Cinta Yang Dalam - Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu

Walaupun Wendi merusak kesopanan Neva, tapi ketika dia mengatakan kebaikan dan keburukan Gandi, seperti jatuh ke dalam ingatan.

Dalam pandangan Wendi, Gandi adalah orang yang akan selamanya berdiri di tempat paling tinggi.

Dia tampan, dari kecil sangat menjaga Wendi dan Fandi, sangat bertanggung jawab, juga sangat berambisius, melakukan apa saja pasti akan sukses.

Tidak peduli dilihat dari sisi manapun, Gandi adalah pria yang sempurna.

Jika bukan karena hubungan kerabat, Wendi pernah berimajinasi, dirinya menikahi Gandi, saat itu akan menjalani kehidupan penuh cinta, kehidupan suami istri menjaga anak...

Tapi imajinasi hanyalah imajinasi, saat Wendi bersikap ramah berlebihan kepada Gandi, akhirnya diketahui juga oleh Shinta.

Shinta segera mencarikan Wendi mak comblang, lalu menikahkan dia keluar.

Membiarkan dia menangis tidak menerima, tetapi pada akhirnya tetap di bawa juga untuk mendapatkan buku nikah.

Melihat wajah Wendi yang mengingat kembali, memikirkan kata-kata salah yang dulu diucapkan Shinta, berbicara tentang kakak keduanya, bagaimana Neva bisa tidak mengerti, hubungan diantara Wendi dan Gandi tidak sesederhana hubungan kakak adik.

Dia membuka mulut, bermaksud menghibur Wendi, tapi saat kata-kata baru mau diucapkan, teringat jika Gandi adalah suaminya sendiri.

Adik ipar diam-diam mencintai suami, bukankah seharusnya Neva yang merasa paling marah?

Jadi dia hanya bisa berkata ringan:”Aku juga merasa Gandi lumayan baik, hanya saja kadang emosinya tidak bisa ditebak.”

Wendi merasa pujian kakak ipar kedua ini, sepertinya tidak tulus, jadi dia tanpa sadar memutar bola matanya.

Saat keduanya mengingat kesedihan masa lalu, seorang pelanggan lain datang ke toko dessert.

Dia baru saja masuk, sudah menarik beberapa keterkejutan.

“Wah, tampan sekali!”

“Benar, memiliki tampilan yang sangat baik, ternyata pria anak laki-laki masih bisa memiliki kaki yang begitu panjang....”

“Cepat, minta nomor telepon, ini adalah kesempatan emas....”

Tentu saja gadis yang di toko dessert itu tidak banyak, melihat pria yang begitu tampan seperti ini, saat itu langsung bergerak.

Tapi pria ini, lalu duduk di depan dua orang wanita yang kelihatannya biasa-biasa saja dimata mereka, mereka menggelengkan kepala dengan sedikit merasa sayang.

“Gaoha sudah datang!” Neva berkata sambil tersenyum.

Gaoha melihat Neva sekilas, lalu menjawab:”Kakak ipar kedua.”

Mereka belum melanjutkan obrolan mereka, sudah mendengar suara Wendi berkata:”Yo, DirekturGaoha, untuk apa kamu datang kemari? Ini adalah pertemuan wanita, apakah kamu masih ada perasaan terhadap kakak ipar keduaku?”

Neva tiba-tiba tersedak, dia tiba-tiba merasa suami istri Gaoha dan Wendi , mungkin tidak beda jauh dengan dia dan Gandi.

“Kalian jalan-jalan, apakah tidak butuh seseorang yang membawa belanjaan?” Gaoha berkata sambil sedikit tersenyum.

Wendi baru saja akan berbicara, Neva dengan sedikit berkompromi berkata:”Kalian suami istri, bertemu langsung berdebat, hubungan yang benar-benar bagus...”

Mata Wendi melotot besar menatap Neva, ekspresi wajahnya seperti mengatakan kamu sudah buta.

Dan Gaoha lebih tercengang, tapi mereka berdua adalah orang pintar, mengerti dengan maksud dari kata-kata Neva, dan menjadi mengabaikan satu sama lain.

Gaoha sudah datang, maka tidak bisa terus berada di toko dessert lagi.

Neva teringat dengan sebuah hotel seafood yang di rekomendasi oleh Chelsi, lalu mengusulkan pergi kesana.

Gaoha tentu saja tidak keberatan, Wendi walaupun tidak puas dengan Gaoha yang ikut, tapi juga tidak ada cara untuk meninggalkan dia.

Gaoha mengemudi, sesuai dengan map membawa mereka ke hotel.

Setelah menghentikan mobil di depan hotel, Neva turun terlebih dahulu untuk memesan tempat ke resepsionis.

Gaoha baru saja ingin masuk, tapi diseret kembali oleh Wendi.

Wendi berkata dengan wajah dingin:”Aku tidak tahu jika Tuan Gaoha memiliki kebiasaan mengikuti.”

Gaoha berdiri memunggungi Wendi, ekspresi wajahnya sedikit muram, tapi berkata dengan tidak manusiawi:”Kamu adalah istriku, adalah barang pribadiku, aku takut kamu hilang saat keluar jadi datang mengikuti, apakah ada masalah?”

“Kamu...” wajah Wendi memerah, tapi dia belum selesai berbicara, Gaoha sambil tersenyum dan berjalan masuk ke hotel.

Cinta milik dirinya, dia tidak tahu.

Gaoha tidak begitu tertarik dengan pesta seafood, tetapi wine buatan hotel ini lumayan baik.

Saat akan pergi, dia masih membeli untuk dibawa pulang.

Makanan kali ini dibayar oleh Neva, tentu saja dia yang pertama mengambilnya.

Awalnya karena hubungan dengan Wendi, Neva sedikit waspada dengan Gaoha, bagaimanapun dia juga harus menghadapi keluarganya sendiri.

Tapi setelah makan kali ini, dia menyadari dibalik sikap dinginnya, Gaoha adalah orang yang sangat banyak bicara, berbicara tanpa cela, dan juga tidak ada aura tuan muda kaya, pandangan Neva terhadapnya berubah sangat banyak.

Tapi baru saja keluar dari hotel, Neva tercengang.

Mobil Gandi, kenapa bisa ada disini?

Neva tidak melihat Gandi, tapi melihat seorang wanita membuka pintu kursi penumpang, naik ke mobilnya, lalu mobil itu beranjak pergi.

Neva sangat familiar dengan postur tubuh Julia, wanita itu, sama sekali bukan Julia.

Dia tertegun, jangan-jangan Gandi sudah mempunyai mainan baru?

Kepercayaan dalam hatinya yang tadi timbul karena masalah Kota W, saat itu langsung hancur....

Gandi sekarang merasa kesal, sangat kesal.

Dia tidak menyangka saat dirinya terbangun, ternyata berada dihotel.

Dan disampingnya, berbaring seorang wanita.

Wanita ini kelihatannya sangat familiar, dia menatap lama, baru teringat jika sebelumnya dia pernah sekali berbaik hati membantu wanita ini.

Kepala setelah sadar dari mabuk sangat sakit, Gandi ingin mengingat sebentar, tapi ingatannya seperti hancur menjadi serpihan, setelah dikumpulkan baru bisa teringat kejadian kemarin malam.

Dirinya kemarin setelah pulang, karena merasa kesal dengan hal di Kota W, jadi dia pergi untuk minum sedikit alkohol.

Tapi tidak tahu bagaimana meminum terlalu banyak, lalu dia sudah lupa kejadian selanjutnya.

Dai bangkit berdiri, memakai pakaiannya dan melihat wanita yang jelas-jelas sudah bangun, tapi malah menutup matanya erat-erat, bulu matanya sedang bergetar sedikit, tapi malah berpura-pura masih tertidur.

Dia mengeluarkan sebuah cek kosong dari dalam tasnya, menanda tangani dan menulis sejumlah angka berdigit 7, meletakkan di samping bantal wanita itu, lalu berjalan keluar.

Saat Gandi akan membuka pintu, mendengar suara gugup dari belakangny:”Penyelamat, apakah kamu mau pergi?”

Wanita itu sudah bangun, Gandi merasa jika dia keluar sekarang, hatinya akan merasa dirinya sendiri adalah seorang bajingan.

Gandi berbalik, melihat ekspresi menangis di wajah wanita itu, berkata:”Maaf, aku sudah tidak ada ingatan lagi dengan kejadian kemarin malam. Tapi karena kamu disisiku, aku pasti akan memberimu imbalan.”

Nada suara Gandi sedikit dingin, tetapi dia tahu cara untuk dengan cepat memutuskan kerepotan.

Hubungan disisinya sudah cukup kacau, dia tidak bisa memasukkan lagi sebuah bom waktu disisinya.

Yang dipegang di tangan Lenka, adalah cek 7 digit angka dari Gandi.

Dia adalah orang yang memiliki prinsip, penyakit ibunya sudah sembuh, dia tidak membutuhkan uang ini.

Sebelumnya uang yang diberikan penyelamat kepada dia, dia sudah mengembalikan kembali dengan menggunakan usahanya sendiri.

Dan kejadian kemarin malam, dia tidak ingin membahas, dan juga tidak perlu untuk dibahas.

“Penyelamat, apakah kamu masih ingat padaku?” Lenka tidak menjawab kata-kata Gandi, tetapi menanyakan ini.

Gandi ingin menjawab ingat, tetapi merasa tidak seharusnya memiliki hubungan lanjut dengan wanita ini, lalu berkata:”Tidak ingat.”

Ekspresi wajah Lenka yang awalnya berharap, langsung menjadi muram, tapi dia berusaha menarik sudut bibirnya, memperlihatkan senyum berarti dan berkata:”Mungkin penyelamat menolong banyak orang, jadi itu adalah hal normal jika tidak mengingat. Cek ini aku tidak bisa ambil, kamu sudah menolongku cukup banyak, silahkan ambil kembali...”

Gandi menatap wanita didepannya itu, ingatanya sangat bagus, awalnya tidak mengingat siapa wanita ini, tetapi sekarang sudah mengingatnya.

Seharusnya dia bernama Lenka, kata-kata dan ekspresi wajah dia, tidak menunjukkan jika dia benar-benar menolak uang ini.

Gandi menghela nafas dalam, awalnya ingin dengan cepat memutuskan kerepotan, tetapi sekarang kelihatannya, tidak bisa lagi.

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu