Cinta Yang Dalam - Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik

Gandi menutup dan membuka matanya lagi tiba-tiba dia menampar kepala Fandi: “kalau punya waktu kosong datanglah ke perusahaan, jika Ibu tau kamu bekeliaran di sini…..”

Pemikiran Fandi muncul sosok harimau betina, tiba-tiba badannya terasa dingin dan dia segera mengangguk.

Karena kemunculan Gandi, Twilight tidak mempersulit Neva, manager yang begitu sombong bahkan harus menghormati dan mengantar Neva.

Neva kaget dengan pemanjaan ini, dia segera naik taksi dan mengganti pakaian untuk pergi ke rumah sakit.

Neva mengerjakan pekerjaan ini penuh dengan rahasia, jika ketahuan oleh adiknya, dia mati pun tidak akan setuju.

Setelah membayar biaya operasi, dokter segera melakukan operasi.

Pertama kali ini Neva merasakan kegelisahan.

Tidak sadar waktu sudah berlalu lama dan pintu operasi terbuka, dia segera berdiri dan dokter memberitahunya operasi berjalan lancar kemudian dia duduk dan bersandar di kursi.

Keesokan harinya, ketika Nardi Aska terbangun, dia melihat kakaknya sedang tidur disebelah tangannya.

Neva mengerutkan alis dan rambutnya berantakan, Nardi Aska dengan pelan merapikan rambut kakaknya.

Neva segera menegakkan tubuhnya dan matanya ada lingkaran hitam, berkata: “Nardi, kamu sudah bangun! Bagaimana perasaan kamu sekarang? Apakah ada yang tidak nyaman? Apa ingin memanggil dokter?”

Nardi tersenyum, senyum remaja ini terlihat murni dan cerah: “kak,aku baik-baik saja, aku bisa menekan tombol bel jika merasa tidak nyaman. Pekerjaanmu sangat sibuk, tinggalkan aku saja di sini.”

Neva mengalihkan matanya dan menderita. Dia sudah mengundurkan diri, Twilight juga akan segera menyebarluaskan nama baiknya.

Nardi tiba-tiba mengerti ketika melihat kakaknya diam: “kak, apa kamu mengundurkan diri? Segeralah minta maaf dengan manager kamu dan kembali bekerja! Atau aku yang akan menjelaskan ke manager kamu….”

Neva segera semangat ketika melihat kecemasan adiknya: “tenanglah, bagaimana bisa aku mengundurkan diri? Kamu baru saja melakukan operasi perlu memulihkan dan aku mengambil cuti beberapa hari untuk merawat kamu.”

Nardi lega dengan menarik napas, ekspresinya tidak baik: “kak, terima kasih, aku telah menyusahkan kamu….”

“Apa yang kamu katakan?” Kakak merawat adik merupakan hal wajar, lain kali kalau aku dengar kata ini lagi aku akan memukul bokongmu! Neva berpura-pura marah dan menatapnya.

Wajah Nardi sedikit malu, berkata dengan lembut: “kak, aku sudah besar, jangan memukul aku lagi….”

“Sudah dewasa pun kamu tetap adikku, kalau tidak dengar tetap saja harus dipukul!” Neva langsung memotong percakapannya dan mengancamnya.

Kakak beradik saling bertatapan kemudian tersenyum, suasana yang nyaman dan melegakan ini, saat Nardi terkena penyakit leukemia sudah tidak pernah lagi.

“Istirahatlah yang baik, aku coba tanya dokter kapan kamu bisa pulang”

Neva baru saja berdiri tetapi lengannya tertarik oleh Nardi, dia berkata: “kak, dokter mengatakan biaya operasi perlu uang sebanyak 1 miliar, apakah kamu pergi ke keluarga Aska….”

Neva menggelengkan kepalanya berkata: “tenanglah, tempat itu tidak akan aku datangi lagi.”

Nardi penasaran: “dari mana uang itu?”

“Ada seorang pria yang mengatakan aku cantik dan memberi uang kepadaku!”

Neva menjawab dengan senyum, tidak peduli dengan perkataan Nardi dan langsung mengalihkan topiknya.

Tubuh Nardi pulih sedikit lambat,setelah beberapa pemeriksaan, dokter memanggil Neva dan menyerahkan hasil pemeriksaan.

Neva terlihat pucat saat melihat hasil pemeriksaan: “dokter, bukankah operasi berjalan lancar? Kenapa bisa begitu?”

Dokter merasa bersalah dan tidak berdaya: “operasi berjalan sangat lancar namun ada penolakan akut pada pasien, pasien masih mempunyai waktu selama tiga bulan…….kalau mampu cobalah merawatnya di luar negeri!”