Cinta Yang Dalam - Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
Empat puluh menit kemudian , Billy akhirnya sampai.
Suaminya tinggal disana untuk mengurus kecelakaan.
Setelah dia memeriksa Neva secara teliti dia pun berkata :” Bang kedua, Nyonya muda Tirta terkena demam dikarenakan kedinginan.”
Ketika alasan sudah dipastikan, kemarahan di dalam hati Gandi pun sedikit tidak bisa dikendalikan.
Ternyata sesuai dengan perkiraannya.
“ Ya, sepertinya dia tidak memperhatikan perubahan suhu beberapa hari terakhir.”
Billy baru saja mau memberikan resep obat, Neva tiba-tiba dengan bingung berkata:” Tuan Tirta, bagaimana kamu masih belum pulang? Di luar sangat dingin, aku sudah kedinginan, bagaimana kamu masih belum pulang….”
Perkaataan ini bisa dikatakan menjelaskan mengapa dia terkena demam.
Billy terkejut, dia merasa punggungnya menjadi dingin, seakan dia mendengar hal yang tidak perlu dia dengarkan.
Namun hati Gandi terasa campur aduk, wanita bodoh ini, apakah karena dia pulang terlambat sehingga dia terus menunggu di luar ?
Apakah dia tidak tahu tubuhnya lemah? Sama sekali tidak bisa menahan dingin?
Sayangnya balasan pertanyaannya harus menunggu Neva tersadar baru dibicarakan.
Billy sedang membuka obat dan membiarkan Neva untuk memakannya terlebih dahulu dan kemudian berkata kepada Gandi :”Bang kedua, untuk kesembuhan dari flu akibat dingin akan berangsur pulih dengan agak lamban, obat ini dikonsumsi satu hari dua kali, biar nyonya muda banyak minum air panas dan membuang racun, ini adalah obat cair untuk menghindari angin, setiap siang minum ini….”
Gandi menanggapi dan kemudian Billy mengundurkan diri dari kamar.
Dia menjaganya beberapa saat, setelah memakan obat, Neva menjadi lebih sadar, dan suhu tubuhnya pun membaik.
Namun tubuhnya sangat kaku, kesakitan seakan tubuhnya dicabik-cabik.
Dia agak haus dan sedikit membuka mata dan melihat bayangan yang agak buram dan berkata:” Tuan Tirta, aku ingin meminum air, aku bisa….”
Sebelum perkataannya selesai, mulutnya sudah ditutup oleh tangan Gandi, menyuruhnya untuk menyimpan tenaga.
Setelah lima belas menit, dia pun sudah bisa meminumnya.
Kali ini Gandi tidak langsung memberikannya, dia sudah memiliki sedikit tenaga sehingga dia bisa meminumnya sendiri.
Setelah meminum air, Neva mengeuluarkan nafas panjang, dengan pandangan mata yang rumit memandang Gandi dan berkata:” Terima kasih…. suamiku.”
Hati Gandi tersentuh, dibuat tersentuh oleh kata yang diucapkan oleh Neva.
Ketika pertama kali dia memasuki keluarga Tirta, demi berakting dan dia memanggilnya suami.
Kemudian aktingnya menjadi semakin canggung, dia pun perlahan menghilangkan memanggil suami dan langsung memanggilnya Tuan Tirta.
Sekarang, dia kembali memanggilnya suaminya, apa maksudnya?
Apakah ini adalah cinta?
Namun detik berikutnya, dia membuang pikiran ini dari dalam pikirannya.
Wanita ini demamnya sudah turun, sudah waktunya membuat perhitungan dengannya.
“ Kamu menungguku di halaman malam ini?”
Nada perkataan Gandi yang marah membuat Neva menjadi sedikit gugup, dia dengan ringan menjawab, seakan menjelaskan dan berkata:” Aku ingin menunggumu pulang.”
“Aku sudah sebesar ini, apakah masih bisa hilang?”
Neva membuka mulutnya, ingin menjelaskan lebih banyak, namun sepertinya semua yang akan dikatakan adalah hal yang salah.
“ Sudah mengatakan supaya kamu tidak pergi, namun kamu masih saja pergi, sekarang kamu demam sesuai keinginan kamu kan?”
“ Sepanjang hari seperti anak kecil saja, apakah ingin bergantung padaku seperti ini?”
Neva dalam hati menjawab jawabannya:” Ya.”
Dunia nya sebelum ini dikelilingi oleh Nana.
Namun dunia nya saat ini justru dikelilingi oleh Gandi.
Dan Nana diciptakan oleh Gandi, yang mengubah hidup Neva adalah dia.
.
Dia telah merebut hatinya, walaupun sudah meninggalkan beberapa tahun , ketika kembali juga memiliki tanda darinya.
“ Maafkan aku….”
Di dalam hati Neva, ini mungkin adalah jawaban yang paling baik.
Gandi tertawa dingin, memasukkan kembali lengan Neva yang berada di luar ke dalam selimut:” Apakah ada gunanya mengucapkan maaf? Sepanjang hari harus aku yang terus mengajarkanmu? Jika aku malam ini tidak kembali, apakah kamu mau terus berdiam menungguku di luar? Apakah kamu tahu jika luka dingin yang serius, bisa membuat kulit rusak, bisa diamputasi bahkan bisa meninggal…”
Neva menjilat bibirnya, tidak berani berkata apapun.
Dia merasa Gandi terlalu melebih-lebihkan, tidak separah itu kok!
Namun ekspresi gelap Gandi itu membuatnya tidak berani untuk berkata apapun.
Gandi melihat Neva yang lemah seperti itu membuatnya menjadi lebih marah.
Wanita ini, setiap membicarakannya ini selalu berekspresi dia tahu dia sedang berbuat kesalahan.
Namun ketika membalikkan kepala, kembali mengerjalan apa yang dia mau.
Dia mengganti handuk yang baru, setelah membuatnya basah, kembali mengelap tubuh Neva.
Dalam keadaan sadar, Neva menjadi malu, dia dengan lemah berkata:” Tuan Tirta, aku saja yang lakukan sendiri!”
Gandi menatap singkat Neva dan berkata:” Apakah kamu bisa mengambil handuk?”
Neva meraihnya, namun dihindari oleh Gandi.
Dia menekan Neva seakan boneka kain dan membalikkan tubuh Neva, setelah semua keringat di tubuhnya sudah diseka, dia menyuruh Neva untuk tidur di sisi tempat tidur yang lain.
Tubuh yang terasa sejuk membuat Neva merasa nyaman dan dengan cepat dia pun tertidur.
Dalam mimpinya, dia merasa panas dan menendang selimutnya.
Gandi setiap kali bangkit dan membantunya memperbaiki selimut.
Tidak tahu sudah berapa kali bangun, Gandi pun merasa kesal.
Dia pun langsung melepaskan selimut, jika dia tidak ingin menggunakannya ya tidak usah.
Baju tidur Neva pun mulai terangkat, perutnya yang rata, terlihat ada sebuah tanda di atasnya yang menarik perhatian dari Gandi.
Jika dia tidak lupa ingat, seharusnya tanda ini adalah stretch mark kan?
Wanita ini sudah pernah melahirkan?
Ketika memikirkan ini, Gandi pun teringat informasi sebelumnya mengenai Neva.
Neva yang pada awalnya di dalam hatinya terasa lemah lembut, langsung terasa menjadi kesalahannya sendiri.
Dia menatap Neva singkat dengan keras, berapa banyak lagi rahasia yang wanita ini sembunyikan darinya?
Dia menarik selimut dan menyelimuti dirinya.
Bukankah dia merasa panas, jika begitu kedinginan saja seperti itu!
Namun setelah membalikkan badan, dia tidak bisa tidur.
Seakan wanita ini demamnya baru turun dan kali ini akan kedinginan…..
Ya sudahlah, wanita ini sudah berada di sampingnya cukup lama, walaupun belum pernah melakukan hal yang menguntungkan dirinya.
Bagiamanapun dia masih berstatus sebagai istrinya.
Gandi menghibur dirinya sendiri dan membagi sebagian selimutnya dan menutupi tubuh Neva.
Ketika Neva sadar keesokan harinya, sudah tengah hari.
Dia menggulung dirinya seperti sebuah udang, orang yang tidur seperti ini biasanya dalam hatinya tidak memiliki rasa aman.
Tubuhnya sangat lelah, dia menggunakan banyak tenaga hanya supaya bisa bangun dari tempat tidur.
Setelah melihat ke sekeliling, di samping tempat tidur terdapat sebuah catatan.
Dia mengambil dan melihatnya, ini adalah tulisan Gandi yang berkata:” Di atas lemari di samping tempat tidur ada obat, satu hari minum dua kali. Obat cair aku sudah menyuruh Mbok Ting untuk menyeduhkannya, siang harus diminum. Badanmu belum sembuh, jangan sembarangan pergi keluar.”
Perkataannya yang terakhir, ditulis Gandi dengan garis dibawahnya, artinya harus diperhatikan supaya Neva mendengarkannya.
Sudut bibir Neva pun terangkat.
Dapat diperhatikan oleh orang yang dikasihi terasa senang.
Setelah memakan obat, tubuhnya menjadi lebih bertenaga, setelah mencuci muka, dia melihat Mbok Ting sudah menyiapakan makan siang.
Karena tahun baru, Mobok Ting juga kembali ke kediaman keluarga Tirta.
Shinta sejak pagi sudah diajak teman untuk pergi bermain mahyong, Fandi lebih tidak bisa diam, sehingga di rumah hanya tersisa pembantu saja.
Mbok Ting baru menyiapkan sup telur di atas meja, dan ketika melihat Neva yang turun dari atas, dia segera maju kedepan memopong Neva dan berkata:” Nyonya muda, tubuh anda masih belum pulih, lebih baik banyak istirahat saja!”
Neva tersenyum dan berkata:” Mbok Ting, sup telur yang anda buat sangat harum! Namun hari ini aku sudah membuat janji dengan teman sehingga hanya akan menyicipinya sedikit dan kemudian pergi keluar.”
Mbok Ting memperhatikan Neva, bagaimana pun dia bukan terlihat orang yang sudah bisa keluar rumah.
Karena itu dia dengan halus berkata:” Gandi pada pagi tadi sebelum pergi memberitahu saya supaya anda lebih banyak istirahat di rumah.”
Tentu saja, perkataan awal Gandi adalah tidak membiarkan Neva pergi keluar, dan diperhalus oleh mbok Ting.
Neva menganggukan kepala, setelah menyantap makanannnya, merasa tubuhnya menjadi lebih bertenaga dan akhirnya pergi keluar.
Demi mencegah kembali terkena demam, dia pun menggunakan baju tebal, Ketika merasa ada yang kurang dia pun mengenakan topi rajutan yang sangat kawaii.
Chelsi sudah mengirimkan lokasi lewat wechat, hanya menunggu Neva berangkat.
Ketika dia keluar, dia menggunakan taxi pergi ke Belle Plaza .
Di sebuah pojok lobby lantai dasar dia bertemu dengan Chelsi.
Chelsi hari ini mengenakan pakaianan yang sangat gaul, mengenakan baju ketat kulit berwarna hitam dan celana kulit, dengan kacamata hitam besar di wajahnya, seakan seorang gadis sepeda motor di film。
Ketika melihat Neva yang terbungkus seperti bakcang, dia dengan berlebihan membuka mulutnya, maju ke depan dan memukul bagian depan dan belakang tubuh Neva dan berkata:” Neva, jika kamu mengenakan lebih banyak lagi, aku akan mengira kamu menjadi hamburger!”
Sambil mengatakannya, dia berekspresi seperti air liur nya sedang bercucuran.
Neva hanya menatap singkat Chelsi, kemudian menatap Emra yang berada di sampingnya dan memberi salam dengan tersenyum.
Setelah Chelsi berkata dengan berlebihan, dia pun bertanya Neva ingin berbelanja apa.
Tubuh Neva agak lemah, dalam perjalanan kesini, kepalanya pun sudah bercucuran keringat.
Chelsi dan yang lain belum makan, mereka pun pergi mencari restoran barat dan makan sedikit.
Setelah menyantap makanan, kebelulan baru keluar sebuah film fantasi yang akan ditanyakan setengah jam lagi.
Oleh karena itu Emra pun memberi saran:” Ayo nonton film saja!”
Chelsi orang yang sembarangan, namun Emra adalah orang yang teliti.
Dia menemukan wajah Neva agak pucat, sangat jelas tubuhnya sedang lemah.
Mereka bertiga memesan ruangan Vip dan duduk menonton film.
Emra ketika Chelsi pergi ke kamar mandi berkata dengan ringan :” Neva, apakah kamu tidak enak badan?”
Neva tanpa sadar langsung menganggukan kepala, di dalam bioskop sangat panas, namun dia tidak berani melepaskan jaketnya, takut dirinya akan ketahuan sedang sakit.
“ Kenapa?” Emra menaikkan tangannya, menyentuh dahi Neva, namun tidak panas.
Neva kali ini baru menyadari bahwa dirinya didominasi oleh tubuhnya, dia dengan suara kecil berkata:” Kak Emra, aku kemarin baru saja terkena demam, namun sekarang suhunya sudah turun.”
“ Bagaimana masih keluar ketika sedang sakit? Bukankah lebih baik beristirahat di rumah?”
“ Tapi aku sudah berjanji dengan Chelsi!”
Perkataan Neva ini membuat Emra terbisu, sepertinya apa yang dikatanya benar juga.
Saat ini Chelsi pun sudah kembali, di tangannya dia membawa satu tas besar makanan kecil dan berkata:” Apa yang kalian bicarakan di belakangku?”
Neva hanya tersenyum ringan, di dalam kegelapan Chelsi tidak bisa melihat ekspresinya saat ini.
Ketiga orang itu pun mulai menonton film fantasy ini dengan makanan dan minuman yang tersedia.
Film ini diklaim menampilkan teknologi fiksi ilmiah tingkat tinggi di China dan diproduksi dengan sangat baik.
Tokok utama wanita Fifi Sun , adalah aktris terkenal yang memiliki hubungan yang cukup baik dengan Chelsi.
Sementara tokoh utama pria Chandra , kebetulan adalah anak konglomerat, perusahaan yang bekerja sama dengan Fifi Sun adalah milik keluarganya.
Di dalamnya juga ada robot pintar yang bertugas untuk membuat lebih lucu.
Setelah melihatnya sejenak, Chelsi dengan cemberut berkata:” Pada zaman seperti ini masih ada kucing dan anjing yang masuk ke dalam film. Hanya dengan teknik acting Chandra seperti ini, jika tidak bergantung pada ayahnya, bahkan tidak pantas untuk membetulkan tali sepatu Fifi Sun .”
Emra terbatuk dan berkata:” Chelsi hati-hati di dinding ada telinga.”
Neva di dalam hati juga setuju pemikiran mereka, bagaimanapun orang di dunia hiburan, acting bagus atau tidak, penampilan mereka bagus atau tidak bisa langsung dilihat jelas.
Ketika Chandra ingin mengatakan perkataan romantis, dia ingin menampilkan ekspresi yang penuh perasaan.
Namun mungkin dia merasa bagus, sebenarnya ekspresi di wajahnya sangat berlebihan.
Ada beberapa detail dapat terlihat ekspresi wajah Fifi Sun yang bergerak dengan tidak alami.
Chelsi mendengus dan berkata:” Akting yang sangat buruk ini pun bisa ditayangkan, masih beruntung memiliki script yang baik dan partner yang baik. Aku ingat di internet penilaian film ini sembilan, bagaimana bisa?”
“ Semua bergantung pada uang untuk membelinya kan! Neva menghela nafas tanpa sadar.
Ketika dia mengatakan ini, langusng membuat Chelsi merasakan hal yang sama, dia menatap Neva singkat dan berkata:” Perkataanmu ini adalah esensinya.”
Neva pada awalnya tidak berakting, sehingga dia masih bisa melihatnya.
Namun Chelsi segera tidak tahan, sepanjang film itu dia dua kali pergi ke luar, terakhir kali dia membawa pulang tahu busuk masuk ke dalam.
Emra tidak suka bau ini, dia pun langsung menutup hidungnya dan berlari jauh-jauh.
Neva menyukai makanan ini, namun memakan ini di ruangan tertutup sepertinya terlalu berlebihan.
Dia pun bangkit berdiri dan membuka kipas dan kemudian duduk di samping Chelsi dan memakan beberapa potong,
Ketika memakan tahu busuk ini, dia pun langsung memikirkan Nardi.
Pada saat Nardi masih kecil, dia sangat penasaran dengan semua hal.
Ada suatu kali ketika pulang sekeolah, Neva menggandeng tangannya pulang ke rumah.
Namun di perjalanan menemukan sebuah gerobak tahu busuk, dia pun langsung tidak ingin pergi dan ingin mencicipinya.
Neva tidak tahan aroma ini sehingga menolaknya.
Nardi mendengarkan perkataan Neva, di bawah nada keras dari Neva, dia pun mengikuti Neva pulang.
Namun dalam dua hari setelahnya, setiap dia melewati tempat itu, dia sering menatap gerobak itu.
Ekspresinya yang kasihan itu akhirnya membuat hati Neva luluh.
Tidak ada pilihan lain, dia hanya bisa menahan hidung dan membelikan satu porsi untuk Nardi.
Makanan di sekitar sekolah sangat murah, sepuluh ribu sudah bisa mendapatkan satu mangkok.
Setelah Nardi memakan beberapa potong, dengan gembira berkata kepada Neva sangat enak dan menyuruh Neva untuk mencobanya.
Neva sambil menggertakkan gigi memakan satu potong dan akhirnya menyukai makanan ini.
Sayanganya makanan ini tidak bisa masuk karena aroma yang terlalu besar.
Setelah Neva memakan satu potong, dia pun memikirkan kapan terakhir kali dia makan ini, lima tahun yang lalu? Atau tujuh tahun yang lalu?
Setelah Nardi pergi, dia seakan tidak pernah menyentuh makanan ini lagi.
Ketika karena jika memikirkan makanan ini, dia pun langsung memikirkan Nardi.
Film ini berlangsung selama dua setengah jam, Ketika sudah sampai dua jam, Chelsi yang pergi ke luar cukup lama pun akhirnya kembali, namun ekspresi wajahnya sangat aneh.
Ketika dia sudah duduk, dia menatap Neva beberapa kali tanpa mengucapkan apapun, hingga Neva merasakan ada yang tidak beres dan bertanya kepadanya:’ Apakah di wajahku ada sesuatu?”
Chelsi menggelengkan kepala dan berkata:” Neva, ketika aku keluar, aku melihat sepasang orang yang aku kenal.”
“ Sepasang orang yang dikenal?”
Novel Terkait
Takdir Raja Perang
Brama aditioLove at First Sight
Laura VanessaTen Years
VivianHarmless Lie
BaigeThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlHabis Cerai Nikah Lagi
GibranLove In Sunset
ElinaCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip