Cinta Yang Dalam - Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang

Keluarga Darmoko, salah satu keluarga yang paling bersejarah dikota Z, dimasa-masa yang penuh gejolak, Kakek Darmoko pernah dihajar.

Dikatakan bahwa setelah dia sudah dapat menopang, dia menghilangkan semua orang yang pernah menghukumnya dari kota Z.

Acara ulang tahunnya diadakan di hotel Roman hotel paling bagus dikota Z, seluruh hotel sudah disewa.

Neva dibelakang Gandi, tetapi mereka berdua tidak bergandeng tangan, saling mengerti berjalan menuju pintu besar hotel.

Baru sampai didepan pintu, sudah ada yang menyambut.

“Tuan Tirta, nyonya Tirta, silahkan melewati jalan tamu undangan.”

Berdua jalan kearah kanan jalan tamu undangan, hadiah dan hongpao sudah diantar oleh supir.

Sesampai di ruang acara, Gandi sedikit membungkuk, Neva pasti paham dengan maksudnya.

Ragu-ragu sebentar, dan maju menggandeng Gandi.

Didepan umum, masih memerlukan martabat.

Gandi membawa Neva,dan setelah menyapa orang yang dikenal di ruang acara, langsung melonggar gandengan.

Dia tidak mengatakannya, tetapi Neva mengerti, ini bermaksud Gandi menyuruhnya berdiam diri dipojokan.

Dia duduk disatu sisi, melihat Gandi berbicara senang dengan beberapa orang yang saling kenal.

Meninggalkannya sendirian, sedikit kesepian.

Disaat dia melamun, didalam penglihatannya muncul seorang gadis yang cantik.

“Kak Gandi!” gadis itu terlihat seperti umur dua puluhan tahun, datang dan menggandeng Gandi dengan angkuh.

“ Andeli, sejak kapan kamu kembali?” wajah Gandi membawa ekspresi yang memanjakan, terlihat, dia sangat menyukai gadis ini.

Mendengar nama ini, Neva sudah tahu siapa.

Cucu dari Kakek Darmoko, Andeli Darmoko, setelah bergelar 3 professor, disaat usia 15 tahun mendirikan satu perusahaan kecantikan diluar negeri, hanya menggunakan waktu 3 tahun, sudah berkembang hingga ribuan toko cabang, sungguh tiada duanya.

Tatapan Neva sedikit menggelap, tetapi dengan cepat dia memindahkan perhatiannya.

Dia tahu Gandi tidak mencintai dirinya, jadi terhadap wanita yang disamping Gandi dia juga sudah terbiasa menjadi sangat alami.

Ada saatnya, mengetahui kondisi sebenarnya sangatlah penting.

Dia berdiri, dan mencari posisi yang agak jauh dan duduk.

Andeli berbicara tanpa henti disamping Gandi, jika bukan orang yang dikenal, akan sulit terpikir bahwa direktur yang dingin ini memiliki satu sisi yang seperti gadis biasa.

Gandi melihat Neva sengaja menghindar, ada sedikit amarah dihatinya.

Apa maksudnya ini, memberitahu diri sendiri tidak ada yang enak dipandang ya?

Neva baru saja duduk, kebetulan didekatnya ada beberapa wanita sedang ngobrol.

Salah satunya, mengenal Neva, dan menunjuk-nujuk ringan kearah Neva.

Wanita-wanita ini biasanya nganggur dirumah, paling suka bergosip-gosip.

Setelah melihat Neva, satu persatu bergegas duduk didekatnya.

“nyonya muda, pertama kali bertemu. Saya Diona investor First Day.

Saat Diona memperkenalkan diri, diwajahnya terlihat sedikit kekakuan.

Neva tahu investor First Day, saat itu, saat Perusahaan Aska terjadi kekacauan, First Day memakan banyak saham Perusahaan Aska.

“ Nyonya Diona, sudah pernah mendengar nama anda sebelumnya.” Neva tersenyum tanpa ihklas.

Diona melihat gaun hitam yang dikenakan oleh Neva, tatapannya berbinar, dan bertanya: “ Nyonya Tirta, boleh tanya gaun ini dipesan dimana? Sangat bagus!”

Neva menundukkan kepala dan melihat sekilas gaun yang dikenakan ini dikirim oleh Wendi Tirta.

Dia berkata, ini adalah design terbarunya, dibuat khusus untuk Neva, dikenakan Neva pasti sangat cantik.

Neva tertawa ringan dan berkata: “ini didesign oleh adikku untukku.”

Diona sedikit mengkerutkan kening, dan berkata dengan pelan oh.

Dalam hatinya terasa sedikit tidak menyenangkan, Nyonya Tirta ini bebohongpun tidak bisa mencari sesuatu yang kebohongan yang lebih bagus.

Design yang sebagus ini, bisa didesign adiknya sendiri? Sangat jelas menyanjung dirinya itu canti, tidak ingin memberitahu orang lain, takut orang lain secantik dirinya.

Saat ini Diona memindahkan pusat perhatiannya, dia melihat dua tangan Neva kosong, teringat gosip akhir-akhir ini, dan bertanya: “ Nyonya Tirta, mengapa masih bisa lupa memakai cincin pernikahanmu?”

Perkataannya ini, sesaat tatapan semua wanita menatap kearah Neva.

Akhir-akhir ini berita paling hot dikota Z, tidak tahu siapa Nyonya Muda Tirta dikeluarga Tirta siapa yang menjadi orang ketiga.

Neva dinikahi, tetapi Gandi tidak menyukainya.

Julia adalah pacar Gandi, jika Neva tidak muncul, posisi Nyonya Muda Tirta pasti miliknya.

Neva tersenyum, ini adalah perkiraannya.

Lagipula ini adalah pesta yang sangat besar, orang yang ingin melihat leluconnya sangat banyak.

Dia memanggil pelayan, mengambil tas yang ditaruh diloker.

Mengeluarkan satu kotak kecil dari dalam, didalam kotak kecil ada belasan cincin.

Jika orang yang tahu produk dibeberapa cincin itu ada cincin design limited.

Keluarga Tirta sangat kaya, Gandi tidak membelikan untuk Neva, tetapi jika Shinta Lie melihat ada barang yang bagus akan membelikan untuk Neva.

Didalam percintaan dia tidak bisa membantu apa-apa, tetapi didalam kehidupan Neva adalah Nyonya Muda Tirta yang paling terhormat.

Neva mengeluarkan salah satu yang paling mempesona dan memakaikan ke jari dan melambaikan sedikit tangannya, berlian yang besar dan bersinar, hampir membutakan mata wanita-wanita yang duduk disana.

Diona adalah investor, dan juga banyak tahu tentang berlian, sekilas mata dia sudah tahu, cincin berlian ini muncul di lelang LD bulan lalu, harganya berawal dari 9 angka.

Pameran ini serangan balik, sangat memukul wajah Diona.

Dia tersenyum dengan sedikit canggung, dan berkata: “ Nyonya Muda Tirta sungguh sangat bahagia, Tuan Muda Tirta sangat menyayangimu!”

Sesaat suasana terasa sedikit canggung, untung saja acaranya segera dimulai.

Neva berdiri dan berjalan kesamping Gandi, dan mengikuti Gandi duduk. Disisi kiri Gandi adalah dia dan disisi kanan malah yang bernama Andeli.

Yosi disamping Neva, dia melihat ada yang aneh.

Sebagai saudara Gandi, dia tahu perasaan Andeli terhadap Gandi.

Dia batuk ringan dan berkata: “ Andeli, diacara ini orang-orangnya rame, tidakkah sebaiknya kamu pergi membawa kakekmu untuk menyapa tamu-tamu?”

Andeli sangat keras kepala, dia bisa berlaku imut dihadapan Gandi, tetapi bagi orang lain, itu tidak berpura-pura.

“ Kepala Batu, sepertinya kamu sudah ikut campur terlalu banyak? Aku sudah lama tidak bertemu kak Gandi, ngobrol dengannya apakah bermasalah?”

Neva terdiam, panggilan Kepala Batu ini, membuatnya merasa sedikit lucu.

Wajah Yosi langsung memerah, baru ingin berbicara, langsung mendengar Gandi batuk.

Jadi dia memberi tatapan yang mengalah kepada Andeli, kemudian duduk dan berkata: “Kakak ipar, wajah suami istri kamu dan kakak kedua semakin mirip!”

Neva merasa kesepian dalam hati, dia pasti mengerti, Yosi hanya mengeluarkan kata-kata segan.

Berdasarkan wajah kemiripan suami istri, takutnya Julia dan Gandi lebih cocok!

Namun, agar tidak canggung, Neva tersenyum dan berkata dengan halus: “Yosi, gadis yang disampingmu juga lumayan cocok denganmu loh!”

Disamping Yosi duduk seorang gadis, sangat cantik, anggun, seperti tidak terbiasa dengan suasana yang rame seperti ini, dua tangannya saling menggenggam dengan erat.

Kali ini terdengar suara ‘heng’, Andeli seperti tidak peduli dengan suasana dan berkata: “ Kepala Batu, sejak kapan kamu belajar bisa memuji?”

Wajah Yosi langsung memerah, berkata dengan marah: “ Andeli, kalau kamu masih panggil aku seperti itu…..”

Dia belum selesai berkata, Andeli langsung: “ Kepala Batu, Kepala Batu, Kepala Batu ……”

Memanggilnya berturut-turut hingga 7 8 kali, orang-orang yang dimeja tertawa melihat sifatnya yang seperti ini.

Hanya Neva yang memperhatikan, saat Andeli berkata memuji, tatapannya sekilas melirik kearahnya.

Saat ini Andeli mengangkat gelas bir, berdiri dan menyulangkan ke Neva dan berkata: “kakak ipar, pertama kalinya bertemu, sejak kecil aku paling menyukai ka Gandi, selalu berkhayal bisa menjadi pacar kak Gandi, tak terpikir sudah direbut kamu duluan. Kak Gandi adalah lelaki yang luar biasa, semoga kamu bisa menghargainya!”

Andeli berbicara terus menerus, membawa rasa amarah yang kental, Neva bisa mengerti.

Dia tersenyum, dan mengangkat gelas bir bersulang sekali dengan Andeli, dan berkata: “Kelihatannya aku sudah merebut suami idaman Dik Darmoko, semoga Dik Darmoko mendapatkan lelaki yang lebih baik.”

Setelah berkata, Neva meminum sedikit dan tidak berbicara lagi.

Awalnya Andeli masih bisa memikirkan martabat Gandi, terakhir ada provokasi yang tak terkendalikan.

Yosi beberapa kali memperingati, malah hampir membuat Andeli marah.

Gandi tidak berbicara sama sekali, hanya mengangguk-ngangguk kepala, seperti tidak peduli orang yang diserang adalah wanitanya sendiri.

Pas disaat ini, pundak Andeli ditepuk orang, berkata dengan suara yang keras: “ Andeli, pergi bersulang dengan kakek!”

Andeli berbalik, setelah melihat Kakek Darmoko, wajahnya tersenyum cemerlang, dan berkata: “kakek, aku ingin disini menemani kak Gandi!”

Mata Kakek Darmoko melihat kearah Gandi, kali ini baru Gandi berkata: “ Andeli dengarkan kata kakek!”

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu