Cinta Yang Dalam - Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
Mendengarkan perkataan yang dilontarkan orang-orang di belakang, Winda tidak menganggapnya serius.
Dia datang ke ruang penulis skenario karena menyadari bahwa Dania pergi terlalu lama dan belum kembali. Dia pun merasa Dania mengalami kesulitan.
Jadi, dia datang untuk menyelamatkan Dania.
Mengenai dokumen yang harus dikerjakan Dania, itu hanyalah pekerjaan yang membutuhkan waktu beberapa menit saja. Dia telah mengurusnya secara pribadi ketika membutuhkannya.
Terserah apa yang mau digosipkan orang-orang ini. Mulut ada di tubuh mereka. Lagian, dia tidak akan kehilangan sepotong daging jika digosipkan mereka.
Dia tahu dirinya yang tiba-tiba menjabat di posisi ini membuat banyak orang di perusahaan tidak senang padanya.
Di antara beberapa perusahaan perfilman yang diakuisisi oleh Yang Grup, ada banyak orang besar di segala bidang.
Sebelum Winda masuk ke perusahaan, Sansan mengandalkan keunggulan fisiknya untuk memenangkan hati banyak pemimpin senior.
Posisi direktur seharusnya adalah milik Sansan, hal ini sudah pasti.
Tapi karena kemunculan Winda, impian Sansan hancur total.
Ini membuat Sansan membenci Winda.
Bagaimanapun, Sansan adalah veteran di perusahaan ini. Setelah Winda menjabat, dia menyelidiki banyak informasi tentang Sansan.
Semua baik-baik saja jika tidak diselidiki. Setelah diselidiki, Winda agak tidak tahan.
Sansan memang punya kemampuan kerja, tetapi tidak kuat.
Kejahatannya malah amat banyak.
Tak satu pun dari pesaing Sansan yang sebelumnya kalah secara adil.
Dengan kata lain, Sansan merakit perangkap dan menyebabkan para pesaingnya terjebak. Sebagai seorang wanita, Sansan memanfaatkan tubuhnya secara ekstrim.
Bahkan selebritas populer di mana dia bekerja sebagai asistennya itu pun dijebak olehnya secara diam-diam karena selebritas populer tersebut terlibat skandal dan dia merasa selebritas tersebut akan segera kehilangan popularitas.
Setelah kejadian itu, Sansan tiba-tiba mendapatkan tiga vila.
Sansan bekerja di ruang penulis skenario, sehingga Winda pun fokus pada karyanya.
Sebagai karyawan lama, kreativitas Sansan sangat buruk.
Karya Sansan sangat jelek, seperti orang biasa yang bercerita, tidak ada titik kocak, tidak ada titik sedih.
Ceritakan berantakan yang membosankan. Winda merasa heran kenapa karyawan seperti ini masih bisa tinggal di Yang Grup Entertainment dan tidak dipecat selama reorganisasi.
Untungnya, Satya yang merupakan Presdir Yang Grup Entertainment adalah pemimpin yang teliti. Dia berkali-kali menolak proposal yang mengusulkan agar Sansan menjadi Direktur Departemen Perfilman.
Satya tampaknya juga memandang rendah kemampuan Sansan.
Pandangan Winda sama dengan Satya. Sansan dapat diibaratkan sebagai tumor ganas yang hidup di Yang Grup Entertainment. Dia harus cari kesempatan untuk menyingkirkan Sansan.
Winda berjalan untuk kembali ke kantor sambil melihat kondisi departemen lain.
Meski sudah waktunya istirahat, masih banyak rekan kerja yang sibuk. Sikap mereka yang bekerja keras cukup menghibur Winda.
Setidaknya, sebagian besar orang di perusahaan masih bekerja dengan ambisius.
Dia mengetuk pintu dan mengingatkan rekan-rekan untuk pergi makan dan beristirahat, kemudian baru lanjut kerja.
Mengenai ruang penulis skenario, dia sudah memiliki jawaban di benak. Dikatakan bahwa secuil kotoran tikus merusak sepanci sup, perumpamaan ini lebih dari cocok untuk menggambarkan situasi ruang penulis skenario.
Winda kembali ke kantor. Begitu membuka pintu, dia langsung melihat Dania yang sedang menyortir dokumen-dokumen dengan serius.
Melihat Winda muncul dania merapikan dokumen di tangan "Direktur Winda, aku baru saja melihat dokumen-dokumen ini, sepertinya semuanya sudah beres!"
Winda mengangguk, menutup pintu.
Dia lumayan mengenal Dania setelah interaksi beberapa hari ini.
Gadis kecil ini tidak seperti teman sebayanya yang tidak konsisten dan tidak sabar.
Selama bekerja, gadis ini sangat serius dan teliti. Sangat kecil kemungkinan muncul kesalahan dalam pekerjaan yang ditanganinya.
“Iya, aku sudah membereskannya.” Winda tersenyum.
Dania terbengong, Direktur Winda sudah membereskannya? Jadi, untuk apa Direktur Winda menyuruhnya ke sini?
Meskipun biasanya dia jarang berbicara di perusahaan, itu tidak berarti dia tidak pandai berbicara. Dia hanya takut terjebak masalah ketika berbicara terlalu banyak.
Padahal, dia adalah orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi.
Dia seketika tanggap, Winda pergi ke ruang penulis skenario dan menyuruhnya menyortir dokumen hanyalah untuk menyelamatkannya.
Winda seharusnya telah melihat bagaimana dirinya ditindas oleh Sansan.
Wajah Dania memerah karena dibanjiri rasa terima kasih dan senang. Dia bangkit, berkata dengan tulus "Direktur Winda, terima kasih banyak."
Winda tersenyum, mengambil tas di gantungan, lalu berkata "Hari sudah siang, ayo makan bareng."
"Oke."
Keduanya keluar dari perusahaan. Awalnya dania berencana pergi ke Kafetaria.
Atas permintaan Winda, mereka pergi ke Restoran Hotpot yang ada di seberang perusahaan.
Mereka memesan Hotpot dua sup, makan hingga keringatan, tetapi itu sangat memuaskan.
Selesai makan dania ingin membayar. Tetapi dia malah mendengar pelayan berkata dengan sopan "Maaf, nona itu sudah menggesek kartu untuk bayar."
Dania menoleh ke Winda dengan heran, kebingungan. Kapan Winda melakukan pembayaran?
Namun, Winda langsung menggandeng tangannya untuk meninggalkan Restoran Hotpot.
Ketika tiba di perusahaan, dia teringat bahwa Winda pergi ke kamar mandi di pertengahan makan. Sepertinya Winda melakukan pembayaran pada saat itu!
Perasaan suka di hati Dania terhadap direktur baru ini semakin kuat.
Tidak arogan, perhatian kepada karyawan, serta memiliki kemampuan kerja yang sangat kuat.
Dia merasa bahwa dia harus mencari kesempatan untuk berbicara dengan beberapa rekan di ruang penulis skenario yang akrab dengannya agar mereka berhati-hati dan tidak mengikuti Sansan secara membabi buta.
Sesuai perkembangan selanjutnya, agaknya Sansan bakal celaka.
Usai istirahat makan siang, Winda memimpin rapat multi departemen.
Dia memiliki status khusus dan didukung oleh Presdir Satya, sehingga semua orang amat memberi muka padanya.
Pada rapat tersebut, dia mengkonfirmasi perihal pemindahan karyawan, meminta Departemen Personalia untuk memindahkan Dania ke kantornya supaya Dania tidak ditindas oleh Sansan lagi.
Pada saat yang sama, dia menjelaskan beberapa tren yang sedang populer. Kemudian dia meminta penulis skenario untuk mengembangkan skrip yang sesuai berdasarkan tren itu.
Jika ada hal yang tidak dimengeri, mereka dapat menghubungi Jenifer, Direktur Departemen Hubungan Masyarakat.
Jenifer memiliki lebih banyak pengalaman dalam menangkap poin-poin sensitif dari publik.
Saat waktunya pulang kerja, Winda tidak pulang, melainkan pergi ke restoran berputar.
Tidak lama setelah duduk di ruangan pribadi, pintu diketuk dari luar. Wajah halus Jenifer muncul di depan Winda.
Winda melambaikan tangan " Jenifer, kamu terlambat!"
Jenifer memoncongkan mulut, berpura-pura tidak senang "Aku tidak segila kamu saat mengemudi."
Jenifer telah mengenal Winda lebih dari setahun. Saat itu, Winda pergi ke Kanada untuk mengikuti kompetisi desain.
Zaki menyuruh Satya, yang saat itu masih merupakan Presdir di perusahaan Amerika Utara, untuk merawat adiknya dengan baik.
Satya menyerahkan tugas ini kepada Jenifer.
Kedua wanita itu seumuran dan memiliki kepribadian yang mirip. Tak lama kemudian, mereka pun bergaul bareng.
Waktu di Kanada bisa dikatakan sebagai waktu paling santai bagi Winda.
Jenifer menyesap jus di depannya, berkata "Pada rapat hari ini, kamu membicarakan tentang pemindahan karyawan dan menyerahkan beberapa tugas skrip untuk ruang penulis skenario. Apakah kamu berencana untuk membedah ruang penulis skenario?"
Winda mengangguk, lalu menggelengkan kepala, berkata dengan tak berdaya "Bedah adalah tujuan lain. Apa yang penting adalah skrip yang dihasilkan oleh ruang penulis scenario benar-benar sangat tidak memuaskan. Melalui penugasan kali ini, aku berencana untuk menyortir orang yang punya kemampuan. Orang yang berkemampuan tetap tinggal, orang yang tidak berkemampuan akan langsung dipindahkan atau dipecat."
"Hei, kamu harus menimbangnya dengan matang. Tindakanmu ini akan menyentuh keuntungan Sansan. Menurut sifatnya yang pendendam, agaknya kamu akan mendapat masalah."
Jenifer sudah lama bekerja di perusahaan, dia tahu segalanya.
Sansan termasuk tumor tua di Yang Grup Entertainment. Namun, kemampuan humasnya sangat kuat. Bahkan Satya yang ingin memecatnya pun tidak bisa mendapatkan kesempatan yang cocok.
"Jangan ungkit orang itu lagi. Dia yang mempersulit asistenku hari ini. Kata-katanya sangat tidak enak didengar, dia bilang aku menaiki ranjang Satya untuk mendapatkan posisi ini. Mentalku terpukul, apa yang harus aku lakukan??"
Berkata sampai sini, Winda memandang Jenifer dengan ganas. Tatapan itu bermaksud ‘kalau kamu tidak memberi keuntungan yang memuaskan hari ini, maka aku tidak akan membiarkan kamu keluar dari pintu ini’.
Satya adalah salah satu pria idaman di Yang Grup Entertainment yang masih jalang. Dia berusia tiga puluhan, tapi belum menikah.
Dia berada di posisi tinggi. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa dia memiliki pengaruh besar di industri ini.
Selama dia tertarik pada seseorang, orang itu seolah langsung naik ke status yang tinggi. Oleh karena itu, banyak wanita yang berebut untuk mendapatkan perhatiannya.
Namun, Satya malah seperti seorang biksu, Dia bahkan tidak memberikan sedikitpun perhatian terhadap wanita-wanita yang memperebutkannya.
Jika tidak, sebagai pemain nomor satu di perusahaan, Sansan seharusnya sudah mendapatkan peluang untuk naik posisi.
Namun, Winda mengetahui sebuah rahasia. Satya dan Jenifer telah membuat janji suci secara pribadi.
Jenifer tertawa, berkata dengan nada mengolok-olok "Kalau aku dikatakan seperti ini oleh orang, agaknya aku sudah tidak tahan. Tapi tampaknya kamu pun tidak tertarik pada Satya yang membosankan itu. Sebaliknya, jika dia bisa menikahi nona besar dari Keluarga Yang, dia bakal menjadi kaya raya, betapa beruntungnya itu... "
“Kamu masih bilang!” Winda berpura-pura marah.
Jenifer langsung takut, dia mengangkat kedua tangan untuk menyerah “Aku salah, aku yang mentraktir makan malam kali ini. Bagaimanapun, Nona Winda telah memblokir peluru untuk kami.”
Winda mendengus, diam-diam menyetujuinya.
Dia teringat abang ketiganya pernah memberitahunya perjalanan cinta antara Jenifer dan Satya.
Satya suka pergi ke bar untuk bersantai. Dia hanya minum, tidak mencari wanita.
Suatu hari, Jenifer yang kebetulan ada di sana baru saja putus cinta.
Jenifer depresi, dia minum hingga mabuk parah. Entah kenapa, dia malah menargetkan Satya.
Di bar, dia memeluk Satya dan enggan melepaskannya. Dia menangis dan membuat keributan, menyebut Satya sebagai pacarnya.
Meskipun Satya adalah seorang veteran di kariernya dan memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, dia malah kehilangan akal saat menghadapi wanita yang kacau ini.
Intinya, Jenifer memang berpenampilan sangat cantik.
Jika Satya tidak membawa Jenifer pergi, Jenifer mungkin akan dibawa oleh orang lain yang berniat jahat.
Melihat tatapan sedih dari wanita yang memeluk pahanya, Satya menghela nafas. Dia tidak punya pilihan selain menggendong Jenifer dan meninggalkan bar.
Dia menyewa kamar di hotel untuk Jenifer, lalu membawanya ke kamar untuk beristirahat.
Cerita belum berakhir. Ketika Satya hendak meninggalkan kamar, Jenifer turun dari ranjang, memeluk Satya dan mulai membuat gerakan yang mesra.
Satya juga minum terlalu banyak, dia sedang dalam kondisi yang tak terkendali.
Alhasil, api nafsu pun membakar di tubuh mereka berdua.
Ketika mereka bangun di keesokan harinya, mereka saling memandang.
Akhirnya, Jenifer berkata "Aku akan bertanggung jawab padamu!"
Novel Terkait
Loving The Pain
AmardaCinta Dan Rahasia
JesslynMy Goddes
Riski saputroEverything i know about love
Shinta CharityLelaki Greget
Rudy GoldBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesPria Misteriusku
LylyCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip