Menunggumu Kembali - Bab 233 Perbuatan Joy yang Sembarangan

Mendengar perkataan ini, Ratih mengulurkan tangannya dan membuka kelima jarinya.

Menunggu jawaban.

"Sepuluh juta?"

Rita bertanya.

"Sepuluh juta? Kak, kamu bercanda, kalau sepuluh juta aku pasti tidak sungkan untuk mengatakannya?"

"Tidak mungkin seratus juta kan?"

Rita ingat dulu uang dua puluh juta tidak dipinjamkan padanya, sekarang dia meminta seratus juta, hatinya sedikit gelisah, tapi saat ini Ratih langsung menyeringai dan berkata: "Satu miliar."

Hah?

Mendengar jumlah angka ini Rita menyemburkan kembali makanan yang hampir masuk ke mulutnya.

"Ratih, kamu tidak bercanda kan?"

Rita sangat terkejut.

"Kak, bagaimana aku bisa bercanda, bukankah adikmu ini sudah tidak punya cara lain? Bahkan sekarang keluargamu sudah punya dua mobil mewah berharga sekitar dua miliaran, setiap hari makan di hotel berbintang lima, tidak mungkin tidak bisa mengeluarkan uang yang hanya ratusan juta kan?"

"Tapi......"

Rita sebenarnya bukan tidak bisa mengeluarkan uang satu miliar, tapi dia tidak ingin langsung meminjamkan pada Ratih dengan cara seperti ini, dia tahu bahwa sekalinya dia mengeluarkan uang itu pasti tidak akan pernah kembali lagi.

"Bibi, kamu juga masih berani mengatakannya, satu miliar, ini juga bukan jumlah yang kecil...... walaupun sekarang kakak sudah menjadi ketua perusahaan, tapi juga......"

Nusrini yang begitu mendengar angka satu miliar ini juga sangat terkejut dan langsung membuka pembicaraan.

"Ketika orangtua berbicara, anak kecil tidak boleh ikut campur."

Ratih seketika menatap dingin Nusrini, kemudian bersiap untuk berbicara lagi.

"Bibi, ini uang yang cukup besar, atau kalian bisa meminjam kepada bank, lagipula paman dan Joy adalah orang dalam organisasi, bukankah meminjam bank juga akan sangat mudah?"

Jovitasari benar-benar tidak mempunyai kesan yang baik terhadap keluarga bibinya, apalagi ditambah masalah pemfitnahan terhadap Sanfiko Chen yang menggores mobilnya itu, dia semakin tidak ingin berhubungan dengan keluarga bibinya ini.

"Kakak sepupuku Jovitasari, kamu tidak tahu bahwa sekarang sangat sulit mendapatkan pinjaman bank, sekarang kamu adalah ketua perusahaan, dalam satu waktu menghabiskan puluhan miliar untuk membeli villa, tapi tidak ingin meminjamkan kepada kami sedikit uang untuk membantu, lagipula bukannya uang ini nantinya tidak dikembalikan."

Joy yang duduk disamping ikut angkat bicara, nada bicara percaya dirinya itu semakin membuat Jovitasari hampir meledak.

"Kak, kamu juga tahu aku tidak mungkin pinjam uang disaat aku benar-benar tidak dalam kekurangan, lihatlah dari kecil sampai besar apakah aku pernah meminta sesuatu padamu, kali ini keluarga adikmu ini memang sedang menghadapi kesulitan, Joy hanya perlu membeli rumah kemudian dia sudah bisa berkeluarga, keluarga kami pasti akan mengingat kalian. Dan paling lama dalam tiga tahun kami pasti akan mengembalikan uang ini padamu, kalau tidak percaya aku akan segera menuliskan surat pinjaman kepadamu."

Ratih berbicara sambil berdiri, bersiap untuk memanggil pelayan untuk membawakannya kertas dan pulpen.

"Baiklah, baiklah...... Kita adalah satu keluarga, tidak perlu menulis surat pinjaman."

Rita segera menahan uluran tangan adiknya.

"Kak, kamu sudah bersedia, aku sangat berterimakasih padamu, aku tau kakak selalu baik padaku, Joy, segeralah berterimakasih pada bibimu."

Wajah Joy berubah menjadi gembira seketika.

"Terimakasih bibi, bibi tenanglah, tidak lama lagi aku akan mengembalikannya padamu, hanya ratusan juta itu masalah sepele."

Selesai berbicara Joy langsung pergi menuju toilet, lagipula sekarang dia sudah mendapatkan uangnya jadi dia tidak perlu minum bir lagi, dia harus pergi ke toilet untuk memuntahkannya.

Michael yang baru saja ingin angkat bicara, langsung dihentikan oleh bir yang diangkat oleh Seiko Wang.

"Sungguh berterimakasih kepada kakak-kakak semua, kali ini telah membantu masalah besar dalam keluarga kami."

Selesai berbicara mereka langsung bersulang segelas bir, lalu meminumnya segera.

Orang seperti Seiko Wang ini, tidak ada kemungkinan yang lain, membual dan minum bir adalah suatu keharusan.

Michael sudah tahu gambaran besarnya, dan dia sangat memahami istrinya itu, dia hanya bisa tersenyum masam sambil meminum segelas bir.

"Kak, aku sangat-sangat berterimakasih padamu, mari, adikmu mau memberimu sebuah penghargaan......"

Sekarang Ratih menangkat gelas jus lalu dengan hati-hati menundukkan kepalanya bersulang dengan Rita, melihat keadaan yang seperti ini Rita dari awal sudah tidak bisa berbuat apapun dan akhirnya bisa sedikit lega, lagipula dia merasa sudah bertahun-tahun sangat tidak mudah baginya untuk bisa pamer dihadapan adiknya sendiri.

Dengan segera dia juga mengangkat gelas jusnya tinggi-tinggi dan dengan adiknya bersulang, dia hanya minum satu tegukan, sedangkan adiknya meminumnya sampai habis, ini yang disebut kenyamanan dalam hati.

"Kak, kali ini kami juga tidak bisa tinggal selama beberapa hari, uang ini......"

"Tidak perlu tergesa-gesa, malam nanti setelah pulang aku akan mentransfernya padamu, seberapa besar masalah itu, hanya satu miliar kan...... mari, makanlah......"

Rita melihat bahwa dia diintimidasi di depan dirinya sendiri, khawatir akan adiknya yang tidak bahagia, dalam hati dia menjadi lebih bangga pada dirinya sendiri.

"Baiklah, baiklah...... kak, ayo makanlah sepotong daging ini......"

Uang telah didapatkan, Ratih bisa dibilang sangat senang, dia tidak bisa berhenti memberikan perhatian.

Tapi Jovitasari memendam kemarahan besar, dia belum mengeluarkannya hanya mengirim sebuah pesan kepada Sanfiko Chen......

"Ah benar, apa pekerjaan pacar Joy? Kenapa kali ini dia tidak datang bersamamu......"

Rita yang puas dengan kesombongannya ini kembali memulai pembicaraan.

Tapi Ratih hanya tersenyum dengan terkejut, sebenarnya Joy tidak punya pacar siapapun, hanya saja tadi menjadikannya sebuah alasan untuk meminjam uang.

"Pacar Joy adalah seorang dosen universitas, belakangan ini sedang mengarahkan siswanya untuk membuat proyek, makanya dia tidak memiliki waktu untuk datang berkunjung ke Kota Penang, nanti jika ada waktu aku akan membawanya bersama dan mengenalkannya pada kakak."

"Dosen universitas, sangat bagus...... Tidak seperti keluarga kami..... Hm....."

Benak Rita tiba-tiba teringat kembali kepada Sanfiko Chen, dan dia merasa sangat kesal.

"Kak, aku tidak mengerti, kamu bilang Jovitasari keponakanku sudah menjadi ketua perusahaan, bertanggungjawab atas Perusahaan Tianbai, Sanfiko Chen tentu saja tidak sebanding dengannya, maksudku Jovitasari keponakanku juga harusnya mendapatkan seorang pengusaha, dengan demikian dia bisa membantu, bukannya membuatnya lelah."

Ratih tau perasaan kakaknya sekarang sedang baik, dan juga dengan cepat menangkap apa yang ingin dikatakan kakaknya ini.

"Huh, memang...... Sekarang Sanfiko Chen sudah bisa melihat Jovitasari menjadi ketua perusahaan, hanya bergantung pada keluarga kami saja, aku tidak tahu harus memarahinya berapa kali dalam sehari..... Melihat dia saja aku sangat kesal."

"Ibu......"

Mendengar hal ini wajah Jovitasari muram, dia ingin sekali membantahnya.

Tapi sebelum dia angkat bicara, seketika ruangan privat ini didobrak oleh seseorang.

Joy yang sebelumnya pergi ke toilet kali ini tertangkap oleh seorang pria paruh baya yang tinggi besar, dia memegang leher Joy dan melemparkannya ke lantai.

"Joy......."

Melihat Joy yang tergeletak di lantai, Ratih segera berlari mendekat kepada Joy.

"Orang macam apa kamu, atas dasar apa kamu memukul Joy!"

Orang yang bersama pria paruh baya tadi masih ada sekitar empat atau lima orang lagi, seorang diantaranya adalah wanita berbadan tinggi dengan baju terbuka.

"Cih, pemuda bodoh ini berani menggoda wanitaku, untung saja aku tidak memukulnya sampai mati. Karena kebetulan ini adalah anakmu, katakan, ganti rugi atau pukulan!"

Pria berbadan besar itu tadi maju satu langkah, mengintimidasi mereka.

Tapi saat ini Ratih hanya melihat sekilas wanita berbaju terbuka yang berdiri disamping itu, dia seketika berkata dengan dingin: "Benar-benar tidak tahu malu, memakai pakaian seperti itu, bukankah ini sangat menggoda orang...... kamu berani memukul anakku, kamu tidak tahu siapa kami?"

Ketika pria besar itu mendengar hal ini, segera melemparkan tamparan ke wajah Rita.

Suara tamparan dan teriakan kesakitan itu membuat Rita terjatuh ke lantai.

"Cih! Aku mana peduli orang apakah kamu, menggoda wanitaku apakah perlu sebuah alasan? Kamu tidak mau ganti rugi kan, aku beri kamu pukulan!"

Dengan satu lambaian tangan, orang-orang itu segera maju kedepan.

"Kak, tolong aku...... Bukankah kamu keluarga Bai, segera beritahukan itu padanya!"

Jovitasari duduk disana dan terdiam, dia sendiri tidak ingin terlibat dalam masalah ini, lagipula Joy sendiri yang mencari gara-gara, seharusnya mereka yang menyelesaikannya, dia benar-benar tidak ingin peduli dengan masalah ini!

"Berhenti, apa yang kalian lakukan, aku beritahu kalian, kami ini adalah keluarga Bai di Kota Penang......"

"Pergi dari sini!"

Pria besar itu langsung menuju kearah Rita, Michael dengan segera menarik Rita mundur dan berkata: "Kalian sebenarnya orang apa, aku beritahu kalian, jangan membuat masalah disini, atau jangan salahkan aku, aku tidak sungkan-sungkan melakukan sesuatu pada kalian!"

Michael terlihat sedikit mabuk.

Tapi disaat seperti ini Seiko Wang sudah berjongkok dibawah meja, gemetaran dan takut.

"Tidak sungkan? Haha...... Maka berikanlah ketidaksungkananmu itu padaku......"

Dia berbicara sambil menginjakkan kakinya di perut bagian bawah Joy, Joy seketika kesakitan dan jatuh pingsan.

"Joy...... Kamu dasar sialan......"

Tapi sebelum kalimat Rita selesai, dia sudah ditampar oleh orang lain, dia segera terdiam dalam kemarahan.

"Brengsek, berani menggoda wanita Lewis, kamu benar-benar tidak ingin hidup lagi ya!"

Ditengah-tengah berbicara pria besar yang bernama Lewis ini langsung mengarahkan pandangannya kepada Jovitasari dan adiknya yang duduk diam disana, ketika melihat kedua wanita itu, seketika dia tersenyum dan berkata: "Kalau kamu menggoda wanitaku, aku juga bisa bermain-main dengan wanita keluarga kalian ini, gadis cantik kamu hanya perlu menemaniku bermain saja dan masalah ini sudah selesai."

Begitu mendengar hal ini, Nusrini segera bersembunyi di belakang Jovitasari.

"Kak......"

Dari awal Jovitasari hari ini sudah memendam banyak kekesalan, dia juga tidak berpikir bahwa api ini akan menyulutnya, dia seketika berdiri dengan penuh kemarahan dan berkata: "Kamu berulah dengan siapa selesaikan juga dengannya, jangan berulah denganku!"

Mendengar hal ini, Lewis tertawa terbahak-bahak.

"Punya karakter juga ternyata wanita ini...... Ckck...... Sepertinya kamu belum pernah dimanjakan oleh seorang pria ya...... Hahaha...... Tutup pintunya!"

Mendengar perkataan ini seketika juga dua orang berpakaian hitam menutup pintunya.

Melihat kejadian ini air wajah Jovitasari berubah.

Tapi Lewis saat ini tidak tergesa-gesa, dia menunjuk Joy yang terluka yang tengah dipeluk oleh Ratih dan berkata: "Hari ini kalian pilih mau mengganti rugi sebesar enam miliar, atau menemaniku minum dua gelas! Hahaha......"

Melihat wajah garang Lewis, wajah Jovitasari seketika muram.

"Benar, keponakanku Jovitasari, kamu pergilah dengannya minum satu gelas, kamu tidak akan kehilangan daging sedikitpun..... Ataukah kamu tega melihat beberapa orang ini merundung kita?"

"Itu benar, kakak sepupuku Jovitasari......"

Joy yang memegangi perutnya kesakitan juga berbicara dengan agak sedih.

Novel Terkait

Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu