Cinta Yang Dalam - Bab 95 Mengecilkan Masalah

Neva merasa dirinya dihina, tadi adik ipar kecilnya dan Ibu mertua semua berada di bawah terus melihatnya, kapan dirinya menggoda orang?

Meskipun dia mengerti jika dia keras kepala sekarang, tidak diragukan lagi dia sedang mencari mati.

Tetapi masalah ini berkaitan dengan reputasinya, Neva menegaskan: "Tuan Gandi, yang aku lakukan di bawah tadi semua mengikuti perintahmu. Bahkan jika aku menggoda orang, itu semua adalah keberhasilan dari perintah Tuan Gandi yang baik.

Awalnya Gandi sedang menunggu Neva mengucapkan beberapa kata memohon ampun, dan menjelaskan bahwa dia tidak bermaksud sengaja.

Masalah ini akan dari besar menjadi kecil dan masalah kecil pun menjadi hilang, bagaimana pun Gandi merasa hari ini dia juga sudah dipermalukan di depan Neva.

Pada sore ini, Gandi menyuruh Neva untuk tidak masuk ke dalam kamarnya untuk selamanya, jika tidak dia akan membereskan Neva.

Tetapi pada malam hari, dia malah melanggar kata-katanya sendiri, menjadi tidak berprinsip.

Dia juga takut jika itu benar-benar menjadi kenyataan, Neva akan menampar wajahnya dengan keras.

Tetapi dia tidak pernah membayangkan bahwa wanita ini, bisa-bisanya dia malah keras kepala.

Gandi mencibir, aku tidak akan takut kamu yang keras kepala itu.

Dengan gerakan tangannya yang tiba-tiba bergerak, Neva tiba-tiba merasa tubuh bagian atasnya langsung mengendur.

Gerakan Gandi yang sembrono ini, meskipun Neva dan Gandi adalah pasangan suami istri yang sah, tetapi bentuk tubuh yang sekarang ini, lebih seperti menghinanya saja.

Jadi dia beberapa kali mencoba memberontak dan berteriak: "Tuan Gandi, kamu lepaskan aku, kamu ini sama dengan mem…."

Neva belum melanjutkan kata-katanya, dan tiba-tiba bibirnya langsung dicium oleh Gandi.

Neva mencoba melepaskan, melihat pria ini dengan putus asa, yang menganiaya dirinya sewenang-wenang.

Dan tubuhnya, secara jujur bereaksi lagi.

Gandi mengingat kejadian di kamar waktu itu, melihat Neva yang menawan lalu mencium aroma melati yang samar di tubuh Neva.

Lalu, dengan brutal mendekati tubuhnya, dan dia memutuskan untuk menghukum Neva dengan baik.

Neva menanggapinya secara pasif, tiba-tiba merasa tubuh bagian bawahnya kosong dan diikuti dengan perasaan kepuasan yang sulit diungkapkan, membuat sekujur tubuhnya terbang ke langit.

"Tu, Tuan Gandi … kamu … pelan sedikit …."Neva tidak keberatan dengan keintiman bersama Gandi, meskipun awal dari keintiman bukanlah yang diinginkannya.

Tapi Gandi sudah terbiasa dengan sewenang-wenangnya, selama menikah dengannya, dia tidak pernah lembut sedikit pun.

Gandi seperti sapi tua yang tak kenal lelah, terus menerus berlanjut, menekan tanah suburnya Neva.

Pada awalnya Neva masih memiliki kekuatan untuk menghadapi amarahnya, tetapi kemudian, hanya tersisa hembusan nafas saja.

Dia, mengapa tidak bisa merasa lelah?

Neva berpikir di dalam hati, dan akhirnya dia pun kehilangan kesadaran sepenuhnya.

Matahari pagi dengan sedikit kehangatan, bertabur di wajah Neva.

Neva merasa kelopak matanya sangat berat, dengan menghabiskan banyak upaya, akhirnya matanya baru terbuka.

Dia ingin menggerakkan tubuhnya, tetapi dia merasa tubuhnya sama sekali tidak mendengar perintahnya sedikit pun.

Akhirnya dia bisa memberontak, setelah bersandar di bagian belakang tempat tidur, mengangkat selimut, dan melihat sekujur tubuhnya penuh dengan jejak Gandi.

Pria ini, seolah-olah sedang bersumpah atas kedaulatannya sendiri, menduduki seluruh tubuhnya.

Neva melihat sekeliling ruangan, dengan samar-samar bisa melihat adegan gila mereka tadi malam.

Pakaiannya tersebar di mana-mana, bahkan di lantai pun juga ada.

Neva tersenyum pahit, peran apa yang dia mainkan di sisi pria ini.

Istri? Mainan?

Sebelum membiarkannya berpikir lebih panjang, terdengar ketukan di luar pintu.

"Nyonya muda, apakah kamu sudah bangun? Mari sarapan."

Mbok Ting telah menyiapkan sarapan, dan sekarang semua orang sedang menunggu di lantai bawah, Nyonya Tirta baru memintanya untuk pergi memanggil Neva.

Neva menjawab dan buru-buru berpura-pura agar dirinya terlihat penuh energi, berteriak: "Mbok Ting, aku sudah bangun, kalian sarapan dulu, aku belum mencuci muka!"

Mbok Ting menjawab, lalu turun ke bawah.

Begitu besar gerakan di lantai atas tadi malam, seperti lantai hampir runtuh saja, Mbok Ting tentu saja juga mendengarnya.

Dia benar-benar kagum, energi anak muda saat ini, benar-benar berlimpah.

Tetapi nanti dia juga harus mengingatkan Nyonya muda, anak muda juga harus menjaga tubuh mereka.

Kamu lihat dengan keributan sepanjang malam begini, keesokan harinya tidak bisa bangun, bukankah itu sangat merugikan?

Neva mencoba memberontak di tempat tidur, ketika dia turun dari tempat tidur, dia merasa tubuhnya berayun, merasa kakinya seperti bukan miliknya lagi, sekali tersandung hampir membuatnya jatuh ke lantai.

Punggung belakang seperti menyimpan sakit yang samar-samar, bisa dibayangkan seberapa sengitnya itu tadi malam.

Dia mencuci tubuhnya, lalu mengambil pakaian berleher tinggi dari dalam lemari untuk menghadang tanda di tubuhnya dan baru turun ke bawah,

Di lantai bawah, Shinta membuat bubur komplit di pagi hari, dan ini bubur kesukaan Gandi sejak kecil.

Dia baru mengambilkan Gandi tiga sendok lalu melihat Neva turun ke bawah, buru-buru menyapa dan berkata: "Neva, akhirnya kamu bangun juga, ayo cepat makan, makanan sudah hampir dingin."

Meskipun ada sedikit menyalahkan, tetapi nada bicaranya penuh dengan kasih sayang.

Neva memanggil Bu, langkah kakinya tidak seperti biasa, dan ketika dia duduk, dia tampak sedikit tidak tenang.

Semua orang berniat untuk mengabaikannya, sebaliknya Gandi menatapnya dengan tajam, mengerutkan kening dan berkata: "Kamu lihat dirimu, pagi hari bangun kesiangan, membiarkan semua orang menunggumu. Sekarang berdiri dan duduk pun tidak memiliki bentuk, jika ini dilihat oleh orang lain, pasti akan berkata jika Keluarga Tirta kita tidak berpendidikan?"

Kritik Gandi membuat Neva takut.

Meskipun hatinya tidak puas, terus berteriak dirinya yang berubah seperti ini bukankah karena perlakuan kasarnya Gandi.

Tetapi dalam hatinya juga sangat mengerti, jika dia menjawab Gandi, bukankah dia membuat Yosi melihat lelucon saja.

Dan ketika nanti malam dia kembali ke kamar, dia pasti tidak memiliki akhir yang baik.

Sehingga Neva hanya bisa menundukkan kepala, berkata: "Maaf …."

Melihat Neva yang sangat menyedihkan ini, Ibu Tirta melirik Gandi dengan tidak puas dan berkata: "Makan makan, mengapa begitu banyak bicara?"

Akhirnya menghentikan pembicaraan Gandi dan sekeluarga makan sarapan dengan tenang.

Setelah sarapan, Yosi ada keperluan dan harus pergi.

Shinta dan Neva melanjutkan karir melukisnya kemarin, sementara Fandi seperti biasanya, menarik Kakak kedua terus berteriak ingin bermain game, untuk memberikan pelajaran kepada musuh-musuhnya itu.

Anak-anak ada di sisinya, dan Shinta tidak mengingat kejadian kemarin, memberi tahu Neva beberapa hal menarik di masa mudanya, sekeluarga senang bahagia.

Pada siang hari, Shinta menjawab telepon.

Ketika dia melihat nama penelepon, dia langsung tersenyum bahagia.

Neva dengan cepat mengambil kuas di tangan Ibu Tirta dan meletakkannya di tempat pena, menghindari lukisan yang akan selesai dan dibuang lagi.

Ketika Shinta menjawab telepon, Neva mendengar nama sebutan Nana di sana.

Nana ? Neva mengingat Ibu Tirta pernah mengatakan pada dirinya, dia mengadopsi seorang anak perempuan yang bernama Nana .

Tampaknya itu adalah panggilan teleponnya, tidak heran Shinta sanagt bahagia.

Setelah berbicara beberapa menit, Shinta menutup telepon dan berkata: "Neva, beberapa hari lagi Nana akan pulang melihatku."

Meskipun dia adalah putri angkat, tetapi bisa dilihat jika Shinta sangat mencintai Nana , nada bicaranya penuh dengan rasa peduli kepada Nana .

Neva tersenyum dan berkata: "Baik, aku juga ingin bertemu adik ipar kecilku, dipikir-pikir pasti dia adalah orang yang lembut!"

Karena Nana akan datang, sehingga Shinta bersiap pergi berbelanja di sore hari, meminta Neva dan Gandi menemaninya untuk membeli sesuatu, dan memberi hadiah ketika Nana datang.

Neva sangat memahami perasaan seorang Ibu.

Hanya saja Gandi sedikit mengerutkan kening, tampak seperti tidak setuju, ini membuat Neva sedikit terkejut.

Jika dipikirkan, Nana ini adalah adik perempuannya Gandi, meskipun dia adik angkat, Gandi seharusnya tidak bersikap seperti ini?

Diikuti dengan sedikit kontradiksi yang dikatakan Ibu Tirta, tiba-tiba Neva merasa, bisa saja terjadi suatu masalah dengan kepulangan adik ipar kecilnya.

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu