Cinta Yang Dalam - Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
Perusahaan adalah keluarga besar. Pernyataan itu amat diremehkan oleh sebagian besar pekerja kantoran.
Tapi di Young Group Entertainment, pernyataan keluarga besar dan grup besar diakui oleh semua orang.
Layanan yang diberikan Young Group Entertainment sangat baik, mulai dari sarapan, teh siang, teh sore, makanan untuk pekerja lembur, pembentukan kelompok mingguan, perjalanan bulanan, belum lagi berbagai bonus lainnya.
Selain itu, sistem promosi perusahaan adalah yang terbaik dan paling transparan dari perusahaan yang pernah ditinggal Ruri.
Sebenarnya Ruri punya keahlian tertentu dalam kerja.
Jika dia melangkah di jalan yang benar dan dulunya tidak memutuskan untuk menjadi pengikut Sansan, dia memiliki ruang untuk dipromosi.
Penilaian Satya terhadap orang cukup baik. Dia berpura-pura kaget, lalu kembali normal.
Dia tidak membujuk Ruri untuk duduk seperti yang akan dilakukan pemimpin biasanya.
Ruri sedang berakting. Demikian pula, dia sedang menonton pertunjukkan.
Ruri bilang bahwa dirinya bersalah, dia setuju.
Karena Ruri ingin menebus kesalahannya dengan berbicara sambil berlutut seperti ini, maka tidak usah berdiri saja.
"Sudah selesai?"
“Hah?” Nada datar Satya membuat Ruri sontak mendongak.
Ini tampak berbeda dari ekspektasinya.
Dia tahu betapa besar kesalahan yang dibuatnya karena dorongan siang tadi.
Sesuai identitas Winda, dia merasa dia tidak akan selamat dari permasalahan kali ini.
Sansan boleh melaporkan perihal buruknya kepada departemen personalia. Satu-satunya takdir yang akan dihadapinya mungkin adalah dipecat.
Setelah dipikir-pikir, selama bersama Sansan, dia tahu beberapa hal buruk yang dilakukan Sansan.
Pendukung terbesar Sansan adalah wakil presdir kedua perusahaan.
Meski ada wakil presdir pertama, tapi wakil presdir pertama adalah pria tua berusia enam puluhan, tidak bisa dibandingkan dengan wakil presdir kedua yang muda dan kuat.
Para eksekutif puncak tentu saling bersaing untuk mendapat kekuasaan dan keuntungan.
Beberapa hal yang dia tahu pasti akan berguna bagi Satya.
Sebagai presdir Young Group Entertainment, mustahil bahwa Satya sama sekali tidak mengetahui identitasnya.
Tapi situasi sekarang membuatnya agak tidak responsif.
Reaksi Satya setenang ini?
"Direktur Satya, aku sudah tahu bahwa aku bersalah. Tolong beri aku kesempatan... aku telah bersama Sansan begitu lama dan tahu banyak tentang..."
Setelah mengikuti Sansan untuk waktu yang lama, Ruri perlahan menjadi orang yang bermuka tebal juga.
Dia buru-buru menunjukkan kesetiaannya, memberi tahu Satya apa kegunaan dirinya.
Tapi Satya hanya menatapnya dengan acuh tak acuh, berkata "Aku tahu."
“Tahu?” Ruri terbengong. Setelah berpikir sejenak, dia merasa bahwa Satya mungkin sedang menipunya.
Bagaimanapun, banyak hal yang dilakukan Sansan dan wakil presdir kedua sangatlah privasi, bahkan Ruri pun tidak tahu.
Suatu hari Sansan lupa mematikan komputer dan langsung pulang kerja, Ruri yang berniat membantunya kebetulan melihat notifikasi dari QQ milik Sansan.
Dia mengklik notifikasi tersebut, kemudian pun mengetahui perihal tentang Sansan dan wakil presdir kedua.
Keesokan harinya, Sansan sepertinya teringat sesuatu. Dia memanggil Ruri, bertanya apakah Ruri melihat sesuatu yang tidak seharusnya dilihat pada saat mematikan komputer.
Saat itu kaki Ruri bergemetaran, tapi dia tetap menjawab tidak melihat apapun.
"Beberapa waktu lalu ada proyek perfilman yang baru diproduksi oleh perusahaan kita, wakil presdir kedua..."
“Dia menerima suap 100 miliar.” Ujar Satya dengan nada tawar.
Kata-kata Ruri dipotong secara mendadak. Dia menganga, tahu bahwa dia tidak boleh lanjut berbicara lagi.
Karena apa yang diketahui Satya tidak diketahui oleh dirinya.
Sedangkan apa yang dia tahu mungkin diketahui oleh Satya juga.
Dia kira Satya yang selalu melakukan perjalanan bisnis tidak akan memperhatikan setiap masalah di perusahaan secara tepat waktu.
Tapi sekarang dia tahu bahwa Satya bukan tidak memperhatikan, melainkan punya pemikiran sendiri untuk tidak menanganinya terlebih dahulu.
Ruri menunduk, wajah pucat, terasa sulit untuk bernapas.
Dia tahu bahwa dia tidak memiliki nilai guna lagi.
Tatapan tajam Satya tertuju padanya untuk waktu yang lama.
Lama kemudian, Satya terbatuk dan berkata "Kamu pulanglah!"
Pulang?
Ruri berlutut di lantai. Dia sudah kehilangan harga diri lagi, dia hanya berharap Satya bisa mengasihani dia. Itulah mengapa dia menggunakan metode ini untuk melakukan perjuangan terakhir.
Tapi setelah sekian lama, Satya tidak berkata apa-apa.
Sekarang Satya akhirnya berbicara, tetapi malah melontarkan kata yang bermaksud mengusirnya.
Dia tersenyum masam "Maaf mengganggu, Direktur Satya."
Kemudian, dia bangun dari lantai. Kakinya mati rasa setelah berlutut terlalu lama, dia terpincang-pincang beberapa langkah.
Satya tidak membantunya, hanya menatapnya dengan tampang serius.
Ketika Ruri berbalik untuk pergi, Satya tiba-tiba berkata "Ke depannya kamu ikut Direktur Winda."
Tubuh Ruri bergetar, kaki kiri yang baru saja diangkat tidak bisa kembali ke lantai.
Dia sontak berbalik dengan satu kaki, bertanya "Direktur Satya, maksudmu?"
“Apakah maksudku belum cukup jelas?” Kata Satya dengan ringan.
“Hah?” Perasaan kompleks bercampur aduk di hati Ruri, terharu, menyesal, bahkan ingin menangis.
Dia akhirnya menurunkan kaki kirinya, membungkuk hingga mencapai derajat maksimal "Terima kasih, Direktur Satya."
"Jangan berterima kasih padaku, terima kasih pada Direktur Winda!"
Satya masih menjawab dengan acuh tak acuh. Makna yang tersirat dalam kata-katanya seolah berniat mengingatkan Ruri.
Alasan dia mengubah pemikirannya adalah karena Winda.
Ruri merespons iya, batu besar di hati akhirnya tersingkirkan.
Selama dia tidak meninggalkan Young Group Entertainment, hidupnya akan lebih baik ketika bekerja di bawah pimpinan Direktur Winda daripada bekerja dengan Sansan.
Kali ini, meskipun dia tidak berhasil mencari muka Sansan, tapi dia mendapatkan keuntungan karena kesialan yang dialami.
Ketika dia sampai di pintu, dia tiba-tiba memikirkan kesalahan yang dia lakukan sebelumnya.
Tangan yang hampir menyentuh gagang pintu tiba-tiba membeku di udara.
"Direktur Satya, ada hal lain yang belum kusampaikan... bahwa..."
Ini adalah waktu istirahat makan siang. Jika Ruri tidak muncul, Satya seharusnya sedang beristirahat.
Dia tiba di perusahaan pada jam 6 pagi ini karena harus mendiskusikan proyek dengan klien negara asing di zona waktu yang berbeda.
“Ada apa, cepat bilang.” Dia sudah mengantuk, jadi suaranya terdengar agak tidak sabar.
"Sansan memberi nilai 10 poin pada formular penilaianku..."
Sebagai bos utama perusahaan, Satya tentu tahu apa arti dari nilai 10 poin.
Sebenarnya dia juga memiliki formular penilaian yang menentukan gaji dan bonus tahunannya.
Penilaiannya ditentukan oleh dewan direksi.
Dewan Young Group Entertainment dioperasikan oleh Keluarga Yang. Satya telah melayani keluarga Yang selama bertahun-tahun. Jadi, formular penilaian hanya sekadar formalitas bagi dia dan Keluarga Yang, biasanya dia yang memberi nilai untuk dirinya.
Sudut bibir Satya berkedut. Sansan benar-benar punya banyak cara untuk menggertak orang.
"Oke, aku sudah tahu. Aku akan memberi tahu departemen personalia tentang formulir penilaianmu."
Setelah dia selesai berbicara, dia melambaikan tangan dan memberi isyarat kepada Ruri untuk keluar.
Tapi setelah dia menguap dua kali, dia belum juga mendengar suara pintu yang dibuka dan ditutup.
"Kenapa kamu masih belum pergi?"
"Direktur Satya, ada satu hal lagi..."
Suara Ruri yang terdengar ragu-ragu membuat Satya segera mengerti bahwa wanita ini mungkin telah membuat banyak masalah.
"Katakan semuanya sekaligus!"
"Siang tadi aku agak emosi karena Sansan memberiku nilai 10 poin... jadinya..."
"Jadinya kenapa?"
"Aku menuang sisa makanan di mejanya!"
Ruri akhirnya selesai berbicara. Dia sendiri tahu betapa buruknya masalah ini.
Jika Satya mengubah keputusan sebelumnya karena permasalahan ini, maka Ruri pun tidak bisa berbuat apa-apa.
Tanpa diduga, Satya hanya menatap Ruri dengan takjub. Dia sepertinya tidak menyangka bahwa Ruri akan membalas dendam dengan begitu lugas.
"Oke, aku sudah tahu..."
Satya melambaikan tangan dengan tak berdaya, menunggu Ruri pergi dari kantor.
Setelah itu, dia mengirim pesan ke Winda "Dua kali makan, Ruri benar-benar pembuat onar!"
Winda sedang mengobrol dengan Dania karena tidak ada kerjaan pada sore hari. Dia tiba-tiba menerima pesan.
"OK!"
Setelah membalas pesan, dia mengesampingkan ponsel.
Satya telah memberi tahu Winda bahwa Ruri mendatanginya.
Maksud yang lebih jelas adalah hal ini bukan masalah besar tapi bukan masalah kecil juga, tergantung sikap Winda.
Winda tidak menyukai Ruri, tetapi dia pernah membaca beberapa skrip karya Ruri sebelumnya.
Dia amat mengakui kemampuan Ruri. Di antara anggota kelompok pengikut Sansan, Ruri termasuk yang luar biasa.
Hanya saja dia tidak mengerahkan seluruh energinya untuk pekerjaan, melainkan malah mengambil langkah yang menyimpang.
Makanya hati Winda melunak lagi. Dia pun meminta Satya untuk memaafkannya.
Sore hari, Dania keluar untuk mengambil bunga mawar. Saat kembali, dia membawa kabar baik di antara kabar buruk untuk Winda.
“Kak Winda, ada berita besar di ruang penulis skenario!” Dania menyisihkan seratus kuntum bunga mawar ungu, mencondongkan tubuh ke dekat Winda, sangat bersemangat.
“Berita besar?” Winda sekilas memandangi bunga mawar, sedikit bingung.
"Apakah Sansan membuat onar lagi?"
Satu-satunya hal yang bisa ditebaknya adalah ini.
Namun, Dania malah menggelengkan kepala. Senyuman di wajah seolah telah membeku.
"Tidak, wanita itu dihajar oleh pengikutnya, haha..."
Kemudian, Dania memberi tahu Winda apa yang terjadi di ruang penulis skenario.
Satya juga mengetahui hal-hal itu, tapi dia tidak mengatakan apapun saat mengobrol dengan Winda. Dia hanya mengganti satu kali makan menjadi dua kali makan.
Setelah tertegun beberapa saat, ekspresi takjub tercetak di wajah Winda.
"Ruri benar-benar ahli pembuat onar!"
“Dia bukan orang yang baik, tapi Sansan lebih buruk. Mereka berdua patut menerima apa yang disebabkan diri mereka sendiri.” Ucap Dania dengan marah.
Ruri dan Sansan adalah pelaku utama yang menimbulkan gosipan tentang Winda yang terakhir kali itu, dia selalu mengingat hal ini.
Winda tersenyum, tidak melanjutkan topik.
Dia bangkit, mengambil bunga mawar ungu di atas sofa. Memandangi kantor yang telah dipenuhi bunga mawar, dia berkata dengan malu "Bagaimana kalau kamu bawa bunga mawar ini pulang bersamamu?"
Dania seharusnya senang karena mendapatkan bunga mawar.
Tanpa diduga, dia malah memasang wajah pahit.
"Kak Winda, rumahku juga sudah penuh..."
“Bagaimana kalau kamu sembarang kasih ke orang di jalanan saja?” Winda memberikan ide yang tidak layak disebut sebagai ide.
Sebagai gantinya, Dania memberinya tatapan putih.
"Kak Winda, bagaimanapun bunga mawar ini adalah wujud dari niat baik orang. Walau kamu tidak mau, kamu juga tidak boleh sembarang memberikannya kepada orang asing!"
"Kalau begitu, menurutmu apa yang harus kulakukan!"
Melihat ide terakhirnya dibantah oleh Dania, Winda lantas meminta Dania untuk memberi ide.
Novel Terkait
Menaklukkan Suami CEO
Red MapleSi Menantu Dokter
Hendy ZhangMy Cute Wife
DessyDemanding Husband
MarshallPrecious Moment
Louise LeeCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip