Cinta Yang Dalam - Bab 265 Tidak Bagus!
Pada saat ini, tangan yang Neva pegang tiba-tiba menggenggamnya dengan kuat.
Neva tertegun, lalu menatap Gandi dan melihat matanya yang agak lelah.
"Tuan Tirta, kamu, kamu sudah siuman? Apakah baik-baik saja..." Neva berkata sambil mengulurkan tangan menyentuh dahi Gandi.
Dahinya masih sedikit panas, tapi karena sudah minum obat, suhunya sudah mulai turun.
“Hanya flu ringan saja, mungkinkah aku bisa mati?” Gandi memandang Neva dengan sedikit senyum di wajahnya.
Neva segera berteriak dengan tidak senang: "Jangan berkata seperti itu, tidak bagus!"
Setelah berbicara, Neva juga merasa bahwa sikapnya sedikit terlalu berlebihan, kemudian menundukkan kepalanya dan berkata, “Aku hanya, sedikit mengkhawatirkanmu …”
Gandi memahami perasaan Neva, sama seperti saat Neva merasa sakit, Gandi juga akan mengkhawatirkannya.
Gandi berkata, “Aku baik-baik saja, hanya masuk angin. Kamu kembali dan istirahatlah, Fandi ada bersamaku di sini sudah cukup.”
Neva menggelengkan kepalanya dan berkata dengan keras kepala: "Fandi adalah orang yang tidak berpengetahuan, bagaimana dia bisa menjagamu dengan baik? Biarkan aku yang melakukannya. Ini adalah tugasku sebagai seorang istri."
Mata Gandi tiba-tiba menjadi sedikit tidak terduga. Dia melihat ke atas dan ke bawah Neva dan berkata "Apa yang kamu katakan barusan?"
“Apa yang aku bicarakan?” Neva memandang Gandi, tampak bingung: “Fandi adalah orang yang tidak berpengetahuan?”
"Kalimat terakhir!"
“Tugas seorang istri?” Neva mengulanginya dengan linglung. Kemudian, Neva sepertinya mengerti dan wajahnya seketika memerah.
Neva mengerti perkataan Gandi.
Gandi sudah seperti ini, tetapi masih ada niat yang lain, hal ini yang membuat Neva sedikit jengkel dan tidak tenang.
Gandi ingin bangun, tetapi tidak bisa karena tubuhnya masih sakit.
Gandi memandang Neva dengan tatapan ambigu dan berkata "Karena kamu sudah tahu, mengapa kamu tidak duduk?"
Kata-kata begitu terang-terangan, membuat wajah Neva memerah ke pangkal lehernya.
Neva dengan gagap berkata: "Tuan, Tuan Tirta... Dokter, bilang, kamu mengalami cedera fisik, jadi sementara waktu tidak boleh..."
Gandi tertawa hehe, tawa itu memiliki arti yang berbeda, membuat wajah Neva semakin merah.
"Jika kamu tidak mencobanya, bagaimana kamu tahu bahwa tubuhku mengalami cedera?"
Tampaknya alasan ini tidak cukup kuat, Gandi melanjutkan: “Untuk kebahagiaan masa depan, kamu harus lebih banyak memeriksa produk!”
Neva mengangkat kepalanya dan menatap pria itu dengan cepat, Gandi dengan begitu mudahnya mengatakan perkataan yang tidak tahu malu seperti itu.
Neva mengusap kedua tangannya dengan gugup dan berkata dengan pelan: "Tuan Tirta, di sini, adalah rumah sakit, ada orang-orang yang berjalan di koridor, ini tidak baik..."
“Um, benar juga,” Gandi berkata dengan ringan.
Neva tertegun dan melihat ke arah Gandi, ekspresi Neva sedikit tertegun. Apakah pria ini begitu mudah untuk dihentikan?
Kemudian pada detik berikutnya, perkataan Gandi membuat penilaian Neva berubah.
"Ayo kita kembali, kita masih bisa melakukannya di kamar..."
Neva terdiam dan tidak bisa berkata-kata.
Neva awalnya mengira bahwa Gandi hanya bercanda, tetapi tidak disangka, Gandi benar-benar bangun dan mencabut jarum infus dari tangannya, lalu membawa Neva keluar dari rumah sakit pusat tanpa penjelasan apapun.
Neva awalnya mengira Fandi akan menghentikan Gandi dan membiarkan Gandi tetap tinggal di rumah sakit.
Namun, tidak disangka, Fandi membawa orang naik ke atas, memegang Gandi dan dengan cepat turun ke bawah.
Kendaraan lapis baja masih membuka jalan, sekelompok itu seketika langsung meninggalkan rumah sakit.
Tepat setelah satu kilometer perjalanan keluar, Neva mendengar ledakan tembakan dan kemudian api besar menyala di arah rumah sakit.
Mulut Neva terbuka lebar-lebar karena terkejut, bahkan bisa memasukkan sebutir telur angsa.
Neva saat ini mulai mengerti mengapa Gandi harus pergi dengan tergesa-gesa.
Gandi mungkin tahu bahwa sesuatu akan terjadi hari ini sebelum dirinya pergi ke rumah sakit?
Neva tidak tahu mengapa orang-orang itu menyerang rumah sakit.
Tapi Gandi masuk ke rumah sakit dan orang-orang itu pergi.
Jika mengatakan hal ini bukan karena ingin melawan Grup Tirta, tidak akan ada yang memepercayainya bahkan terhadap anak yang berusia tiga tahun.
Turun di Hotel Flowles Star, Neva melihat bahwa lantai baru saja dicuci lagi dan samar-samar tercium bau darah.
Neva mengerutkan kening dan puluhan tentara berdiri di depan hotel dengan perlengkapan lengkap.
Sekelompok orang itu belum memasuki pintu, tiba-tiba ada seseorang yang bergegas kemari dari aula.
"Tuan Tirta..." Orang ini adalah Oscar, agen umum Grup Tirta di negara W.
Ekspresinya tampak gugup dan panik.
Tetapi orang ini masih menjaga sikapnya, begitu melihat banyak orang di sekitar Gandi, orang ini tidak langsung membicarakan masalah inti.
Setelah Gandi naik ke atas dan kembali ke kamarnya, Neva berkata ingin pergi ke balkon untuk menenangkan diri. Di balkon, terdengar laporan Oscar kepada Gandi.
Baru saja memang terjadi sesuatu, sekelompok militan melancarkan serangannya ke Hotel Flowles Star.
Untungnya, batalion tentara pemerintah ditempatkan di dekat Hotel Flowles Star, yang dilengkapi dengan senjata terbaru dari bantuan Grup Tirta.
Tapi para militan juga memiliki perlengkapan yang sangat baik. Kedua pihak saling menyerang dan seketika Hotel Flowles Star dipenuhi dengan asap.
Namun yang aneh adalah para militan itu tidak menggunakan senjata berat.
Tidak ada yang tahu alasan spesifiknya.
Melihat tidak ada cara lain lagi, para militan tiba-tiba bubar.
Tak lama setelah bubar, terdengar kabar adanya insiden di rumah sakit pusat.
Oscar teringat dengan Gandi yang masih berada di rumah sakit pusat dan tiba-tiba seluruh tubuhnya terasa lumpuh.
Untungnya Gandi telah kembali baru saja, Jika terlambat beberapa menit kemudian, Oscar akan membawa orang pergi ke rumah sakit pusat untuk bertarung melawan para militan.
Mendengar pria di dalam mengatakan hal-hal yang berbahaya ini dengan ringan, seluruh tubuh Neva menjadi tegang.
Neva memang tahu datang ke Kongres W akan berbahaya, tetapi Neva sama sekali tidak pernah menyangka bahwa sebegitu berbahayanya hingga mengangkat senjata.
Neva biasanya bahkan tidak berani menonton film perang, apalagi adegan pertempuran yang sebenarnya.
Bau darah di lantai bawah barusan hampir membuatnya muntah.
Tiga orang itu berbicara selama dua jam dan hari sudah hampir subuh.
Gandi mengangkat tangannya dan melirik jam dan berkata "Istirahatlah sebentar, hari-hari selanjutnya akan menjadi semakin menegangkan, ingatkan semua orang untuk berhati-hati."
Oscar mengangguk dan keluar dari ruangan bersama Fandi.
Di luar ruangan, Fandi dan Oscar sudah berjalan berdampingan sejauh puluhan meter.
Fandi tiba-tiba berhenti dan berkata kepada Oscar dengan nada memerintah: "Kamu segera atur orang-orang dan siapkan setidaknya tiga rencana evakuasi darurat. Setiap rencana harus dilaksanakan oleh seorang individu dan pastikan bahwa setiap orang tidak tahu apa yang mereka lakukan. Jika terjadi sesuatu, kamu bawa Tuan Tirta dan Nyonya Tirta pergi lebih dulu dan aku akan tinggal dan menyelesaikannya, mengerti? "
Fandi menggunakan nada perintah dan bukan diskusi.
Oscar ingin mengatakan sesuatu, tetapi melihat mata serius Fandi, Oscar langsung tertular oleh rasa solidaritas terhadap perusahaan dari Fandi.
Fandi berkata dengan sungguh-sungguh: "Tuan Muda Ketiga, jangan khawatir, jika tiba pada saat itu, aku berjanji bahwa setelah membawa Tuan Muda Kedua pergi, aku akan bertarung sampai akhir bersama denganmu."
Gandi pergi ke balkon dan melihat Neva yang sudah tertidur.
Neva sepertinya mengalami mimpi buruk dalam tidurnya, Neva mengerutkan alisnya, membuat hati Gandi sedikit tergerak.
Gandi menggendong Neva dan berjalan ke tempat tidur.
Pada saat ini, Gandi mendengar Neva berkata: "Tuan Tirta..."
“Um?” Gandi menjawab, dengan sedikit bimbang.
"Jika benar-benar terjadi bahaya, kamu harus melarikan diri, kamu adalah harapan seluruh keluarga Tirta..." Neva bergumam.
Gandi memandang Neva dengan heran, Neva masih saja khawatir tentang keselamatan dirinya pada saat ini?
"Bagaimana denganmu?"
"Ada banyak wanita yang menyukaimu, kamu harus mencari seseorang yang lembut dan tidak memiliki niat jahat, yang berpikiran sejalan denganmu. Jika bisa membantumu dalam karir..."
Gandi menunggu Neva menyelesaikan perkataannya, tetapi Neva tidak mengatakan apa-apa lagi.
Gandi meletakkan Neva di tempat tidur, Neva membalikkan badan dan tertidur.
Gandi tertegun sejenak dan bibirnya sedikit terangkat.
Setelah berkata-kata aneh, ternyata semua perkataannya hanya sedang ngigau! Tidak heran biasanya tidak begitu banyak berbicara, tetapi malam ini Neva berbicara begitu banyak.
Gandi pergi mandi dan setelah kembali, Gandi memeluk Neva dan hendak tidur.
Aroma tubuh Neva yang unik serta kulit yang lembut dan halus membuat Gandi merasa sedikit ingin bergerak.
Gandi meletakkan satu tangan dengan gelisah ke dalam baju Neva dan kemudian memegang kelembutannya.
Neva yang sudah tertidur, tidak tahan dan mengeluarkan suara lembut...
Hal ini membuat tubuh Gandi kaku dan tubuh bagian bawahnya langsung bereaksi.
Rambut lembut Neva menyapu wajah Gandi, membuat Gandi semakin tidak bisa mengendalikan tindakan gegabah di dalam hatinya.
Jika mengikuti nasihat dokter, manusia harusnya lebih sering berolahraga, karena baik untuk kesehatan.
Olahraga antara suami istri bisa disebut juga sebagai olahraga!
Sambil berpikir, hati Gandi mulai bergerak lagi.
Tapi saat ini Neva membalikkan badannya, menyusut dalam pelukan Gandi, mendekat dengannya dan sedikit menggigil.
Penampilan yang tidak tenang ini membuat Gandi merasa sedikit sedih.
Mengapa Neva begitu rentan?
Dengan kekuatan Grup Tirta, melindungi dirinya adalah hal yang sangat mudah, apa yang sedang ditakuti oleh Neva?
Meskipun hati Gandi berpikir demikian, tetapi Gandi masih memeluk Neva dan kemudian tertidur.
Matahari siang menyinari kamar tidur.
Gandi membuka matanya perlahan, karena begadang, matanya sedikit sakit.
Begitu membuka matanya, Gandi melihat wanita di dalam pelukannya, kemudian buru-buru menutup matanya lagi.
Neva bangun sepuluh menit lebih awal dari Gandi. Setelah tidur dalam satu posisi begitu lama, tubuh Neva terasa sedikit kaku.
Tetapi melihat Gandi tidur sangat nyenyak, Neva terpana dan tidak bergerak sama sekali.
Hanya diam-diam melihat Gandi, Neva merasa sangat puas.
Gandi menunduk dan mencium kening Neva.
Neva menegangkan tubuhnya, lalu berpura-pura seperti baru bangun, lalu meregangkan pinggangnya dan melepaskan diri di pelukan Gandi.
Gandi tersenyum dan memandang Neva dan berkata "Aktingnya lumayan terlihat seperti nyata?"
Neva mendengus, setelah dirinya ketahuan berpura-pura, kemudian berpura-pura baru saja bangun dengan malas dan berkata: "Tuan Tirta, kita sepertinya ketiduran, sudah saatnya bangun..."
Bangun?
Gandi memandangi bahu harum Neva yang terbuka, dalam hatinya tiba-tiba muncul keinginan yang aneh.
Di pagi hari, semuanya kembali bersemangat dan melakukan tugas yang penting...
Semua rencana harus dilaksanakan sesegera mungkin, sekarang matahari sedang bersinar terang, sepertinya sangat cocok untuk berolahraga.
Gandi mengulurkan tangannya, membawa Neva ke dalam pelukannya dan menatap Neva secara langsung.
Wajah Neva memerah, bagaimana mungkin Neva tidak bisa melihat niat jahat di mata Gandi.
Gandi yang terlihat seperti ini, tampaknya akan menyiksa dirinya lagi.
Tangan Gandi membelai di bawah leher Neva, kemudian mengulurkan tangannya, mengangkat dagu Neva dan berkata dengan nada yang ambigu: "Istriku, ayo kita mulai sekarang latihan pagi kita!"
Novel Terkait
Jalan Kembali Hidupku
Devan HardiAir Mata Cinta
Bella CiaoDoctor Stranger
Kevin WongMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaPejuang Hati
Marry SuMata Superman
BrickCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip