Cinta Yang Dalam - Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
Jadwal pesawat pulang negeri ditetapkan pada siang di keesokan harinya, setelah pesawat mulai terbang dan dapat melihat pemandangan negara W yang semakin kecil, Neva mengeluh nafas panjang.
Kehidupan di sini benar-benar terlalu mendebarkan hati.
Dalam seumur hidupnya dia tidak ingin datang kedua kalinya lagi.
Luka pada bagian kepalanya masih belum sembuh, sementara fasilitas negara W juga tidak sebanding dengan fasilitas dalam negeri.
Hal pertama yang dilakukan Neva ketika pulang negeri adalah menjalankan pemeriksaan di Rumah Sakit Grup Tirta, setelah itu melakukan pengobatan untuk menghilangkan bekas luka.
Setelah selesai mengurus semuanya, waktu sudah menuju sore hari.
Neva mengambil ponsel dan langsung melihat pesan dari Gwen.
“Aku sudah mau nikah, kamu ingat datang ya!”
Neva masih mengingat dengan jelas mengenai hari pernikahan Gwen, yaitu kebetulan besok.
Dia meminta supirnya untuk mengganti arah perjalanan secara mendadak, setelah selesai membeli berbagai hadiah, Neva baru berangkat pulang ke rumah.
Undangan keluarga Garfid juga telah tiba di keluarga Tirta.
Acara pernikahan anak muda seperti ini masih tidak membutuhkan Shinta yang menyetor muka secara langsung.
Gandi mengundurkan pekerjaan kantornya, pada siang di keesokan harinya dia langsung membawa Neva berangkat ke hotel.
Kekuasaan keluarga Garfid sangat besar, meskipun sangat berlebihan apabila dikatakan dapat menggemparkan kota Z, namun pastinya juga memiliki kedudukan yang mesti dihargai oleh semua orang.
Berbagai tamu yang berkedudukan turut menghadiri acara pernikahan hari ini, selain hadirin yang tiba lewat jalur VIP, sisanya harus menjalankan pemeriksaan secara keseluruhan.
Neva mengikuti Gandi masuk ke ruangan acara, setelah itu ada beberapa manajer yang datang menghampiri.
“Tuan Tirta, aku …” Setelah itu mulai terdengar percakapan memperkenalkan diri.
Reaksi wajah Gandi tetap saja sangat dingin dan datar, hal ini dikarenakan dia telah meletakkan semua titik fokusnya pada tubuh Neva.
Sementara Neva hanya tersenyum dengan elegan dan membalas semua sapaan.
Untung saja berbagai manajer tersebut memiliki kesadaran diri, sehingga sudah mulai pamit ketika selesai mengobrol sekilas.
Saat ini Neva melihat keberadaan rombongan Chelsi, sehingga berkata pada Gandi dengan suara ringan : “Tuan Tirta, aku boleh mengobrol sebentar dengan Chelsi?”
Gandi menyetujuinya, namun juga berkata dengan nada mengingatkan : “Tidak boleh hilang lagi!”
Neva mengangguk padanya, setelah itu langsung melangkah ke hadapan Chelsi.
Pada saat Chelsi bertemu dengan Neva, dia langsung memberikan sebuah pelukan yang besar kepada Neva.
Namun Neva buru-buru menghalanginya, bagaimanapun tempat ini sangat ramai, tidak tahu juga apakah ada wartawan yang menyelinap ke sini.
Jika wartawan memotret foto mereka dan menyebarkan isu bahwa Chelsi adalah manusia homoseksual, bukannya akan sangat merugikan dirinya?
“Kamu kali ini ke negara W, bagaimana hasilnya? Bagaimana budaya luar negeri? Makanan di sana enak?” Apabila tidak ada orang lain yang berada di sisinya, Chelsi cenderung lebih aktif dan santai.
Neva tersenyum pahit, kejadian di negara W benar-benar sangat menyeramkan.
Budaya negara lain dan makanan enak memang terkesan menarik pada awalnya.
Namun akhirnya dia malahan hampir kehilangan nyawa sendiri, hal ini telah menjadi kejadian yang menakuti dirinya dalam seumur hidup.
“Sana sangat kacau, kamu jangan pergi lagi.” Chelsi menyadari bahwa Neva akan terus mengerut alis ketika berbicara.
Pada saat dirinya syuting di sebelumnya, dia pernah jatuh dan terluka, akhirnya malahan mengalami gejala gegar otak, oleh sebab itu dia sangat mengenal dengan reaksi tersebut.
Chelsi mengulur tangan dan ingin memperhatikan rambut Neva, setelah itu langsung bertanya :”Kamu kenapa? Kepalamu terluka ya?”
Neva buru-buru menggeleng kepala dan menahan tangan Chelsi, setelah itu membawa Chelsi ke sofa di sudut ruangan dan menjelaskan sekilas mengenai kejadian di negara W.
Di dalam kerumunan orang yang penuh dengan suasana sosialisasi, tatapan Gandi tetap saja akan lirik ke seluruh sudut ruangan, apabila melihat keberadaan Neva, hatinya akan menjadi lebih lega dan tenang.
Siang mulai tiba, pembawa acara yang ikut hadir adalah pembawa acara tingkat internasional, setelah selesai berpidato dia langsung mempersilakan kedua pengantin agar dapat naik ke atas panggung.
Namun beberapa saat kemudian, tetap saja tidak ada orang yang muncul.
Nyonya Garfid sedikit mengerut alis dan berkata kepada bawahannya : “Coba pergi lihat kondisi, Andrew dan wanita itu sedang buat apa?”
Neva juga tidak bisa tenang, sebenarnya Gwen tidak ikhlas dalam pernikahan ini.
Seorang wanita yang tidak sudi menikah, mungkin saja akan melakukan tindakan di luar dugaan.
Neva mengirim pesan kepada Chelsi dan berkata : “Bagaimana keadaan kak Gwen? Kamu bisa pergi melihat kondisinya?”
Beberapa detik kemudian, balasan pesan dari Chelsi juga tiba, isinya hanya berisi sebuah tanda “ok” .
Chelsi berdiri dan berjalan ke arah belakang panggung.
Namun ketika baru saja ingin masuk ke koridor, ada dua pengawal yang langsung menghalangi dirinya.
“Maaf, orang luar dilarang masuk.” Pengawal berbicara dengan gaya formal.
Chelsi mengeluh sinis dan berlagak angkuh : “Aku teman pengantin wanita, kenapa tidak bisa masuk pula!”
Bagaimanapun Gwen adalah calon nyonya Garfid, sehingga pengawal tetap saja harus menghargai dirinya.
Salah satu pengawal yang lebih berusia mulai membuka mulut : “Kalau begitu anda tunggu sebentar, aku tanya dulu.”
Pengawal berjalan menuju kamar yang paling dalam pada koridor ini dan mengetuk pintu, namun tidak ada yang menjawabnya.
Pengawal mengetuk pintu lagi, namun tetap saja tidak ada yang menjawabnya, oleh sebab itu pengawal juga mulai merasa janggal.
Dia buru-buru melambaikan tangan kepada pengawal lainnya, Chelsi juga ikut menghampiri.
Setelah mencoba buka pintu yang sudah terkunci, mereka langsung menendang pintu kamarnya.
Pintu kamar terbuka dan terjatuh, namun adegan di dalam kamar malahan mengagetkan semua orang.
Saat ini bagian dada Andrew telah tertusuk oleh pisau dan juga tidak bernafas lagi.
Sementara Gwen malah bereaksi pucat, wajahnya masih memancarkan warna hitam keabuan yang tidak terlalu wajar, jelasnya sudah keracunan.
Chelsi terbengong seketika, dia sama sekali tidak menyangka bahwa sebuah acara yang menyenangkan akan berhasil seperti ini, sedangkan dua pengawal di samping juga terbengong.
Chelsi yang menyadari terlebih dahulu langsung membentak dengan penuh amarah : “Buat apa bengong di sini? Cepat panggil ambulans!”
Setelah selesai berbicara, Chelsi langsung mengirim sebuah pesan kepada Neva, setelah itu mendirikan tubuh Gwen dan membiarkan dia berbaring di atas sofa.
Chelsi tidak berani menyentuh Andrew, dikarenakan apabila dirinya sembarang menyentuh, mungkin saja akan memperparah luka Andrew dan mempengaruhi nyawanya.
Neva langsung terbengong ketika menerima pesan dari Chelsi, ketika baru saja ingin berdiri, tangannya sudah diseret oleh Gandi.
Reaksi panik di wajahnya sangat jelas.
“Kenapa?” Gandi bertanya.
Neva melirik sekeliling, lalu menghampiri telinga Gandi dan berbisik sekilas.
Tatapan Gandi juga menampakkan jejak kaget, jelasnya kejadian kali ini sudah di luar dugaannya.
Dia menarik tangan Neva dan berkata : “Ayo, aku pergi bersamamu. Tetapi kejadian ini adalah urusan keluarga Garfid, kamu tidak boleh ikut campur, mengerti?”
Neva menyetujuinya, saat ini keadaan mereka berdua masih belum pasti, sehingga tidak ada gunanya juga apabila menegak kebenaran.
Pada saat mereka berdua tiba di lokasi, orang keluarga Garfid juga telah tiba.
Setelah melihat reaksi Andrew yang mendekati kematian, nyonya Garfid bahkan sudah hampir gila.
“Ya ampun! Wanita sialan, kenapa begitu tidak berperikemanusiaan! Kami keluarga Garfid sudah memberikan bantuan padamu dengan tidak menuntut imbalan, tetapi kamu malah berani membunuh orang!”
Nyonya Garfid menangis tragis, sementara reaksi wajah pimpinan keluarga Garfid tetap saja sangat seram, setelah itu dia berkata : “Langsung membubarkan tamu di ruang acara, bilang saja kondisi kesehatan pengantin wanita kurang baik. Sebentar lagi ambulans akan tiba, dalam kondisi yang tidak menunda pekerjaan, usahakan pergi lewat jalan belakang.”
Kejadian telah berkembang hingga demikian, meskipun Evelyn Garfid juga sangat emosi, namun juga menyadari kondisi dan tanggung jawabnya pada saat ini.
Tamu di ruangan sudah hampir dibubarkan semuanya, meskipun ambulans datang dengan jalur tersembunyi, namun tetap saja ada orang yang menyadarinya.
Wartawan yang menanti berita heboh langsung mengepung dalam seketika.
Hal ini membuat mobil ambulans tidak dapat berkendara pergi, kondisi saat ini sudah mempengaruhi nyawa manusia, Evelyn sangat emosi dan melambaikan tangannya, setelah itu serombongan pengawal beranjak ke depan dan mulai menghajar para wartawan.
Neva berdiri di lantai atas dan memperhatikan keadaan tersebut, rasanya sepertinya sedang berada di dalam mimpi, segala sesuatu bagaikan hanya sebuah ilusi.
Gwen, mengapa dia malah melakukan hal ini?
Andrew di antar ke rumah sakit terbaik dalam kota Z, setelah menjalankan pertolongan darurat, dia dibawa lagi ke rumah sakit pusat.
Setelah melakukan pertolongan, akhirnya nyawa Andrew berhasil diselamatkan.
Untung saja pisau tersebut tidak menembus jantungnya, apabila tusukan tersebut lebih dalam lagi, maka Andrew benar-benar tidak memiliki kesempatan hidup lagi.
Sementara keadaan Gwen juga sangat tragis.
Keluarga Stacy ditekan oleh keluarga Garfid, Gwen bahkan hampir menjadi mayat yang berbaring di rumah sakit.
Dikarenakan Neva yang terus memohon pada Gandi, sehingga Rumah Sakit Grup Tirta yang menjalankan pertolongan terhadap Gwen.
Setelah menjalankan delapan kalinya operasi dalam waktu satu hari, akhirnya berhasil menyelamatkan Gwen.
Namun yang diminum oleh Gwen adalah racun, lagi pula efek samping dari racun tersebut sangat kuat.
Meskipun berhasil diselamatkan, namun kemungkinan besarnya tubuh Gwen akan meninggalkan efek samping.
Neva pergi menjenguk Gwen untuk beberapa kalinya, Gwen berbaring di kasur dan mengenakan alat pernafasan, detak jantungnya sangat tidak stabil.
Berdasarkan hasil kesimpulan dokter, kemungkinan sadarnya sangat kecil, bahkan mungkin saja akan koma selamanya.
Kertas tidak dapat balut api, meskipun keluarga Garfid telah memanfaatkan semua kekuasaan untuk menyembunyikan berita.
Namun kejadian pada saat acara pernikahan tetap saja tersebar dengan cepat.
Masyarakat sedang menghebohkan topik gosip tersebut, bagaimanapun kejadian antar keluarga kaya yang melibatkan asmara memang sangat cocok dengan selera masyarakat.
Setengah bulan kemudian, Gwen tetap saja bangun.
Pada waktu pertama ketika sadar, dia sudah dibawa oleh polisi.
Setelah mendengar kabar kesadaran Gwen, Neva jatuh terduduk di sofa.
Mengapa mesti sadar? Bukannya lebih baik ya kalau tetap koma?
Setelah bangun, semua beban di dunia ini akan menindih pada tubuhnya.
Neva tidak dapat membiarkan Gwen mati begitu saja, meskipun hidup dengan tubuh yang koma, setidaknya dapat dikatakan masih hidup.
Keluarga Garfid merekrut pengacara yang paling hebat untuk menuntut Gwen dengan gugatan pembunuhan.
Lagi pula mereka masih melampirkan berbagai tuntutan lainnya terhadap Gwen, tujuannya hanya ada satu, yaitu menuntut Gwen hingga mendapatkan hukuman mati.
Dikarenakan tindakan kriminal Gwen masih tidak layak apabila mendapatkan hukuman mati, oleh sebab itu banyak pihak yang memperhatikannya.
Keadilan hukum juga harus menghadapi tantangan.
Neva meminta Gandi mengumpulkan berbagai barang bukti, bagaimanapun pada pisau yang menusuk Andrew tidak menemukan sidik jari Gwen.
Namun racun yang diminum oleh Gwen malahan menemukan sidik jari Andrew.
Dengan berbagai hal ini saja sudah dapat membuktikan kebenaran Gwen.
Neva memohon pada Gandi agar dapat membela kebenaran untuk Gwen.
Namun Gandi malahan mengambil sebuah amplop dokumen dan memberikan kepadanya.
Setelah Neva membuka dan memperhatikannya, ternyata isi yang tertera adalah catatan pengakuan Gwen ketika masuk penjara.
Di dalamnya tertera dengan rinci mengenai tindakan kriminal dirinya terhadap Andrew dan bahkan langsung mengakui tuntutan tersebut.
Neva terbengong seketika, dia tidak habis berpikir, mengapa Gwen mau mengakui tuduhan ini?
Gandi merasa tidak tega setelah melihat reaksi Neva yang begitu kecewa, sehingga menasihatinya : “Asalkan bukan hukuman mati, biarkan saja dia dipenjarakan! Kalau keluar dari penjara, mungkin saja bukan hasil yang baik bagi dirinya!”
Neva terbengong lagi dan bertanya : “Maksudnya?”
Gandi tersenyum datar, Neva tetap saja sangat polos, dia selalu memikirkan penyelesaian adil dalam menghadapi pertikaian keluarga berkedudukan.
Namun dengan kekuasaan keluarga Garfid, meskipun Gwen berhasil membuktikan kebenaran diri dan keluar dari penjara.
Keluarga Garfid juga tidak bakal membiarkan Gwen hidup di dunia ini.
Novel Terkait
My Cold Wedding
MevitaAku bukan menantu sampah
Stiw boyAfter The End
Selena BeeCinta Tapi Diam-Diam
RossieGue Jadi Kaya
Faya SaitamaSi Menantu Buta
DeddyLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieUnlimited Love
Ester GohCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip