Cinta Yang Dalam - Bab 194 Balas Dendam

Tetapi detik berikutnya, sebelum dia bisa meraih sekop itu, sekop di depannya menghilang.

Tidak, itu tidak mungkin, dia merasa pandangannya memutar, dan dia melihat bintang-bintang di langit.

Dengan sekali hantaman, tubuh pria B jatuh ke tanah.

Darah yang mengucur dari rongga leher mengenai pria A. Dia ketakutan dan berlutut: "Abang, paman, leluhur, aku salah, aku tahu aku salah. Tolong, tolong, Biarkan aku pergi, jangan bunuh aku ... "

Pria A baru saja menyaksikan pria B yang hampir mendapatkan sekop milik Gandi. Detik berikutnya, dia malah mendapati sekop itu telah berada di leher pria B.

Kemudian, kepala Pria B langsung terpenggal.

Pria A sudah berada di dunia ini bertahun-tahun, dia sendiri sudah merupakan anggota dari bandit-bandit disana. Sekarang, masyarakat negara ini sudah berada di bawah aturan hukum. Meskipun terkadang masih ada ancaman untuk membunuh, tetapi tidak akan ada yang membunuh orang kecuali saat terpaksa.

Lagipula, bagi yang sembarangan membunuh orang akan dijatuhkan hukuman mati.

Tetapi pria ini, hanya demi seorang wanita biasa, dia tanpa ragu membunuh orang dengan tangannya sendiri.

Gandi menatap mata Pria A, tentu saja dia tahu apa yang telah dilakukannya.

Gandi membuang sekop sampai ke depan Pria A, “Tangan mana yang kau gunakan untuk menyentuh wanitaku, potonglah sendiri!”

Pria A dengan gemetar meraih sekop, dia tahu jelas bahwa kata-kata Gandi tidak bisa dianggap remeh.

Tetapi dia juga tidak mampu untuk memenggal tangannya sendiri.

Sekop Gandi masih berada di genggaman pria A, dia berpikiran untuk melukai Gandi.

Pikiran ini muncul dalam pikiran Pria A, dan dia tidak bisa menghapuskan pikiran ini.

Pria A berdiri secara tiba-tiba dengan sekop di tangannya, sebelum dia sempat menyerang Gandi, dia melihat ekspresi wajah Gandi yang tersenyum.

Sorot mata Gandi membuat seluruh badan Pria A bergetar.

Sangat jelas bahwa Gandi sedang menunggu Pria A mengambil inisiatif untuk menerkamnya, yang akan berakhir dengan dia membunuh Pria A.

Antara hidup dan mati, hanya ada beberapa detik.

Dia meraih sekop, mengubah arahnya dan memotong dalam sekaligus.

Terdengar suara jeritan di dalam gang yang kemudiaan diikuti dengan jeritan yang lebih histeris.

Pria A menggunakan seluruh tenaganya untuk memotong tangan kirinya.

Gandi mengeluarkan pistol dari pinggangnya, memainkan pistol itu di tangannya dan menatap Pria A dengan dingin.

Disaat ini, Pria A merasa dia telah membuat pilihan yang tepat, setidaknya dibandingkan kehilangan nyawanya, dia masih tahu jelas bahwa lebih baik baginya untuk kehilangan sebuah tangan.

“Boss, aku sudah melaksanakan perintahmu. Aku mohon, bisakan kamu melepaskanku? Aku masih memiliki orang tua, anak dan istri untuk…”

Pria A belum menyelesaikan kalimatnya, dia sudah kembali terdiam.

Pistol yang tadi ditangan Gandi, suda menempel di atas kepalanya.

Gandi adalah orang yang menepati janjinya. Dia menatap Pria A dengan penuh kebencian sebelum menendangnya sekali lagi.

Untuk wanita ramping tadi, dia sebenarnya juga tidak ingin menyentuhnya. Dia merasa jijik untuk menyentuh wanita semacam itu.

Dia melangkah keluar, manager Club Golden ragu sejenak sebelum menghampiri Gandi, “Tuan Tirta, wanita itu?”

Pandangan yang diberikan Gandi seperti jarum beracun, menusuknya dengan dalam” “Kamu benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan?”

Manager itu menghela napas, segera mengangguk dan berkata, “Paham, paham.”

Setelah Gandi pergi, dia melangkah ke arah wanita ramping itu, “Ghost , lihatlah, kamu akhirnya telah berada disisi kakak kita. Mengapa kamu masih saja mencari masalah pada dewa seperti itu? Tahukah kamu, mulai dari detik ini, hidupmu telah hancur.”

Ghost yang tadi takut akan keberadaan Gandi, mulai merasa tenang di hadapan manager Club. Dia menepuk-nepuk debu di tubuhnya, berjalan keluar dari gang gelap itu dan berkata, “Manager Sun, untuk hari ini, terima kasih. Kelak…”

“Kelak, apa maksudmu?” Manager Sun menertawakan omong kosongnya.

Dia menunjuk beberapa orang, “Kamu, dan kamu, bawa Ghost ke ruang hitam. Seterusnya, dia akan tetap melayani tamu disana, sampai akhir hidupnya.”

Sampai disini, dia tidak menghiraukan jeritan Ghost dari belakangnya dan berjalan meninggalkan tempat itu.

Ruang hitam adalah ruang Club Golden dimana mereka menyediakan servis paling khusus. Merupakan ruang yang paling mahal, namun tingkat kematiannya juga sangat tinggi.”

Orang-orang yang memilih ruang ini adalah orang kaya yang memiliki kekuasaan, mereka bisa bertindak sesuka hati terhadap wania didalam ruangan itu.

Pada dasarnya, tempat ini adalah pilihan terakhir, tidak ada wanita yang mau bertugas di ruangan ini.

Beberapa hari lalu, ada seseorang yang berhutang sampai beberapa puluh juta. Demi enghasilkan uang, dia memilih untuk melayani di ruang hitam.

Wanita itu berjalan masuk dengan kakinya dan keluar dengan keadaan yang meprihatinkan. Dia memuntahkan darah, dari bagian bawah tubuhnya, ditemukan tutup botol alkohol. Bola matanya sampai berputar ke belakang, dan dia sudah tidak tertolong.

Sepertinya, Tuan Tirta akan merasa hal ini sudah cukup? Manager itu berpikir dalam diam.

Setelah Gandi keluar dari gang tadi, dia segera mengendari mobilnya menuju rumah sakit.

“Pasien menggigit ¼ lidahnya, untung saja darah yang keluar tidak begitu bamnyak. Kita sudah melakukan operasi, seharusnya tidak akan menganggu kemampuan bicaranya. Luka diwajahnya juga akan pudar dalam waktu dua hari.”

Setelah menyampaikan hal ini, dokter pun beranjak pergi.

Gandi melihat Neva yang terbaring, wajahnya masih menunjukkan bahwa dia masih merasa takut, bahkan badannya masih bergetar dari waktu ke waktu.

Gandi duduk dan menggenggam erat tangan Neva. Di saat ini, terpancar rasa sayang dari sepasang mata Gandi.

Bahkan, untuk kucing dan anjing yang telah dirawat lama, pasti akan ada ikatan yang terjalin. Apalagi terhapap Neva wanita yang selalu lembut dan ceria ini!

Gandi mengelus punggung tangan Neva. Tindakan ini membuat Neva yang berada dalam mimpi sedikit arahan untuk kembali, keadaannya semakin baik dan pada akhirnya dia bernapas dengan normal kembali.

Namun pada saat ini, dari aula rumah sakit terdengar suara keributan, beberapa suara barang dipecahkan, seperti ada yang datang membuat keributan.

Gangi Tirta mengerutkan alisnya. Saat ini, bagi siapapun yang mengusik Neva yang sedang tertidur, sama saja seperti mengusik seekor harimau.

Gandi bangkit dan berjalan ke arah aula rumah sakit.

Saat ini terlihat Pria yang tangannya terlihat terbalut perban. Setelah melihat Gandi, dia bersembunyi dan berbisik, “Kak Macan , itu orangnya. Dia telah membunuh abang ketiga dan Botak ”

Orang yang tadi dipanggil Kak Macan itu berperawakan besar dan kekar, matanya melebar, dan melangkah maju ke arah Gandi, “Bedebah, tetap disana!”

Gandi melirik sejenak orang yang bersembunyi dibelakang, berbalik dan berjalan menuju lift dan menekan tombol menuju atap.

“Bocah itu kabur, kejar dia!”

Kak Macan membawa puluhan anak buah. Setelah dia mendengar kabar bahwa saudaranya telah dilukai, dia langsung bersiap-siap untuk membalas dendam.

Untuk masalah siapa yang salah, dia tidak peduli.

Orang-orang yang berkecimpung di dunia ini sangat melindungi satu-sama lain.

Sekelompok orang itu mengejar Gandi sampai ke atap, setelah bertanya ke suster disekitar, mereka menuju ke arah yang ditunjuk.

Sesampainya disana, mereka akhirnya melihat Gandi dengan punggungnya menghadap ke mereka.

Angin di atap bertiup kencang. Untuk sesaat Kak Macan merasa ada perasaan yang tidak mengenakkan.

Pria ini, tidak bisa diusik!

“Saudaraku, apa nama panggilanmu?”

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu