Cinta Yang Dalam - Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
"Rey, aku akan bertanya padamu beberapa pertanyaan. Tolong jawab dengan sejujurnya.”
Gandi membuka mulut dan bicara dengan dingin. Tapi, Rey malah mendengar sesuatu yang aneh dan berbeda dari ucapan itu.
"Apakah aku orang yang tidak berperasaan?”
Tangan Rey yang memegang rokok tersentak gemetaran, hampir saja dia menjatuhkan rokoknya.
Ini sama saja dengan pertanyaan yang mengantarkan nyawanya. Presdir Gandi bertanya seperti ini, Rey benar-benar tidak tahu bagaimana menjawabnya!
“Presdir Gandi, pertanyaanmu ini, bagaimana aku menjawabnya?”
Rey ragu sejenak, lalu mengembalikan pertanyaan ini padanya lagi.
Bagaimana pun pertanyaan ini terlalu mudah untuk membangkitkan kemarahan Gandi.
“Apa aku tadi tidak memberitahumu?”
“Itu...” Rey diam sejenak, lalu dia pun memaksa diri berkata, “Aku merasa tidak begitu. Hanya saja, terkadang aku merasa, kamu terlalu kasar pada nyonya.”
Begitu selesai mengatakan ini, ketakutan di hati Rey sudah semakin dingin.
Dia sudah ikut bersama Gandi selama bertahun-tahun. Sejak Gandi menduduki posisi sebagai pengendali grup Tirta, dia terus perlahan-lahan menyaksikan sendiri Gandi semakin tumbuh lebih baik hingga menjadi seperti sekarang ini.
Berdarah dingin, tak berperasaan, logis dan punya semangat berperang yang tinggi.
Di mata semua orang, dia adalah pria yang dingin.
Dan yang paling Gandi benci adalah orang lain mengurusi urusan pribadinya.
Tapi Rey tahu kalau Gandi sangat bertanggung jawab dan sangat penyayang. Hanya saja karena masalah yang dulu, dia perlu menambahkan lapisan topeng pura-pura atau kamuflase pada dirinya sendiri.
“Kasarkah?” Gandi mengulangi kata ini. Dia memasukkan rokoknya ke dalam mulutnya dan ingin mengisapnya lagi, tapi tidak ada asap yang keluar di mulutnya.
Dia melirik ke rokoknya dan melihat rokoknya sudah habis.
Saat benar-benar sedih, menghisap rokok adalah sebuah kemewahan.
"Apa kamu tidak merasa tidak nyaman dengan sikapku terhadap Neva?"
Kata Gandi dengan santai. Tapi malah membuat Rey lemas dan hampir saja berlutut.
Presdir Gandiku, tolong berikan jalan aku untuk tetap bertahan hidup!
Bagaimana aku bisa menjawab pertanyaan semacam ini? Apalagi, barusan tadi aku sudah menyebutkannya kan? nanti kalau kamu mengingat ucapan ini dan menyimpan dendam, bukannya itu berarti aku akan habis ya.
Tapi sebelum Rey menemukan jawaban terbaik di benaknya, Gandi sedetik berikutnya membuat Rey jadi lemas.
“Menurutmu, apa Neva adalah wanita kotor?"
Rey diam. Dia sudah memutuskan untuk tidak akan menjawab pertanyaan ini, bahkan jika Gandi memecatnya, membunuhnya, atau mengirim beberapa wanita cantik untuk menggodanya, dia tetap tidak akan menjawab pertanyaan ini.
Gandi cukup terkejut karena tidak mendengar jawaban apapaun dari Rey, tapi ini juga sudah masuk dalam dugaannya.
Dia tersenyum dan berkata pada dirinya sendiri, "Aku tahu dia tidak menyukaiku, tapi dia sudah masuk ke keluarga Tirtaku dan menjadi istriku. Seharusnya dia tulus kepadaku. Bukannya malah ada tujuan lain dan berpura-pura. Dan di hatinya malah sudah terukir perasaan untuk pria lain.”
Rey memandang Gandi dengan heran, ini pertama kalinya dia melihat Gandi yang terlihat seperti pecundang dan orang gagal.
Dia tidak bisa menahan diri berkata, "Presdir Gandi, sebenarnya, Nyonya, dia memperlakukanmu..."
"Apa yang dia lakukan padaku? Apa kamu mencoba memberitahuku sesuatu yang baik tentangnya? Apa aku tidak punya mata, apa aku tidak bisa melihat semuanya?”
Rey terperangah oleh kata-kata Gandi.
Dia hanya bisa diam dan tersenyum kecut.
"Presdir Gandi, aku tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini."
Rey juga telah melihat informasi Neva. Tapi setelah berhubungan langsung dan bergaul mengenal Neva, termasuk juga dengan pemeriksaannya pada Neva yang disuruh oleh Gandi beberapa kali itu.
Dia semakin yakin kalau semua informasi sebelumnya itu palsu.
Tapi ngomong-ngomong, orang yang memalsukan semua informasi ini sangat pintar sehingga dia tidak bisa menemukan celah sama sekali.
Tanpa bukti, dia tidak bisa membantu Neva menjelaskan dan membersihkan nama baik Neva.
"Aku tahu, pergilah!"
Gandi kembali ke bangsal dan melihat Neva terbaring dengan wajah pucat di ranjang rumah sakit.
Saat dia diam seperti ini, itu sangat menyakiti hatinya.
Wajah pucat seolah tak terlihat warna darah disana, membuat Gandi mengepalkan tangannya dengan erat.
Dia mengambil beberapa langkah ke depan dan mengusap pipi Neva dengan tangannya.
Sentuhan Gandi membuat Neva seperti merasakan sesuatu yang sangat menakutkan. Tanpa sadar tubuh Neva langsung menegang.
Gandi mengerutkan kening, apa dia sangat takut pada diriku?
Tapi saat berikutnya, dia memikirkan pertanyaan yang sangat penting. Karena Neva sangat takut pada dirinya, lalu mengapa dia masih saja megikutinya melakukan tindakan kriminal yang dilarang hukum?
Pertanyaan ini hanya membuat otak Gandi bingung sesaat, lalu dia pun segera membuang pertanyaan ini dari otaknya.
Masih bisa karena apa lagi? wanita yang semakin bodoh, maka akan semakin tidak bisa lepas dari keterikatan emosional.
Adik? Cih..
Gandi menarik tangan Neva dan duduk di samping Neva, menatapnya dengan tenang.
Dia mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan kepada Rey di WeChat, "Periksa apakah Neva memiliki adik laki-laki."
Rey dengan cepat menjawab iya. Lalu, Gandi memasukkan ponselnya.
Tepat di saat ini, Dokter Chen masuk ke dalam. Setelah melihat Gandi, ekspresi wajah Dokter Chen masih terlihat sedikit tidak sealami dan wajar seperti biasanya.
Bagaimanapun sama-sama sebagai seorang wanita, dia tidak akan memiliki kesan yang baik terhadap pria yang melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
"Presdir Gandi..."
Gandi mengangkat matanya dan menatap Dokter Chen.
Meskipun dia menyembunyikan ekspresi dan ketidaksukaannya dengan baik, tapi Gandi masih bisa merasakannya.
Dokter Chen datang untuk merawat luka Neva dengan anti inflamasi, Gandi pun meninggalkan bangsal.
Neva bermimpi, mimpi yang sangat menakutkan.
Dalam mimpi itu, dia dipenjara. Lalu ada seseorang yang menggunakan pisau untuk menggoreskan luka di tubuhnya, lalu membubuhinya dengan air garam, lalu menjahitnya dengan jarum besar.
Perasaan hancur dan patah hati. Tapi bagaimanapun dia berusaha berteriak dan melawan, tidak ada satupun yang menyelamatkan dirinya.
Akhirnya, pria itu selesai menyiksa dirinya.
Pria itu melepas topengnya dan Neva bisa melihat wajah di depannya.
Neva membeku, Gandi! Kenapa Gandi begitu enggan untuk melepaskan dirinya!
Mata Neva membelalak, penglihatannya yang tajam berubah dari kabur menjadi begitu jelas.
Dia menghela napas dalam waktu lama sebelum menyadari kalau itu semua adalah mimpi.
Dia ingin mengangkat kepalanya dan melihat ke sekelilingnya. Tapi dia hanya merasakan tubuhnya begitu berat dan lemah. Butuh banyak usaha untuk menyadari kalau dia saat ini berada di rumah sakit.
Saat ini, dia tiba-tiba teringat sesuatu yang penting.
Dia buru-buru bangkit, tapi tanpa sadar langsung melihat-lihat ke sekelilinya dan melihat ada sebuah gelang giok yang ditaruh di samping meja tempat tidurnya.
Gelang giok ini ditaruh oleh Rey pagi-pagi sekali atas perintah Gandi. Selama bisa dilakukan saat itu juga, Rey tidak akan menundanya meski setengah menit pun.
Melihat gelang giok itu masih ada, Neva jadi tenang.
Untung saja, untung saja, Nardi masih berada di sisinya.
Dia mengulurkan tangannya, mengabaikan jarum di pergelangan tangannya dan pergi untuk mengambil gelang giok itu.
Tapi pintu bangsal tiba-tiba terbuka, lalu terdengar suara yang membuat Neva ketakutan, "Apa yang sedang kamu lakukan?"
Neva gemetaran, tapi gerakan tangannya tidak berhenti, "Aku, aku, sedang mengambil gelang giokku..."
Gandi melangkah maju, meraih tangan Neva dan langsung menekan tangannya mengembalikan tangan itu ke atas tempat tidur.
“Apa kamu buta? Apa kamu tidak tahu, dengan melakukan ini kamu akan mengembalikan darah yang ditranfusi ke tubuhmu itu?” teriak Gandi kesal.
Neva memandang Gandi dengan ekspresi yang rumit. Apakah sikapnya ini adalah bentuk peduli padanya?
"Tuan Gandi, aku ingin memakai gelang giok itu. Dengan begitu, aku baru merasa aman!"
Novel Terkait
The Winner Of Your Heart
ShintaAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanDoctor Stranger
Kevin WongMenaklukkan Suami CEO
Red MapleHusband Deeply Love
NaomiCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip