Cinta Yang Dalam - Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
Rey tersenyum pahit, mendengar Gandi berkata begitu.
Dia sudah tahu sejak lama, kertas tidak akan bisa menutupi api.
Jadi sejak pagi tadi, dia ingin melaporkan masalah ini.
Tapi Gandi mengatakan biarkan dia yang mengatasinya sendiri.
Dia menghela nafas, berkata: “Direktur Gandi, apa yang ingin aku katakan pagi tadi adalah ini!”
Gandi yang hendak meminum alkohol tiba-tiba memukul meja, ia yang sedikit mabuk, berkata: “Tapi kamu tidak mengatakan masalah ini!”
Melihat Gandi marah padanya, Rey tersenyum pahit, tidak berkata apa-apa.
Siapa pun yang menghadapi masalah ini, hatinya pasti sulit menerimanya.
Membiarkan Direktur Gandi melampiaskan emosi dirinya mungkin itu juga termasuk hal baik.
Setidaknya ketika dia pulang ke rumah, lampiasan kemarahan yang akan diterima Nyonya akan jauh lebih sedikit.
Gandi tidak berbicara lagi, dia terus minum sampai muntah tiga kali……
Hostes cantik yang menemani Gandi diusir oleh Rey.
Dia memapah Gandi, lalu memanggil bawahan, bersama-sama mengantar Gandi pulang.
Mobil melaju dalam perjalanan pulang ke vila, ketika hampir tiba, Gandi tiba-tiba tersadar.
Dia menatap jalanan yang gelap, berkata: “Ini kemana?”
Rey berkata: “Pulang ke vila.”
“Ke Distrik Mashita!”Ucap Gandi.
Meskipun dia banyak minum, tapi dia ingat Neva tinggal di Distrik Mashita.
Hatinya berkata kepadanya, dia harus mencari Neva, membicarakan hal ini kepada Neva.
Kenapa, kenapa dia mempermainkanku?
Apakah dirinya tidak cukup baik? Dimananya dia tidak puas?
Setelah satu jam, mobil berhenti di depan pintu Distrik Mashita.
Saat itu sudah larut malam, tapi Neva masih belum tidur.
Melihat lampu mobil di luar menyala, Neva memakai mantel dan turun.
Richie tertidur nyenyak di sofa, ketika Neva menyalakan lampu, dia tidak terbangun.
Rey baru memapah Gandi sampai di depan pintu, pintu sudah terbuka sebelum diketuk.
Melihat Ganti yang mabuk dan bau alkohol yang menyengat di sekujur tubuhnya, Neva tidak bisa menahan diri untuk menutupi hidungnya.
Rey berkata: “Nyonya, hari ini Direktur Gandi ada menyambut tamu, jadi banyak minum……”
“Maaf, merepotkanmu.” Neva melangkah maju, memapah Gandi naik ke atas.
Gandi benar-benar minum terlalu banyak, baru saja berjalan dua langkah, seluruh berat tubuhnya menumpu pada tubuh Neva.
Neva yang bertubuh kecil, bagaimana mungkin bisa menahannya.
Dia terhuyung beberapa langkah dan hampir terjatuh. Rey segera melangkah maju, memapah keduanya.
Berkat bantuan Rey, Neva baru berhasil membawa Gandi ke kamar tidur di lantai atas.
Dia baru saja terbaring di tempat tidur sudah membalikkan tubuh, muntah di lantai.
Bau aneh itu membuat Neva tiba-tiba merasa mual.
Awalnya Rey ingin membersihkan muntahannya, tapi Neva tidak mengijinkannya, mengatakan sudah malam dan memintanya pulang.
Neva menutup hidungnya, membersihkan muntahan yang ada di lantai, lalu mengelapnya sebanyak 7-8 kali, baru tidak mencium bau kuat itu lagi.
Gandi berbaring di tempat tidur dan perutnya terasa lebih baik setelah dia muntah.
Meskipun kepalanya pusing, tapi dia bisa mengingat bayangan yang ada di depannya.
Itu istrinya, Neva.
Dia mengulurkan tangan ingin menarik Neva.
Tapi dia yang terbaring dan Neva berdiri, tentu saja tidak mungkin bisa menariknya.
Neva mengganti piyamanya, lalu melihat gerakan aneh Gandi.
Apa maksudnya mengulurkan tangannya? Apakah dia menginginkan sesuatu?
“Tuan Gandi, apakah kamu ingin minum?” Tanya Neva.
Gandi tidak menjawab dan terus mengulurkan tangan.
Melihat dia seperti ini, Neva memberikan air hangat yang ada di meja samping tempat tidur ke tangan Gandi.
Setelah Gandi menerima cangkir itu, dia melepaskannya lagi.
Air yang ada di gelas, tiba-tiba tumpah ke pakaiannya.
Neva tidak marah dan benci, pria ini sudah minum begitu banyak tidak bisakah bersikap lebih baik?
Neva mengambil gelas itu, menggunakan handuk mengelap tubuhnya, lalu berlutut di tempat tidur di samping Gandi, ingin membantu Gandi melepas pakaian basahnya.
Tapi ketika tangannya baru saja menyentuh dada Gandi, tangan Gandi langsung meraih tangannya.
Lalu membalikkan tubuhnya dan langsung menindihnya.
Berat seorang pria dewasa membuat Neva meronta kesakitan.
“Tuan Gandi, jangan, berat sekaliiii……”
Tapi Gandi tetap menindihnya tidak bergerak sama sekali, kali ini ia membuka matanya, menatap Neva dengan mata hitam pekatnya, tatapan ini membuat Neva merasa pria ini telah masuk ke dalam alam setannya.
“Neva!” Suara Gandi tidak terlalu keras, tapi terdengar oleh Neva yang membuat dirinya tegang.
“Tuan Gandi, kamu baik-baik saja, kan?” Ucap Neva.
Gandi mengulurkan tangannya dan langsung merobek pakaian Neva.
Neva merasa kedinginan, lalu segera menutupi bagian atas tubuhnya dengan kedua tangan.
Neva telanjang, kancing kemeja Gandi membuat tubuhnya kesakitan.
“Apakah aku tidak baik padamu?” Ucap Gandi, membuat Neva sedikit bingung. Mengapa dia bertanya begitu?
Neva menggelengkan kepala, berkata: “Bagiku, kamu orang yang paling lembut di dunia ini!”
Meski menyanjung orang itu tidak baik, tapi kesan Gandi di hati Neva, tetaplah pria yang menyelamatkannya di saat dirinya terpuruk.
“Oh……” Suara Gandi tenang.
Tapi detik berikutnya, dia langsung mencekik leher Neva, marah: “Lalu kenapa kamu mengkhianatiku!”
Neva berjuang mati-matian membuka cekikan tangan Gandi.
Namun, Gandi mengerahkan kekuatan yang ganas, Neva merasa dirinya kehilangan nafas.
Tidak peduli bagaimana dia meronta, Gandi tidak bergerak sedikitpun.
Gandi mabuk, dirinya tidak sadar apa yang dia lakukan dan sepenuhnya dikendalikan oleh emosinya.
Dia hanya ingin mengetahui jawabannya dan Neva harus memberitahunya.
Neva memandang Gandi dengan putus asa, a-apakah dia ingin membunuhnya?
Ketika menghadapi hidup dan mati, orang akan melakukan segala kemungkinan untuk menemukan cara menyelamatkan diri.
Neva meraba-raba dan memegang sebuah buku Dream of the Red Chamber yang baru saja dibaca.
Ini novel versi lengkapnya, novel ini sangat tebal.
Dia memegang bagian belakang buku itu dan membantingnya ke kepala Gandi.
Kali ini, semua kekuatan dalam tubuhnya habis.
Tubuh Gandi terhuyung dan jatuh di samping Neva.
Darah segar segera menodai seprai.
Neva terengah-engah, perasaan melarikan diri dari kematian ini membuat mentalnya hancur.
Setelah dua menit, dia baru sadar dan menyadari darah yang mengalir dari kepala Gandi semakin banyak.
Dia segera menelepon Ambulan dan pergi ke rumah sakit.
Gandi bermimpi, mimpi yang membuatnya histeris.
Dia mencekik leher Neva, berteriak keras meminta Neva memberitahunya mengapa mengkhianati dirinya.
Tapi wanita ini tidak kunjung berbicara, terus menggelengkan kepala tiada henti dengan ekspresi sedih di wajahnya.
Gandi semakin marah melihat penampilannya yang lemah.
Kalau benar dia wanita yang begitu lemah, apakah mungkin dia melakukan hal-hal di luar batas?
Beraninya memberi obat pada dirinya, lalu ingin diperkosa di tempat tidur.
Lalu bercerai dengan dirinya dan merebut harta kekayaan.
Apakah dia bodoh?
Selama apa pun yang Neva inginkan dan selama dia bisa memberikannya, selama Neva mengatakannya, dia pasti akan memberikannya tanpa ragu.
Kenapa, kenapa dia berbuat seperti itu.
Gandi berusaha keras menyenangkannya dan membuatnya bahagia.
Tapi Neva? Apa yang dia lakukan?
Selain perasaan palsu, Gandi tidak bisa merasakan kebaikannya sama sekali.
Cinta itu membutuhkan pengorbanan dari kedua pihak, bukan permintaan dari sepihak.
Gandi bertanya pada dirinya, dia tahu dirinya telah jatuh cinta pada Neva dan memiliki pemikiran untuk menghabiskan sisa hidup bersama dengannya.
Tapi mengapa begitu banyak pikiran kotor tersembunyi di matanya yang cerah?
Dia sama sekali tidak mengerti, jadi bertanya kepada Neva.
Tapi wanita ini, tiba-tiba berubah menjadi pria berotot berambut hitam, lalu berubah bentuk menjadi tongkat baseball dan menghantam ke kepalanya.
Sebelum pingsan, Gandi mendengar suara yang kasar: “Mengapa begitu banyak mengapa? Aku hanya menginginkan uangmu!”
Keesokan siang harinya, Gandi perlahan membuka matanya.
Dia merasa tenggorokannya terbakar, sangat-sangat tidak nyaman, lalu tanpa sadar berkata: “A-air……”
Neva yang baru saja tertidur di samping lengannya, dengan cepat mengangkat kepalanya, mengambil air hangat di atas meja dan memberikannya.
Gandi mengambil gelas dan meminumnya.
Tapi langsung tersedak, membuatnya terbatuk!
Neva mengambil gelas air, menekan tombol di tempat tidur dan perlahan mengangkat Gandi.
Setelah Gandi selesai minum, Neva berkata dengan prihatin: “Tuan Gandi, apakah kamu masih sakit?”
Melihat Neva yang berada di depannya, Gandi merasa dibatasi satu dunia.
Sekarang dia tahu, tadi dirinya sedang bermimpi.
Kepalanya berdengung, seolah dipukul oleh sesuatu sampai dibungkus dengan kain kasa.
“Kamu memukulku?” Ucap Gandi tanpa sadar, dia ingat detail kejadian sebelum mabuk, dirinya tidak terluka.”
Neva mengatakan ah, kemudian berdiri dengan melipat kedua tangannya dan membungkuk, berkata: “Iya, maafkan aku, Tuan Gandi, aku memukul kepalamu……”
Ternyata, apa yang di mimpi itu benar, Gandi mau tidak mau memegangi dahinya.
Tapi ketika tangannya berada di samping kepalanya, ia baru ingat luka di kepalanya dibungkus seperti pangsit.
“Kenapa?”
“Um, itu, karena kamu mabuk, kehilangan kesadaran, lalu mencekikku……” Neva berkata dengan terbata-bata membuat ekspresi Gandi semakin suram.
Dia mengetuk tempat tidur di samping dan berkata “Katakan intinya!”
“Kamu hampir membunuhku!”Setelah mengatakan ini, Neva tiba-tiba merasa lega.
Gandi memandang Neva dengan tertegun, tapi tatapan Neva sepertinya tidak sedang berbohong.
Tapi tatapan seperti ini, membuatnya mengingat kejadian kemarin.
Dia mengulurkan tangan: “Memegang.”
Neva yang dipegang merasa ketakutan, hari ini dirinya sudah bertemu dengan Fandi.
Fandi sudah memberitahu Neva apa yang terjadi kemarin dan Neva juga sudah menjelaskan dia tidak berpartisipasi sama sekali.
Terkait kartu itu, dia selalu menyimpannya di dalam tasnya.
Tapi ketika dia mencari kartu itu di dalam tasnya, dia menemukan kartu itu sudah tidak ada.
Terkait bagaimana cara Mili mendapatkannya, Neva berpikir cukup lama tapi tidak kunjung mengerti.
Fandi mempercayai Neva dan mengatakan dia akan menjadi penengah dalam masalah ini.
Ketika pergi, dia menatap kakak keduanya yang pingsan dengan dalam-dalam. Tiba-tiba dia merasa mungkin dirinya kurang memahami Neva, sebenarnya Neva juga wanita yang jahat!
Novel Terkait
Love And War
JaneGue Jadi Kaya
Faya SaitamaIstri Pengkhianat
SubardiEternal Love
Regina WangAwesome Guy
RobinUnplanned Marriage
MargeryCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip