Cinta Yang Dalam - Bab 163 Dilema
Wendi pun mengatakan wuu, hal ini membuatnya teringat akan permasalahan yang ada di berita, oleh karena itu ia berkata : "Kakak ipar, kakak kedua aku dalam menangani permasalahan itu memanglah sangat tidak baik, akan tetapi aku rasa dia saat ini sedang membuat wanita yang bernama Julia itu dihantui perasaan kebingungan. Tunggu hingga masa sulit ini berlalu, seharusnya pemikirannya pun akan kembali seperti sedia kala. jika dia masih saja melakukan hal yang keterlaluan, kamu katakan saja kepadaku, aku akan pergi mencari ibu untuk meminta tindakan darinya.
Dari hati yang terdalam, Wendi merasakan bahwa Gandi tidaklah seperti biasanya.
Akan tetapi dia sendiri dalam hatinya memahami, perasaan ini hanya dapat disimpan di dalam hati, tidak bisa ia tunjukkan keluar.
Perempuan yang dipandang oleh Gandi, harus dapat lulus dari pandangannya.
Mengenai Julia, dia masihlah dipandang rendah oleh dirinya.
Neva pun tersenyum dan berkata : "Itu sama saja menjadi mengadu, Wendi, sungguh terima kasih atas perhatian kamu, akan tetapi aku tidak dapat berbuat seperti itu."
Neva mengerti bahwa Gandi tidak menyukai dirinya dan hanya menyukai Julia.
Saat ini dirinya terhadap Kota Z, telah merasa bahwa tubuh dan hatinya telah benar-benar lelah hingga rasa lelahnya meresap ke dalam tulang.
jika mengatakan mengenai harapan terbesar dirinya saat ini, maka hal itu hanyalah dapat pergi meninggalkan tempat ini.
Kembali ke Kota W, menemani Nana bertumbuh, hidupnya mungkin memang tidak kaya akan tetapi kehidupannya dipenuhi dengan perasaan bahagia.
Nana, inilah yang merupakan dukungan terakhir yang ia miliki.
Wendi memutuskan untuk mengaku kepada Neva, dengan suara yang ringan ia berkata : "Kakak ipar, kamu juga mengetahuinya, semua adik perempuan, memiliki semacam perasaan kasih sayang yang tidak dapat dijelaskan untuk kakak laki-laki mereka, aku juga demikian. Pada saat kakak kedua dengan gigih ingin menikahi Julia, aku berada dipihak yang sama dengan seluruh anggota keluarga ini. Karena aku memandang rendah pemain film itu, pemain film itu melakukan begitu banyak hal kotor, dia kira tidak ada satu orang pun yang akan mengetahuinya, akan tetapi sekalinya ditelusuri, maka kita pun dapat mengetahuinya. Sedangkan kamu tidak sama, kamu benar-benar seorang anak perempuan yang sangat hangat. Setelah pulang ke rumah dan berinteraksi denganmu, aku benar-benar tulus menganggap dan memperlakukan kamu sebagai kakak ipar aku."
Wendi secara perlahan menggenggam tangan Neva, semua penghiburan dapat terasa dengan jelas tanpa perlu berkata-kata.
Neva pun menarik tangannya dengan perlahan, kemudian ia berkata dengan nada yang sedikit lelah : "Ini jelas-jelas aku ingin memberikan kamu sebuah pembelajaran, mengapa malah sebaliknya, malah menjadi kamu yang menenangkan aku."
Saat Wendi baru saja ingin membuka mulutnya untuk berbicara, Neva pun mengangkat tangannya, menghentikan Wendi untuk mengatakan hal yang ingin ia katakan, kemudian ia berkata : "Apa yang ingin kamu katakan, aku sudah mengetahuinya. Akan tetapi diantara kami berdua memang ditakdirkan untuk berjodoh namun tidak memiliki hasil yang baik, saat ini seperti ini kamu juga telah melihatnya, aku menempati posisi istri dari tuan muda Keluarga Tirta, membuat Julia tidak dapat menduduki posisi ini, kakak keduamu sangat benci denganku."
Wendi masih ingin mengatakan beberapa kata yang menenangkan, akan tetapi melihat ekspresi Neva yang begitu sedih, terakhir ia hanya dapat menghela nafas panjang.
Setiap keluarga memiliki kesulitannya sendiri, terlebih lagi permasalahan pria dan wanita yang masih muda seperti ini.
Setelah Neva memasuki kepingan kenangan dirinya, ia pun kembali pulih lagi.
Dia adalah seorang wanita yang realistis, kalau tidak juga tidak dapat dengan gigih selama beberapa tahun ini seorang diri membesarkan Nana.
Neva sudah tidak ingin membahas permasalahan mengenai dirinya sendiri lagi, dia dapat melihat, bahwa Gaohan benar-benar sepenuh hati menyukai Wendi.
Dia berharap kedua orang yang saling mencintai itu dapat menjadi suami istri, saat ini Wendi hanya masih kurang memahami Gaohan, kebersamaan kedua orang tersebut masihlah terlalu sedikit.
Akan tetapi proses dalam kebersamaan ini, mungkin juga dapat menjadi penyebab mereka berpisah.
Oleh karena itu ia berpikir sejenak, kemudian berkata : "Wendi, aku rasa kamu seharusnya pulang. Buka lebar hatimu, berbicaralah baik-baik dengan Gaohan. Kamu ingat-ingat lagi dia biasanya memperlakukan kamu dengan baik, Ibunya adalah orang yang memiliki hubungan darah dengan dia, kamu adalah wanita yang paling dicintainya, kalian berdua jika berselisih, dia yang terjepit di tengah, tidak peduli jika ia memihak kepada perasaan atau memihak kepada akal sehat, bagaimanapun ini sama saja membuatnya dilema, hal ini adalah dengan ibu dan istri yang jatuh ke dalam sungai ... "
Nasehat Neva yang jujur dan bermaksud baik itu barulah terucap separuh, kemudian Wendi pun menggunakan tangannya untuk menutup mulutnya dan berkata : "Sudahlah, kakak ipar, berhentilah sampai disini."
Neva memahami prinsip mengenai berbuat secukupnya saja, berbicara terlalu banyak sebaliknya malah dapat membangkitkan perasaan membangkang dari Wendi.
Oleh karena itu dia pun tertawa, kemudian berkata : "Kalau begitu tidak akan berbicara lagi, kita beberapa orang ini kembali mengobrol saja."
Mereka berempat mengobrol dalam waktu yang lama, makan malam mereka menggunakan sayuran hijau yang tersisa saat siang tadi dan bersama-sama memasak sebuah hotpot.
Setelah selesai makan, Wendi mengutarakan ingin tinggal disini untuk menemani Neva, alasannya adalah karena takut Neva merasa kesepian.
Neva bahkan tidak perlu berpikir dan langsung menolaknya, ia meminta Wendi untuk segera pulang, untuk mengurangi kekhawatiran Gaohan yang mencari dirinya kemana-mana.
Melihat sikap Neva yang begitu bersih keras, Wendi hanya dapat menghela nafas, dengan sedih ia pergi dari sana.
Memperhatikan beberapa orang itu mengendarai mobil yang perlahan-lahan menjauh, dalam hatinya Neva merasakan sedikit kehangatan.
Dirinya selama berada di Kota Z ini, setidaknya juga tidak berusaha keras untuk berbaur, akan tetapi masih ada beberapa teman yang dengan tulus menjalin hubungan dengan dirinya.
Grup Tirta, pada saat pulang kerja, Rey mengirimkan sebuah dokumen.
"Direktur Tirta, ini adalah dokumen Dunhil yang anda minta."
Setelah Rey menyerahkannya, ia pun berdiri di tempatnya untuk menunggu perintah dari Gandi.
Gandi pun mengambil dokumen tersebut kemudian melihatnya, sesuai dengan yang ia duga, Neva memang pernah menjalin hubungan dengan Dunhil.
Perempuan ini, apakah siapa pun yang mengejarnya maka ia akan menyetujuinya?
Dia menggenggam dokumen yang ada ditangannya dan bertanya : "Di dalam dokumen yang sebelumnya, mengapa tidak ada semua ini?"
Raut wajah Rey sedikit tertegun, kemudian berkata : "Begini, Direktur Tirta, dokumen yang sebelumnya semuanya adalah setelah nyonya muda lulus. Sedangkan dia dan ..."
"Sebut namanya!" Gandi menyela dengan nada suara yang dingin.
Rey pun merespon dan melanjutkan perkataannya : "Nyonya ... Hubungan Neva dan Dunhil, adalah dimulai saat di sekolah dan diakhiri saat di sekolah pula, dokumen bagian ini hanya dapat diperiksa dengan mencari guru dan teman-teman sekolahnya, jika tidak diperhatikan dengan benar-benar pasti akan sulit untuk dicari, maka dari itu tertinggal .."
Semakin Rey mengatakannya suaranya pun menjadi semakin kecil, karena dokumennya muncul permasalahan, pihak yang pertama kali bertanggung jawab adalah dirinya.
Tidak peduli ada berapa banyak alasan, tidak dikerjakan dengan baik maka itu tidak dikerjakan dengan baik, Gandi hanyalah melihat hasil, semua orang yang bekerja disisinya pun telah mengetahui hal tersebut.
Gandi pun meletakkan dokumen tersebut, tidak melanjutkan untuk melihat dokumen ini lebih lanjut, kemudian ia memerintahkan : "Perhatikan baik-baik mereka berdua, jika terjadi hal apa pun tidak peduli seberapa sibuk aku, pada saat itu juga laporkan kepadaku."
Saat ia selesai mengatakan hal tersebut, ponsel yang ia letakkan di atas meja pun berdering.
Gandi melihat sejenak, kemudian sedikit mengerutkan alisnya, pada waktu ini, untuk apa ibu meneleponnya?
Dia pun menjawab panggilan tersebut, dengan suara yang pelan ia berkata:"Ibu, apakah ada masalah?"
"Malam ini kamu akan tidur dimana?" Shita karena pada waktu yang lalu Gandi bersih keras menarik Neva untuk pergi, amarahnya pun masih belum mereda.
Kerutan alis Gandi pun semakin mendalam, karena setiap kali menanyakan pertanyaan ini, maka hal yang tidak dapat ia hindari adalah sebuah pertengkaran, maka dari itu ia pun menjawab : "Pulang ke rumah."
Ucapan yang sederhana ini, akan tetapi suara yang berada dalam mikrofon ponselnya, sebaliknya malah membuat wajahnya dalam sekejap menjadi tidak senang.
"Pulang ke rumah? Pulang ke rumah yang mana? Rumah pemain film yang mana? Gandi, Kamu tidak boleh hingga ke tahap dimana sudah benar-benar tidak dapat ditolong lagi, Neva adalah istri sah mu, dia juga tulus dan sepenuh hati terhadap kamu, sedangkan kamu mengapa tidak dapat hidup dengan baik bersama dengan dia?"
Novel Terkait
Love at First Sight
Laura VanessaHarmless Lie
BaigeThe Sixth Sense
AlexanderCutie Mom
AlexiaJalan Kembali Hidupku
Devan HardiHusband Deeply Love
NaomiMenantu Hebat
Alwi GoCinta Dan Rahasia
JesslynCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip