Menunggumu Kembali - Bab 157 Kalian Pergi Minta Maaf Kepada Jovitasari!

Wajah Billy pada saat ini sungguh biasa. Dia melihat pria paruh baya elegan itu berjalan ke hadapannya Sanfiko Chen, mengulurkan tangannya dan berkata, "Tuan sanfiko, senang bertemu dengan kamu..."

Sanfiko Chen hanya mengangguk kepala dan tidak menjabat tangannya, melainkan mengahadap ke Thomas dan berkata, “Direktur Thomas, masalah pinjaman uang Industri Sorgum Sanjaya itu kuserahkan kepadamu!”

Agak sedikit canggung, tetapi Thomas pun segera menyimpan tangannya.

"Tenang saja. Masalah ini sudah kubicarakan dengan nona Jovitasari dan hanya menunggu ketika kalian membutuhkan kami, kami pun akan segera meminjamkan uangnya."

Jovitasari pada momen ini jelas melihat adegan ini. Ketika Thomas mengulurkan tangannya, dia secara otomatis menjabat tangannya Thomas dan berkata, "Terima kasih atas kepercayaannya, direktur Thomas. Untuk kedepannya, Industri Sorgum Sanjaya pasti tidak akan mengecewakan direktur Thomas."

Thomas pun segera mengangguk kepalanya.

“Jovitasari, naiklah. Kita akan pulang…”

Jovitasari pun segera mengangguk kepalanya, kemudian membungkuk sedikit ke arah pria paruh baya yang sedang berdiri di sampingnya manajer Wang: "Direktur Thomas, kalau begitu aku akan pamit dulu ya."

Thomas pun segera mengangguk sedikit. Pada saat ini, dia seakan ingin menjadi gila tetapi bukannya marah. Melainkan, hatinya menjadi bersemangat. Meskipun dia tidak mengetahui identitas Sanfiko Chen yang sebenarnya, tetapi orang yang bisa membuat Alex Shen meneleponnya pastinya bukanlah orang yang biasa saja.

Sanfiko Chen pun menyalakan motor elektriknya dan pergi begitu saja ketika semua orang sedang linglung…

“Si cewek penggoda, kamu jangan kabur… aku…”

Pyakk!

“Kamu sebaiknya tutup mulutmu!”

Billy yang sekarang, ini bagaimanapun juga tidak bisa melihat bahwa dirinya telah sepenuhnya menyinggung Thomas pada malam ini. Dia hanya tidak menyangka bahwa Jovitasari ini sungguh hebat, tidak tahu cara apa yang digunakannya untuk menaklukkan si Thomas ini.

Semakin dia memikirkannya, semakin kesal dirinya. Ditambah lagi dengan wanitanya yang sedang menderu dan berteriak. Dia secara otomatis hanya bisa melampiaskan ke wanitanya…

“Aaa…”

Pada saat itu, wanita tersebut telah ditampar oleh menantunya yang sampah itu. Sebelum dia merasakan kesakitan, dia pun ditahan oleh dua penjaga Hotel Grandhatika, dimana telah membatasi kebebasannya. Sekarang malah ditampar oleh lelakinya sendiri, si Billy.

“Billy, beraninya kamu menamparku…urusanku denganmu belum selesai ... "

Wanita itu pun segera melepaskan dirinya dari tahanan dua penjaga tersebut dan kemudian bergegas menuju ke arah Billy.

"Sialan! Bisakah kamu diam sebentar! Matamu buta, kah?"

Sebuah tamparan pun segera jatuh pada wajah wanita tersebut. Wanita itu pun tertegun oleh tamparan tersebut.

“Segera masuk ke mobil dan tunggu aku disana!”

Ketika berbicara, dia pun tidak peduli dengan wanita cantik yang dengan tidak mudahnya dia tipuin ini. Kemudian dia mengejar Thomas yang sedang selangkah demi selangkah berjalan menuju ke mobil bisnis yang terletak disebelah.

Jika dari awal dia mengetahui bahwa pria paruh baya yang elegan ini adalah Thomas dari Bank rakyat Kota Penang, dia pastinya tidak akan pernah membiarkan wanita itu sembarangan berbicara, apalagi tidak akan terpancing amarah dan mengatakan perkataan seperti itu.

“Direktur Thomas, direktur Thomas…Hati-hati dalam perjalanannya!”

Pada saat ini, Billy hampir saja berlari mengejarnya, tetapi Thomas sama sekali tidak ada kepikiran untuk ingin bertemu dengan Billy dan hanya dengan pandangan dingin menatapnya dan kemudian masuk ke dalam mobil.

“Direktur Thomas…Tho…”

Tetapi Thomas yang saat ini sama sekali tidak memberi Billy kesempatan apapun juga.

Menurut opininya Thomas, orang seperti Billy adalah keberadaan yang tidak layak untuk disebutkan. Tidak disangka bahwa orang ini punya perselisihan dengan Sanfiko Chen, jadi otomatis jangan ada hubungan apapun dengannya. Dan setidaknya dalam jangkauannya sendiri, langsung memutuskan semua hubungan sumber dayanya Billy.

“Nyalakan mobilnya!”

Thomas pun mengatakan dua kata itu kepada sopirnya. Dengan segera, mobil mewah tersebut langsung melaju keluar dari Hotel Grandhatika.

“Thom…”

Billy yang berdiri di sana sambil memandangi mobil mewah tersebut melaju keluar dari Hotel Grandhatika pun tampak kecewa.

Dia tahu bahwa pinjaman uang yang dia ajukan kali tidak akan bisa diturunkan. Dia pun takut jika meminjam uang dari bank-bank lain di Kota Penang akan mengalami masalah. Jika beneran muncul masalah seperti itu, maka akan ada jeda keuangan besar ketika dia akan membeli Beauty sheng . Ini berarti setelah dia membeli Beauty sheng, maka perusahaan aslinya akan mengalami kerugian besar, dan mungkin dapat menyebabkan perusahaannya mengalami krisis bangkrut dalam sekejap mata.

“Sial…”

Billy langsung menginjak tanah. Kemudian dia berjalan ke arah manajer Wang dengan raut amarah.

“Manajer Wang, baiklah, kamu ini… tunggu saja pembalasanku!”

Manajer Wang tersenyum dengan profesional dan tidak mengatakan apa-apa.

Ketika dia melihat ada yang langsung menginjak pedal gas tersebut, mobil Maserati-nya dengan ganas keluar dari Hotel andhatika, disaat itulah wajahnya menjadi muram.

"Tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi, aku malah berani memprovokasi Tuan sanfiko. Masih juga membiarkanku menunggu, kamu saja yang kutunggu sampai bangkrut!"

Pada saat ini di mobil mewah tersebut, Thomas meraba dahinya dan bertanya, "Rendy, ketika kamu balik, beri tahu para cabang untuk memeriksa si Billy ini."

“Baiklah direktur Thomas.”

Thomas yang sedang bersandar di kursi belakang empuknya, tidak kepikiran bahwa pemuda yang terlihat biasa dan sedang mengendarai motor elektrik tersebut adalah Tuan sanfiko yang dikatakan Alex Shen itu. Pemuda yang dapat membuat Alex Shen, si penghasil kekayaan sepuluh milyar di Kota yanjing , mendengarkan perkataanya .

Beneran jagan menilai seseorang dari penampilannya, bahkan jangan meremehkan masa depan seseorang berdasarkan situasi sekarangnya !

Huhuhu…

Sreeettt!

“Billy, mengapa kamu berhenti…”

Sepanjang perjalanan, Billy pun mengemudi dengan gila dan ganas, hampir sepanjang jalan melaju dengan kencang, dan hampir saja menyebabkan kecelakaan mobil, menerobos lampu merah… dimana membuat wanita yang duduk di sebelah kursi penumpang, yang awalnya penuh dengan amarah menjadi kaget-ketakutan.

Billy memutar kepalanya untuk sekilas melihat wajah wanita yang duduk di sebelah kursi penumpang. Wajahnya masih memerah karena tamparan tersebut sehingga tiba-tiba sebuah amukan api mengamuk di hatinya.

Billy pun tidak segera mengatakan apa-apa. Dia pun meletakkan kepala wanita tersebut menyandar ke tubuhnya…

“Cepetan… aku masih kesal…”

Di bawah sinar rembulan.

Jovitasari pun sedang menyandar di atas tubuhnya Sanfiko Chen.

Karena malam hari ini pulangnya lebih larut, makannya dapat menghindari dari pertanyaan usik ibu mertua.

“Sanfiko, hari ini aku sudah berbicara dengan direktur Thomas mengenai berbagai masalah pinjaman uang tersebut. Aku tidak menyangka bahwa berbagai masalah yang kutunjukkan itu pun disetujui oleh presiden Thomas, sungguh tidak dapat membayangkannya…”

Bagian ini pastinya membuat Jovitasari sulit untuk membayangkannya. Jika mengetahui bahwa perusahaan tersebut membutuhkan sejumlah besar pinjaman uang, maka jika data pinjamannya besar, biasanya akan sulit untuk disetujui, atau ada banyak masalah yang masih perlu dibahaskan berkali-kali. Tapi pinjaman bank pada kali ini berjalan dengan sangat mudah, saking mudahnya membuat Jovitasari sedikit sulit untuk mempercayainya.

"Untung saja ada Jovitasari-ku yang menpunyai kemampuan negosiasi yang tinggi. Kemana pun perginya, kontrak kerja apapun juga bisa dibahaskan ..."

Sambil berbicara, Sanfiko Chen mengulurkan tangannya dan memasukkannya ke baju piyama Jovitasari…

Aaa…

“Sanfiko Chen, kamu lagi-lagi nakal ya…”

Sanfiko Chen pada saat ini tidak ingin Jovitasari memperdalam topik tersebut. Pada saat itu tiba, pasti akan ada seratus ribu pertanyaan. Sanfiko Chen pun dengan paksa mencoba untuk mengalihkan topiknya dan malah menggunakan tubuhnya untuk mengalihkannya.

Cahayanya bulan menjadi tidak terlihat.

Malam itu seperti mimpi.

Di bawah sinar bulan, sosok bayangan kedua orang tersebut bersatu, naik dan turun…

……

Cahaya rembulan bulan pun bersebaran di kamar yang mewah.

Pada saat ini, Rista, dengan sosok tubuh yang indah dan paras wajah cantik, sedang perlahan-lahan melepaskan perhiasan indah yang sedang dikenakannya.

Melihat bayangan dirinya di cermin, Rista semakin menyadari bahwa auranya mengalami perubahan besar akibat dari operasi plastik pada tubuhnya selama beberapa waktu ini. Tidak hanya auranya yang berubah, tetapi juga terlihat jauh lebih cantik dibandingnkan dirinya yang sebelumnya.

Ditambah dengan perhiasan indah yang telah dikirim oleh keluarga Martin yang berada di Purwokerto, Rista pun telah sepenuhnya terjun dalam kehidupan wanita kaya, dimana membuat orang-orang sangat mendambakannya…

“Rista…”

Pada saat ini. Sam sedang berjalan kemari.

"Rista, kamu jangan melakukan ini dulu. Nenekmu sudah tiba. Dia menyebut ingin bertemu denganmu dan Yogi. Sekarang dia berada di ruang tamu."

Rista pun tersenyum dengan bahagia.

"Aku kan baru bilang bahwa Nenek akan datang untuk bertemu denganku. Tetapi aku sudah mengatakan sebelumnya bahwa perhiasan ini dan enam puluh milyar rupiah itu milikku. Itu adalah hadiah pertunanganku, si Rista. Tidak ada yang boleh menyentuhnya selain aku."

"Ah, cepatlah. Aku merasa bahwa nenekmu sedang terburu-buru. Aku akan pergi duluan. Kamu cepatlah ya!"

Kata Grecia sambil berjalan keluar. Rista yang melihat dirinya di cermin pun tidak bisa menahan senyuman dinginnya dan berkata: "Sekarang keluarga Bai harus bergantung kepadaku, hum!"

"Jovitasari, kamu lihat saja, aku akan langsung menginjakmu selamanya…”

Rista pun sambil berbicara dengan dirinya sendiri, sambil berdiri dan berjalan keluar.

Tapi, begitu dia berjalan ke aula, dia pun langsung mendengar suara tertegun kakaknya, Yogi.

“Nenek, apa katamu? Kamu mau aku dan Rista pergi minta maaf ke Jovitasari?”

Ketika Yogi mengatakan perkataan ini, wajahnya terlihat tidak mempercayaainya. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa tujuan utama neneknya datang ke rumah ini adalah mengatakan masalah ini. Dia bahkan tidak kepikiran bahwa neneknya akan memintanya dan Rista untuk pergi minta maaf kepada Jovitasari.

Puspita pada saat ini sedang duduk disana dan sedikit mengangguk kepalanya.

Kebetulan pada saat itu, Rista juga berjalan keluar. Di tubuhnya pun masih memakai perhiasan itu, yang merupakan kesukaannya dan enggan untuk melepaskannya.

“Nenek…”

“Rista, akhirnya kamu datang juga. Apakah kamu tahu apa yang nenek minta kami lakukan, hah?”

Rista pada saat ini menunjukkan wajah bangganya. Menurutnya, sekarang yang bisa menyelamatkan keluarga Bai hanyalah dirinya, Rista. Keluarga Martin yang berada di Purwokerto memiliki kekayaan. Selama nenek mengizinkannya untuk pergi menelepon Martin, maka semua masalah ini pun akan sepenuhnya dipecahkan.

“Melakukan apa? Apakah ingin memintaku untuk pergi menelepon Martin, kah?”

Rista pun menunjukkan wajahnya yang penuh percaya diri sepanjang jalan.

Setelah mendengar perkataan ini, Puspita pun segera mengerutkan alisnya dan berpikir bahwa gadis kecil itu masih menanggapinya dengan serius. Jika pada saat itu Martin dapat menikahi Rista juga tidak masalak, tapi masalahnya adalah bahwa keluarga Martin yang berada di Purwokerto itu tidak semudah untuk dibodohi.

“Apa telepon-telepon? Nenek malah meminta aku dan kamu, kami berdua untuk pergi meminta maaf kepada Jovitasari pada besok pagi hari.”

Hah?

Apa?

“Ingin aku pergi minta maaf ke si jablai Jovitasari?”

Wajahnya Puspita pada saat ini sangat suram dan melihat Rista yang berada di hadapannya. "Tidak salah lagi. Besok pagi, kamu dan Yogi akan pergi untuk meminta maaf kepada Jovitasari dan kalian harus dimaafkan olehnya. Hanya dengan cara ini, Jovitasari dapat pergi untuk berbicara dengan bank, dan kemudian berbicara mengenai pinjaman uang itu. Hanya dengan cara ini kita bisa diselamatkan dan perusahaan juga baru dapat diselamatkan. "

“Tidak! Aku tidak akan melakukannya!”

“Nenek, apakah tidak ada orang lain di keluarga Bai kami, kah? Apakah hanya Jovitasari yang dapat berbicara mengenai pinjaman uang tersebut?”

Yogi seketika memarah.

“Kalau begitu kamu bisa pergi mencobanya…”

Yogi pun segera ingin meledak.

Rista pada saat ini melihat Puspita dan berkata, “Nenek, yang penting aku tidak akan pergi. Siapa suruh kamu tidak langsung menelepon Martin dan membiarkan dia mencari solusinya. Membiarkanku pergi untuk meminta maaf ke jablai itu, aku pasti tidak akan melakukannya!”

“Kamu…”

Puspita dengan amarah segera bangkit berdiri dari sofa tersebut.

“Besok, kamu dan Yogi harus pergi kesana. Apakah kalian tidak paham keadaan perusahaan kami pada saat ini, hah? Jika beneran tidak mengambil sedikitpun uang dari pinjaman tersebut, perusahaan kita akan langsung bangkrut!”

“Yang penting aku tidak akan pergi!”

“Tidak pergi ya. Besok jika salah satu dari kalian yang tidak pergi, kalian langsung keluarlah dari rumah Bai ini!”

Setelah mendengarkan perkataan ini, Rista pun tersenyum dingin dan kemudian berkata, "Nenek, yang terpenting aku sudah menjadi bagian keluarga Martin yang berada di Purwokerto. Dan jika Martin tahu bahwa aku pergi berlutut untuk meminta maaf kepada si wanita jablai itu, dia pasti akan memarahiku. Aku tidak akan pergi… Jika ingin pergi, kamu saja yang pergi! "

Setelah mengatakannya, Rista membalik badannya dan langsung berjalan menghadap kamarnya…

Dia tidak akan pergi. Dia merasa bahwa tidak mudah baginya untuk memiliki kesempatan yang dapat berbalik selamanya. Selain itu, dia telah menerima hadiah pertunangannya dari keluarga Martin yang berada di Purwokerto. Ini juga berarti bahwa sekarang dirinya telah menjadi salah satu anggota dari keluarga Martin. Di matanya, wanita seperti Jovitasari adalah seorang wanita jablai di matanya, sehingga sama sekali tidak layak untuk dilihat sekilas olehnya.

Dia pun bersumpah akan segera menginjak wanita ini dibawah kakinya… akan selalu menginjak dia…

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu