Cinta Yang Dalam - Bab 130 Kecantikan Neva

Neva berada di dalam mobil dan tidak berani bergerak.

Pada saat itu, Gandi sudah turun dari mobil dan berjalan ke arah depan secara alami, dia mengira Neva akan mengikuti dia.

Tetapi dia tidak mendengar suara membuka dan menutup pintu mobil meskipun telah menunggu beberapa saat.

Gandi mengerutkan alisnya dan berjalan kembali ke mobil kemudian membuka pintu mobil, menatap ke Neva yang bersembunyi di dalam mobil yang gelap, dia berkata: "Mengapa kamu tidak mau turun?"

Jantung Neva mengerat, dia berkata dengan ketakutan, "Tuan, Tuan Tirta, kita datang ke sini, buat, buat apa...."

Kemarahan melonjak di hari Gandi, padahal tinggal ikut di belakang, tetapi wanita ini malah mengeluh ini itu!

Melihat ekspresi Neva, Gandi tahu kalau dia tidak memberi tahu Neva apa tujuan dia datang ke sini, Neva pasti tidak akan mau turun.

Gandi berkata dengan suara berat: "Aku datang ke sini karena ada urusan, cepat turun!"

Nada suara Gandi terdengar tegas, Neva menarik nafas dan berusaha menenangkan kakinya yang gemetaran.

Neva terus memberi tahu dirinya di dalam hati bahwa Gandi tidak akan melakukan apa-apa di dalam mobil. Setelah 2 menit, Neva baru turun dari mobil.

Pintu tertutup dengan kuat dan Gandi berkata: "Ikuti aku" kemudian masuk ke dalam Bar.

Langkah kaki Gandi sangat cepat, Neva harus berlari untuk mengikuti langkahnya.

Mereka tiba di ruangan paling mewah di lantai tertinggi, Gandi mendorong puntu terbuka dan Neva juga mengikuti dia masuk ke dalam ruangan.

Musik berdering dengan kuat di dalam ruangan, beberapa wanita yang bertubuh cantik sedang menarik di sekitar pipa baja.

Mereka mengenakan pakaian yang sangat sedikit, gerakan yang lebih besar sudah bisa membuat mereka memperlihatkan posisi tubuhnya yang seharusnya tertutupi.

Melihat adegan ini, Neva pun menundukkan kepalanya.

Dia tidak menyukai lingkungan seperti ini, tetapi Gandi tiba-tiba mau datang ke sini dan bahkan memaksa Neva harus mengikuti dia, Neva tidak memiliki pilihan lain.

Neva mengikuti di belakang Gandi dan sama sekali tidak menyadari tatapan yang berisi penasaran ataupun tujuan lain yang sedang tertuju kepadanya.

Setelah mengikuti Gandi duduk, Neva baru menghela nafas panjang dan duduk mendekat ke Gandi secara refleks, seolah-olah duduk di sisi dia bisa memberi keamanan.

Sebuah suara berdering: "Abang kedua, kenapa kamu membawa kakak ipar datang juga?"

Suara yang familier ini membuat Neva mengangkat kepala secara refleks, sesuai ekspektasi, orang yang berbicara adalah Fandi Tirta, anggota keluarga Tirta yang tidak pantas.

Gandi melirik ke Fandi dengan dingin: "Kenapa kata-katamu begitu banyak? Kalau bukan karena kamu, apakah aku akan datang ke sini?"

Fandi tersenyum dengan polos dan mundur ke samping.

Pada saat itu, seorang pria muda kaya berjalan kemari dengan rokok di mulutnya, dia memeluk 2 wanita di masing-masing sisi kanan kirinya, bahkan satu tangannya lagi langsung masuk ke dalam baju wanita itu.

Melihat adegan itu, Neva segera menundukkan kepalanya. Dia tidak sanggup melihat adegan seperti ini.

"Tuan kedua sudah datang ya! Benar-benar sangat jarang. Yang di samping ini siapa? Pacar baru tuan kedua ya? Selera tuan kedua baru-baru ini berubah drastis ya, adik ini terlihat sangat polos, perasaan meniduri dia pasti sangat berbeda!"

Pria merokok itu merasa agak bosan dengan lemak tebal wanita. Wanita polos seperti Neva membuat dia merasa sangat tertarik, sampai dia merasa sedikit emosional sampai tubuhnya memiliki reaksi.

Gandi mengambil bir di atas meja dan mencicipinya sebelum berkata: "Gendut Guo, apakah sekarang kamu bisa mempertahankan selama 1 menit? 2 wanita di sisi kamu sekarang sudah cukup kamu tidur 2 malam!"

Pemuda yang merokok itu adalah anak tunggal keluarga Guo. Karena kesenangan yang berlebihan, akhirnya tubuhnya tidak bisa menahan lagi, jadi orang-orang pun memanggil dia '30 detik'

Dia menganggap hal ini sangat memalukan, tidak ada yang berani membahas soal ini di depannya.

Tentu saja, kecuali Gandi.

Gandi mengulurkan tangannya dan memeluk bahu Neva secara lembut.

Tangan gendut Guo yang berada di dalam baju wanita pun lupa bergerak, dia menatap kepada penampilan Neva yang lembut dan imut itu dengan tatapan penuh perhatian.

Menyadari tatapannya, Gandi mengerutkan alisnya: "Buat apa kamu menghalang di sini? Sana!"

Dibilang begitu di depan wanita yang dia naksir membuat gendut Guo merasa sangat malu, sampai ekspresinya berubah.

Dia menatap Gandi dengan dalam sebelum berpindah tempat ke samping Fandi.

Hubungan Fandi dan gendut Guo lumayan dekat, dia menyalakan rokok Fandi kemudian bertanya: "Fandi, bukannya yang kemarin di sisi kamu itu seoarang aktris? Kenapa sekarang sudah mengganti orang? Wanita itu adalah siapa?"

Secara refleks, Fandi ingin menjawab Neva adalah kakak iparnya, tetapi dia merasa meragu, abang kedua sendiri saja tidak memperkenalkan, buat apa dia berkata begitu banyak?

Fandi mengangkat alisnya: "Gendut guo, informasi kamu baru-baru ini sedikit tidak terkejar. Buat apa bertanya begitu banyak? Dia itu wanita abang kedua aku, apakah kamu mau menyentuhnya?"

Kata-kata Fandi berhasil menusuk hati gendut Guo.

Gandi bukanlah orang yang dia bisa melawan, sehingga dia pun sibuk menggelengkan kepalanya: "Mana mungkin, kamu berpikir terlalu banyak. Kita itu teman akrab, wanita abangmu itu kakak ipar aku..."

Sebelum dia selesai berkata, Fandi sudah memotongnya dengan alis mengerut: "Sudah sudah, jarang-jarang bisa berkumpul, jangan duduk saja, ayo panggil mereka ke sini untuk main bersama!"

Beberapa orang itu pun berpindah ke meja mahjong dan mulai main mahjong.

Gandi sedang berbicara dengan orang yang dia dekat, sementara Neva duduk di tempat yang tidak jauh darinya, pada awalnya Neva masih mengikuti Gandi berjalan sana sini.

Tetapi dari tadi ada banyak orang menyapa Gandi, ruangan ini sangat besar, kalau terus mengikuti sana sini akan terlihat sangat aneh, akhirnya Neva pun memutuskan untuk duduk saja.

AC di dalam ruangan agak kuat, Neva tidak bisa menahan dan menggosok kedua tnagannya, dia merasa kedinginan.

Kebetulan pas itu ada pelayan masuk ke dalam, jadi Neva pun meminta selimut dengannya.

Karena itu, beberapa nona kecil yang menganggur karena para pria sedang bermain mahjong pun ikut meminta selimut.

Setelah selimut diantar, beberapa nona kecil tiba-tiba berkumpul di sisi Neva dan salah satu dari mereka bertanya: "Apakah kamu itu Neva?"

Neva melamun sejenak, dia tidak tahu mengapa mereka mengetahui namanya. Apakah dirinya sudah terkenal sekarang?

Neva mengangguk, "Ada apa?"

Wanita di tengah tertawa dan menggelengkan kepalanya, kemudian mereka tidak berkata apa pun lagi. Secara tidak langsung Neva mendengar mereka mengomel di belakang: "Benar-benar sungguh tidak masuk akal, burung pegar melompat pada cabang dan berubah menjadi phoenix!"

"Iya! Lihat dia begitu pandai berpura-pura polos, dia itu sengaja menggoda pria muda di sini"

"Aku mendengar Tuan Tirta kedua sama sekali tidak menyukai dia, hanya menggunakan dia sebagai hiasan saja karena terpaksa menikahinya..."

Waktu wanita berkumpul bersama, hal yang paling disukai mereka adalah menggosip. Tetapi suara gosip mereka jelas tidak ada penghindaran terhadap Neva.

Neva menarik nafas dalam, dia mengerti iri dan dengki orang-orang ini. Menggelengkan kepalanya, Neva berpura-pura tidak melihat atau mendengar apa pun.

Pada saat itu, salah satu wanita pun berkata dengan iri: "Neva, kamu membuat apa sampai Tuan Kedua Tirta menikahi kamu? Ceritakan pengalaman kamu kepada kami dong!"

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu