Cinta Yang Dalam - Bab 349 Karier

Tangan Winda yang menggenggam ponsel sedikit bergetar.

Dia merasa bahwa ini pasti adalah ilusi dirinya, dia memandang nomor ponsel di layar berkali-kali.

Dia menghela nafas, benar-benar Gandi...

Pacaran dengan dia? Mereka berdua menjalin hubungan cinta?

Winda tidak pernah memikirkan hal ini.

Dia ragu-ragu sejenak sebelum menjawab "Tuan Gandi, terima kasih karena merasa tertarik padaku, tetapi aku harus mengatakan bahwa kita berdua tidak cocok. Pertama, kita tidak saling mengenal, aku tidak tahu gaya hidupmu, kamu juga tidak mengenal aku. Kedua, aku sudah punya putri dan putriku tidak tertarik pada ayah tiri. Ketiga, aku tidak menyukai kamu..."

Setelah Winda selesai mengetik, dia ragu-ragu untuk waktu yang lama dan tetap tidak mengklik tombol kirim.

Dia sendiri agak bingung apakah dirinya akan menyesal setelah menolak Gandi?

Menurut karakter Gandi yang pantang menyerah, Gandi seharusnya tidak akan menyerah begitu saja, bukan?

Akhirnya, dia mengirimkan pesan itu. Kemudian, dia melempar ponsel ke samping.

Setelah beberapa saat, ponsel berdering. Itu adalah nada peringatan pesan masuk.

Winda berlagak santai dengan memejamkan mata untuk menenangkan pikiran. Sebenarnya, hatinya sudah sangat tidak tahan. Ada beberapa kali dia ingin mengambil ponsel.

Tapi dia sangat takut, mungkin pesan itu hanya sepatah kata sederhana dari Gandi yang membalas ‘Oh’. Kata itu akan menjadi tanda titik dari hubungan mereka berdua.

Dia tiba-tiba membuka mata.

Apa yang ditakuti dirinya? Dia sama sekali tidak menyukai pria ini. Bukankah penolakan semacam ini sangat keren dan memuaskan, terutama untuk pria yang telah beberapa kali bertingkah sembrono padanya?

Dia mengambil ponsel, membuka kunci layar dan mengklik pesan teks.

Kemudian, dia tertegun.

"Tidak apa-apa jika Nona Winda tidak mengenal aku, aku mengenal Nona Winda dengan sangat baik. Gaya berpakaian, selera, karakter, hobi, aku mengingat semua tentang Nona Winda. Nona Winda punya putri, aku juga punya putri. Kebetulan mereka bisa menjadi pendamping. Tidak masalah jika Nona Winda tidak menyukai aku, aku akan membuat Nona Winda menyukai aku.”

Tiga bantahan pria menjawab tiga alasan Winda.

Pada saat ini, Winda agak bengong.

“Tapi, apa yang kamu pikir hanyalah tipe ideal.” Winda tidak lupa membalas sangkalan lainnya.

"Asalkan ada pemikiran seperti itu, maka itu pun akan terwujud. Aku yakin cintaku dengan Nona Winda bisa dibuktikan oleh dunia, kita pasti merupakan pasangan yang dijodohkan Tuhan."

Winda berdengus ketika melihat balasan Gandi yang tampak berani.

Sepertinya tidak ada kata segan dalam kamus kehidupan pria ini?

“Aku tidak punya pemikiran apapun tentang ini.” Winda masih mempertahankan penolakannya. Rona merah di wajah telah menjalar sampai ke pangkal leher dan mengkhianati pemikiran sebenarnya yang ada di dalam lubuk hati.

“Pemikiran bisa dikembangkan.” Gandi tetap ngotot.

"Maaf, Tuan Gandi. Kita tidak perlu membahas lebih lanjut lagi. Aku telah menyampaikan pemikiranku tentang persoalan ini dengan sangat jelas. Kita kembali ke kehidupan masing-masing, tidak ada masa depan di antara kita."

"Apakah Nona Winda masih lajang?"

Pertanyaan Gandi membuat Winda agak mengernyit, dia tidak tahu apa tujuan Gandi menanyakan ini.

"Iya, termasuk lajang!"

"Kalau Nona Winda masih lajang, jadi aku punya hak untuk mengejar Nona Winda, bukan?"

“Walau kamu mengejar aku, aku tidak mungkin terima kamu!” Winda menyangkal balik tanpa berpikir terlebih dulu.

Benar saja.Tadinya dia merasa bahwa pertanyaan pria aneh-aneh. Pada detik berikutnya, pria benar-benar menjebak dirinya.

“Selama Nona Winda bersedia membuka hati untukku, aku pasti bisa menikahi Nona Winda.” Kata-kata Gandi terkandung keyakinan yang tidak bisa dijelaskan.

Ini membuat Winda mengernyit, dia terpikir Maria.

Wanita itu menghalanginya di tengah jalan dan bertanya apakah dia akan pacaran dengan Gandi.

Gandi dan wanita itu memiliki hubungan yang tidak jelas. Gandi bahkan pernah mengajak wanita itu untuk menonton film. Tidak ada api, maka tidak ada asap. Mereka berdua tidak akan ada kontak jika kondisinya adalah cinta bertepuk sebelah tangan.

Gandi agaknya punya perasaan terhadap wanita itu, bukan?

Memikirkan hal ini, Winda berdengus. Dasar bajingan.

"Sudah, Gandi. Ini sudah larut malam, silakan melanjutkan lamunanmu! Bye!"

Setelah Winda mengirimkan balasan itu, dia siap-siap mematikan ponsel.

Gandi menatap ponsel, kening berkedut. Dia tidak menyangka sikap wanita ini begitu kukuh.

Ketika mereka berdua berhubungan intim, gerakan, ekspresi dan sikap Winda menjelaskan bahwa Winda punya perasaan terhadap dirinya!

"Kalau Nona Winda lelah, maka beristirahatlah. Terakhir, aku cuman mau bilang bahwa aku menyukaimu. Cintaku padamu begitu dalam hingga menyumsum. Aku harus menikahimu!"

"Sudah, aku tahu."

Winda sembarang membalasnya, lalu menonaktifkan ponsel.

Meskipun dia sendiri pun tidak mengerti, mengapa dia harus menonaktifkan ponsel.

Apakah tindakannya ini adalah untuk mengelabui dirinya? Apakah hatinya tergerak?

Apakah dirinya yang dulu juga mengejar Gandi dengan segitu keras supaya Gandi kembali ke sisinya?

Pada akhirnya, apa yang diterimanya hanyalah luka tanpa ampun.

Dia bersandar di kursi malas, berayun dengan pelan.

Tidak peduli apa yang dikatakan, di dalam hati Winda tahu dengan jelas.

Dia tidak membenci Gandi, dari awal sampai sekarang tidak pernah membencinya.

Ketika dia mendengar Gandi ingin mengejar dirinya, anehnya dia malah merasa bahagia di dalam hati.

Mungkin inilah perasaan para remaja yang jatuh cinta, tapi tidak berani mengungkapkannya?

Setelah Winda tinggal di rumah selama beberapa hari, koran tiba-tiba menerbitkan sebuah berita dalam format besar. Grup Amazon kembali ke dalam negeri, menggerakkan pengembangan perusahaan lokal.

Perusahaan asing tersebut adalah Grup Amazon. Setelah perusahaan tersebut memasuki industri lokal, Keluarga Yang menggunakan Young Grup sebagai perwakilan, berturut-turut menciptakan Young Grup Real Estate, Young Grup Light Industry, Young Grup Entertainment dan banyak perusahaan lainnya.

Industri hiburan saat ini adalah industri yang paling mudah menghasilkan uang.

Oleh karena itu, Young Grup Entertainment berinvestasi besar-besaran dan berturut-turut mengakuisisi lima media perfilman terkemuka di industri yang sama.

Kini, Young Grup Entertainment bersaing dengan pemimpin industri perfilman nomor satu di dalam negeri, yaitu Tirta Entertainment.

Isko mempersilakan Winda bergabung dengan Young Grup Entertainment berdasarkan instruksi Tuan Yang.

Winda menjabat sebagai Direktur Departemen Perfilman, jabatan ini cukup menarik untuk dibahas.

Di bawah direktur, ada beberapa manajer dari berbagai departemen di bawah. Direktur biasanya cukup mengoreksi dan berkomentar, lalu tanda tangan.

Winda juga tahu bahwa dia perlu belajar lebih banyak dan menyeimbangkan hubungan interpersonal di awal, jadi dia tidak terburu-buru untuk merebut kekuasaan.

Apalagi dia sendiri memang tidak menyukai perebutan kekuasan semacam ini.

Biasanya dia cukup memeriksa dan menandatangani rencana akhir yang diserahkan oleh bawahan setelah pembahasan matang.

Staf Departemen Perfilman khawatir direktur yang masuk dari pintu belakang ini akan mengelola secara membabi buta. Tetapi setelah interaksi beberapa hari, semuanya baik-baik saja.

Winda mengangkat seorang asisten dari ruang penulisan skenario, seorang mahasiswa pascasarjana media yang baru lulus.

Dia tidak tinggi, bertubuh kecil, tidak terlalu cantik, tapi fitur wajah termasuk bagus, selalu menampakkan dua gingsul saat senyum, terlihat sangat comel.

"Dania, antar dokumen ini untuk penulis skenario Jins. "

"Oke, Direktur."

Dania mengambil dokumen itu dan pergi ke ruang penulis skenario.

penulis skenario Jins telah pergi ke studio karena ada film baru yang akan mulai syuting.

Beberapa asisten wanita yang akrab dengan Dania datang dan bertanya " Dania, bagaimana kabarmu setelah bekerja beberapa hari dengan Direktur Winda. Dia tidak mempersulit kamu, bukan?"

Dania menggelengkan kepala, berkata sambil tersenyum "Kalian tidak usah takut padanya, Direktur Winda lumayan baik."

"Benar? Tidak mungkin? Pemimpin yang masuk dari pintu belakang biasanya memang berpura-pura baik di awal. Setelah dia merasa bahwa dirinya sudah mengenal setiap detail perusahaan, dia pun akan mulai membuat onar. Sekarang semuanya hanyalah akting!"

“Tidak, kalian salah paham. Direktur Winda selalu bertanya padaku dengan rendah hati tentang hal-hal yang tidak dimengertinya!” Dania tidak ingin rekan kerja salah paham terhadap Direktur Winda, jadi dia menjelaskan dengan sabar.

Pada awalnya, dia mempunyai pendapat yang tidak jauh berbeda dari rekan-rekannya. Jadi, dia selalu bekerja dengan hati-hati.

Tetapi setelah bergaul selama beberapa hari, dia menyadari bahwa Direktur Winda benar-benar orang yang baik.

"Aduh! Dania, baru beberapa hari kamu sudah disogok? Katakan, keuntungan apa yang diberikan direktur baru padamu, sehingga kamu mati-matian membelanya!"

Dania mengerutkan kening, menatap wanita yang berjalan mendekat.

Perusahaan menetapkan pakaian formal, tetapi aturan ini tidak berefek pada wanita.

Wanita ini mengenakan rok mini dan kemeja sempit, memperlihatkan pinggang yang seksi.

“Kak Sansan, kamu sudah datang!” Pandangan para asisten yang mengelilingi Dania sontak berkilau, mereka langsung menghampiri Sansan.

Sansan adalah seorang veteran perusahaan dan pernah bekerja sebagai asisten selebritas populer.

Kemudian, selebritas itu dilaporkan atas penyalahgunaan narkoba. Sansan pun kembali bekerja di kantor.

Karena dia cukup cantik, pintar bertingkah centil dan bermanja-manja, sehingga dia pernah diisukan dengan beberapa bos besar di perusahaan. Orang-orang di Departemen Perfilman cukup hormat padanya.

"Kak Sansan, jangan berkata seperti itu lagi. Direktur Winda benar-benar bukan orang seperti itu."

Meski Dania tahu bahwa dirinya tidak boleh menyinggung perasaan Sansan, tapi dia tetap membela Winda.

Kata-katanya dibalas oleh cibiran Sansan.

"Czcz, Nona Dania sudah berbeda sekarang! Setelah menjadi sekretaris direktur baru, dia menjadi lebih lancang, hebat!"

Asisten yang berusaha mencari muka dari Sansan berkata " Dania, kamu jangan mencari muka dari orang yang salah. Winda pasti naik ke ranjang bos dengan trik tertentu. Setelah bos kita bosan, dia akan dicampak, nantinya dia pun akan turun dari posisinya. Pada saat itu, bukankah kamu harus mengandalkan Kak Sansan untuk melindungi kamu? "

Dania mengernyit, tidak lagi berbicara.

Awalnya, orang yang dikira akan menjadi Direktur Departemen Perfilman Young Grup Entertainment adalah Sansan.

Dikatakan bahwa wakil direktur perusahaan yang didekatinya dan beberapa manajer departemen sama-sama mendukungnya untuk menduduki posisi itu.

Tetapi peluang besar untuk menduduki posisi itu malah tergoyahkan dengan terjadinya sesuatu yang berada di luar dugaan. Winda masuk dari pintu belakang dan menghancurkan impian Sansan.

Beberapa hari yang lalu, Dania bertemu Sansan keluar dari kantor wakil direktur perusahaan dengan membanting pintu.

Dikombinasikan dengan kejadian baru-baru ini, Dania berspekulasi bahwa Sansan mungkin meminta bantuan dari wakil direktur, tetapi wakil direktur menolak untuk memberikan bantuan.

Dania tidak menyukai Sansan, sama seperti Sansan tidak menyukai Dania.

Posisi Dania saat ini didasarkan pada kemampuan kerjanya sendiri.

Sedangkan sebagian besar kemampuan Sansan adalah berdasarkan mulut dan tubuh.

"Kalian benar-benar berpikir terlalu banyak..."

" Dania !" Suara Sansan meninggi. Dia merasa bahwa wanita ini tampaknya sudah bosan untuk berada di perusahaan, beraninya wanita ini melawannya lagi dan lagi.

“Iya, Kak Sansan.” Bagaimanapun, Sansan adalah senior di perusahaan. Jadi, Dania masih harus menghormatinya.

"Apakah kamu masih merupakan orang dari ruang penulis skenario?"

"Iya."

Walau Dania telah menjadi asisten Winda, tapi surat pemindahan pekerjaan butuh menunggu beberapa hari sebelum disahkan.

"Ini ada beberapa salinan copywriting yang perlu dipoles. Aku kasih kamu waktu dua jam untuk menyelesaikan semuanya!"

Ekspresi Dania membeku, dia datang untuk mengantarkan dokumen, Winda masih ingin menyerahkan beberapa dokumen padanya untuk diselesaikan. Dia tidak punya waktu untuk tinggal lama di sini.

Tapi Sansan masih merupakan atasannya, dia tidak boleh tolak.

Dia berkata "Kak Sansan, begini, Direktur Winda..."

"Diam, jangan menggunakan nama Winda untuk mengekang aku. Bilang saja, kamu mau mengerjakannya atau tidak!"

Novel Terkait

My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu