Cinta Yang Dalam - Bab 107 Kenyataan

Neva Aska langsung kaku terbengong, bagaimana Tante Chen mengetahuinya ?

Neva mengetahui bahwa Tante Chen adalah seorang guru biologi yang telah pensiun, namun ternyata Tante Chen juga memiliki kemampuan penilaian yang sehebat ini, kata-katanya yang tidak jelas pada barusan, bahkan sudah bisa menebak semua kenyataan yang terjadi.

Baiklah kalau begitu, Neva merasa dirinya telah lama menyimpan kenyataan ini di dalam hatinya.

Neva merasa sudah saatnya juga dia mencurahkan isi hatinya kepada orang lain.

Neva berkata dengan nada ringan :”Tante Chen, sebenarnya tuan itu, adalah ayahnya Nana…”

Tante Chen terbengong sejenak, kata-kata dirinya pada barusan hanya sekedar ingin bercanda dan melegakan suasana, dia sama sekali tidak menganggap serius, mana mungkin ada begitu banyak kebetulan yang terjadi di dunia ini ?

Namun ternyata di luar dugaannya, Neva langsung membalikkan keyakinan yang sedang dipikirnya.

“Itu, itu….” Tante Chen berkata dengan nada bimbang, tiba-tiba tidak tahu apa yang harus dikatakannya.

Neva juga hanya tersenyum pahit, lalu berkata :”Aku tahu kenyataan ini susah diterima, kejadiannya begini….”

Neva mengambil inti permasalahan dan menceritakan kejadian pada tahun itu kepada Tante Chen, beserta masalah menggantikan pernikahan.

Tante Chen melotot besar kedua matanya, dia mengira bahwa kejadian seperti ini hanya akan muncul di dalam drama sinetron.

Akan tetapi, ternyata di dunia nyata juga ada kejadian yang begitu aneh.

Dia sangat kasihan kepada Neva, namun hal satu-satunya yang dapat dilakukannya untuk mengurangi beban Neva, hanya tersisa menjaga Nana dengan sebaik mungkin.

Dia berkata :”Neva, kamu jaga baik-baik dirimu sendiri, kamu tidak perlu mengkhawatirkan lagi kejadian di sini. Aku jamin padamu, tidak akan terjadi masalah seperti ini lagi.”

Neva mengobrol sejenak lagi bersama Tante Chen, setelah itu dia kembali ke kamar Nana, Neva duduk di samping kasur Nana dan sama sekali tidak ada rasa mengantuk.

Nana adalah segala sesuatu di dalam hidupnya, namun saat ini dia malah tidak bisa menemani perkembangannya.

Rasa sedih dan kecewa membuat Neva semakin merasa bersalah terhadap Nana.

Pada pagi di keesokan harinya, setelah Nana bangun dari tidur, Neva menyuruh Nana mandi terlebih dahulu, setelah itu baru sarapan bersama.

Pada saat sarapan, Neva berkata dengan nada ringan :”Sayang, aku hari ini sudah harus pergi, kamu harus baik-baik ya, bisa kan ?”

Saat ini Nana sedang dalam masa kesenangan dikarenakan kedatangan ibunya. Namun setelah mendengar kata pamitan dari ibunya, dia mencibir bibir, air matanya langsung berjatuhan.

“Mama….Nana….”Nana tidak menyelesaikan pembicaraannya, dia hanya mendorong piring di hadapannya, lalu langsung berlarian ke dalam kamar sendiri dan menutup pintunya dengan kuat.

Suara pintu tertutup membuat hati Neva juga ikut gemetar.

Nana enggan berpisah dengan Neva, Neva tentu saja juga mengetahuinya. Sebenarnya dia juga sangat tidak tega dengan Nana, namun tidak ada pilihan lain dari hidupnya

Neva berdiri dan mengetuk pintu Nana, lalu berkata lembut :”Sayang, cepat buka pintu, sarapan dulu, nanti bisa telat….”

Pada sebelumnya apabila Nana sedang merajuk, Neva akan langsung berkata demikian, setelah itu Nana akan mengalah dan keluar dari kamar.

Namun pada hari ini, Nana malah menyandar di belakang pintu, lalu berkata dengan nada merajuk :”Tidak mau keluar, biarkan saja kalau telat. Mama mau pergi, Nana tidak tega, Nana tidak mau berpisah dengan Mama….”

Hati Neva yang sebagai seorang ibu sudah menangis tersedu-sedu.

Dia berusaha untuk menasihati Nana, namun Nana tetap saja tidak mendengarkannya.

Permintaan satu-satunya dari Nana adalah Neva harus menetap beberapa hari di sini untuk menemaninya.

Dalam menghadapi anak kecil, jelasnya tidak boleh melontarkan bahasa orang dewasa.

Pada akhirnya, Neva hanya bisa menelepon Mbok Ting.

Setelah teleponnya tersambung, sudah terdengar suara Mbok Ting yang berasal dari sisi telepon :”Nyonya muda, ada apa ya ?”

Neva terdiam sejenak, lalu berkata :”Mbok Ting, aku ada sedikit urusan yang mesti menetap beberapa hari di kota W. Beberapa hari ini aku tidak bisa pulang, tolong mengabari orang rumah ya.”

Mbok Ting yang bekerja di sisi Neva dan Gandi Tirta juga memukul sedikit tanggung jawab dalam pengawasan.

Mbok Ting kepikiran dengan reaksi Neva yang begitu buru-buru pada saat pergi, sehingga bertanya :”Nyonya muda, urusan penting itu masih belum selesai ya ?”’

Neva berkata :”Sudah selesai, hanya saja ada sedikit urusan penyelesaian, makanya harus tertunda beberapa hari.”

Dikarenakan Neva telah berkata demikian, Mbok Ting juga tidak mungkin mempersulit dirinya lagi.

Bagaimanapun nyonya muda ini adalah orang yang sangat baik dan juga sangat mengerti batas.

Akan tetapi, ketika ingin memutuskan sambungan telepon, Mbok Ting tiba-tiba kepikiran sesuatu dan menjerit terhadap layar ponsel :”Nyonya muda, Gandi juga di kota W, kamu boleh pergi menjenguknya !”

Neva terbengong sejenak sambil menatap layar ponsel sendiri, jika Mbok Ting telah berkata demikian, Neva juga tidak alasan lagi untuk berpura-pura bego dan tidak pergi menjenguk Gandi.

Namun saat ini bukan waktu yang tepat untuk bertemu dengan Gandi, apalagi berdasarkan sifat Gandi, pastinya akan mencurigai tujuan kedatangan dirinya ke kota W.

Oleh sebab itu, masalah ini hanya bisa diabaikan dulu untuk sementara waktu.

Neva menetap dua hari di tempat ini, dalam dua hari ini, Neva merasa seluruh tubuh dan pemikirannya menjadi sangat lega.

Pada hari liburan Nana, Neva membawa dia belanja dan jalan-jalan di luar.

Pada saat Neva masih tinggal di kota W, mereka berdua juga akan keluar pada setiap akhir pekan.

Umur Nana masih kecil, sehingga tidak suka jalan-jalan dan sering merajuk untuk menghindarinya.

Namun pada kali ini, Nana langsung melompat kesenangan setelah mengetahui mereka akan jalan-jalan dan belanja di luar.

Neva membeli pakaian anak-anak di pusat pembelanjaan, setelah itu dia membawa Nana berkeliling di dalam gedung pembelanjaan.

Di lantai empat adalah kawasan makanan, Neva membeli dua porsi agar-agar yogurt, lalu mereka berdua duduk di atas kursi sambil menyantap dengan senang.

Nana sangat imut, pasangan kekasih yang sedang duduk di sampingnya juga sangat menyukainya, akhirnya gadis itu membuka mulut dan berkata :”Adik kecil, kakak boleh foto bersama denganmu ?”

Nana melirik ibunya dengan refleks, Neva tersenyum dan menghimbaunya :”Kakak sangat menyukaimu, foto saja bersama kakak !”

Saat ini Nana sedang mengenakan gaun barat, sehingga seluruh tubuhnya kelihatan bagikan boneka imut, dia menyandar di dalam pelukan gadis barusan dan tersenyum dengan bersenang ria.

Gadis itu sangat menyukai Nana, setelah itu dia juga membelikan es krim untuk Nana.

Nana mengerut alisnya, sepertinya sedang terjatuh ke dalam keadaan kesusahan, agar-agar yogurt sangat enak, namun es krim juga akan meleleh apabila tidak makan secara langsung.

Neva sedang menikmati masa kesenangan yang jarang ada, dia hanya berharap waktu di saat ini dapat berlalu dengan selambat mungkin.

Pada saat ini, sepertinya Nana telah mulai mengerti, namun ketika melihat seorang anak gadis imut yang berjalan menghampiri, dia mengerut alis dan berlari menghampiri anak gadis tersebut, lalu memberikan es krim di tangannya kepada anak gadis tersebut.

Interaksi anak-anak tidak ada perbatasan seperti orang dewasa, anak kecil itu langsung menerima kebaikan Nana dengan senang hati, lalu mereka berdua lanjut bermain dengan senang gembira.

Neva menoleh ke arah suara tertawa, setelah itu dia langsung terbengong dan membalikkan kepala sendiri.

Dunia ini memang kecil sekali, Neva tidak dapat kepikiran bahwa ternyata dirinya akan bertemu dengan Gandi Tirta dan Julia Morez di tempat ini.

Saat ini Julia sedang menggandeng tangan Gandi, ketika baru jalan dari sudut belokan, dia langsung melihat anak gadis yang sangat dibencinya, gadis itu sedang bermain di tempat yang tidak jauh dari mereka.

Julia dengan refleksnya menarik lengan Gandi dan menghentikan langkahnya.

Gandi juga menghentikan langkahnya dan menatap Julia, sepertinya sedikit bingung dengan maksudnya.

Barusan Julia yang mengatakan bahwa dirinya ingin datang ke toko ini, tujuannya adalah dia membeli pakaian pasangan kekasih untuk mereka berdua.

Namun setelah tiba di sini, kenapa Julia malah tidak mau berkunjung lagi ?

“Kenapa ?” Gandi bertanya dengan nada ringan.

Julia sedikit mengerut alis, lalu berkata dengan nada manja :”Gandi, toko itu tidak bagus, kita ganti toko lain saja !”

Gandi melirik sekilas ke arah toko tersebut, ketika dia ingin menyimpan tatapan sendiri, malahan melihat Nana yang sedang bermain di sana.

Dalam hati Gandi telah mengerti kejanggalan Julia pada barusan, bagaimanapun Nana mungkin saja akan menjadi orang yang mengganggu kemesraan mereka.

Dia telah bermaksud untuk menemani Julia, oleh sebab itu dia tentu saja akan menuruti keinginan Julia.

Neva berdiri di sudut kegelapan, dia melihat Gandi dan Julia yang sedang bergandengan tangan, setelah itu mereka masuk ke toko lainnya bagaikan pasangan kekasih yang sebenarnya.

Hati Neva tiba-tiba merasa sangat sakit.

Dia ingin pura-pura tidak melihatnya, namun tatapannya malah terus melekat pada tubuh Gandi.

Pada saat ini, suami dirinya dan ayah kandung anak perempuannya sedang membeli baju dengan wanita lainnya, dan bahkan bergandengan tangan.

Neva merasa hati sendiri sedang menetes darah.

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu