Menunggumu Kembali - Bab 88 Masa Lalu Ayah Mertua Yang Tidak Diketahui Orang

Dibawah cahaya lampu.

Michael yang duduk disana seluruh tubuhnya kaku melihat sanfiko yang perlahan-lahan ditelan kegelapan malam.

3 tahun ini, ini pertama kalinya Michael dengan sangat berani menghadap menantunya ini.

Setelah dia pulang ke Penang selama beberapa belas tahun ini, ini pertama kalinya dia seperti menghadapi musuh yang tangguh.

Waktu dia masih muda, dia adalah prajurit yang luar biasa, bahkan sudah pernah mengikuti pertempuran, karena ada beberapa alasan khusus dia pensiun, kemudian dia pindah ke yanjing, Haidu

Dia sudah melalui banyak hal, tapi dia tidak pernah memberitahu istrinya dan anaknya tentang masalah ini, bahkan keluarga Bai tidak tahu, hanya berpikir dia ingin menjadikan pengalamannya sebagai kenangan paling berharga, dia tidak mau membukanya sesuka hati.

Ditambah karena sekarang dia sendiri berpikir untuk menjaga sesuatu harus mempertaruhkan nyawa.

Tiba-tiba tubuhnya yang kaku perlahan mulai lega, melihat lampu kamar Jovitasari yang ada di lantai atas menyala.

Ketika dia melihat dijendela ada bayangan Sanfiko berjalan kearah putrinya lalu menyelimuti putrinya, dia tiba-tiba tersenyum.

“Ayah, kamu terlalu berat berpikir, aku kira kamu tidak akan melakukan itu lagi, kamu bersedia bersusah payah membangun industri minuman keras Sorgum Sanjaya di Penang tempat yang kecil ini, Kenapa?”

Memikirkan perkataan Sanfiko barusan.

Perlahan-lahan bersandar di kursi, dan menghidupkan sebatang rokok.

Mengeluarkan ponsel, Michael memencet nomor dengan terampil, namun dia berhenti ketika dia bersiap ingin menelpon.

Pada saat meninggalkan Hiabu, dia sudah bilang, jika suatu hari dia menghubungin nomor ini, mulai saat itu juga tidak ada dendam dengan orang itu.

Tanpa sadar Michael teringat kembali.

Mengingat masa lalu, hal-hal yang tidak biasa….

Pada saat itu jangankan Aji, bahkan yang disebut sebagai kakak besar di Maharayu, raja bawah tanah juga tidak akan bisa memperhatikannya.

Ketika abu rokok sampai ketangannya dia tiba-tiba sadar.

Pada saat ini, lampu di kamar putrinya yang ada di lantai atas telah dimatikan

Michael baru berdiri, membuang puntung rokok kedalam tong sampah, dan dengan santai naik kelantai atas.

“Kenapa belum tidur?”

Pulang ke kamar, melihat Rita sudah selesai cuci muka dan duduk termenung diatas kasur.

“Michael, kamu mengatakan apa kepada sampah itu, aku tidak tahu apa yang dipikirkan Jovitasari, menyuruh dia pergi ke perusahaan, bukankah itu omong kosong? Selain itu, ibu dan ayah kedua tidak saling bertemu dengan kami, sekarang lebih bagus, bahwa Sanfiko akan menjadi bahan tawaan ketika dia masuk keperusahaan.”

“Aiii, orang ini….”

Selama berbicara Michael duduk di tempat tidur, sejujurnya, dia ingin memberi tahu istrinya bahwa Sanfiko tidak selembut dan sesederhana yang dia lihat sekarang, lalu memberitahu dia, untuk kedepan dia harus sedikit sopan kepada Sanfiko.

“ini semua demi posisi kamu dan Jovitasari di perusahaan, kemari duduk merapat kesini, aku akan menjelaskannya kepadamu, meskipun sekarang industri minuman keras Sorgum sanjaya adalah perusahaan keluarga, bagaimanapun juga itu adalah kerja kerasmu, aku tahu kamu tidak bisa menyerah, tetapi kamu tidak boleh juga bekerja terlalu lelah, tubuhmu baru sembuh.”

Michael mengangguk, lalu mengangkat tangannya dan melihat jam, dengan segera hatinya terasa hangat.

“Katakan sebenarnya dari mana kamu mendapatkan jam ini?”

Rita segera mengerutkan muka dengan sekuat tenaga berkata: “Banyak omong, buruan cuci muka, tidur!”

……

“Sanfiko, masalah malam ini jangan kamu masukan kedalam hati, nanti aku akan membelikan kamu jam yang lebih baik dari ini.”

Berbaring diatas kasur, Jovitasari bersandar di bahu Sanfiko dengan pelan berkata.

Sejak kemarin malam, Jovitasari bersikeras menyuruh Sanfiko naik ke kasur untuk tidur.

Pada saat ini, Sanfiko sedang meletakkan kepalanya di kedua tangannya dan melihat langit-langit, dalam benaknya, dia langsung memikirkan percakapan dia dan ayah mertuanya yang barusan saja.

Dia bahkan tidak melihat bahwa Michael memiliki kemampuan pengamatan yang hebat sebelumnya, dia melihat kemampuan menembaknya dari tangannya sendiri, bahkan dia tahu dan dia tidak heran melihat Sanfiko memiliki hubungan dengan Danny, lagipula pada saat dia bermain tangan dalam “Suasana hati yang gelap” adik iparnya, Jovitasari dan Vina semuanya sudah melihatnya.

Tetapi karena masalah ini Sanfiko mulai memiliki rasa ingin tahu yang mendalam tentang ayah mertuanya.

“Sanfiko, kamu jangan marah lagi.”

Sanfiko tidak menanggapi kata-katanya setelah sekian lama, Jovitasari mengira Sanfiko marah dan segera berkata dengan sedikit manja.

“tidak ada, Jovitasari aku tidak marah.”

Sanfiko segera merespon, wajahnya tersenyum berkata.

“Masih bilang gak marah, kamu tidak ada memelukku saat tidur…… kamu marah ya….”

Sanfiko segera memeluk Jovitasari, lalu berkata dengan pelan: “Jovitasari, aku tidak bisa marah.”

Jovitasari berada di pelukan Sanfiko dan mengangkat kepala menatap Sanfiko yang sedang berpikir: “Ngomong-ngomong, malam tadi ayah ada ngomong apa sama kamu?”

“tidak berbicara apa-apa, hanya berkata mulai besok aku harus benar-benar kerja, tunjukan semangat lelakiku, jangan bikin malu keluarga lagi…..”

“Yah, ayahku selalu mendukung kami, Sanfiko kamu tidak tahu, ketika aku bersikeras ingin menikahimu tiga tahun yang lalu, ibuku sangat menentangnya pada waktu itu, sebaliknya, ayahku berjanji, ayahku benar-benar peduli dengan perasaanku dan Nusrini, meskipun ayahku tidak banyak mengungkapkannya, aku tahu bahwa dia sangat mencintaiku.”

Sanfiko menganggukan kepala.

“Jadi kita harus bekerja sama untuk bekerja dengan baik di industri minuman keras Sorgum Sanjaya, kemudian, aku harus mengambil kembali industri minuman keras Sorgum Sanjaya dari keluarga, itu adalah milik ayahku, dari kecil aku tahu berapa banyak ayahku menghabiskan uang untuk industri minuman keras Sorgum Sanjaya.”

“Iya, Jovitasari, harus bisa.”

“Tidur sana….”

Sanfiko menepuk tubuhnya dan berbaring di belakang Jovitasari.

Meskipun kecantikan ada di pelukannya, tapi pada saat itu Sanfiku sangat bersungguh-sungguh, sebenarnya, dia bisa melihat bahwa ayah mertuanya benar-benar memiliki masa lalu yang tidak diketahui oleh orang, dan seluruh keluarga tidak mengetahui hal ini.

Sanfiko kepikiran dirinya sendiri, dia benar-benar tahu bahwa Penang sebenarnya bukan rencana jangka panjang.

Cepat atau lambat, orang-orang di Yanjing bisa memperhatikan dirinya, ketika Isabella menemukan dirinya terakhir kali, Sanfiko tahu bahwa kehidupannya yang damai akan segera berakhir, tetapi dia tahu bahwa selama dia tidak kembali ke Yanjing, orang-orang yang mengancamnya tidak akan peduli.

Dia tidak ingin tahu seperti apa keluarga Chen di Yanjing sekarang, tetapi jika itu benar-benar mengganggu hidupnya saat ini, dia tidak keberatan membiarkan mereka yang tidak memiliki pemikiran panjang menghilang.

……

Keesokannya, pertemuan pagi Perusahaan Tianbai di adakan di ruang meeting industri minuman keras Sorgum Sanjaya.

Sekarang semua industri dari seluruh Perusahaan tianbai telah mulai beroperasi, tetapi semua operasi ini bergantung pada pembiayaan industri minuman keras Sorgum Sanjaya, dalam waktu singkat, industri minuman keras Sumedang telah menyuntikkan dana lebih dari 600 miliar, generasi berikutnya dari “Anggur Sanjaya” masih memiliki 2triliun untuk memasuki pasar, pada saat itu “Anggur Sanjaya" ditakdirkan untuk menjadi produk kelas atas di Sumedang dan bahkan bisa menjadi merek terkenal di china.

Karena alasan inilah industri minuman keras Sorgum sanjaya saat ini, sebuah perusahaan yang banyak orang di perusahaan sebelumnya hampir tidak pernah peduli, tiba-tiba perusahaannya dibanjiri dengan orang yang bertalenta elit.

Keluarga macam apa yang merawat S3 kembali, mengatur siswa terbaik dll.

“Nenek, mengapa orang seperti Sanfiko bisa masuk perusahaan, dan dia langsung menjadi asisten manajer, tapi aku tidak bisa menjadi tim keuangan, aku belajar akuntansi ketika masih di perguruan tinggi, dan aku mendapatkan sertifikat!”

“Rista.”

Disatu sisi Yusdi segera membuka mulut.

Harus tahu bahwa baru saja di umumkan bahwa dia adalah wakil manajer umum industri minuman keras Sorgum Sanjaya mulai hari ini, dan dia juga memiliki banyak kekuatan, katanya bisa membantu Jovitasari mengelola publisitas eksternal perusahaan, tetapi pada kenyataannya, itu hanya untuk membubarkan kekuatan perusahaan.

“Baiklah, kamu bisa tetap di kantor pusat, lagi pula ada banyak akun yang perlu disortir setiap hari di perusahaan.”

Puspita dengan satu kata menyangkal Rista.

Sekarang, meskipun Jovitasari telah setuju untuk membiarkan Yusdi memasuki industri minuman keras Sorgum Sanjaya, tapi Puspita tahu bahwa ini adalah konsesi Jovitasari dan Yusdi, dia adalah orang yang sangat moderat, melalui masalah terakhir, Puspita tahu bahwa pengembangan seluruh perusahaan dan kehidupan serta kematian perusahaan, semuanya terkait dengan injeksi modal, dan semua industri minuman keras Sumedang tampaknya hanya melihat wajah Jovitasari.

“Humm! Aku tidak…”

Wajah Rista seperti tidak stuju, tinggal di perusahaan dan tidak bisa mendapatkan uang, dia tahu akun perusahaan grup lebih baik daripada orang lain, sekarang semua tokoh besar harus melalui industri minuman keras Sorgum Sanjaya, bahkan akuntan yang sederhana dapat mengurangi banyak uang darinya.

“Baiklah, hari ini sampai sini.”

Selesai berbicara Puspita kemudian berdiri dan meninggalkan ruang rapat.

Pada saat ini, Sanfiko baru ingin berdiri dan dihentikan oleh Yogi: “Nanti jika melakukan hal diperusahaan harus perhatiin, dan lebih gesit, jangan membuang waktu!”

“Lalu. Jangan berpikir kamu bisa mendapatkan uang lalu buang-buang waktu ketika kamu masuk perusahaan, ini bukan perusahaan keluargamu sekarang!”

Rista segera dengan muka menghina berkata.

“Sepertinya, aku pikir asisten Jovitasari, tidak ada hubungannya dengan kalian?”

Sanfiko memandangi kedua saudara dan saudarinya di depannya dan berkata dengan sedikit tersenyum.

“Kenapa, apakah kamu benar-benar masih berpikir asisten adalah asisten khusus? Tampaknya kamu benar-benar seperti roti tanah liat, kedua mata hitam, tidak tahu apa-apa sama sekali!”

“Kak, jangan berpikir bahwa seorang satpam yang sampah tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik dan tidak memiliki kesadaran, jika dia memiliki kesadaran itu, dia tidak akan mau merosot dan menjadi putih kecil yang rendah hati!”

“Cukup! Rista Yogi kalian berdua jangan terlalu mengintimidasi orang!”

Jovitasari tiba-tiba berdiri dan memukul meja.

“Kenapa, Jovitasari, kamu marah, awalnya, kamu hanya ingin mencampur uang dengan mengatur sampah itu masuk ke perusahaan? Jangan pikir kita tahu apa yang kamu lakukan secara pribadi? Bagaimana kamu bisa bos Luiz dari industri minuman keras Sumedang bisa mendengarkan kata-katamu, orang lain tidak tahu, tapi aku tahu dengan jelas!”

Awalnya Rista tidak percaya, pada saat ini perkataanya penuh dengan omong kosong, membuka mulutnya……

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu