Cinta Yang Dalam - Bab 221 Jalan Shivas

“ Shivas, kamu ini sedang bermain dengan api!”

Mustika dibuat emosi hingga tubuhnya bergetar oleh perkataan Shivas, dengan segera berteriak menjawabinya.

Neva yang berada disamping sedikit benci, bagaimanapun juga sebenarnya yang memulai mencari masalah adalah Mustika, tetapi ia mengerti jika dirinya saat ini tidak bisa membantu Shivas untuk menjelaskan.

Jika ia bersuara, maka akan menjadi kebalikannya, semakin membantu semakin berantakan.

Pandangannya menyapu Mustika, kemudian kembali berhenti tepat ditubuh Shivas. Raut muka Shivas seperti biasanya, seolah-olah perkataan orang ini untuknya tidak ada bedanya dengan suara kentut.

Tanggapannya yang sangat tidak peduli ini, membuatnya terlihat seolah-olah telah melalui seluruh hal yang ada didunia ini.

Secara aneh membuat Neva, sedikit tidak mengenalinya.

“Sudah selesai?”

Anjeli sedikit tersedak dengan kata-katanya, Shivas seolah-olah sama sekali tidak menanggapinya, membuatnya sedikit lebih jengkel lagi.

Ia masih ingin berbicara, tatapan mata Shivas menyapunya sekilas, malah membuat kata-kata yang ingin diucapkan oleh Anjeli kembali masuk kedalam.

“Ayo kita jalan, Neva.”

Selesai berbicara, Shivas menarik tangan Neva meninggalkan kerumunan beberapa orang ini.

Tangan Mustika mencengkeram erat bajunya, ini benar-benar tidak masuk akal, kemudian langsung melemparkan kedalam tangan asisten toko, sang asisten toko dengan sedikit kebingungan menangkap baju itu, juga tidak tahu seharusnya membungkusnya atau tidak.

Bagaimanapun juga nona Alif adalah tamu VIP di toko mereka, VIP yang terhormat seperti itu.

Shivas melihat sekilas kearah asisten toko, berkata: “Tolong dibungkuskan saja!”

Asisten toko itu menjawab “En” sekilas, tetapi tidak bergerak.

Terlihat seperti seseorang yang memandang dengan merendahkan, membuat Neva mengerutkan keningnya.

Mustika masih belum membuka mulutnya, Anjeli langsung mengeluarkan suara: “Baju yang dipandang oleh Kak Mustika, kamu kira kamu bisa membelinya?”

Shivas tidak menghiraukan Anjeli, langsung mengabaikannya.

Ia mengulangi sekali lagi perkataannya: “Tolong bantu saja untuk membungkus baju ini!”

Asisten toko dengan kebingungan dan kesulitan melihat kearah manager toko, tetapi tepat disaat ini manager toko malah menyembunyikan diri dan langsung meninggalkannya begitu saja.

Manager toko menolak untuk membantu, secara tidak langsung menaruhnya diatas meja panggangan untuk dibakar.

Asisten toko didalam hatinya memiliki sebuah sanggahan, didalam hatinya, ia lebih memilih untuk menjual baju ini kepada Shivas.

Bagaimanapun juga Shivas yang melihatnya terlebih dahulu dan memutuskannya terlebih dahulu.

Disaat ini Mustika tiba-tiba datang melihat dan menginginkannya, secara tidak langsung memang hanya untuk mengambil hati orang saja.

Tangannya yang menggenggam baju saja sedikit gemetaran, Neva juga pernah melakukan pekerjaan semacam pelayanan seperti itu, ia mengetahui kesusahan asisten toko itu, karena itu ia pun menarik tangan Shivas dan berkata: “Sudahlah kak Shivas, baju ini, kita tidak perlu mengambilnya!”

Mata Shivas menyapu sekilas baju yang ada ditangan asisten toko itu, ia tahu jika ia kali ini mengalah, Mustika pasti akan menginjak dirinya.

“Jika tidak dapat melakukannya, aku juga tidak akan memaksakannya, tetapi permasalahn hari ini, orang sebanyak ini semua sedang melihatnya. Jika toko kalian memandang orang sebelah mata, aku rasa, ini juga bukanlah hal yang ingin dilihat oleh bos kalian!”

Selesai berbicara, Shivas mengikuti Neva berencana untuk meninggalkan.

Tetapi baru saja melangkah dua langkah, ia mendengarkan suara dari tengah-tengah kerumunan: “Suni, jualkan baju ini kepada nyonya Valia.”

Neva melihat menuju asal suara, ada seorang wanita berusia 30-an yang terlihat elegan dan bijaksana, dari tengah kerumunan orang berjalan keluar.

Dari panggilan yang terdengar dari para karyawan didalam toko, ia mengetahui bahwa sosok itu adalah pemilik toko.

“Mohon maaf, nona Valia dan nona Aska, asisten baru yang bekerja didalam toko, tidak dapat memutuskan permasalahan, mohon anda semua dapat memaklumi.”

Setelah atasannya selesai berbicara, ia langsung menerima baju itu dari tangan asisten toko, kemudian pergi untuk membungkuskannya sendiri.

Disaat ini, Anjeli kembali lagi tidak dihiraukan, ia mengira dirinya telah menemukan seseorang untuk dibully, iapun langsung berteriak kearah atasan itu: “Kamu, berhenti! Kamu tahu siapa yang menyukai baju ini? Keluarga Kak Mustika memegang kendali atas saham di Beauty Store ini, jika kalian hari ini tidak menjualnya kepadanya, jangan berpikir kamu bisa membuka toko ini lagi!”

Anjeli dengan arogan membuat orang-orang didalam kerumunan yang tadinya mengatakan bahwa Shivas sangat arogan, seketika kembali berbisik-bisik dengan suara pelan.

Mendengar semua orang yang sedang berkata bahwa Anjeli menjadi dominan, Mustika seketika itu ikut tertarik jatuh.

Ia menarik sebentar Anjeli, ia baru kemudian mulai sedikit terkendali.

Tetapi disaat ini pemilik toko itu sudah membalikkan badannya, ia melihat kearah Mustika tetapi tidak mengeluarkan suara, seolah-olah sedang menunggu reaksi dari Mustika.

“Kak, baju ini tidak bisa kembali dibicarakan?”

Mustika sering datang kemari untuk membeli baju, karena ia menyukai style dari baju-baju ditoko ini, karena itu hubungannya dengan pemilik toko ini pun cukup baik, mereka berdua terhitung teman lama.

Tepat disaat ini ada seorang asisten toko yang terlihat lebih berumur, terlihat dengan cerdas maju kedepan, mengetahui bahwa Shivas tidak mudah untuk dihadapi, karena itu ia pun berkata kepada Neva : “Nyonya Tirta, tolong apakah anda bisa berbincang dengan nona Valia, baju ini berikan saja kepada nona Alif. Didalam toko masih ada banyak sekali pilihan model yang lain, kalian suka yang mana, kalian bisa mengambilnya langsung. Kami akan memberikan diskon 50% dan memberikanmu kartu member VIP juga.”

Pelayanan seperti ini kemungkinan sudah benar-benar sangat prefensial, sangat tulus, untuk orang awam.

Tetapi untuk Shivas? Hanya saja ia bukanlah orang awam.

Diskon 50%? Bahkan jika memberikannya dengan gratispun, ia tetap mau bertahan dengan baju yang ini.

Yang dia perjuangkan dengan Mustika adalah muka.

Shivas tersenyum dingin melihat asisten toko itu, suara asisten toko itu semakin lama semakin pelan, hingga akhirnya tidak berani bersuara lagi.

“Wah 50%! Sepertinya memang terlihat benar-benar sangat tulus. Jadi aku harus menahan diri, memberikan baju yang aku sukai kepada orang yang kemudian melihatnya?”

Orang yang kemudian melihatnya ini, Shivas mengucapkannya dengan penuh penekanan dan dengan gigi tergigit rapat.

Berbicara hingga kalimat ini, ia tiba-tiba seperti teringat akan sesuatu, lanjut berkata: “Seperti nona Mustika benar-benar sangat hebat, tidak bisa merebutnya secara langsung tetapi cara mengancam ini, memang benar-benar sama seperti naluri tersembunyi keluarga Alif selama ini!”

“Kamu!” Mustika meskipun sedikit cerdik tetapi dibandingan dengan Shivas ia benar-benar tidak ada apa-apanya.

Ia dengan emosi menunjuk kearah Shivas, kurang sedikit ia akan mengucapkan kata-kata kotor untuk memarahinya.

Akhirnya ia pun menarik nafas dalam-dalam, didalam hatinya terus-menerus mengingatkan dirinya untuk tenang.

“Sudahlah, baju ini, milikmu!”

Selesai berbicara, Mustika menarik ekornya itu dan langsung pergi meninggalkan.

Anjeli dengan sedikit tidak terima disamping dirinya berkata “Kak Mustika, wanita murahan itu sangat arogan, kenapa kamu menahan diri terhadapnya?”

Mustika menoleh kearahnya, dengan tajam melototi kearahnya dan berkata: “Jika kamu tidak ingin menahan, kamu saja yang maju!”

Selesai berbicara, iapun keluar dari toko itu.

Anjeli tidak menyangka Mustika yang selalu tenang dan terlihat bajik itu dapat mengatakan kata-kata seperti itu.

Ia membeku ditempatnya, sekelilingnya terdapat sorotan mata yang menelanjanginya, melihatnya dan membuatnya tidak memiliki muka.

Ia pun tidak dapat menahan diri lagi mengomel beberapa kata kemudian ikut keluar.

Setelah pemilik toko membungkus baju itu, Shivas ingin membayarnya, tetapi pemilik toko itu berkata memberikannya kepada mereka.

Shivas dan Neva berjalan-jalan dengan senang, kemudian disaat mulai kelelahan, merekapun duduk diatas kursi pijat, memilih untuk berpijat selama 30 menit.

Kursi pijatpun memijat dengan lembut, Shivas menutup mata, seolah-olah sudah berterbangan dialamnya sana.

Sedangkan disaat ini, Neva sesekali melihat kearah Shivas.

Ia sudah mengerti, kenapa dirinya merasa Shivas sedikit aneh.

Karena Shivas yang sekarang ini, tidak akan menahan diri. Ia terlalu sensitif, mungkin akan sangat rugi.

Neva ingin untuk memberi nasihat kepada Shivas, bagaimanapun juga dikota Z ini banyak orang-orang yang tersembunyi.

Disaat itu keluarga Aska cukup makmur, tetapi karena tiba-tiba secara aneh terjadi masalah, dari keluarga nomor satu jatuh menjadi keluarga nomor bawah bahkan masih kesulitan.

Ada saat musuh yang menyerangmu, adalah orang yang sama sekali tidak bisa kamu tebak.

Dari wajah Shivas ia dapat melihat, kesusahan dan kesedihan.

Seolah-olah banyak sekali masalah, sama sekali bukan karena ia ingin melakukannya seperti itu.

Masih belum perkataan Neva keluar dari mulutnya, malah Shivas yang terlebih dahulu membuka mulutnya, berkata: “Neva, kamu hari ini bukankah merasa aku sangat aneh?”

Neva membuka mulutnya, ia tidak tahu harus berkata iya atau tidak.

Sepertinya bagaimanapun menjawabnya, terlihat sangat tidak sopan.

“Menyusahkanmu, pertanyaan ini.” Shivas berhenti sebentar, kemudian lanjut berkata: “Menurutmu, jalan ini, aku harus berjalan hingga seberapa jauh hingga akhirnya mencapai ujung?”

Ujung?

Neva menebak-nebak sebentar, tiba-tiba hatinya terkejut, setelah terkejut ketakutan.

Jangan-jangan, yang dikatakan oleh Shivas adalah jalan ia akan menikah dengan Fandi jalan ini?

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu