Cinta Yang Dalam - Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
Saat makan malam, lebih seseorang di meja makan.
Yaitu putra ketiga dari keluarga Yang, meskipun dia bukan anggota keluarga Yang.
Kakek Yang dan Nyonya Yang tidak pernah membicarakan tentang asalnya.
Hanya saja pada suatu pagi, Kakek Yang mengemudi keluar secara pribadi dengan tergesa-gesa dan tidak membawa sopir.
Ketika dia kembali, dia membawa seorang anak laki-laki kecil gemuk keluar dari mobil.
Alhasil, keluarga Yang memiliki tuan muda ketiga, Zaki Yang.
Winda sangat jarang memiliki kontak dengan Zaki dan Zaki selalu bekerja di luar negeri untuk lebih banyak karier.
Waktu untuk berkontak dengan Winda sangat pendek, tetapi itu tidak mempengaruhi kedekatan mereka.
Namun, kasih sayang antara ketiga bersaudara itu sudah tertanam dalam.
Di meja makan, Zaki dengan setelan jas, sepatu kulit, bermata tajam duduk di kursi, berbicara dengan keluarganya tentang urusan luar negeri.
Riana bercanda "Zaki, kamu pergi sampai ke Argentina dan menikmati pemandangan padang rumput. Apakah kamu membawakan kami hadiah?"
"Hei, tentu saja ada" Kata Zaki dan memberikan kunci mobil kepada pelayan di samping.
Setelah beberapa saat, pelayan itu datang dengan beberapa kotak besar dan setelah selesai makan, Zaki mulai membagikan hadiah.
Hadiah yang dia berikan kepada Kakek Yang adalah satu set kerajinan tangan yang dibuat oleh keahlian lokal.
Hadian untuk Winda dan Riana adalah satu set perhiasan.
Dan yang paling bahagia adalah Sabrina, dia tidak lagi tertarik dengan mainan biasa.
Kali ini Zaki memberinya satu set catur berlian.
Ini adalah salah satu permainan menguji IQ terbaik di dunia, sangat cocok dengan kebiasaan Sabrina yang suka mengoperasikan otaknya.
Setelah makanan penutup di sajikan, Sabrina mulai memainkan caturnya dan Winda menemaninya.
Sementara Arya dan Zaki menemani Kakek Yang dan Nyonya Yang untuk bermain mahjong.
Sampai jam sepuluh malam, kakek mulai merasa ngantuk dan semua orang bubar.
Winda membawa Sabrina kembali dan Zaki mengantar mereka kembali.
Di tengah perjalanan, yang awalnya terdapat langkah kaki tiga orang itu tiba-tiba menghilang satu.
Winda gemetar dan berbalik dengan ketakutan.
Tapi detik berikutnya, tiba-tiba ada tarikan dari tangannya, Sabrina sepertinya ditarik oleh sesuatu.
Dia buru-buru menoleh dan melihat Sabrina bersandar tak berdaya di tubuh Zaki.
“Paman, biarkan aku turun, kamu berkeringat!” Myosphobia Sabrina sama sekali tidak bisa mendekati tempat kotor manapun.
Tapi Zaki malah memeluknya lebih erat, berpura-pura merasa tertekan "Uhm, jalan ini sangat jauh, paman menggendongmu biar kamu tidak terlalu lelah berjalan. Meskipun paman juga lelah, tapi selama Sasa bisa merasa lebih nyaman, paman tidak takut lelah! "
Sabrina memandang Winda dengan tatapan meminta bantuan, tetapi Winda hanya mengangkat bahu, tampak tak berdaya.
Zaki tampak tenang, tapi dia sangat menyayangi Sabrina.
Setiap kali melihat Sabrina, dia akan selalu menggodanya.
Akhirnya sampai juga, Zaki menurunkan Sabrina, kilatan niat nakal melintas di matanya.
"Eh, aku baru ingat bahwa aku terlalu sibuk dua hari terakhir ini dan aku belum mandi selama dua hari, pakaianku pun sudah lapuk!"
Tubuh Sabrina bergetar dan dia merasa seluruh tubuhnya penuh dengan bau yang aneh.
Dia segera menatap Zaki dengan marah dan berteriak "Paman!"
Meskipun nadanya sangat kuat dan tidak puas, tetapi suaranya yang tidak dewasa dan indah lebih seperti sedang merayu.
"Aiya, paman ada di sini, apakah Sasa ingin paman menggendongmu lagi?"
Rauh wajah Sabrina memburuk dan bersembunyi di belakang Winda.
Setelah Zaki pergi, Winda menggelengkan kepalanya dan kembali ke rumah tanpa daya.
Terdengar suara derai air di kamar mandi, tak perlu dikatakan lagi, pasti anak kecil itu sedang mandi.
Setelah Sabrina keluar dari kamar mandi, Winda mengeringkan rambutnya dan melihatnya pergi tempat tidur dan berbaring.
Dia mulai menceritakan novel untuknya dan setelah membujuk Sabrina untuk tidur, dia baru bangun dan kembali ke kamar tidur.
Begitu dia pergi, Sabrina langsung membuka matanya.
Dia sebenarnya tidak ngantuk dan dia sering berpura-pura tidur, hanya untuk menipu ibunya agar bisa pergi tidur tanpa khawatir.
Dalam ruang belajar, Isko sedang menangani urusan perusahaan.
Riana masuk, meletakkan secangkir teh di mejanya, lalu berjalan ke belakangnya dan dengan lembut meremas punggungnya.
Isko sudah lama duduk dan dia sangat puas dengan layanan pijat seperti ini.
"Lumayan, Nyonya, keterampilanmu meningkat lagi."
Riana meningkatkan sedikit kekuatannya lagi dan Isko segera berpura-pura teriak kesakitan.
Riana mengira dia telah mengerahkan terlalu banyak tenaga, jadi dia membungkuk dan berkata dengan cemas "Apakah terlalu kuat?"
Tetapi begitu kata-kata ini diucapkan, pria itu menoleh dan mencium mulutnya.
Riana mendengus, sebelum dia bisa membebaskan diri, Isko membalikkan kursi bosnya dan langsung memeluknya.
Pinggang rampingnya jatuh di tangan Isko dan tangan Isko yang lain sudah masuk ke dalam pakaiannya.
"Ini ruang belajar, Isko …… " Riana berteriak dengan suara rendah.
Terkadang dia sangat mengagumi Isko, keinginannya bisa datang begitu saja.
Pandangan Isko tertuju pada kalung di leher Riana, di tulang selangka yang indah dan putih, rantai platina yang bersinar dengan cahaya yang menyilaukan dan berlian yang tergantung di kalung itu setidaknya bernilai miliaran.
"Apakah ini set perhiasan dari Zaki ?"
Ada nada yang tidak bisa dijelaskan dalam suara Isko.
Riana mendengus, mengetahui bahwa Isko cemburu dan berkata dengan sengaja "Ya, cantik kan!"
Dengan mulut kecilnya yang cemberut, membuat Isko sekali lagi tergoyah.
"Yah, memang …… " Tangan Isko mempercepat, naik ke bagian terlembut Riana dan melepaskan ikatan terakhir.
Riana kemudian ingin menutupi dadanya, tetapi lapisan ikatan itu sudah jatuh ke tangan Isko.
"Kamu …… mulai nakal lagi …… " Kata lagi ini mengungkapkan terlalu banyak ketidakberdayaan Riana.
Namun, Isko tersenyum penuh kemenangan dan dengan sengaja mengguncang benda di tangannya yang membuat wajah Riana memerah tanpa sadar.
"Sudah menjadi suami istri tua, masih harus nakal apa!"
Isko berkata, mengerahan tenaga di tangannya dan tubuh Riana tiba-tiba bereaksi.
"Sudah, sudah, aku salah, selanjutnya aku tahu."
Riana mengangkat tangannya untuk menyerah dan melepaskan ikatan kalung di lehernya.
"Sungguh, sudah begitu besar pun masih merasa cemburu dengan adiknya sendiri."
Isko bersandar di telinga Riana dan hawa panas yang keluar dari mulutnya membuat daun telinga Riana merah.
"Apa kamu belum pernah mendengar kalimat itu? Tidak selezat pangsit dan tidak seasyik kakak ipar …… !"
Kata-kata ini sedikit terlalu berlebihan.
Gerakan tangan Riana mengekspresikan suasana hatinya saat ini secara langsung.
Dia mengulurkan tangannya dan langsung meraih adik pria yang sudah menegang di bawah.
Dengan mengerahkan sedikit tenaganya, Isko segera bergidik.
"Kamu, ini mau membunuh suamimu ya!"
Riana mendengus, berpura-pura bangga "Siapa yang menyuruhmu untuk bertindak dulu?"
Suasana di udara perlahan-lahan menambah lapisan mesra.
Tangan Riana yang tadinya keras, juga menjadi lembut.
Isko menggunakan kekuatan tangannya untuk menggendong Riana secara langsung, membuatnya menghadapnya dan sekarang keduanya saling bertatapan.
Dengan gerakan tangan pria itu, kemerahan di wajah Riana menjadi lebih tebal dan napas Isko yang juga terengah-engah menjadi berat.
Saat ini, Riana melihat sebuah email masuk ke komputer dan berkata "Isko, tunggu, tunggu sebentar, ada, ada email masuk …… "
Tapi Isko berbalik tangan dan langsung mematikan kontak listrik komputer.
"Sekarang melakukan hal-hal penting terlebih dahulu!"
Usai bicara, dia dengan keras mencium bibir Riana.
Saat dia terus merasa kenikmatan, bau alkohol menyebar di antara bibir dan gigi Riana.
“Um …… bau alkohol sangat kuat, kamu pergi sikat gigi dulu!” Riana menahan perasaan tidak nyaman di hatinya dan berkata setelah melepaskan diri.
Tetapi sudah mencapai titik klimaks, bagaimana mungkin Isko dengan patuh mendengar kata-katanya.
Tangannya mulai memasuki bagian bawah rok Riana dan dengan cepat melepaskan kain terakhirnya.
Diiringi oleh gumaman-gumaman, suara kepuasan yang tertekan, pancaran cahaya ……
Arya merasa tertekan baru-baru ini, karena kakak tertuanya sudah menikah dan sebagai anak kedua, dia harus menghadapi status kawin paksa.
Dia kembali kali ini, dia sudah mencoba yang terbaik untuk menyibukkan dirinya, ada terlalu banyak hal di perusahaan, untuk segala macam alasan, dia ingin kakek dan neneknya tahu bahwa dia benar-benar tidak punya waktu.
Tetapi tidak disangka bahwa semua rencana dia ini telah di hancurkan oleh satu kalimat kakek Yang dan menyerahkan semuanya kepada adik terkecil untuk mengurusnya.
Dan dia hanya perlu pergi mencari pasangan dengan sepenuh hati.
Dalam beberapa hari terakhir, dia melihat satu di pagi hari dan satu di sore hari, terkadang dia harus keluar untuk makan di malam hari dan melihat yang lain lagi.
Sikap Arya terhadap perasaan selalu acuh tak acuh, dia tidak akan tergoda apa pun.
Nona pasangannya kali ini juga sama, dia merasa itu bukan yang dia inginkan.
Pagi ini, ketika dia baru saja akan keluar, Nyonya Yang memanggilnya lagi.
"Bagaimana perasaanmu terhadap putri dari Keluarga Barata yang kamu lihat pada siang hari kemarin?"
"Nenek, dia sedikit gemuk."
"Terus bagaimana dengan putri keluarga Li yang kamu lihat sore kemarin?"
"Nenek, dia memiliki gigi kelinci."
“Terus putri keluarga Yuri yang kamu lihat malam kemarin?” Setelah ditolak oleh Arya dua kali, ekspresi Nyonya Yang sudah agak jelek.
Dia ingat gadis dari Keluarga Yuri.
Gadis itu terlihat baik, postur tubuhnya juga sangat baik dan kepribadiannya sangat lembut, alasan yang digunakan Arya tadi tidak dapat digunakan padanya.
Arya menatap lemah ke arah Nyonya Yang dan berkata dengan enggan "Nenek, aku rasa dia terlalu muda."
Ekspresi Nyonya Yang tertegun, dia memandang cucu di depannya dengan terdiam.
Dia ingin marah tetapi tidak bisa marah.
Karena akhir-akhir ini, perbincangan tentang hal ini akan terulang di rumah hampir setiap hari.
“Fa, bawa albumnya ke sini.” Pelayan pribadi Nyonya Yang, Kak Fa pergi ke lemari sambil tersenyum dan membawa album foto dan menyerahkannya kepada Arya.
Arya membalik-balik beberapa halaman dan tiba-tiba merasa bahwa neneknya benar-benar sangat mempedulikan pernikahannya.
Dalam album foto ini, terdapat tiga foto di atas dan di bawah adalah informasi tentang keluarga, kepribadian dan kehidupan pendidikan gadis itu.
Sangat detail, tulisan itu sampai terdapat makanan dan minuman sang gadis.
Hampir sebagian besar wanita kaya dengan usia yang tepat di Kota S muncul di album ini.
Selain itu, bahkan ada saudara kembar ……
Ini membuat Arya yang polos, tidak bisa tidak memikirkan hal lain dalam pikirannya setelah pulang baru-baru ini.
"Lihatlah baik-baik dan jika merasa ada yang cocok, aku akan memanggil orang tuanya datang untuk berdiskusi."
Nyonya Yang menyesap tehnya dan berkata dengan yakin.
Di Kota S, tidak ada yang akan menolak undangan keluarga Yang.
Keyakinan ini berasal dari status dan kekuatan keluarga Yang.
Novel Terkait
Meet By Chance
Lena TanHabis Cerai Nikah Lagi
GibranUntouchable Love
Devil BuddyHarmless Lie
BaigeAfter Met You
AmardaMy Tough Bodyguard
Crystal SongCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip