal disana?”

Michael lanjut membaca koran yang belum selesai dibacanya tadi.

“Asli? Aku tidak takut, jika itu asli aku rela tinggal di rumah sekecil ini, juga tidak mau pindah ke rumah sampah itu! Huh!”

…..

Cahaya bulan yang tampak seperti air.

Sanfiko Chen dan Jovitasari tidur saling berbaring dipunggung masing-masing, walaupun sudah tutup lampu, mereka dua tetap membuka mata.

Jovitasari pelan-pelan membalikkan badannya.

“Sanfiko, ibuku….”

Sanfiko tahu apa yang akan dikatakan Jovitasari, diapun langsung membalikkan badan berkata: “Tidak masalah, kamu juga tahu aku tidak memedulikannya.”

“Tetapi aku memedulikannya Sanfiko, aku tidak ingin orang berkata buruk tentangmu, kamu tahu hatiku sangat tidak enak.”

Sanfiko Chen mengulurkan tangannya memeluk Jovitasari lalu dengan lembut berkata: “Istri bodoh, tidak apa-apa asalkan kamu berada disampingku, aku tidak perduli apapun. Walaupun ibu sedikit tidak sopan, tetapi tidak apa-apa, seperti yang kamu katakan hanya mulutnya yang kasar, jadi aku hanya mendengarnya dan tidak menaruhnya dalam hati.”

Saat Sanfiko sedang berbicara, Jovita tiba-tiba berpindah ke tubuh Sanfiko dan duduk diatas perut Sanfiko.”

“Jovita, kamu….”

Gerakan ini sangat memesona, pikiran Sanfiko dalam sekejap menjadi kacau.

Jovitasari yang awalnya sangat indah, baju tidur sutra yang dipakainya membuatnya terlihat menggoda dibawah cahaya bulan.

Ditambah lagi gerakan yang membuat orang tidak berhenti berpikir lain.

Kali ini detak jantung Jovitasari bertambah cepat, dia hanya merasakan aliran darah dia mengalir lebih cepat dari biasanya, wajahnya yang menawan tampak memerah, dia melihat yang didepannya juga sudah mulai memerah, dia pelan-pelan bersandar di tubuh Sanfiko Chen yang kaku, lalu berbicara dengan suara yang hanya bisa didengar oleh dua orang, berkata:

“Sanfiko, ayok kita punya anak…

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu