Cinta Yang Dalam - Bab 96 Takdir

Setelah makan dan istirahat siang, Gandi menyetir mobil, Neva dan Ibu Tirta duduk di kursi penumpang, lalu pergi ke pusat perbelanjaan.

Shinta ingat dengan makanan kesukaan putri angkatnya, jadi dia mulai mengambil barang-barang di dalam supermarket, dua keranjang besar penuh dengan barang belanjaannya.

Sampai dimana Gandi berulang kali mengingatkannya, begitu banyak barang, bahkan jika Nana berada di rumah selama setengah bulan, itu sudah cukup, jika itu tidak cukup sampai waktunya bisa pergi membeli lagi, dan akhirnya Shinta baru mendengarkannya.

Lantai tiga pusat perbelanjaan adalah daerah pakaian, Neva menemani Shinta, Gandi menerima telepon, tampaknya ada sesuatu hal lalu bergegas turun ke bawah.

Shinta melihat beberapa set pakaian dan pergi mencobanya.

Neva duduk di kursi, menunggunya.

"Neva!" panggilan akrab, tetapi suaranya sangat asing dan terasa tidak asing, membuat Neva mengangkat kepalanya.

Dunhil Yang mengenakan jas, dan sedang berdiri di depan Neva.

Dunhil sangat terkejut, dia tidak menyangka, dirinya menemani Tamara Li membeli pakaian juga bisa bertemu Neva.

Tanpa sadar dia maju ke depan, mengingat sama seperti waktu sekolah dulu, ingin meraih tangan Neva, ini adalah satu-satunya tindakan intim antara mereka berdua.

Neva munduk sedikit dan mengerutkan kening, berkata: "Tuan Yang, ini di tempat umum."

Terhadap panggilan ini, Dunhil merasa sangat tidak puas.

Tetapi dia sendiri tahu, waktu itu dia telah melakukan banyak hal yang berlebihan kepada Neva, tidak dimaafkan, juga sangat wajar.

Dia tahu dengan teori perebusan dengan api kecil, jadi dia pura-pura berkata dengan bahagia: "Neva, tidak menyangka bisa bertemu denganmu di sini, itu benar-benar takdir."

Neva memandang pria luar biasa di depannya ini dengan acuh tak acuh, karena dia kembali lalu memilih Tamara, dan dirinya juga sudah menjadi menantu Keluarga Tirta, di antara mereka berdua sudah sangat asing.

"Aku menemani Ibuku untuk membeli pakaian di sini." Kata Neva ringan.

"Ibumu?" Dunhil sedikit terkejut, Ibunya Neva sudah meninggal sejak lama!

Tetapi detik berikutnya dia menyadari, Ibu Neva ini, seharusnya Nyonya Tirta.

Dia dengan hati-hati melihat sekeliling dan menemukan tidak ada tanda-tanda Nyonya Tirta, dan berkata: "Itu …."

Mengetahui apa yang ingin ditanyakan Dunhil, semakin Neva berhubungan dengan pria ini, dia semakin merasa nyali pria ini seperti tikus, dirinya pada waktu itu benar-benar sudah buta, bisa-bisa memiliki hubungan sementara dengannya.

"Ibuku sedang mencoba pakaian, aku harus ke sana." Setelah bicara, Neva berbalik dan pergi.

Tetapi detik berikutnya, tangannya malah digenggam erat oleh Dunhil dan diseret kembali.

Di tengah tempat umum seperti ini, Neva juga tidak menyangka bisa-bisanya Dunhil begitu berani,

Dia langsung melepaskan tangan Dunhil, berkata dengan suara berat: "Dunhil, apa kamu sudah gila!"

Di pintu toko pakaian, Gandi dengan dingin memandang Neva yang sedang saling menarik dengan Dunhil.

Saat pertama kali Neva bertemu dengan Dunhil, langsung memberi tahu dirinya sendiri jika hubungan mereka berdua pasti tidak sesederhana itu.

Tetapi dalam waktu yang lama, dia tidak menemukan kesalahan di antara mereka berdua, dan semua informasi yang bisa di carinya pun sudah di cari.

Informasi itu menunjukkan bahwa mereka berdua hanyalah teman sekelas biasa saja.

Tapi sekarang, yang disebut dengan teman biasa, di depan mata kepalanya sendiri sedang saling menarik tidak jelas.

Wajahnya perlahan menggelap.

Ibunya tidak ada di sana, dan dirinya hanya pergi mengambil berkas saja, Neva melihat waktu luang ini bersama dengan Dunhil.

Wanita ini benar-benar bebas!

Ada seseorang berdiri di samping Gandi, dan dia adalah teman baiknya, Bowo Mondarno.

Bowo tidak mengenal Neva, tapi dia tahu dengan Dunhil yang berdiri di samping Neva.

Melihat mata temannya yang semakin buruk, Bowo sedikit bingung, dia hanya pergi ke Afrika beberapa bulan untuk sebuah proyek bisnis, apa mungkin Gandi dan Dunhil ini memiliki hubungan.

Tapi wanita yang saling bertarikan dengan Dunhil ini mengapa sangat tidak asing?

Bowo selalu merasa bahwa wanita ini sepertinya pernah bertemu di suatu tempat, seharusnya, tidak hanya sekali bertemu dengannya.

Dia mengeluarkan ponsel, langsung membuka WeChat dengan cepat, teman-teman akrabnya ini membuat sebuah grup dan biasanya bisa membahas beberapa hal di dalamnya.

Tentu saja, sebagian besar adalah Fandi yang banyak berbicara omong kosong.

Ketika hari pertama Gandi ditarik masuk ke dalam grup, dia langsung keluar dari grup.

Bowo terus menarik catatan obrolan ke atas, menarik sampai wajahnya pun berubah.

Fandi ini, mengapa begitu banyak omong kosong, dia hanya ingin mencari sebuah informasi dan masih belum melewati pertunjukan dia sendiri.

Akhirnya, dia menemukan foto yang ingin dilihatnya, seorang wanita yang memakai gaun pengantin, sedikit kesepian dan berdiri di atas panggung.

Dia memperbesar wajah wanita itu, lalu melihat wanita yang saling bertarikan di tempat yang tidak jauh itu.

Wajahnya sedikit menarik.

Bukankah ini adalah istri adiknya.

Ketika Bowo menatap Gandi lagi, dia merasa Gandi sedang diselingkuhi dan itu sangat jelas.

Dia langsung menggelengkan kepala, salah sangka, salah sangka, tetapi ketika dia melihatnya lagi, ini jauh lebih jelas daripada sebelumnya.

Tiba-tiba Bowo merasa ingin menyelinap pergi, bisa-bisanya dirinya melihat istri adiknya sedang memiliki hubungan yang tidak jelas dengan pria lain.

Akankah Gandi membunuh orang demi martabatnya sendiri?

Dunhil menarik Neva dan tidak membiarkan Neva pergi, Neva tahu bahwa Ibu Tirta mencoba pakaian dan sebentar lagi akan keluar.

Dia tidak bisa terus begini, jika Ibu Tirta melihatnya, meskipun dijelaskan bagaimanapun juga tidak akan jelas.

Neva menoleh dan langsung menampar wajah Dunhil.

Sebuah tamparan dengan suara yang sangat nyaring, membuat penjual di konter yang tidak jauh di sana sedang menunduk bermain ponsel pun mendongak ke arah mereka.

"Dunhil, cukup sudah. Di tempat umum seperti ini, kamu tidak tahu malu, tapi aku masih tahu malu! Lepaskan aku!" kata Neva dengan marah.

Meskipun wajah Dunhil ditampar dan terasa panas, tetapi melihat Neva, dia selalu merasa bahwa wanita ini harusnya menjadi miliknya.

Tetapi mengapa dia malah direbut Gandi dahulu?

Dia maju selangkah dan ingin memeluk Neva, berkata: "Neva, kamu percaya padaku, rasa cintaku padamu, setiap kata yang aku ucapkan adalah kenyataan. Hidupku tidak bisa tanpa dirimu, kamu adalah segalanya bagiku!"

Dulu ketika dia mendengar kata-kata ini, mungkin Neva akan merasa sangat tersentuh, merasa bahwa di dalam hati pria ini hanya ada dirinya seorang.

Tetapi sekarang, Neva hanya merasa jijik, jijik sampai membuatnya ingin muntah saja.

Dia mundur beberapa langkah dan mengangkat tangannya, seperti bertindak jika dia akan menampar Dunhil lagi jika dia berani maju selangkah saja.

"Dunhil, aku sudah mengatakan dengan sangat jelas kepadamu. Aku sekarang adalah istri Tuan Muda Tirta kedua juga Nyonya muda kedua di Keluarga Tirta, dan bukanlah orang yang bisa sembarangan kamu bicarakan. Sekarang, silahkan jaga jarak denganku!"

Novel Terkait

Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu