Cinta Yang Dalam - Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir

Andeli pergi dengan Kakek Darmoko dengan tidak rela, saat ini dimeja akhirnya kembali tenang

Orang yang duduk disana semuanya orang kota Z yang berkuasa, satu persatu mata melihat, sangat jelas Andeli sengaja melawan Neva.

Tetapi Gandi bersifat tidak melindungi, sudah dilihat sedikit oleh orang lain.

Masalah akhir-akhir ini yang tersebar tentang Gandi, istrinya dan orang ketiga, sepertinya adalah benar.

Yosi sebagai yang menemani, dia menyapa dan membawa semuanya untuk menyajikan makanan dan minum bir.

Bersandar disamping Gandi, saat Neva menjepit makanan dia berhati-hati untuk tidak mengganggu arah Gandi menylurkan tangan.

Ada beberapa kali Gandi menjepit makanan, Neva menarik kembali tangannya yang sudah diulurkan.

Dia tidak makan banyak, juga tidak berselera. Dia makan semangkuk bubur teripang, sudah makan lumayan lama baru termakan setengah.

Gandi diam-diam memperhatikan Neva, dia sangat kurus, kulitnya putih halus, terlihat sangat lemah.

Sangat berhati-hati saat makan, setiap memakan sesuap melap mulut sekali, setiap saat selalu bersikap anggun.

Setelah tiga kali minum bir, dan mulai menyulangkan bir.

Derajat Kakek Darmoko sangat terhormat, hanya perlu beberapa saudara minum bersamanya sudah boleh.

Jadi, pemimpinnya adalah ayah dari Andeli, Valro Darmoko.

Dia adalah pengurus Keluarga Darmoko saat ini, terlihat seperti orang yang sangat bijak.

“terima kasih semuanya didalam kesibukan menghadiri acara ulang tahun ayahku, aku bersulang untuk semua, jika ada yang kurang berkenan harap pemakluman para hadirin!”

Setelah berkata, Valro meneguk habis birnya dengan sekali teguk.

Walaupu Andeli sudah ditangkap kembali oleh Kakek Darmoko, tetapi dia mencari kesempatan untuk kabur lagi.

Di mengangkat gelas bir, melihat Neva memegang gelas bir dan hanya meminum sedikit saja.

Dia langsung berkata: “kakak ipar, menyulangkan bird an tidak minum habis adalah tidak hormat kepada orang!”

Andeli berkata dengan sedikit aneh, wajah Neva berubah sedikit memerah.

Dia bukan tidak ingin menghabiskannya, tetapi beberapa hari yang lalu setelah minum dia muntah dan lambungny terasa tidak enak.

Memakan sedikitpun bisa merasa mual, setelah periksa kerumah sakit ternyata radang lambung.

Dia mengambil lagi gelas bir yang sudah diletakkannya: “maaf, aku kurang bisa minum bir, kalau begitu aku habiskan!”

Saat sedang berkata, Neva bersiap untuk menghabiskan briny sekali teguk dengan terpaksa.

Tetapi, sebelum dia memasukkan kemulutnya, gelas birnya sudah direbut oleh orang lain.

“Istriku tidak boleh minum bir, aku bantu dia minum!”

Setelah berkata, Gandi langsung menghabiskan birnya.

Andeli disamping merasa tidak senang dan melirik sekilas, bersuara ‘heng’ sekali dan ikut Valro pergi.

Neva melihat Gandi dengan wajah yang sedikit kacau, tidak terpikir bisa membantunya.

Orang yang sudah lama disakiti, gampang terharu jika sedikit saja mendapat perlakuan baik.

Peraturan budaya bir di kota Z sangat terkenal, walaupun Gandi, juga harus menghormati dan bersulang kepada——orang yang setingkat dan orang yang lebih tua.

Neva duduk sebentar, merasa maagnya sedikit sakit, dan melihat Gandi yang jauh berbicara dengan seseorang, dia berdiri dan pergi keruang istirahat.

Dia merasa didalam perutnya terasa sakit seperti ditusuk jarum, bahkan tidak ada tenaga untuk berjalan.

Dengan susah duduk diruang istirahat, wajahnya pucat pasi dan keringatnya bercucuran.

Saat ini kebetulan ada seorang wanita masuk keruang istirahat untuk mengambil barang, melihat kondisi Neva dengan perhatian dan bertanya: “Nyonya Tirta, apa kamu baik-baik saja?”

Neva menggelengkan kepala dan berkata pelan: “tidak apa-apa, hanya sedikit kurang sehat saja.”

“Perlu kerumah sakit?”

“Tidak perlu, terima kasih.”

Wanita itu melihat kondisi Neva yang kesakitan, dia menggelengkan kepala kemudian berjalan keluar.

Baru pergi tidak lama, melihat Gandi sedang mengobrol dengan orang lain.

Dia maju beberapa langkah dan berkata: “Tuan Tirta, istrimu sepertinya sedang tidak sehat, terlihat sangat menderita, dan duduk diruang istirahat.”

Pandangan Gandi terdiam dihadapan wanita itu, tidak melihat kearah ruang istirahat, hanya menganggukkan kepala.

Saat ini orang yang didepannya berkata: “ Presdir Tirta, istrimu kurang sehat, pergilah lihat sebentar, nanti kita obrolkan lagi.”

Gandi menggelengkan kepala, hanya berkata tidak apa-apa.

Neva sudah seperti udang besar disofa, tapi seperti ini juga tidak menghilangkan rasa sakitnya.

Betapa sakitnya radang lambung, orang yang pernah mengalaminya pasti tahu.

Setelah Gandi selesai berbicara, sebenarnya mau melihat kearah lain.

Tetapi pandangannya terarah ke ruang istirahat sekilas, terlihat aneh, dan langsung berjalan kesana.

Neva sudah seperti udang besar dengan waktu sedikit lama, terakhir baru mencari bantuan orang lain untuk membelikan obat maag, setelah meminum obat baru terasa sedikit nyaman.

Dia duduk sebentar, merasa sakitnya sudah bisa ditahan baru berdiri dan siap keluar.

Tapi baru saja dia berdiri, belum jalan sampai pintu.

Pintu ruang istirahat sudah dibuka oleh orang, dan Gandi muncul didepannya.

Neva tertegun, kenapa dia kemari?

“Tir, Tuan Tirta……” ketakutan yang panjang terhadap Gandi, membuat Neva sedikit gemetar.

Gandi melihat Neva dan bertanya: “Kamu tidak sehat?”

Neva terkejut, dia datang memberi perhatian pada dirinya?

Peraturan kurang berbicara agar mengurangi kesalahan awalnya, Neva menggelengkan kepala.

Wajah Gandi tiba-tiba tenggelam, wanita ini, berpikir barusan menunjukkan kepada orang terlihat seperti sudah sekarat diruang istirahat, pasti untuk menarik dirinya untuk datang.

Tapi, sekarang Gandi sudah datang, dia malah terlihat dingin.

“Jadi kamu tadi kenapa?” Gandi tidak lupa menanyakan ini.

Dia melangkah maju beberapa langkah, mengangkat dagu Neva.

Diwajah Neva ada sedikit keringat, suhu diruangan hotel ini dibuat sangat bagus, tidak seharusnya Neva berkeringat.

“Aku……barusan sedikit tidak sehat, tapi sekarang sudah baikan.” Melihat Gandi bertanya begitu, Neva menjawab apa adanya.

Gandi berkata ‘oh’, dan bertanya lagi: “Tadinya baik-baik saja kenapa bisa tiba-tiba tidak sehat?”

Sebenarnya Neva sudah tidak sabar, disaat dirinya kesakitan Gandi tidak datang.

Sekarang sudah bisa ditahannya, Gandi malah datang seperti datang untuk mencari masalah.

Neva berkata dengan pelan: “Mungkin karena minum bir, terstimulasi lambung.”

Suaranya baru saja berhenti, sudah mendengar suara tertawa: “Hanya seteguk bir, bisa menjadi seperti ini? Tidak bisa minum bir kenapa masih mau minum?”

“Karena, ini adalah Keluarga Darmoko ……” Neva baru ingin membuka mulut, langsung dipotong Gandi pembicaraannya.

“Kamu adalah orang dari keluarga Tirta, hal yang tidak diinginkan, seluruh kota Z tidak aka nada yang berani memaksamu untuk melakukannya!”

Neva sedikit terkejut melihat Gandi, perkataan Gandi membuatnya terharu, tetapi hanya sedikit saja.

“Aku mengerti.”

Neva menundukkan kepala dan tak berkata, Gandi juga merasa tidak nyaman.

Dia berbalik dan berkata dingin: “Ikut aku pergi.”

Neva tidak mengerti dia ingin melakukan apa, tetapi dia masih tetap mengikutinya dari belakang.

Gandi berjalan keluar hotel, Neva tidak tahan dan bertanya: “Tuan Tirta, kita mau kemana? Kalau mau pergi, apakah tidak pamitan dengan Keluarga Darmoko ?”

Gandi mengkerutkan kening, berbalik dan melihat Neva.

Tubuhnya yang lemah ini dibawa kesini akan menyusahkan.

“Sejak kapan kamu jadi banyak omong kosong begini?”

Neva merasakan tatapan tajam dari Gandi, membungkukkan badan, memilih untuk bisu.

Dengan cepat mobil sudah tiba, Gandi membuka pintu san menyuruh Neva masuk duluan, kemudian dia sendiri masuk lewat sebelahnya.

“Ke rumah sakit!”

Dia memerintahkan dengan dingin, supir langsung membawa kearah rumah sakit.

Maag Neva sekarang sudah baikkan, dia berkata dengan pelan: “tir……”

Baru saja mengeluarkan satu kata, mulutnya sudah dibungkam Gandi.

Tangan Gandi sedikit kasar, membuat mulut Neva sedikit sakit.

Sesampainya dirumah sakit, Gandi menyuruh Neva memeriksa seluruh tubuhnya.

Yang bisa diperiksa sudah diperiksa semua, terakhir hasil pemeriksaannya keluar, luka yang ditubuh Neva sebelumnya ada sedikit kambuh, membuka resep obat sederhana untuk memulihkannya sudah cukup.

Gandi mengernyit, luka ditubuh?

Kemudian dia baru menyadari mungkin luka sebelum menikah yang dia berbuat sembarang diluar!

Terpikir sendiri membayar demi perbuatan kotor begini, Gandi merasa sedikit jijik.

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu