Cinta Yang Dalam - Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu

Mendengarkan perkataan yang dilontarkan orang-orang di belakang, Winda tidak menganggapnya serius.

Dia datang ke ruang penulis skenario karena menyadari bahwa Dania pergi terlalu lama dan belum kembali. Dia pun merasa Dania mengalami kesulitan.

Jadi, dia datang untuk menyelamatkan Dania.

Mengenai dokumen yang harus dikerjakan Dania, itu hanyalah pekerjaan yang membutuhkan waktu beberapa menit saja. Dia telah mengurusnya secara pribadi ketika membutuhkannya.

Terserah apa yang mau digosipkan orang-orang ini. Mulut ada di tubuh mereka. Lagian, dia tidak akan kehilangan sepotong daging jika digosipkan mereka.

Dia tahu dirinya yang tiba-tiba menjabat di posisi ini membuat banyak orang di perusahaan tidak senang padanya.

Di antara beberapa perusahaan perfilman yang diakuisisi oleh Yang Grup, ada banyak orang besar di segala bidang.

Sebelum Winda masuk ke perusahaan, Sansan mengandalkan keunggulan fisiknya untuk memenangkan hati banyak pemimpin senior.

Posisi direktur seharusnya adalah milik Sansan, hal ini sudah pasti.

Tapi karena kemunculan Winda, impian Sansan hancur total.

Ini membuat Sansan membenci Winda.

Bagaimanapun, Sansan adalah veteran di perusahaan ini. Setelah Winda menjabat, dia menyelidiki banyak informasi tentang Sansan.

Semua baik-baik saja jika tidak diselidiki. Setelah diselidiki, Winda agak tidak tahan.

Sansan memang punya kemampuan kerja, tetapi tidak kuat.

Kejahatannya malah amat banyak.

Tak satu pun dari pesaing Sansan yang sebelumnya kalah secara adil.

Dengan kata lain, Sansan merakit perangkap dan menyebabkan para pesaingnya terjebak. Sebagai seorang wanita, Sansan memanfaatkan tubuhnya secara ekstrim.

Bahkan selebritas populer di mana dia bekerja sebagai asistennya itu pun dijebak olehnya secara diam-diam karena selebritas populer tersebut terlibat skandal dan dia merasa selebritas tersebut akan segera kehilangan popularitas.

Setelah kejadian itu, Sansan tiba-tiba mendapatkan tiga vila.

Sansan bekerja di ruang penulis skenario, sehingga Winda pun fokus pada karyanya.

Sebagai karyawan lama, kreativitas Sansan sangat buruk.

Karya Sansan sangat jelek, seperti orang biasa yang bercerita, tidak ada titik kocak, tidak ada titik sedih.

Ceritakan berantakan yang membosankan. Winda merasa heran kenapa karyawan seperti ini masih bisa tinggal di Yang Grup Entertainment dan tidak dipecat selama reorganisasi.

Untungnya, Satya yang merupakan Presdir Yang Grup Entertainment adalah pemimpin yang teliti. Dia berkali-kali menolak proposal yang mengusulkan agar Sansan menjadi Direktur Departemen Perfilman.

Satya tampaknya juga memandang rendah kemampuan Sansan.

Pandangan Winda sama dengan Satya. Sansan dapat diibaratkan sebagai tumor ganas yang hidup di Yang Grup Entertainment. Dia harus cari kesempatan untuk menyingkirkan Sansan.

Winda berjalan untuk kembali ke kantor sambil melihat kondisi departemen lain.

Meski sudah waktunya istirahat, masih banyak rekan kerja yang sibuk. Sikap mereka yang bekerja keras cukup menghibur Winda.

Setidaknya, sebagian besar orang di perusahaan masih bekerja dengan ambisius.

Dia mengetuk pintu dan mengingatkan rekan-rekan untuk pergi makan dan beristirahat, kemudian baru lanjut kerja.

Mengenai ruang penulis skenario, dia sudah memiliki jawaban di benak. Dikatakan bahwa secuil kotoran tikus merusak sepanci sup, perumpamaan ini lebih dari cocok untuk menggambarkan situasi ruang penulis skenario.

Winda kembali ke kantor. Begitu membuka pintu, dia langsung melihat Dania yang sedang menyortir dokumen-dokumen dengan serius.

Melihat Winda muncul dania merapikan dokumen di tangan "Direktur Winda, aku baru saja melihat dokumen-dokumen ini, sepertinya semuanya sudah beres!"

Winda mengangguk, menutup pintu.

Dia lumayan mengenal Dania setelah interaksi beberapa hari ini.

Gadis kecil ini tidak seperti teman sebayanya yang tidak konsisten dan tidak sabar.

Selama bekerja, gadis ini sangat serius dan teliti. Sangat kecil kemungkinan muncul kesalahan dalam pekerjaan yang ditanganinya.

“Iya, aku sudah membereskannya.” Winda tersenyum.

Dania terbengong, Direktur Winda sudah membereskannya? Jadi, untuk apa Direktur Winda menyuruhnya ke sini?

Meskipun biasanya dia jarang berbicara di perusahaan, itu tidak berarti dia tidak pandai berbicara. Dia hanya takut terjebak masalah ketika berbicara terlalu banyak.

Padahal, dia adalah orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi.

Dia seketika tanggap, Winda pergi ke ruang penulis skenario dan menyuruhnya menyortir dokumen hanyalah untuk menyelamatkannya.

Winda seharusnya telah melihat bagaimana dirinya ditindas oleh Sansan.

Wajah Dania memerah karena dibanjiri rasa terima kasih dan senang. Dia bangkit, berkata dengan tulus "Direktur Winda, terima kasih banyak."

Winda tersenyum, mengambil tas di gantungan, lalu berkata "Hari sudah siang, ayo makan bareng."

"Oke."

Keduanya keluar dari perusahaan. Awalnya dania berencana pergi ke Kafetaria.

Atas permintaan Winda, mereka pergi ke Restoran Hotpot yang ada di seberang perusahaan.

Mereka memesan Hotpot dua sup, makan hingga keringatan, tetapi itu sangat memuaskan.

Selesai makan dania ingin membayar. Tetapi dia malah mendengar pelayan berkata dengan sopan "Maaf, nona itu sudah menggesek kartu untuk bayar."

Dania menoleh ke Winda dengan heran, kebingungan. Kapan Winda melakukan pembayaran?

Namun, Winda langsung menggandeng tangannya untuk meninggalkan Restoran Hotpot.

Ketika tiba di perusahaan, dia teringat bahwa Winda pergi ke kamar mandi di pertengahan makan. Sepertinya Winda melakukan pembayaran pada saat itu!

Perasaan suka di hati Dania terhadap direktur baru ini semakin kuat.

Tidak arogan, perhatian kepada karyawan, serta memiliki kemampuan kerja yang sangat kuat.

Dia merasa bahwa dia harus mencari kesempatan untuk berbicara dengan beberapa rekan di ruang penulis skenario yang akrab dengannya agar mereka berhati-hati dan tidak mengikuti Sansan secara membabi buta.

Sesuai perkembangan selanjutnya, agaknya Sansan bakal celaka.

Usai istirahat makan siang, Winda memimpin rapat multi departemen.

Dia memiliki status khusus dan didukung oleh Presdir Satya, sehingga semua orang amat memberi muka padanya.

Pada rapat tersebut, dia mengkonfirmasi perihal pemindahan karyawan, meminta Departemen Personalia untuk memindahkan Dania ke kantornya supaya Dania tidak ditindas oleh Sansan lagi.

Pada saat yang sama, dia menjelaskan beberapa tren yang sedang populer. Kemudian dia meminta penulis skenario untuk mengembangkan skrip yang sesuai berdasarkan tren itu.

Jika ada hal yang tidak dimengeri, mereka dapat menghubungi Jenifer, Direktur Departemen Hubungan Masyarakat.

Jenifer memiliki lebih banyak pengalaman dalam menangkap poin-poin sensitif dari publik.

Saat waktunya pulang kerja, Winda tidak pulang, melainkan pergi ke restoran berputar.

Tidak lama setelah duduk di ruangan pribadi, pintu diketuk dari luar. Wajah halus Jenifer muncul di depan Winda.

Winda melambaikan tangan " Jenifer, kamu terlambat!"

Jenifer memoncongkan mulut, berpura-pura tidak senang "Aku tidak segila kamu saat mengemudi."

Jenifer telah mengenal Winda lebih dari setahun. Saat itu, Winda pergi ke Kanada untuk mengikuti kompetisi desain.

Zaki menyuruh Satya, yang saat itu masih merupakan Presdir di perusahaan Amerika Utara, untuk merawat adiknya dengan baik.

Satya menyerahkan tugas ini kepada Jenifer.

Kedua wanita itu seumuran dan memiliki kepribadian yang mirip. Tak lama kemudian, mereka pun bergaul bareng.

Waktu di Kanada bisa dikatakan sebagai waktu paling santai bagi Winda.

Jenifer menyesap jus di depannya, berkata "Pada rapat hari ini, kamu membicarakan tentang pemindahan karyawan dan menyerahkan beberapa tugas skrip untuk ruang penulis skenario. Apakah kamu berencana untuk membedah ruang penulis skenario?"

Winda mengangguk, lalu menggelengkan kepala, berkata dengan tak berdaya "Bedah adalah tujuan lain. Apa yang penting adalah skrip yang dihasilkan oleh ruang penulis scenario benar-benar sangat tidak memuaskan. Melalui penugasan kali ini, aku berencana untuk menyortir orang yang punya kemampuan. Orang yang berkemampuan tetap tinggal, orang yang tidak berkemampuan akan langsung dipindahkan atau dipecat."

"Hei, kamu harus menimbangnya dengan matang. Tindakanmu ini akan menyentuh keuntungan Sansan. Menurut sifatnya yang pendendam, agaknya kamu akan mendapat masalah."

Jenifer sudah lama bekerja di perusahaan, dia tahu segalanya.

Sansan termasuk tumor tua di Yang Grup Entertainment. Namun, kemampuan humasnya sangat kuat. Bahkan Satya yang ingin memecatnya pun tidak bisa mendapatkan kesempatan yang cocok.

"Jangan ungkit orang itu lagi. Dia yang mempersulit asistenku hari ini. Kata-katanya sangat tidak enak didengar, dia bilang aku menaiki ranjang Satya untuk mendapatkan posisi ini. Mentalku terpukul, apa yang harus aku lakukan??"

Berkata sampai sini, Winda memandang Jenifer dengan ganas. Tatapan itu bermaksud ‘kalau kamu tidak memberi keuntungan yang memuaskan hari ini, maka aku tidak akan membiarkan kamu keluar dari pintu ini’.

Satya adalah salah satu pria idaman di Yang Grup Entertainment yang masih jalang. Dia berusia tiga puluhan, tapi belum menikah.

Dia berada di posisi tinggi. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa dia memiliki pengaruh besar di industri ini.

Selama dia tertarik pada seseorang, orang itu seolah langsung naik ke status yang tinggi. Oleh karena itu, banyak wanita yang berebut untuk mendapatkan perhatiannya.

Namun, Satya malah seperti seorang biksu, Dia bahkan tidak memberikan sedikitpun perhatian terhadap wanita-wanita yang memperebutkannya.

Jika tidak, sebagai pemain nomor satu di perusahaan, Sansan seharusnya sudah mendapatkan peluang untuk naik posisi.

Namun, Winda mengetahui sebuah rahasia. Satya dan Jenifer telah membuat janji suci secara pribadi.

Jenifer tertawa, berkata dengan nada mengolok-olok "Kalau aku dikatakan seperti ini oleh orang, agaknya aku sudah tidak tahan. Tapi tampaknya kamu pun tidak tertarik pada Satya yang membosankan itu. Sebaliknya, jika dia bisa menikahi nona besar dari Keluarga Yang, dia bakal menjadi kaya raya, betapa beruntungnya itu... "

“Kamu masih bilang!” Winda berpura-pura marah.

Jenifer langsung takut, dia mengangkat kedua tangan untuk menyerah “Aku salah, aku yang mentraktir makan malam kali ini. Bagaimanapun, Nona Winda telah memblokir peluru untuk kami.”

Winda mendengus, diam-diam menyetujuinya.

Dia teringat abang ketiganya pernah memberitahunya perjalanan cinta antara Jenifer dan Satya.

Satya suka pergi ke bar untuk bersantai. Dia hanya minum, tidak mencari wanita.

Suatu hari, Jenifer yang kebetulan ada di sana baru saja putus cinta.

Jenifer depresi, dia minum hingga mabuk parah. Entah kenapa, dia malah menargetkan Satya.

Di bar, dia memeluk Satya dan enggan melepaskannya. Dia menangis dan membuat keributan, menyebut Satya sebagai pacarnya.

Meskipun Satya adalah seorang veteran di kariernya dan memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, dia malah kehilangan akal saat menghadapi wanita yang kacau ini.

Intinya, Jenifer memang berpenampilan sangat cantik.

Jika Satya tidak membawa Jenifer pergi, Jenifer mungkin akan dibawa oleh orang lain yang berniat jahat.

Melihat tatapan sedih dari wanita yang memeluk pahanya, Satya menghela nafas. Dia tidak punya pilihan selain menggendong Jenifer dan meninggalkan bar.

Dia menyewa kamar di hotel untuk Jenifer, lalu membawanya ke kamar untuk beristirahat.

Cerita belum berakhir. Ketika Satya hendak meninggalkan kamar, Jenifer turun dari ranjang, memeluk Satya dan mulai membuat gerakan yang mesra.

Satya juga minum terlalu banyak, dia sedang dalam kondisi yang tak terkendali.

Alhasil, api nafsu pun membakar di tubuh mereka berdua.

Ketika mereka bangun di keesokan harinya, mereka saling memandang.

Akhirnya, Jenifer berkata "Aku akan bertanggung jawab padamu!"

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu