Cinta Yang Dalam - Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan

Shinta melamun sejenak, apa yang terjadi sampai Gandi bertindak seperti ini?

Dia mengerti anaknya, Gandi bukanlah orang yang mudah emosional.

Shinta tidak buru-buru untuk menjawab, dia berdiri dan berkata tolong tunggu sebentar kemudian menelpon kepada Fandi.

Pada saat ini Fandi sedang mengantuk di depan meja kantor, melihat ibu menelponnya, tubuhnya langsung bergetar dan dia pun sibuk berdiri.

"Ibu, ada apa?" Fandi mengangkat telpon.

Melihat Fandi begitu lama baru mengangkat telpon, Shinta tahu anaknya ini pasti sedang tidur tadi.

Tetapi sekarang bukan saatnya mempermasalahkan hal itu, jadi Shinta pun bertanya: "kakakmu bersama cucu keluar Lie membuat masalah apa?"

Fandi menghela nafas panjang, ujung-ujungnya ketahuan juga.

Jadi Fandi pun memberi tahu kejadian hari itu kepada ibu sambil menambah sedikit cuka dan minyak.

Ekspresi Shinta pun menggelap dalam waktu pendek, dia berusaha menahan kemarahannya dan berkata aku sudah tahu sebelum mematikan telpon.

Mendengar suara telpon berakhir, hati Fandi merasa agak aneh, apakah dirinya berbicara terlalu banya tadi?

Shinta kembali ke sofa dan tersenyum dengan formal: "Paman Lie, aku sudah tahu masalah antar anak-anak. Mereka hanya berantem saja, tidak ada masalah besar, tidak melukai nadi ataupun tulang"

Ekspresi Nyonya Lie langsung tenggelam, keluarga dia berlatar belakang biasa, setelah berhasil menikah ke keluarga Lie yang kaya raya, ditambah melahirkan seorang anak putra, aura dia langsung menjadi tinggi hati.

Seolah-olah seluruh kota Z tidak ada yang lebih kaya daripada keluarga Lie.

Nyonya Lie berkata dengan tidak puas: "Nyonya Tirta, kata-kata kamu salah. Anakmu tidak dirugikan, tetapi anakku masih berbaring di rumah sakit. Kalau anak-anak berantem sampai masuk rumah sakit merupakan masalah kecil, maka lain kali anak kamu juga..."

"Apakah aku ada berbicara dengan kamu?" Shinta berkata dengan senyuman, tetapi kata-kata dia membuat orang merinding.

Meskipun tidak senang, Nyonya Lie tidak memiliki keberanian untuk mengatakan apa pun lagi.

Jadi dia pun mengalihkan tatapannya kepada Kakek Lie: "Kakek...."

Nada suaranya yang sengaja ditarik panjang membuat Shinta mengerutkan alisnya.

Shinta juga bermarga Lie, lebih tepatnya, dia memiliki hubungan saudara dengan Kakek Lie, hanya saja hubungan itu sudah berlalu 5 generasi.

Keluarga kandung Shinta sama sekali tidak kalah dengan keluarga Lie mereka.

Syarat utama keluarga kaya raya itu selalu merupakan latar belakang yang setingkat, cerita gadis berkeluarga miskin menikah ke keluarga kaya itu hanya ada di dalam novel.

Alasan fondasi bisnis keluarga Tirta bisa meningkat kemarin, kemampuan Shinta sudah berufngsi 50%, ditambah dukungan dari keluarga kandung Shinta, setiap tingkalh lakunya memainkan peran yang besar.

Kakek Lie itu orang yang berpengalaman, dia mengerti masalah ini, mereka hanya bisa berdebat dari sisi kebenaran, kalau mau membalas dendam dengan kekuasaan mereka, keluarga Lie harus mempertaruhkan semuanya, kalau tidak mereka tidak akan bisa menggerakan keluarga Tirta.

Kalau masalah seperti ini benar-benar terjadi, keluarga Lie juga tidak perlu bermain lagi di dalam lingkaran ini.

"Shinta, si gendut itu kamu juga melihatnya sejak kecil, dia sangat penurut dan pengertian. Tetapi anak keduamu memukul dia sampai begitu, mau bagaimanapun kamu juga harus memberi kami sebuah penjelasan"

Cucunya sekarang masih berbaring di rumah sakit dengan kondisi kepala diperban penuh, tulang kepalanya retak dan sampai sekarang masih tidak bisa berbicara dengan jelas. Dokter berkata kemungkinan besar akan meninggalkan efek samping permanen. Berpikir sampai sini, Kakek Lie merasa hatinya sudah mau ikut hancur.

Shinta tertawa dan berkata: "Kakek, si gendut itu memang penurut waktu kecil. Tetapi masalah kali ini, dia sendiri yang minta dipukul!"

Tatapan Kakek Lie tegang sejenak: "Apa maksudmu?"

Shinta melirik ke Nyonya Lie kemudian berkata: "Anak menantu anda mengetahui semuanya dengan jelas, takutnya yang anda tahu itu berbeda dengan kebenaran!"

Kakek Lie melamun sejenak, karena kesehatannya yang kurang baik, dalam tahun-tahun ini dia menyerahkan semua masalah rumah kepada anak dan anak menantunya.

Kalau bukan karena yang terluka adalah cucunya, Kakek Lie tidak akan muncul kali ini.

"Kamu yang bilang saja, aku percaya apa yang kamu katakan!"

Kakek Lie adalah orang yang terus terang, dia mengerti sepertinya masalah ini tidak seperti apa yang dikatakan anak mertuanya.

Nyonya Lie membuka mulutnya untuk berkata sesuatu, tetapi tatapan Kakek Lie yang tegas itu membuat dia tidak berani bersuara.

Setelah meragu sejenak, Shinta memutuskan untuk memberi Kakek Lie sedikit muka, jadi dia pun berkata: "Kakek Lie, kalau tidak begitu saja. Kamu pulang dulu, nanti aku meminta orang untuk mengantar sebuah dokumen kepada anda"

Cara seperti ini berbeda dengan berkata terus terang di sini, paling tidak muka Kakek Lie terjaga.

Kakek Lie melirik ke anak mertuanya dan menyadari aura anak mertuanya yang tadinya masih berani dan marah sudah menghilang.

Kemudian Kakek Lie pun tertawa dengan dingin: "Anggota keluarga yang tidak beruntung! Shinta, kamu bilang saja, muka tuaku ini masih bisa dipermalukan"

Shinta diam beberapa saat sebelum menceritakan kejadian hari itu secara kasar.

Ekspresi Kakek Lie menjadi sampai jelek, pada akhirnya dia berkata dengan suara berat: "Sudah, aku sudah tahu. Kali ini aku sendiri yang datang mempermalukan diirku, aku pulang dulu, tidak perlu mengantar aku lagi"

Setelah berkata, Kakek Lie pun bergegas keluar dari villa keluarga Tirta dengan marah tanpa menunggu Shinta bereaksi.

Nyonya Lie tahu dia telah membuat kesalahan besar, dia melirik ke Shinta dengan tatapan penuh kebencian kemudian berlari mengikuti di belakang Kakek Lie.

Pada saat baru keluar dari Villa, Kakek Lie melihat Gandi sudah menunggu di gerbang.

"Kakek" Gandi menyapa dengan penuh hormat.

Memukul orang dan menghormati orang tua itu 2 hal yang berbeda.

Ekspresi Kakek Lie tertegun: "Gandi sudah pulang ya!"

Pada saat ini Shinta menghampiri mereka, melihat Gandi telah pulang, dia mengerti seharusnya Fandi yang menghubungi dia.

"Gandi, kebetulan kamu pulang. Tidak peduli salah atau benar, minta maaf dulu sama Kakek" Shinta sibuk berkata.

Kata-kata Shinta itu sedang memberikan keluarga Lie muka.

Gandi melirik ke Nyonya Lie yang di belakang Kakek Lie dengan dingin, Nyonya Lie merasa sepertinya ada tatapan pembunuhan melewatinya dan hal ini membuat dia tidak bisa berdiri dengan baik.

"Maaf Kakek, aku terlalu impulsif. Tetapi kalau si gendut Lie masih berani mengulanginya, aku tidak keberatan untuk mendidik dia sekali lagi"

Minta maaf Gandi Tintra ini membuat ekspresi Kakek Lie menjadi canggung.

Mau bagaimanapun, yang salah itu mereka sendiri.

Kakek Lie menarik nafas dengan dalam: "Gandi, kata-katamu ini membuat wajah tuaku merasa malu. Kalau ada lain kali lagi, kamu memukul dia sampai mati saja!"

Shinta sibuk berkata: "Kakek, jangan berkata seperti itu. Mau bagaimanapun Gandi juga memiliki darah yang sama dengan keluarga Lie, mereka tidak mungkin saling menyakiti"

Nyonya Lie merasa kata-kata Shinta sangat aneh, saling menyakiti? Bukannya yang tersakiti hanya anak dia?

Nyonya Lie merasa agak tidak senang, Kakek Lie tidak memihak kepada cucu kandungnya sendiri.

Dia datang ke sini itu demi mendengar minta maaf keluarga Tirta, tetapi dia tidak menyangka keluarga Tirta membongkarkan semua masalah, sama sekali tidak memberi mereka muka.

"Kakek! Mau bagaimanapun, si gendut adalah cucu...." Sebelum Nyonya Lie selesai berbicara, Kakek Lie sudah memotongnya dengan dingin.

"Masih merasa tidak cukup memalukan? Ikuti aku pulang!"

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu