Cinta Yang Dalam - Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
Keesokan paginya, Gandi naik pesawat kembali ke kota Z.
Rey yang menjemputnya. Ketika Gandi baru saja naik mobil, Rey berkata “Presdir Gandi, mau pergi kemana?”
Gandi berpikir sejenak “Pulang ke vila saja!”
Rey ragu sejenak dan tidak langsung menyalakan mesin mobilnya “Akhir-akhir ini ada beberapa hal yang terjadi, bagaimana kalau aku akan melaporkannya lebih dulu padamu!”
Gandi mengangkat pandangan matanya, baru saja dia keluar tidak lama. Rey sudah bisa berbelit-belit dengannya.
“Katakanlah!”
Rey merapikan semua logika dalam pikirannya, lalu mulai mengatakan mengenai keluarga Aska.
Dia dengar Neva adalah anak kandung Lexi. Dan Nevi adalah wanita yang awalnya harus menikah dengan Gandi.
Gandi tersenyum dingin lalu berkata “Orang-orang di keluarga Aska ini kelihatannya benar-benar kurang berpendidikan dan bermoral. Jika tidak segera ditangani, malah akan membuat tidak tenang saja!”
“Mereka ada dimana?”
Rey tahu Gandi akan menanyakan keberadaan tiga orang keluarga Aska ini, dia pun berkata “Pagi hari ini, mereka pergi ke kediaman rumah keluarga Tirta. Sepertinya sedang membahas mengenai masalah resepsi pernikahan dengan Nyonya Lie .”
Gandi tersenyum dingin dalam hati, kontrak pernikahannya dengan Neva belum diputuskan, apakah orang-orang ini begitu tidak sabar?
"Putar balik dan pergi ke rumah besar Tirta!"
Ketika mobil berhenti di kompleks rumah besar keluarga Tirta, Gandi melihat mobil Range Rover yang dibelinya untuk Neva juga terparkir di sana.
Namun, mobil Range Rover ini telah berubah. Di sana ada sejumlah besar gambar non-mainstream yang sekilas terlihat sangat centil. Gambar-gambar itu sama sekali tidak sesuai dengan karakter Neva.
“Kenapa bisa jadi seperti ini?” Tanya Gandi dengan suaranya yang berat.
Rey memandang penampilan mobil itu yang baru, menarik sudut bibirnya dan menjawab “Karena masalah identitas sudah diketahui oleh Nyonya Lie , jadi keluarga Aska sendiri menganggap kalau semua barang punya nyonya Tirta yang asli seharusnya sekarang sudah kembali ke pemilik aslinya.”
Gandi memicingkan mata, melihat ke arah setir mobil warna merah muda yang luar biasa menyilaukan di dalam mobil itu.
Dia tiba-tiba mengeluarkan palu pengaman dari mobilnya dan membanting palu itu tepat ke kaki jendela mobil.
Suara pecah terdengar sangat keras, kaca mobil pun pecah berkeping-keping.
“Suruh seseorang untuk mengangkut mobil ini pergi dengan menyambungkan tali. Semua barang milik Neva, tidak ada satupun dari keluarga Aska yang boleh menyentuhnya ataupun menggunakannya sekalipun!”
Dia pun berjalan dengan langkah besarnya masuk ke dalam rumah besar keluarga Tirta. Begitu sampai di ruang tamu, dia melihat tiga orang dari keluarga Aska itu.
Tatapan dingin Gandi melirik ke mereka, Gilbert yang cukup terkejut dan sedikit mengantuk, langsung tersadar dan menghampirinya.
“Gandi, Gandi kamu sudah kembali!”
Dia bicara seolah dialah tuan rumah disini. Sehingga dia mempersilahkan Gandi untuk segera duduk.
Gandi mengabaikan Gilbert, pandangan matanya melirik ke Nevi dan berkata dengan santai "Apa yang kalian lakukan di sini?"
Gilbert merasa sedikit canggung ketika Gandi mengabaikannya.
Dia membuka mulut, tapi kemudian dia lagi-lagi takut malah akan membuatnya terhina sendiri. Jadi, dia pun menyenggol Lexi, Lexi pun buru-buru berkata “Gandi, masalah Neva, kami benar-benar minta maaf. Tapi semua ini sudah terjadi, kita juga hanya bisa menebus kesalahan ini dengan minta maaf dan mengakui kesalahan ini. Posisi sebagai nyonya Tirta ini sebenarnya adalah milik Nevi. Kami datang hari ini kesini untuk membicarakan mengenai resepsi pernikahanmu dan Nevi...”
Gandi tersenyum dingin. Pernikahan dirinya ini menjadi seperti sebuah barang apa? seenaknya saja datang, pergi bahkan menggantinya? Dia pun berkata “Resepsi pernikahan? Siapa yang memberitahumu kalau ini adalah resepsi pernikahanmu? Apa sudah dapat persetujuanku? Apa keluarga kalian ini belum bangun dan sadar juga ya, ataukah otak kalian ini bermasalah?”
Mengenai karakter dan sifat Lexi, Gandi dari awal sudah menyelidikinya dengan sangat jelas.
Mengenai hasil uji DNA, itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan Gandi.
Orang yang dicintainya adalah Neva, Neva anak siapa, itu sama sekali tidak ada hubungan dengannya.
Lexi langsung terkejut, lalu bergumam “Ma, maaf.. Gandi, aku bisa paham perasaanmu ini, Namun coba kamu pikirkan baik-baik perasaan kami sebagai orang tua. Neva, bagaimana pun juga adalah putri kandung kami. Tapi sekarang, kami malah....”
“Dia putri kandung kalian atau bukan, hatimu yang tahu jelas mengenai itu. Tidak perlu di hadapanku menangis dan merengek seperti ini. Jika tidak ada apa-apa lagi, tolong kalian pulanglah!”
Gandi sama sekali tidak enggan, khususnya menghadapi wanita yang sangat licik dan tak tahu diri ini.
Neva sudah menjadi nyonya Tirta. Tidak peduli itu awalnya palsu atau bukan atau apapun alasan lainnya. Mereka tidak perlu sampai membahas masalah ini lagi.
Wanita yang telah diakui oleh Gandi hanya satu, dia adalah Neva dan tidak ada hubungannya dengan identitas Neva.
Gandi melirik ke tiga orang itu, pandangan matanya yang kejam berhenti di tangan Nevi.
Dia melangkah maju berjalan sampai ke depan Nevi. Mengulurkan tangannya dan langsung menarik cincin yang ada di jari Nevi dengan keras.
“Cincin ini, siapa yang mengijinkanmu memakainya!” Suara Gandi sudah terdengar marah dan sangat kesal sekali.
Cincin ini dibelinya untuk Neva.
Mana boleh dipakai oleh wanita lain?
Gerakannya yang keras ini membuat Nevi kesakitan, Nevi merasa jarinya hampir saja putus karena ditarik.
Nevi sangat terkejut dengan kemarahan Gandi seperti binatang buas dan liar yang akan segera melahap seseorang.
“Ya Tuhan, Gandi, aku, aku yang seharusnya menjadi istrimu. Jadi, cincin ini bukannya memang sudah seharusnya milikku?” Kata Nevi terbata-bata.
Tatapan mata Gandi berubah jadi sangat tajam, dia meraih kerah baju Nevi lalu langsung mengangkatnya ke atas.
“Cih, ucapan yang begitu besar seperti ini, siapa memangnya kamu?”
Nevi tidak bisa bernapas karena kerah bajunya diangkat. Dia berjuang untuk berdiri dengan menjinjitkan jari-jari kakinya, lalu mengeluarkan penampilannya yang tampak lemah sambil berkata “Resepsi pernikahanmu dan Neva, awalnya juga sebuah kecelakaan yang bodoh. Orang yang seharusnya bersama itu adalah kamu dan aku. Gandi, jangan lupa. Neva lah yang menggunakan obat-obatan narkoba untuk menggugurkan yang dirancang untuk menjebakmu ... "
Shinta sudah tidak tahan lagi dengan keributan ini, dia berdeham dan berkata "Gandi, lepaskan dia!"
Gandi masih mendengarkan ucapan ibunya.
Gandi menghempaskan tangannya dan Nevi pun langsung jatuh tersungkur di lantai.
Dia tampak ingin menangis. Dan ini membuat para pelayan yang melihat pemandangan ini jadi tidak tega.
Gandi menatap lurus ke Nevi yang ada di lantai, lalu berkata dengan dingin “Istriku hanya satu, yaitu Neva. Ini adalah keputusanku, siapapun tidak akan bisa mengubahnya. Aku katakan untuk terakhir kalinya, kalian pergilah sana!”
Hubungan darah atau apalah itu, Gandi sama sekali tidak peduli.
Bahkan pertemanan ibu kandungnya saja, itu hanya sekedar hubungan para pendahulu saja. Dan itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan perasaannya.
Shinta tidak mengatakan apapun. Kemarin malam, dia sangat bingung dan merasa resah, dia pun menelepon Neva, dia ingin Neva menjelaskan semuanya kepadanya.
Tidak peduli bagaimanapun, selama Neva memberinya penjelasan. Shinta bisa menganggap semuanya tidak pernah terjadi.
Tapi tidak disangka, ponsel Neva langsung dalam keadaan mati.
Gandi melangkah pergi meninggalkan rumah besar keluarga Tirta. Dia mau pergi ke vila untuk menemui Neva.
Pada saat yang sama, dia memerintahkan Rey untuk langsung menyelidiki semua informasi mengenai Nevi.
Setelah Gandi kembali tiba di vila, Mbok Ting memberitahunya kalau Neva sedang keluar. Tapi keluar kemana, dia juga tidak tahu.
Dan pada saat ini juga, informasi yang diselidiki oleh Rey sudah keluar hasilnya.
“Presdir Gandi, Informasi mengenai Nevi, ternyata sama persis dengan informasi nyonya Neva.”
Orang yang berbeda tapi memiliki kejadian yang sama.
Pada saat ini, Gandi seolah mengerti sesuatu.
“Selidiki, selidiki juga punya Neva. Selidiki dari awal, dia pernah pergi kemana, dia pernah menghubungi siapa!”
Perintah Gandi dengan suaranya yang berat.
Dia pun naik ke atas dan masuk ke kamar tidur. Dia malah melihat sebuah surat yang diletakkan di atas ranjang. Di surat itu tertulis untuk kesayanganku tuan Gandi.
Gandi yang selama ini tiba-tiba jadi gugup.
Kali ini dia benar-benar tidak punya keberanian untuk menyentuh surat itu.
Dia memandangi cukup lama surat itu, baru setelah itu dia mengambil surat itu.
Tuan Gandi, ketika kamu membaca surat ini, aku pasti telah meninggalkan kota Z.
Maaf sekali karena pergi seperti ini tanpa pamit.
Aku telah berkali-kali membayangkan masa depanku bersamamu. Kita berdua berbaring bersama di sofa dan seorang anak kecil yang imut terus merangkak di pelukan kita.
Namun, semua angan-angan ini sudah dihancurkan oleh kenyataan yang begitu kejam.
Maaf sekali, aku selalu menyembunyikan banyak hal darimu.
Sebelum kamu terus membaca surat ini, tolong berjanji padaku dulu, jangan marah...
Begitu Gandi membaca sampai sini, hidungnya tiba-tiba terasa masam.
Dia menghela napas berat, menjentikkan jemarinya ke kertas surat itu dan bergumam di mulutnya: "Kamu ini dasar wanita bodoh, apakah kamu akan memberitahuku lagi, kalau kamu membuat masalah lagi?”
Dia membalik kertas surat itu dan mulai membaca belakang kertasnya.
Aku tebak, kamu pasti berpikir kalau aku membuat masalah lagi. Dan kamu pasti akan marahkan?
Karena bagaimanapun selama ini, entah kenapa dengan anehnya kamu selalu marah-marah padaku (emoticon tersenyum).
Sudahlah, ayo kembali ke topik utamanya. Tuan Gandi.
Banyak sekali hal yang tidak pernah aku beritahu kepadamu.
Apa kamu ingat, ketika aku tidak punya jalan keluar dari masalahku, kamu memberikanku uang satu milyar?
Uang satu milyar itu, membuatku mengukir dirimu dengan dalam di hatiku.
Biaya operasi adikku menggunakan uang satu milyar yang kamu berikan.
Namun hasil operasinya tidak beruntung. Operasinya gagal.
Aku hanya bisa mencari ibu kandungnya, lalu mengantarnya pergi ke luar negeri.
Lalu, ada sebuah cek tertulis satu milyar lagi di tanganku.
Aku ingin mengembalikannya kepadamu, tapi aku selalu tidak menemukan kesempatan tepat.
Sampai hari itu tiba, aku berada di clubhouse dan tiba-tiba diseret ke kamar olehmu.
Kamu seperti serigala lapar, kamu saat itu benar-benar telah kehilangan akal sehat dan kamu telah melakukan sesuatu hal yang gila itu padaku.
Aku saat itu melawan dan berjuang melepaskan diri, tapi tidak berhasil.
Kemudian aku mengerti, ini adalah hutangku padamu. Dan sudah seharusnya aku berikan padamu.
Gandi tercengang. Malam itu, malam apa?
Tiba-tiba ada sengatan listrik dalam hatinya. Dia ingat, apa jangan-jangan yang dimaksud oleh Neva ini adalah malam dimana dia diberi obat oleh orang lain tanpa sadar itu?
Tidak benar deh! bukannya seharusnya wanita itu Julia?
Tapi sekarang Neva, tiba-tiba mengatakan kalau kalau dirinya adalah tokoh utama pada malam itu?
Gandi merasa pikirannya jadi kacau tidak karuan, dia pada saat ini tiba-tiba teringat pada sehelai rambut itu.
Dia meremas kertas surat itu, lalu pergi mengambil sebuah kotak di bawah lemari bajunya. Di dalam kotak itu kebetulan sekali ada sehelai rambut dari malam itu.
Sedangkan rambut Neva sangat mudah ditemukan. Rambutnya ada di setiap sudut di meja riasnya.
Gandi langsung menyuruh orang mengirim dua helai rambut itu ke rumah sakit Grup Tirta untuk dilakukan tes DNA.
Setelah semuanya selesai dilakukan, dia menyadari kalau dirinya tidak berani untuk membaca lanjutan dari surat itu.
Jika apa yang dikatakan Neva benar, maka dulu dia pernah memperlakukan Neva dengan begitu kejamnya. Seberapa banyak luka dan kesedihan yang telah dirasakan hati Neva karena perbuatannya?
Neva menjelaskan dan dia tidak pernah mau mendengar. Dia bersikap dan menunjukkan kebaikannya, tapi Gandi malah mengabaikannya dan meninggalkannya bagai sepatu usang.
Isi dari surat itu masih ada setengah lagi. Di pertarungan yang keras dalam hatinya, Gandi masih saja melanjutkan membaca surat itu.
Keesokan paginya, aku pun pergi.
Kemudian, di koran tertulis mengenai hubunganmu dengan Julia.
Dan tidak lama setelah itu, aku menyadari kalau diriku hamil.
Anak itu adalah kristal berharga dalam hidupku. Walaupun dia hadir tidak pada waktu yang tepat, namun aku tidak tega untuk menggugurkannya.
Aku meninggalkan kota Z dan pergi ke kota W.
Melahirkan bayi yang imut sekali, aku memberi nama bayi itu Nana.
Iya benar sekali, apa yang kamu pikirkan dalam hatimu saat ini benar sekali. Anak yang bernama Nana itu adalah putri kandungmu.
Aku menjaga Nana sampai tumbuh besar. Awalnya, aku kira seumur hidupku ini, aku tidak akan ada hubungan apapun lagi denganmu.
Aku benar-benar tidak menyangka, aku diancam oleh Lexi, dia menyuruhku kembali ke kota Z untuk menggantikan Nevi yang sudah tidak bisa mengurus dirinya setelah mengonsumsi narkoba untuk menikah dengan seseorang.
Dan aku juga sama sekali tidak menyangka, orang yang akan aku nikahi itu adalah kamu.
Takdir, sekali lagi membuat kita bertemu dan bersama lagi.
Tapi, takdir juga yang telah memutuskan agar kita berdua juga harus berpisah.
Aku benar-benar sangat bahagia di hari-hari dimana kamu menemaniku.
Entah ketika mengantri di taman bermain, semuanya membuatku merasa tenggelam ke dalam lautan kebahagiaan.
Dan sekarang aku sudah pergi, masalah kedepannya aku tidak ingin banyak mengatakannya.
Aku tidak ingin kamu menghabiskan sisa hidup kamu dengan kebencian dan dendam.
Aku hanya ingin memberitahumu, karena beberapa alasan, baru aku mau mengakui semua ini padamu.
Tuan Gandi, kali ini benar-benar tidak akan lagi bertemu denganmu.
Mengenai anak kita, aku akan menjaganya dengan baik. Jika kedepannya ada kesempatan, ketika dia menikah kamu harus datang.
Setelah membaca surat ini, Gandi tanpa sadar menyeka sudut matanya.
Apakah matanya sakit? Kenapa bisa dia meneteskan air mata.
Wanita ini, kalau mau pergi, pergi saja, untuk apa meninggalkan surat seperti ini!
Apa dia kira akan tidak rela melepaskannya?
Namun, dia sama sekali tidak menyangka kalau dirinya memiliki seorang putri.
Dan putrinya ini adalah anak kecil yang aneh dan cerdik itu. Dia pernah bertemu dengannya.
Tidak heran, tidak heran kalau marga anak itu Aska. Dan di dalam nama panjangnya Vagana, Gan-nya diambil dari nama Gandi.
Awalnya dia merasa kalau nama itu sangat kampungan, tapi jika dipikirkan sekarang, nama dari putri Neva itu perpaduan dari nama mereka berdua.
Informasi ini terlalu besar dan pasang surut emosinya ini membuat Gandi agak pusing untuk beberapa saat.
Ternyata dialah yang selalu berbuat salah sepanjang waktu ini!
Novel Terkait
Menunggumu Kembali
NovanUangku Ya Milikku
Raditya DikaPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Loving Handsome
Glen ValoraEternal Love
Regina WangNikah Tanpa Cinta
Laura WangThick Wallet
TessaCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip