Cinta Yang Dalam - Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
Ekspresi Isko masih terlihat seperti biasanya, Isko tahu bahwa adik kecil cepat atau lambat pasti akan bertikai dengan Gandi.
“Tidak akan menyesal?” Isko tidak menanyakan jawabannya, karena Winda sudah berkata demikian, jawabannya sudah pasti negatif.
Winda menggelengkan kepalanya, menggigit bibirnya dan berkata: "Um."
Isko melihat adik yang tampak sedikit sedih, wajah tampannya tersenyum dan menghibur: "Karena sudah membuat keputusan, maka jalani kehidupan baru dengan baik..."
Sebelum selesai berbicara, Winda langsung menyelanya.
"Aku juga sudah putus dengan Ramon!"
“Hah?” Senyuman di wajah Isko tiba-tiba menegang.
Sudah berbicara kepada Gandi dengan jelas, lalu putus hubungan dengan Ramon?
Isko yang selalu cerdik dan tenang, tiba-tiba seperti diguncang oleh Winda.
“Maksudmu, kamu sekarang adalah seorang gadis lajang?” Isko bertanya ragu-ragu.
Winda mengangguk dan berkata pelan: "Um... Aku rasa ditemani oleh keluarga sudah cukup!"
Isko ternganga dan menghibur Winda dengan tulus.
Tapi melihat Winda berpura-pura bersikap santai, perasaan Isko juga merasa tidak nyaman.
Isko menghela napas dan berkata, "Tidak peduli apapun itu, asal kamu bahagia. Aku akan mengurus masalah keluarga Mones."
Pada saat ini, ikan di atas air bergoyang, dan Winda merubah topik pembicaraan: "Abang pertama, ada ikan yang menggigit kail!"
Isko sudah merasakan ketegangan di tangannya, tetapi tidak buru-buru menarik tali pancingannya.
Isko tersenyum dan berkata: "Mari kita tunggu dulu, sebentar lagi akan muncul sendiri. Pak Tua Yang yang memancing, pasti akan mendapatkan umpannya!"
Winda mengerutkan bibirnya: "Abang pertama tidak setua itu!"
Isko hanya tertawa, lalu mulai menarik tali pancingannya.
Saat menarik ikan itu ke atas, kedua orang itu terkejut karena ternyata itu adalah ikan malang itu lagi.
Ini benar-benar hanya ingat makan, tidak ingat dengan pengajaran.
Melihat ikan ini, Winda tiba-tiba merasa bahwa kehidupannya dulu mungkin juga seperti ini!
Berkeliling pada orang tertentu dan sangat penurut, meskipun luka itu sangat dalam, selama memberinya sedikit kebaikan, maka akan kembali menyambar lagi.
Kehidupan yang seperti ini, dalam pandangan dirinya yang dulu, rasanya agak tidak masuk akal, terlalu seperti Mary Sue yang sering muncul di drama TV.
Namun Winda tidak pernah menyangka bahwa adegan dari serial TV ini akan terulang kembali di dalam kehidupan dirinya.
"Abang pertama, menurutmu, apakah aku terlalu egois?"
Winda tiba-tiba bergumam, menyebabkan tangan Isko yang sedang mengaitkan makanan ikan bergetar, dan kail ikan hampir mengail tangannya.
Isko melepaskan kail dan melihat ke langit biru yang dipantulkan oleh danau biru, dan berkata dengan nada lembut tapi tegas: "Kamu hanya perlu mengikuti keinginanmu sendiri. Di dunia ini, tidak ada yang bisa menyulitkan adik Isko!"
Hidung Winda tiba-tiba menjadi sakit, dan ada kabut tipis di matanya.
"Abang, abang pertama..."
Mendengar nada suara Winda yang tersedak, Isko tidak bisa menahan pandangannya ke arah Winda dan berkata: "Mengapa kamu menangis lagi? Apakah aku telah melakukan sesuatu yang membuatmu merasa tidak puas?"
“Tidak, tidak, aku hanya merasa sangat tersentuh.” Winda buru-buru menjelaskannya.
Winda merasa sangat bahagia, anggota keluarganya menyayanginya tanpa syarat.
Apapun yang Winda lakukan, tidak pernah ditanya benar atau salah, hanya bertanya apakah dirinya memang menginginkannya seperti itu..
"Satu keluarga, mengapa berkata seperti itu. Di masa mendatang, jika aku tidak ada, masih ada abang keduamu. Selama keluarga Yang ada di sini, kamu tidak akan pernah ditindas!"
Setelah Gandi datang, Winda terlihat seperti seseorang yang berbeda.
Isko memperhatikannya dengan jelas, hatinya merasa cemas, tetapi Isko tidak bisa ikut campur dalam hal ini.
Dulu saat Winda mengalami amnesia, menurut perkataan dokter, Winda sebenarnya bisa mengingat kenangan itu.
Tapi Isko tidak setuju, setelah dirinya mengatur mati suri terhadap Winda, Isko sudah berencana membiarkan Winda mengucapkan selamat tinggal pada kehidupan sebelumnya.
Kemudian Isko mengundang ahli hipnotis yang tinggal dalam pengasingan, dan menutup seluruh ingatan Winda.
Setelah kehilangan ingatannya, Winda memiliki persepsi kosong terhadap segalanya.
Tapi Winda sendiri sangat bahagia, dan juga membawa kebahagiaan bagi sekeluarga.
Ini saja sudah cukup.
Dulu, karena permintaan bibinya, Isko tidak bisa ikut campur.
Tapi sekarang, berdasarkan masalah keluarga Tirta dan keluarga Yang, dalam hati Isko sudah tidak ingin lagi Winda menikah dengan Gandi.
Cuaca menjadi sedikit lebih dingin, Winda mendorong Isko kembali ke vila.
Setelah mengantar Isko ke ruang kerja, Winda kembali dan mengunci dirinya di kamar tidur, berpikir dengan tenang sepanjang malam.
Keesokan harinya saat keluar, Winda telah kembali ke dirinya yang dulu.
Isko memandangi adik kecil yang memulai hari baru, hatinya merasa bahagia.
Pada akhir pekan, Winda menemani Sabrina berpartisipasi permainan orang tua-anak.
Riana merasa bosan sendirian di rumah, jadi Riana datang kemari dan menjadi pemandu sorak.
Winda bekerjasama dengan Sabrina dalam berbagai tema.
Meski kelelahan dan terengah-engah, kebahagiaan antara orang tua-anak semacam ini membuat Winda sangat bahagia.
Tawa senyum Sabrina terdengar keras, tetapi melihat kegembiraan di wajahnya, Winda barulah menyadari, sepertinya untuk waktu yang cukup lama ini, tekanan yang dirinya berikan pada Sabrina, apakah terlalu besar?
Sabrina di rumah, selain bersekolah setiap hari, Sabrina juga belajar astronomi, geografi, bisnis dan mata pencaharian masyarakat.
Sebagai satu-satunya generasi keempat, meskipun Sabrina bukan laki-laki, tetapi anggota keluarga telah mengganggapnya sebagai penerus keluarga.
Winda tidak keberatan dengan hal ini.
Kehidupan yang berbeda selalu harus menanggung tekanan yang berbeda.
Meskipun terkadang melihat kerutan alis imut Sabrina yang begitu serius, Winda merasa sedikit tertekan.
Bagaimanapun juga, Sabrina masih anak-anak.
Saat anak-anak seumuran sedang bermain-main, Sabrina harus memikul beban yang tidak sesuai dengan usianya.
Tepat ketika Winda sedang termenung, suara Sabrina yang kekanak-kanakan terdengar di telinganya: "Bu, ayo kita cepat lompat, kalau tidak, kita akan menjadi yang terakhir!"
"Um, ayo segera kejar mereka!"
Kehidupan Winda telah sepenuhnya kembali ke ketenangan sebelumnya.
Gandi tidak datang lagi ke rumah Yang, tetapi juga tidak kembali ke negara, dan tetap tinggal di Orton.
Dan Ramon yang telah menerima hubungan saudara di antara keduanya, dengan cepat mendapatkan kembali hubungan dekatnya.
Kehidupan sehari-harinya telah menjadi kehidupan yang seperti pada umumnya.
Namun sesekali, Winda juga menghadiri pertemuan selebriti, bermain golf, pacuan kuda, dan selancar.
Topik yang paling sering dibicarakan di kalangan wanita tidak lebih dari ragam kosmetik bermerek dan barang mewah, pakaian dan tas custom edisi terbatas.
Meski Winda tidak tertarik, tapi terkadang harus ikut dalam topik.
Karena Winda adalah Nona besar dari keluarga Yang, yang dicintai oleh seluruh keluarganya.
Design pakaian di tubuhnya selalu stylish dan bergaya.
Barang-barang yang disukai orang-orang, yang tidak bisa dibeli oleh mereka, Winda tidak perlu mengatakan apapun, di lemari ruang ganti pasti sudah ada.
Ini adalah kemampuan keluarga Yang.
Malam itu, Winda datang ke klub bersama teman-temannya.
Hari ini seorang teman dekatnya kembali dari luar negeri dan mengadakan pesta resepsi khusus untuknya.
Begitu Winda memasuki ruang pribadi, ruang pribadi yang berisik itu tiba-tiba menjadi tenang.
Tatapan mata semua orang berfokus pada wanita yang muncul di depan pintu.
Pakaian khusus yang sesuai dengan tubuhnya, wajah yang murni dan natural, membuat setiap pria melahirkan keinginan untuk memeluknya dan menyayanginya.
"Nona Yang sudah datang! Silakan duduk!" Seorang Tuan Muda partai pemerintah bangkit dan berkata sambil tersenyum.
Keluarganya terlibat dalam perdagangan luar negeri, dan dermawan terbesar adalah Grup Amazon, Young Grup.
Beberapa orang yang telah diundang oleh teman dan tidak mengetahui identitas Winda segera menerima beberapa pemikiran yang tidak beralasan.
Ini adalah Nona besar dari keluarga Yang, keturunan keluarga kaya yang sangat dimanjakan.
Jika ada orang yang berpikiran buruk lainnya dan tidak menghilangkan perkataan buruk itu, maka keesokan harinya mereka mungkin akan muncul di selokan yang bau.
Winda dan beberapa temannya memasuki ruangan, dan Elvan membawa pengawal menunggunya di luar.
Teman yang pulang hari ini adalah Evelyn. Evelyn melangkah maju dan memeluk Winda dengan gembira, lalu mengeluarkan tas tangan dari satu sisi: "Mengetahui hobimu, makanan penutup ini adalah yang terbaik yang pernah aku makan!"
Mata Winda berbinar dan mengambilnya sambil tersenyum.
"Kalau begitu, aku tidak segan-segan."
Jika menerima hadiah dari orang lain, tentunya harus ada timbal balik.
Tetapi saat Winda datang, Winda tidak mempertimbangkan hal ini.
Winda mengambil gelang dari pergelangan tangannya dan menyerahkannya kepada Evelyn.
"Aku datang terburu-buru dan tidak menyiapkan hadiah. Ini untukmu!"
Evelyn melihat gelang itu, tepat saat Winda melihat makanan penutupnya, matanya bersinar.
"Ya Tuhan, apakah ini gelang baru dari konferensi DG minggu lalu? Aku sangat suka, tapi belum mulai dijual!"
Winda tersenyum dan berkata, "Ini hanya barang kecil, baguslah jika kamu menyukainya."
Bagi Winda, ini adalah barang kecil, tetapi bagi orang-orang di sekitarnya, itu menandakan kemampuan keluarga Yang.
Melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan orang lain, mendapatkan hal-hal yang tidak dapat diperoleh orang lain.
Winda duduk, Evelyn menunjuk ke teman di sampingnya dan berkata, "Ini adalah Maria, teman baikku."
Winda tersenyum ringan, senyuman yang tampak sedikit dibuat-buat.
Winda pernah melihat Maria sebelumnya, tapi Winda sangat muak terhadap wanita ini.
Tidak ada alasan, hanya benci dan tidak ingin melihatnya.
Evelyn sangat bahagia, dan sepertinya tidak menyadari bahwa ada yang salah dengan ekspresi Winda.
Evelyn kemudian meraih tangan Winda dan berkata kepada Maria: "Ini Winda, sahabat baikku!"
Dengan senyum manis di wajah Maria, berkata seperti biasa: "Kulit Nona Yang benar-benar bagus, apakah ada rahasia dalam perawatan?"
Jawaban yang diberikan kepada Maria adalah suara tawa hehe Winda.
Tiba-tiba, wajah Maria sudah tampak tidak bisa menahan diri, dan wajah Winda benar-benar sudah tampak tertulis tidak ingin bertemu.
Tidak peduli seberapa lamban reaksinya, Eve menemukan ada yang salah dengan keduanya, dan buru-buru berkata: "Sudah, berhenti membicarakan ini. Semuanya bernyanyi, menari, makan, minum, dan nikmati dirimu sendiri!"
Pesta ini di buka sampai larut malam.
Meskipun Winda menolak untuk minum, teman-teman semuanya membujuk dirinya untuk minum.
Setelah dibujuk sana-sini, Winda benar-benar minum tiga gelas anggur merah.
Wajahnya terlihat memerah, Winda sudah tampak linglung.
Mendengarkan suara bising di dalam ruangan, Elvan melirik jam, sepertinya sudah terlalu malam.
Dan tepat pada saat itu, ponselnya berdering.
Elvan meliriknya, itu adalah panggilan dari Riana, dan dengan cepat mengangkatnya.
"Elvan, apa yang sedang kalian lakukan? Mengapa Winda masih belum kembali?"
Sebagai kepala keluarga Yang, Riana masih sangat mementingkan keselamatan keluarga.
Sedangkan Winda, dirinya tidak pernah pulang larut malam.
“Nyonya, Nona sedang menghadiri pesta, sepertinya belum berakhir.” Elvan melaporkan.
"Bawa dia pulang."
Novel Terkait
Love From Arrogant CEO
Melisa StephanieCinta Dan Rahasia
JesslynMeet By Chance
Lena TanTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniBeautiful Lady
ElsaMy Cold Wedding
MevitaMi Amor
TakashiCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip