Cinta Yang Dalam - Bab 163 Dilema

Wendi pun mengatakan wuu, hal ini membuatnya teringat akan permasalahan yang ada di berita, oleh karena itu ia berkata : "Kakak ipar, kakak kedua aku dalam menangani permasalahan itu memanglah sangat tidak baik, akan tetapi aku rasa dia saat ini sedang membuat wanita yang bernama Julia itu dihantui perasaan kebingungan. Tunggu hingga masa sulit ini berlalu, seharusnya pemikirannya pun akan kembali seperti sedia kala. jika dia masih saja melakukan hal yang keterlaluan, kamu katakan saja kepadaku, aku akan pergi mencari ibu untuk meminta tindakan darinya.

Dari hati yang terdalam, Wendi merasakan bahwa Gandi tidaklah seperti biasanya.

Akan tetapi dia sendiri dalam hatinya memahami, perasaan ini hanya dapat disimpan di dalam hati, tidak bisa ia tunjukkan keluar.

Perempuan yang dipandang oleh Gandi, harus dapat lulus dari pandangannya.

Mengenai Julia, dia masihlah dipandang rendah oleh dirinya.

Neva pun tersenyum dan berkata : "Itu sama saja menjadi mengadu, Wendi, sungguh terima kasih atas perhatian kamu, akan tetapi aku tidak dapat berbuat seperti itu."

Neva mengerti bahwa Gandi tidak menyukai dirinya dan hanya menyukai Julia.

Saat ini dirinya terhadap Kota Z, telah merasa bahwa tubuh dan hatinya telah benar-benar lelah hingga rasa lelahnya meresap ke dalam tulang.

jika mengatakan mengenai harapan terbesar dirinya saat ini, maka hal itu hanyalah dapat pergi meninggalkan tempat ini.

Kembali ke Kota W, menemani Nana bertumbuh, hidupnya mungkin memang tidak kaya akan tetapi kehidupannya dipenuhi dengan perasaan bahagia.

Nana, inilah yang merupakan dukungan terakhir yang ia miliki.

Wendi memutuskan untuk mengaku kepada Neva, dengan suara yang ringan ia berkata : "Kakak ipar, kamu juga mengetahuinya, semua adik perempuan, memiliki semacam perasaan kasih sayang yang tidak dapat dijelaskan untuk kakak laki-laki mereka, aku juga demikian. Pada saat kakak kedua dengan gigih ingin menikahi Julia, aku berada dipihak yang sama dengan seluruh anggota keluarga ini. Karena aku memandang rendah pemain film itu, pemain film itu melakukan begitu banyak hal kotor, dia kira tidak ada satu orang pun yang akan mengetahuinya, akan tetapi sekalinya ditelusuri, maka kita pun dapat mengetahuinya. Sedangkan kamu tidak sama, kamu benar-benar seorang anak perempuan yang sangat hangat. Setelah pulang ke rumah dan berinteraksi denganmu, aku benar-benar tulus menganggap dan memperlakukan kamu sebagai kakak ipar aku."

Wendi secara perlahan menggenggam tangan Neva, semua penghiburan dapat terasa dengan jelas tanpa perlu berkata-kata.

Neva pun menarik tangannya dengan perlahan, kemudian ia berkata dengan nada yang sedikit lelah : "Ini jelas-jelas aku ingin memberikan kamu sebuah pembelajaran, mengapa malah sebaliknya, malah menjadi kamu yang menenangkan aku."

Saat Wendi baru saja ingin membuka mulutnya untuk berbicara, Neva pun mengangkat tangannya, menghentikan Wendi untuk mengatakan hal yang ingin ia katakan, kemudian ia berkata : "Apa yang ingin kamu katakan, aku sudah mengetahuinya. Akan tetapi diantara kami berdua memang ditakdirkan untuk berjodoh namun tidak memiliki hasil yang baik, saat ini seperti ini kamu juga telah melihatnya, aku menempati posisi istri dari tuan muda Keluarga Tirta, membuat Julia tidak dapat menduduki posisi ini, kakak keduamu sangat benci denganku."

Wendi masih ingin mengatakan beberapa kata yang menenangkan, akan tetapi melihat ekspresi Neva yang begitu sedih, terakhir ia hanya dapat menghela nafas panjang.

Setiap keluarga memiliki kesulitannya sendiri, terlebih lagi permasalahan pria dan wanita yang masih muda seperti ini.

Setelah Neva memasuki kepingan kenangan dirinya, ia pun kembali pulih lagi.

Dia adalah seorang wanita yang realistis, kalau tidak juga tidak dapat dengan gigih selama beberapa tahun ini seorang diri membesarkan Nana.

Neva sudah tidak ingin membahas permasalahan mengenai dirinya sendiri lagi, dia dapat melihat, bahwa Gaohan benar-benar sepenuh hati menyukai Wendi.

Dia berharap kedua orang yang saling mencintai itu dapat menjadi suami istri, saat ini Wendi hanya masih kurang memahami Gaohan, kebersamaan kedua orang tersebut masihlah terlalu sedikit.

Akan tetapi proses dalam kebersamaan ini, mungkin juga dapat menjadi penyebab mereka berpisah.

Oleh karena itu ia berpikir sejenak, kemudian berkata : "Wendi, aku rasa kamu seharusnya pulang. Buka lebar hatimu, berbicaralah baik-baik dengan Gaohan. Kamu ingat-ingat lagi dia biasanya memperlakukan kamu dengan baik, Ibunya adalah orang yang memiliki hubungan darah dengan dia, kamu adalah wanita yang paling dicintainya, kalian berdua jika berselisih, dia yang terjepit di tengah, tidak peduli jika ia memihak kepada perasaan atau memihak kepada akal sehat, bagaimanapun ini sama saja membuatnya dilema, hal ini adalah dengan ibu dan istri yang jatuh ke dalam sungai ... "

Nasehat Neva yang jujur dan bermaksud baik itu barulah terucap separuh, kemudian Wendi pun menggunakan tangannya untuk menutup mulutnya dan berkata : "Sudahlah, kakak ipar, berhentilah sampai disini."

Neva memahami prinsip mengenai berbuat secukupnya saja, berbicara terlalu banyak sebaliknya malah dapat membangkitkan perasaan membangkang dari Wendi.

Oleh karena itu dia pun tertawa, kemudian berkata : "Kalau begitu tidak akan berbicara lagi, kita beberapa orang ini kembali mengobrol saja."

Mereka berempat mengobrol dalam waktu yang lama, makan malam mereka menggunakan sayuran hijau yang tersisa saat siang tadi dan bersama-sama memasak sebuah hotpot.

Setelah selesai makan, Wendi mengutarakan ingin tinggal disini untuk menemani Neva, alasannya adalah karena takut Neva merasa kesepian.

Neva bahkan tidak perlu berpikir dan langsung menolaknya, ia meminta Wendi untuk segera pulang, untuk mengurangi kekhawatiran Gaohan yang mencari dirinya kemana-mana.

Melihat sikap Neva yang begitu bersih keras, Wendi hanya dapat menghela nafas, dengan sedih ia pergi dari sana.

Memperhatikan beberapa orang itu mengendarai mobil yang perlahan-lahan menjauh, dalam hatinya Neva merasakan sedikit kehangatan.

Dirinya selama berada di Kota Z ini, setidaknya juga tidak berusaha keras untuk berbaur, akan tetapi masih ada beberapa teman yang dengan tulus menjalin hubungan dengan dirinya.

Grup Tirta, pada saat pulang kerja, Rey mengirimkan sebuah dokumen.

"Direktur Tirta, ini adalah dokumen Dunhil yang anda minta."

Setelah Rey menyerahkannya, ia pun berdiri di tempatnya untuk menunggu perintah dari Gandi.

Gandi pun mengambil dokumen tersebut kemudian melihatnya, sesuai dengan yang ia duga, Neva memang pernah menjalin hubungan dengan Dunhil.

Perempuan ini, apakah siapa pun yang mengejarnya maka ia akan menyetujuinya?

Dia menggenggam dokumen yang ada ditangannya dan bertanya : "Di dalam dokumen yang sebelumnya, mengapa tidak ada semua ini?"

Raut wajah Rey sedikit tertegun, kemudian berkata : "Begini, Direktur Tirta, dokumen yang sebelumnya semuanya adalah setelah nyonya muda lulus. Sedangkan dia dan ..."

"Sebut namanya!" Gandi menyela dengan nada suara yang dingin.

Rey pun merespon dan melanjutkan perkataannya : "Nyonya ... Hubungan Neva dan Dunhil, adalah dimulai saat di sekolah dan diakhiri saat di sekolah pula, dokumen bagian ini hanya dapat diperiksa dengan mencari guru dan teman-teman sekolahnya, jika tidak diperhatikan dengan benar-benar pasti akan sulit untuk dicari, maka dari itu tertinggal .."

Semakin Rey mengatakannya suaranya pun menjadi semakin kecil, karena dokumennya muncul permasalahan, pihak yang pertama kali bertanggung jawab adalah dirinya.

Tidak peduli ada berapa banyak alasan, tidak dikerjakan dengan baik maka itu tidak dikerjakan dengan baik, Gandi hanyalah melihat hasil, semua orang yang bekerja disisinya pun telah mengetahui hal tersebut.

Gandi pun meletakkan dokumen tersebut, tidak melanjutkan untuk melihat dokumen ini lebih lanjut, kemudian ia memerintahkan : "Perhatikan baik-baik mereka berdua, jika terjadi hal apa pun tidak peduli seberapa sibuk aku, pada saat itu juga laporkan kepadaku."

Saat ia selesai mengatakan hal tersebut, ponsel yang ia letakkan di atas meja pun berdering.

Gandi melihat sejenak, kemudian sedikit mengerutkan alisnya, pada waktu ini, untuk apa ibu meneleponnya?

Dia pun menjawab panggilan tersebut, dengan suara yang pelan ia berkata:"Ibu, apakah ada masalah?"

"Malam ini kamu akan tidur dimana?" Shita karena pada waktu yang lalu Gandi bersih keras menarik Neva untuk pergi, amarahnya pun masih belum mereda.

Kerutan alis Gandi pun semakin mendalam, karena setiap kali menanyakan pertanyaan ini, maka hal yang tidak dapat ia hindari adalah sebuah pertengkaran, maka dari itu ia pun menjawab : "Pulang ke rumah."

Ucapan yang sederhana ini, akan tetapi suara yang berada dalam mikrofon ponselnya, sebaliknya malah membuat wajahnya dalam sekejap menjadi tidak senang.

"Pulang ke rumah? Pulang ke rumah yang mana? Rumah pemain film yang mana? Gandi, Kamu tidak boleh hingga ke tahap dimana sudah benar-benar tidak dapat ditolong lagi, Neva adalah istri sah mu, dia juga tulus dan sepenuh hati terhadap kamu, sedangkan kamu mengapa tidak dapat hidup dengan baik bersama dengan dia?"

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu