Cinta Yang Dalam - Bab 221 Jalan Shivas
“ Shivas, kamu ini sedang bermain dengan api!”
Mustika dibuat emosi hingga tubuhnya bergetar oleh perkataan Shivas, dengan segera berteriak menjawabinya.
Neva yang berada disamping sedikit benci, bagaimanapun juga sebenarnya yang memulai mencari masalah adalah Mustika, tetapi ia mengerti jika dirinya saat ini tidak bisa membantu Shivas untuk menjelaskan.
Jika ia bersuara, maka akan menjadi kebalikannya, semakin membantu semakin berantakan.
Pandangannya menyapu Mustika, kemudian kembali berhenti tepat ditubuh Shivas. Raut muka Shivas seperti biasanya, seolah-olah perkataan orang ini untuknya tidak ada bedanya dengan suara kentut.
Tanggapannya yang sangat tidak peduli ini, membuatnya terlihat seolah-olah telah melalui seluruh hal yang ada didunia ini.
Secara aneh membuat Neva, sedikit tidak mengenalinya.
“Sudah selesai?”
Anjeli sedikit tersedak dengan kata-katanya, Shivas seolah-olah sama sekali tidak menanggapinya, membuatnya sedikit lebih jengkel lagi.
Ia masih ingin berbicara, tatapan mata Shivas menyapunya sekilas, malah membuat kata-kata yang ingin diucapkan oleh Anjeli kembali masuk kedalam.
“Ayo kita jalan, Neva.”
Selesai berbicara, Shivas menarik tangan Neva meninggalkan kerumunan beberapa orang ini.
Tangan Mustika mencengkeram erat bajunya, ini benar-benar tidak masuk akal, kemudian langsung melemparkan kedalam tangan asisten toko, sang asisten toko dengan sedikit kebingungan menangkap baju itu, juga tidak tahu seharusnya membungkusnya atau tidak.
Bagaimanapun juga nona Alif adalah tamu VIP di toko mereka, VIP yang terhormat seperti itu.
Shivas melihat sekilas kearah asisten toko, berkata: “Tolong dibungkuskan saja!”
Asisten toko itu menjawab “En” sekilas, tetapi tidak bergerak.
Terlihat seperti seseorang yang memandang dengan merendahkan, membuat Neva mengerutkan keningnya.
Mustika masih belum membuka mulutnya, Anjeli langsung mengeluarkan suara: “Baju yang dipandang oleh Kak Mustika, kamu kira kamu bisa membelinya?”
Shivas tidak menghiraukan Anjeli, langsung mengabaikannya.
Ia mengulangi sekali lagi perkataannya: “Tolong bantu saja untuk membungkus baju ini!”
Asisten toko dengan kebingungan dan kesulitan melihat kearah manager toko, tetapi tepat disaat ini manager toko malah menyembunyikan diri dan langsung meninggalkannya begitu saja.
Manager toko menolak untuk membantu, secara tidak langsung menaruhnya diatas meja panggangan untuk dibakar.
Asisten toko didalam hatinya memiliki sebuah sanggahan, didalam hatinya, ia lebih memilih untuk menjual baju ini kepada Shivas.
Bagaimanapun juga Shivas yang melihatnya terlebih dahulu dan memutuskannya terlebih dahulu.
Disaat ini Mustika tiba-tiba datang melihat dan menginginkannya, secara tidak langsung memang hanya untuk mengambil hati orang saja.
Tangannya yang menggenggam baju saja sedikit gemetaran, Neva juga pernah melakukan pekerjaan semacam pelayanan seperti itu, ia mengetahui kesusahan asisten toko itu, karena itu ia pun menarik tangan Shivas dan berkata: “Sudahlah kak Shivas, baju ini, kita tidak perlu mengambilnya!”
Mata Shivas menyapu sekilas baju yang ada ditangan asisten toko itu, ia tahu jika ia kali ini mengalah, Mustika pasti akan menginjak dirinya.
“Jika tidak dapat melakukannya, aku juga tidak akan memaksakannya, tetapi permasalahn hari ini, orang sebanyak ini semua sedang melihatnya. Jika toko kalian memandang orang sebelah mata, aku rasa, ini juga bukanlah hal yang ingin dilihat oleh bos kalian!”
Selesai berbicara, Shivas mengikuti Neva berencana untuk meninggalkan.
Tetapi baru saja melangkah dua langkah, ia mendengarkan suara dari tengah-tengah kerumunan: “Suni, jualkan baju ini kepada nyonya Valia.”
Neva melihat menuju asal suara, ada seorang wanita berusia 30-an yang terlihat elegan dan bijaksana, dari tengah kerumunan orang berjalan keluar.
Dari panggilan yang terdengar dari para karyawan didalam toko, ia mengetahui bahwa sosok itu adalah pemilik toko.
“Mohon maaf, nona Valia dan nona Aska, asisten baru yang bekerja didalam toko, tidak dapat memutuskan permasalahan, mohon anda semua dapat memaklumi.”
Setelah atasannya selesai berbicara, ia langsung menerima baju itu dari tangan asisten toko, kemudian pergi untuk membungkuskannya sendiri.
Disaat ini, Anjeli kembali lagi tidak dihiraukan, ia mengira dirinya telah menemukan seseorang untuk dibully, iapun langsung berteriak kearah atasan itu: “Kamu, berhenti! Kamu tahu siapa yang menyukai baju ini? Keluarga Kak Mustika memegang kendali atas saham di Beauty Store ini, jika kalian hari ini tidak menjualnya kepadanya, jangan berpikir kamu bisa membuka toko ini lagi!”
Anjeli dengan arogan membuat orang-orang didalam kerumunan yang tadinya mengatakan bahwa Shivas sangat arogan, seketika kembali berbisik-bisik dengan suara pelan.
Mendengar semua orang yang sedang berkata bahwa Anjeli menjadi dominan, Mustika seketika itu ikut tertarik jatuh.
Ia menarik sebentar Anjeli, ia baru kemudian mulai sedikit terkendali.
Tetapi disaat ini pemilik toko itu sudah membalikkan badannya, ia melihat kearah Mustika tetapi tidak mengeluarkan suara, seolah-olah sedang menunggu reaksi dari Mustika.
“Kak, baju ini tidak bisa kembali dibicarakan?”
Mustika sering datang kemari untuk membeli baju, karena ia menyukai style dari baju-baju ditoko ini, karena itu hubungannya dengan pemilik toko ini pun cukup baik, mereka berdua terhitung teman lama.
Tepat disaat ini ada seorang asisten toko yang terlihat lebih berumur, terlihat dengan cerdas maju kedepan, mengetahui bahwa Shivas tidak mudah untuk dihadapi, karena itu ia pun berkata kepada Neva : “Nyonya Tirta, tolong apakah anda bisa berbincang dengan nona Valia, baju ini berikan saja kepada nona Alif. Didalam toko masih ada banyak sekali pilihan model yang lain, kalian suka yang mana, kalian bisa mengambilnya langsung. Kami akan memberikan diskon 50% dan memberikanmu kartu member VIP juga.”
Pelayanan seperti ini kemungkinan sudah benar-benar sangat prefensial, sangat tulus, untuk orang awam.
Tetapi untuk Shivas? Hanya saja ia bukanlah orang awam.
Diskon 50%? Bahkan jika memberikannya dengan gratispun, ia tetap mau bertahan dengan baju yang ini.
Yang dia perjuangkan dengan Mustika adalah muka.
Shivas tersenyum dingin melihat asisten toko itu, suara asisten toko itu semakin lama semakin pelan, hingga akhirnya tidak berani bersuara lagi.
“Wah 50%! Sepertinya memang terlihat benar-benar sangat tulus. Jadi aku harus menahan diri, memberikan baju yang aku sukai kepada orang yang kemudian melihatnya?”
Orang yang kemudian melihatnya ini, Shivas mengucapkannya dengan penuh penekanan dan dengan gigi tergigit rapat.
Berbicara hingga kalimat ini, ia tiba-tiba seperti teringat akan sesuatu, lanjut berkata: “Seperti nona Mustika benar-benar sangat hebat, tidak bisa merebutnya secara langsung tetapi cara mengancam ini, memang benar-benar sama seperti naluri tersembunyi keluarga Alif selama ini!”
“Kamu!” Mustika meskipun sedikit cerdik tetapi dibandingan dengan Shivas ia benar-benar tidak ada apa-apanya.
Ia dengan emosi menunjuk kearah Shivas, kurang sedikit ia akan mengucapkan kata-kata kotor untuk memarahinya.
Akhirnya ia pun menarik nafas dalam-dalam, didalam hatinya terus-menerus mengingatkan dirinya untuk tenang.
“Sudahlah, baju ini, milikmu!”
Selesai berbicara, Mustika menarik ekornya itu dan langsung pergi meninggalkan.
Anjeli dengan sedikit tidak terima disamping dirinya berkata “Kak Mustika, wanita murahan itu sangat arogan, kenapa kamu menahan diri terhadapnya?”
Mustika menoleh kearahnya, dengan tajam melototi kearahnya dan berkata: “Jika kamu tidak ingin menahan, kamu saja yang maju!”
Selesai berbicara, iapun keluar dari toko itu.
Anjeli tidak menyangka Mustika yang selalu tenang dan terlihat bajik itu dapat mengatakan kata-kata seperti itu.
Ia membeku ditempatnya, sekelilingnya terdapat sorotan mata yang menelanjanginya, melihatnya dan membuatnya tidak memiliki muka.
Ia pun tidak dapat menahan diri lagi mengomel beberapa kata kemudian ikut keluar.
Setelah pemilik toko membungkus baju itu, Shivas ingin membayarnya, tetapi pemilik toko itu berkata memberikannya kepada mereka.
Shivas dan Neva berjalan-jalan dengan senang, kemudian disaat mulai kelelahan, merekapun duduk diatas kursi pijat, memilih untuk berpijat selama 30 menit.
Kursi pijatpun memijat dengan lembut, Shivas menutup mata, seolah-olah sudah berterbangan dialamnya sana.
Sedangkan disaat ini, Neva sesekali melihat kearah Shivas.
Ia sudah mengerti, kenapa dirinya merasa Shivas sedikit aneh.
Karena Shivas yang sekarang ini, tidak akan menahan diri. Ia terlalu sensitif, mungkin akan sangat rugi.
Neva ingin untuk memberi nasihat kepada Shivas, bagaimanapun juga dikota Z ini banyak orang-orang yang tersembunyi.
Disaat itu keluarga Aska cukup makmur, tetapi karena tiba-tiba secara aneh terjadi masalah, dari keluarga nomor satu jatuh menjadi keluarga nomor bawah bahkan masih kesulitan.
Ada saat musuh yang menyerangmu, adalah orang yang sama sekali tidak bisa kamu tebak.
Dari wajah Shivas ia dapat melihat, kesusahan dan kesedihan.
Seolah-olah banyak sekali masalah, sama sekali bukan karena ia ingin melakukannya seperti itu.
Masih belum perkataan Neva keluar dari mulutnya, malah Shivas yang terlebih dahulu membuka mulutnya, berkata: “Neva, kamu hari ini bukankah merasa aku sangat aneh?”
Neva membuka mulutnya, ia tidak tahu harus berkata iya atau tidak.
Sepertinya bagaimanapun menjawabnya, terlihat sangat tidak sopan.
“Menyusahkanmu, pertanyaan ini.” Shivas berhenti sebentar, kemudian lanjut berkata: “Menurutmu, jalan ini, aku harus berjalan hingga seberapa jauh hingga akhirnya mencapai ujung?”
Ujung?
Neva menebak-nebak sebentar, tiba-tiba hatinya terkejut, setelah terkejut ketakutan.
Jangan-jangan, yang dikatakan oleh Shivas adalah jalan ia akan menikah dengan Fandi jalan ini?
Novel Terkait
Love at First Sight
Laura VanessaCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinMy Perfect Lady
AliciaIstri ke-7
Sweety GirlTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip