Cinta Yang Dalam - Bab 241 Pulang
“Lalu harus bagaimana dong?” Tanya Lexi jadi kembali tenang begitu membahas hal serius.
Dia adalah wanita dengan pikiran dan tempramen yang meledak-ledak. Dia sangat sombong, mendominasi. Dia juga telah melakukan banyak hal buruk dalam beberapa tahun ini.
Tapi bersama dengan Gilbert, Lexi selalu tulus dan bersedia. Dia selalu bisa menahan godaan dunia luar.
"Kita tunggu kesempatan datang saja, baru nanti kita panggil Neva sendiri.”
“Bukannya terakhir kali dia sudah berjanji memberikan uang. Tapi kemudian dia tak memberikannya. Saat itu, dia dengan sombong mengatakan kepadaku, seburuk-buruknya nanti sama-sama mati! keponakanmu ini, cukup kejam juga!” Ketika Lexi membahas Neva dia sama sekali tidak merasa salah. Seolah-olah dia adalah Jeanne D'Arc.
Wajah Gilbert sudah tampak tidak senang, lalu dia berkata, “Jika saat itu Nevi tidak menggunakan narkoba, kenapa juga kita harus sampai memanfaatkan Neva? Selama ini, setiap kali Nevi telepon, dia hanya bisa mengulurkan tangan minta uang. Putriku ini, cih!”
Gilbert menghela napas panjang. Hal baik satu-satunya yang terpikirkan olehnya adalah ketika Nevi masih kecil, dia adalah anak yang manis dan sangat patuh.
“Apa maksudmu? Gilbert, kamu ini sedang meremehkan putri kita?”
Nevi adalah darah daging Lexi. Dia jelas tidak akan mengijinkan siapapun mengatai atau menghina putri kesayangannya.
“Coba lihat putrimu itu! apa yang dia katakan kemarin padaku!”
Begitu membahas Nevi, Gilbert sangat marah dan kesal sekali.
Dia pun membuka ponselnya dan mencari riwayat obrolan dengan Nevi.
Lexi mengambil ponsel itu dan melihat riwayat obrolan mereka. Semuanya berisi Nevi yang minta uang. Setiap kali screenshot transferan, semuanya tidak kurang dari 200 jutaan.
Tepat kemarin malam. Nevi minta sebuah vila dan juga kapal pesiar dan juga uang saku sebanyak 200 milyar ke Gilbert.
Dengan pandangan sepintas ini, Lexi langsung tersentak.
Apa putrinya ini sudah gila ya? menghabiskan uang begitu gila-gilaan seperti ini? dia kira uang datang sendiri dibawa angin apa?
“Apa kamu sudah membacanya?” kata Gilbert kesal.
“Em.” Jawab Lexi. Tapi dia masih saja membela dirinya dan berkata, “Tapi bagaimana pun dia adalah anak kita. Kapan kamu berencana menyuruhnya pulang?”
“Kita tunggu saja! kita tunggu kesempatan pas datang. Kamu beritahu dia untuk tidak usah mencari masalah lagi. Coba tahan diri akhir-akhir ini, jika dia lagi-lagi menambah masalah dengan melakukan hubungan begitu. Dia pasti akan kehilangan kesempatan baik dan akan menyesal seumur hidupnya.”
Begitu suara Gilbert jatuh, suara tajam Lexi terdengar, "Gilbert, kamu anggap Nevi putri kita ini orang seperti apa!”
Waktu berlalu begitu cepat. Dalam sekejap mata, cuaca pun berubah menjadi sangat dingin.
Hujan salju yang lebat terus menerus turun dan telah menutupi seluruh kota Z dengan warna putih.
Suhu turun tajam. Neva pada dasarnya sangat takut dingin. Bahkan meskipun berada di rumah yang hangat seperti musim semi, dia masih saja membungkus dirinya dengan pakaian tebal.
Dia memvideo beberapa video kepada Nana. Di kota W yang paling selatan tidak pernah sekalipun turun salju.
Melihat pemandangan indah turunnya salju dalam video, Nana dengan penuh semangat mengirimkan banyak pesan suara, dia bertanya kapan Neva bisa mengajaknya bermain.
Neva meremas ponselnya, termenung diam memandangi pemandangan di luar jendela.
Apa bisa membawa Nana kembali pulang ke kota Z? Takutnya, seumur hidup ini tidak ada harapan untuk itu.
Dia pun menjawab, “Tunggulah mama sebentar lagi. Mama akan segera kembali pulang. Nanti kemanapun kamu ingin pergi, mama pasti akan membawamu ke sana.”
Setelah bicara denga Nana, Tante Chen lagi-lagi mengobrol dengan Neva sebentar.
Nana akan segera masuk sekolah Sd kelas satu. Kelulusan TK butuh foto bersama. Sekolah berharap orang tua bisa datang besama di acara foto kelulusan. Tante Chen bertanya pada Neva, apa dia bisa pulang dan datang kesana.
Hidung Neva terasa asam, dia kapan tidak pernah ingin pulang.
Tapi ada beberapa hal, yang dia juga tidak bisa apa-apa.
Dia pun hanya bisa mengatakan kepada Tante Chen, dia akan berusaha pulang. Tapi, jika dia tidak bisa pulang, dia minta Tante Chen yang datang kesana.
Tidak lama kemudian, sebuah mobil Knight XV warna hitam perlahan melaju di sepanjang jalan putih polos.
Neva bangkit dan turun untuk bersiap menyambutnya, Gandi sudah pulang.
Mbok Ting sedang menyiapkan makan malam di dapur. Jadi, Neva yang membuka pintu. Begitu membuka pintu, angin dingin bertiup, membuatnya menggigil.
Setelah Gandi memarkir mobil, dia melangkahkan kakinya di atas salju. Ketika dia mengangkat pandangan matanya dan melihat Neva berdiri di depan pintu, dia berkata dengan nada sedikit menyalahkan, "Cuaca sedingin ini, siapa yang menyuruhmu keluar?”
Neva mengulurkan tangannya, menepuk kepingan salju yang ada di tubuh Gandi, lalu dia menyerahkan secangkir teh panas, "Aku langsung turun saat melihatmu pulang."
Gandi menatap Neva dalam-dalam, lalu membuka pintu dan masuk bersamanya.
Pada akhir-akhir ini entah kenapa Gandi selalu pulang setiap hari, mengenai kenapa dia pulang, hati Gandi juga tidak tahu jelas.
Sepertinya, posisi wanita di depannya ini meningkat lebih banyak dalam hatinya?
Karena hal inilah, Julia terus-terusan bertengkar dan ribut dengannya.
Setiap kali ribut, Gandi harus membayar sesuatu untuk ini.
Di bawah operasi pengerjaan Gandi, larangan Julia muncul di layar lebar telah dicabut dan dia muncul kembali di layar lebar.
Berbagai jenis penandatanganan terus berlanjut dan pendapatan harian berkurang.
Tapi ibu Gandi tidak pernah muncul keluar untuk mengatakan apapun.
Menurutnya, hubungan antara putra dan menantunya telah membaik. Dia bukan tidak dapat menerima mengenai kompromi tertentu untuk masalah ini.
Setelah makan malam, Gandi meraih tangan Neva dan pergi ke balkon atap untuk melihat pemandangan turunnya salju.
Langit baru saja menggelap dan masih ada sedikit sisa cahaya matahari terbenam. Mereka melihat keluar dari ruang kaca, kepingan salju yang beterbangan membuat dunia seolah berubah jadi sangat indah.
Gandi melepaskan tangannya yang menggenggam Neva, lalu dia memeluk Neva. Kemudian, tangannya menjadi tidak bisa terkendali di tubuh Neva dan mulai bergerak bebas seenaknya.
Neva mengulurkan tangannya beberapa kali, mencoba memegang tangan Gandi untuk mencegahnya melakukan kesalahan.
Tapi dia hanya berhasil menghentikan beberapa kali saja, tapi semakin lama entah kenapa dia malah ingin Gandi menyentuhnya, jadi dia menyerah begitu saja.
Tangan Gandi telah dimasukkan ke dalam pakaian Neva dan dengan lembut menyentuh dan meremas bagian-bagian sensitif Neva.
"Sudah mandi?"
"Em." jawab Neva, tapi tiba-tiba merasa ada yang salah dan dia pun buru-buru berkata, "Tidak, belum ..."
“Sudah terlambat!” Senyuman jahat Gandi muncul dan dia menindih Neva di sofa. Satu kakinya berada di antara dua kaki Neva, pose ini sudah tak bisa dikatakan mesrahnya.
Meski hubungan semacam ini terjadi hampir setiap hari, bahkan terkadang dua kali sehari, tapi Neva masih saja gugup.
Dia mengulurkan tangannya dan dengan lembut menyentuh dada Gandi yang lebar, lalu berkata dengan lemah, "Tuan Gandi, ayo kita kembali masuk ke kamar saja? Takutnya, Mbok Ting ..."
Sudut mulut Gandi sedikit terangkat dan senyum licik muncul, "Jangan khawatir, Mbok Ting tidak akan datang saat mendengar ada suara!"
Wajah Neva memerah dan hatinya berasa menggelap. Pria ini, benar-benar semakin lama semakin tidak tahu malu.
Tangan Gandi mengamuk dan meliar di atas kulit mulus Neva.
Kulit Neva sungguh mempesona, begitu putih dan lembut. Seolah seluruh kata-kata pujian bisa digunakan untuk memuji tubuh Neva.
Oleh karena itu, hal itu juga membuat Gandi kecanduan.
Adik kecilnya di bawah bagian tubuh Gandi, mulai berdiri sekarang mencoba memprotes.
Perasaan disangga dengan tidak jelas seperti ini dan tidak segera dibebaskan sangatlah tidak enak.
Gandi meraih tangan Neva dan meletakkan tangan itu di celananya, memberi tahu Neva apa yang harus dilakukan dengan isyarat matanya.
Tangan Neva yang gugup sedikit gemetar, tapi ada harapan dan penantian samar di hatinya yang membuatnya merasa sangat malu.
"Tuan, Tuan Gandi, bisakah kita istirahat hari ini?"
Gandi mengiyakan, mengangkat Neva lalu meminta Neva duduk di atasnya dan berkata dengan nada rendah, "Kalau begitu aku akan istirahat, kamu yang bergerak!"
Novel Terkait
Mata Superman
BrickMi Amor
TakashiMy Perfect Lady
AliciaDewa Perang Greget
Budi MaMarriage Journey
Hyon SongDoctor Stranger
Kevin WongLove In Sunset
ElinaCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip